Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Kawasan Situ Cileunca sebagai Kawasan Wisata

dokumen-dokumen yang mirip
Kualitas Walkability pada Koridor Jalan Kayu Aya Seminyak Bali

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

Kualitas Walkability Jalur Pedestrian Pada Koridor Jalan Permindo, Padang Berdasarkan Persepsi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kualitas Kawasan Wisata Bunga Sidomulyo Kota Batu Berdasarkan Preferensi Masyarakat

ANALISIS SUPPLY DAN DEMAND POTENSI EKOWISATA DI KAWASAN DANAU LINTING, DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR, KECAMATAN STM HULU, KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KAWASAN PATTAYA, THAILAND

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata Songgoriti Batu

KAJIAN AKSESIBILITAS TERHADAP RUANG TERBUKA DI PERUMAHAN TERENCANA KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH SUCI PRATIWI

ABSTRAK MEMPERKENALKAN DAN MEMPROMOSIKAN LEGENDA SANGKURIANG DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU MELALUI ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK (PENDEKATAN GREEN ARCITECTURE)

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA DANAU LINTING KABUPATEN DELI SERDANG OLEH MUSAWIR NASUTION/ MANAJEMEN HUTAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK TAHUN 2014 JURNAL. Oleh. Bety Tri Astuti ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh :

Candra Nila Sari ( ), Reiza Miftah Wirakusuma ( ) (1) Mahasiswa, (2) Penulis Penanggung Jawab

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG. DisusunOleh:

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

Penataan Fasilitas Wisata Waduk Selorejo

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Tingkat Kenyamanan Fungsional Alun-alun Batu sebagai Ruang Publik

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

Gambar 1. Pintu masuk obyek wisata alam Resort Balik Bukit.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.

DAYA TARIK OBJEK WISATA GOA CIGAK DI KAMPUNG SURAU NAGARI GUNUNG SELASIH KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

ABSTRAK STRATEGI PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA KAMPUNG CIKIDANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

A. Latar Belakang Masalah

Laporan Tugas Akhir Periode Ganjil 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak

BAB IIKAJIAN TEORI...

BAB II WISATA ALAM SITU CILEUNCA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Potensi dan Upaya (Isti Rahmawati)

Arahan Pengembangan Obyek Wisata Umbul Sidomukti berdasarkan Penawarann Wisata dan Permintaan Wisata di Kabupaten Semarang

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

KEPUASAN WISATAWAN DI OBYEK WISATA AIR TERJUN SRI GETHUK. Oleh Reza Adi Prasetia Lasidi 1 INTISARI

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

ABSTRAK BRANDING TEMPAT WISATA PERKEBUNAN TEH DAYEUH MANGGUNG DI KOTA GARUT. Oleh Michelle Endryene Harianto

Studi Evaluasi Elemen Pendukung Taman Dalam Mendukung Aktifitas Pengguna. Studi Kasus : Taman Lawang, Jakarta Pusat

3 METODE Jalur Interpretasi

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

PENGEMBANGAN DESA WISATA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL - KABUPATEN

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

Kereta Gantung sebagai Alternatif Wisata dan Pengurai Kemacetan Kota Wisata Batu Jawa Timur

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK

KAJIAN KEPUASAN PENGUNJUNG DAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN KABUPATEN LANGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

Persepsi dan Preferensi Pengunjung Terhadap Tata Fasilitas Wisata di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ABSTRAK PERANCANGAN COFFEE TABLE BOOK TENTANG OBJEK WISATA DI WILAYAH GARUT SELATAN. Oleh PRIMA GUMILANG

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat

BAB VI HASIL RANCANGAN

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

Daftar Isi... Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Motto dan Persembahan... Abstrak... Kata Pengantar... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Pemangku Kebijakan

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan 5 (lima) kawasan obyek

PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA DANAU NIBUNG KECAMATAN MUKOMUKO. (Studi Kasus : Kawasan Danau Nibung) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

ABSTRAK. Kata Kunci: Pariwisata, Kabupaten Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DESKRIPSI OBJEK WISATA KELAPA RAPET KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh PRANANDA SEPRIANSYAH

TINGKAT KENYAMANAN DESAIN INTERIOR PADA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN UMUM KOTA TUBAN, JAWA TIMUR)

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

Transkripsi:

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Kawasan Situ Cileunca sebagai Kawasan Wisata Salsabila Azka Nadya Halim dan Jenny Ernawati Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145 Telp. (0341) 567486 Alamat Email penulis: salsabilaazkaa@gmail.com ABSTRAK Kawasan Wisata Situ Cileunca yang terletak di Pangalengan, Jawa Barat merupakan salah satu kawasan wisata danau dengan potensi berlimpah, diantaranya pemandangan alam Danau Cileunca yang indah, perkebunan teh, kebun kopi, kebun strawberry, juga fasilitas pendukung lainnya seperti camping ground, arung jeram, perahu dayung, dan jembatan cinta. namun potensi yang ada belum dapat menarik pengunjung untuk datang ke kawasan wisata ini. tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik kawasan terhadap minat pengunjung untuk datang ke Kawasan Wisata Situ Cileunca. Metode yang digunakan adalah deskripsif kualitatif dan kuantitatif dari data yang diperoleh dari observasi lapangan dan kuisioner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor utama yang mempengaruhi daya tarik kawasan adalah dari faktor atraksi utama dan atraksi alam di Kawasan Wisata Situ Cileunca. Dari aspek atraksi tersebut terdapat aspek-aspek yang masih dapat dikembangkan sehingga dapat lebih mendukung daya tarik wisata. Kata kunci: daya tarik wisata, atraksi, amenity, infrastructure, accessibility ABSTRACT Situ Cileunca Tourism Area is located in Pangalengan, West Java is one of the tourist area of the lake that has abundant potential, including beautiful scenery of Lake Cileunca, tea plantations, coffee gardens, garden strawberry, as well as other supporting facilities such as camping ground, rafting, Rowing boats, and the bridge of love. But the potential is not yet able to attract visitors to come to this tourist area. The purpose of this study is to determine the factors that affect the attractiveness of the region to the visitor's interest to come to the Situ Region Situ Cileunca. The method used is qualitative and quantitative descriptions of data obtained from field observations and questionnaires. The results of this study indicate that the main factors that affect the attractiveness of the region is from the main attraction factor and natural attractions in Situ Cileunca Tourism Area. From the aspect of attraction there are aspects that can still be developed so as to better support the tourist attraction. Keywords: Attractiveness, attraction, amenity, infrastructure, accessibility

1. Pendahuluan Kebutuhan pariwisata di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya daya kerja masyarakat. Di Indonesia sendiri sudah terdapat banyak sekali potensi wisata, baik wisata etnik, wisata budaya, wisata kota, terutama wisata alam (Host dan Guest,1989) mengingat Indonesia yang kaya akan keindahan alamnya, baik hutan, gunung, danau, laut, maupun sungai menjadi hal yang menarik untuk dijadikan objek wisata. Salah satu kawasan wisata yang memiliki kekayaan alam yang indah adalah Situ Cileunca. Kawasan Wisata Situ Cileunca merupakan kawasan wisata tepi danau yang memiliki luas sekitar 3 hektar yang memiliki pemandangan alam yang indah, didukung dengan atraksi wisata berupa arung jeram, perahu dayung dan perahu mesin dan didukung dengan atraksiatraksi wisata di sekitarnya, seperti jembatan cinta, camping ground, perkebunan buah, perkebunan teh dan kopi, dan lain-lain. Dilihat dari hal tersebut Situ Cileunca memiliki banyak sekali potensi wisata yang menarik. Namun potensi wisata yang ada belum dapat menarik pengunjung untuk datang ke kawasan ini. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat menarik pengunjung untuk datang ke kawasan ini, maka perlu diketahui mengenai daya tarik wisata dari kawasan tersebut. Daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat (Pendit, 1994). Daya tarik wisata dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, diantaranya atraksi, amenity, infrastructure dan accessibility yang kemudian dikembangkan menjadi 42 variabel. Dari keempat faktor utama tersebut kemudian dicari faktor yang paling berpengaruh terhadap daya tarik di Kawasan Wisata Situ Cileunca. Faktor yang paling berpengaruh itulah yang selanjutnya dapat dikembangkan agar Kawasan Wisata Situ Cileunca menjadi lebih menarik untuk dikunjungi masyarakat. 2. Metode Penelitian dilakukan dengan objek Kawasan Wisata Situ Cileunca yang merupakan kawasan wisata tepi danau, termasuk didalamnya pengunjung kawasan wisata tersebut. Dilakukan dengan metode dekriptif kualitatif yang menjabarkan kondisi eksisting elemenelemen fisik kawasan dan deskriptif kuantitatif yang menjabarkan hasil persepsi responden mengenai kawasan ini. Tahapan yang dilakukan adalah (1) Analisis eksisting objek Kawasan Wisata Situ Cileunca, (2) Pengumpulan data lapangan melalui wawancara dan kuisioner mengenai persepsi pengunjung terhadap daya tarik kawasan, (3) Analisis data untuk mengetahui faktor-faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik wisata di Kawasan Wisata Situ Cileunca. Jumlah responden ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan populasi 150 orang, sehingga didapatkan perhitungan n=150/1+(150x0.05 2 ) = 150/1.375 = 109 responden. Untuk menghindari error maka jumlah responden dibulatkan menjadi 120 orang responden. Ket : n = Jumlah sampel N = jumlah populasi E = toleransi

3. Hasil dan pembahasan 3.1. Gambaran umum Pada awalnya Situ Cileunca merupakan hutan belantara yang pada tahun 1919 dibangun menjadi danau buatan oleh seorang belanda yang difungsikan sebagai PLTA. Sampai saat ini Situ Cileunca masih berfungsi sebagai PLTA dan dikembangkan menjadi kawasan wisata. setiap tahunnya pengunjung di kawasan ini bertambah, namun masih belum bisa dikatakan ramai jika dibandingkan dengan kawasan wisata lain yang jumlah pengunjungnya bisa mencapai 5 kali lipat dari pengunjung di Situ Cileunca. Situ cileunca dikenal sebagai kawasan yang memiliki pemandangan alam yang indah dengan kondisi iklim yang sejuk, didukung dengan atraksi yang cukup menarik berupa arung jeram, perahu dayung dan perahu mesin. Elemen pendukung di kawasan ini disediakan penginapan, retail, dan souvenir shop yang ditujukan bagi pengunjung di Kawasan Wisata Situ Cileunca, namun fasilitas tersebut kurang dapa menarik minat pengunjung untuk memanfaatkannya. Di kawasan ini juga terdapat furniture-furniture ruang publik yang kondisinya belum dapat dikatakan baik. Kondisi lampu taman, tempat sampah, signage dan pedestrian kurang ditata dengan baik dengan kondisi yang kurang terjaga. 3.2. Mean score analysis faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik kawasan Mean score analysis dilakukan untuk mengolah data yang didapatkan dari kuisioner yang telah diisi oleh 120 responden mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi daya taruk kawasan. Dengan dilakukannya mean score ini dapat diketahui aspek apa saja yang sudah sesuai menurut persepsi pengunjung. Sebelumnya untuk menentukan interval kelas dari nilai persepsi masyarakat tersebut digunakan rumus Sturges. Ket : i = Interval kelas X = nilai skor N = jumalh kelas Dari rumus tersebut didapatkan interval skor yang memiliki kualitas baik adalah 3.6779-4.2667, interval skor yang memiliki kualitas sedang adalah 3.0890-3.6778 dan interval skor yang memiliki kualitas kurang adalah 2.5000-3.0889. Dari hasil mean score pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa aspek atraksi mendapatkan nilai yang dominan sedang dan baik, sedangkan aspek amenity, infrastructure dan accessibility mendapatkan nilai yang dominan sedang dan rendah.

Tabel 1. Mean score analysis Atraksi Amenity Infrastructure Accessibility Kondisi Iklim 3.9417 Tertarik 3.1750 Kebutuhan air 3.100 Kemudahan 3.4250 menginap jangkauan Penataan 3.6250 Kebutuhan 2.8833 Kebutuhan 2.8333 Transportasi 3.2250 iklim penginapan lampu memadai Atraksi flora 3.2917 Resto menarik 2.8250 Penataan 2.6500 Peta wisata 2.7917 lampu Ciri khas 3.1167 Kebutuhan 2.6500 Komunikasi 3.3417 Lahan parkir 3.6167 resto Atraksi 3.9167 Souvenir 2.8083 Sarana 2.9750 Pola 2.9333 pemandangan menarik kesehatan pedestrian Atraksi 3.8667 Kenyamanan 3.5583 Aman 3.3417 Pemandangan 3.3083 perahu dayung ruang terbuka kejahatan pedestrian Atraksi 3.7083 Pemandangan 3.7583 Aman 3.2667 Penghubung 3.0833 perahu mesin ruang terbuka kecelakaan atraksi Atraksi arung 4.2667 Aktifitas 3.3333 Kebersihan 2.4167 Peneduh 2.9750 jeram Atraksi jembatan cinta Camping Ground naungan 4.0083 Vegetasi menarik 3.9000 Vegetasi peneduh Kebutuhan bangku Penataan 2.6333 bangku Pola ruang luar 2.7833 3.3. Faktor yang berpengaruh 3.2417 Penataan tempat sampah 3.2083 Kenyamanan difabel 2.6250 pedestrian 2.3083 Papan penunjuk 2.5000 Penataan signage 2.6833 2.8333 Setelah dilakukan analisis mean score, selanjutnya perlu diketahui variabel-variabel apa aja yang memiliki pengaruh terhadap daya tarik wisata di Kawasan WIsata Situ Cileunca. Sebelumnya, untuk menyederhanakan 42 variabel tersebut perlu dilakukan pengelompokkan variabel yang memiliki karakteristik yang sama berdasarkan hasil persepsi pengunjung dengan menggunakan factor analysis sehingga didapatkan 9 faktor, yaitu faktor 1 (sarana pendukung kawasan), faktor 2 (atraksi utama), faktor 3 (aksesibilitas), faktor 4 (amenity), faktor 5 (infrastruktur), faktor 6 (keamanan), faktor 7 (atraksi alami), faktor 8 (iklim) dan faktor 9 (vegetasi). Dari kesembilan faktor tersebut kemudian dilakukan analisis regresi untuk mengetahui faktor apa yang berpengaruh terhadap daya tarik wisata dengan dependent variabelnya adalah daya tarik wisata. Sehingga didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh adalah faktor 2(atraksi utama) dan faktor 7 (atraksi alami). Dari Tabel 2 dapat dilihat elemen-elemen yang masih memiliki nilai sedang, yaitu aktivitas naungan, penataan iklim, atraksi flora, ciri khas kawasan, dan vegetasi peneduh sehingga elemen-elemen tersebut dapat diolah dan dikembangkan agar daya tarik di Kawasan Wisata Situ Cileunca dapat bertambah.

Tabel 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya tarik kawasan Faktor Variabel Mean score Keterangan Faktor 2 Atraksi pemandangan alam 3.9167 Eksisting dan persepsi baik (atraksi utama) Atraksi perahu dayung 3.8667 Eksisting dan persepsi baik Atraksi perahu mesin 3.7083 Eksisting dan persepsi baik Atraksi arung jeram 4.2667 Eksisting dan persepsi baik Atraksi jembatan cinta 4.0083 Eksisting dan persepsi baik Atraksi camping ground 3.9000 Eksisting dan persepsi baik Pemandangan ruang 3.7583 Eksisting dan persepsi baik terbuka Aktifitas naungan 3.3333 Naungan yang ada belum dapat menampung Faktor 7 (atraksi alam) 4. Kesimpulan 4.1. Kesimpulan kebutuhan pengunjung Penataan iklim 3.6250 Penataan di kawasan ini belum disesuaikan dengan iklim yang ada. Atraksi flora 3.2917 Flora/vegetasi belum ditata secara menarik sehingga belum dapat menjadi atraksi di kawasan ini. Cirikhas kawasan 3.1167 Kawasan ini belum memiliki cirikhas yang dapat membedakan dengan kawasan wisata lain. Vegetasi peneduh 3.2083 Kurangnya vegetasi peneduh yang dapat digunakan pengunjung beraktifitas. Untuk mengetahui pengaruh penataan fisik terhadap daya tarik kawasan, digunakan 4 variabel utama yaitu atraksi, amenity, infrastructure dan accessibility. Keempat variabel tersebut kemudian dijabarkan dan dihubungkan dengan elemen fisik ruang terbuka publik sehingga menjadi 42 variabel yang selanjutnya diterjemahkan menjadi pernyataanpernyataan yang ditujukan kepada 120 responden di Kawasan Wisata Situ Cileunca berupa kuisioner. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif kuantitatif sehingga diketahui persepsi pengunjung terhadap penataan fisik kawasan. Untuk mengetahui elemen yang memiliki hubungan terhadap daya tarik wisata, maka dilakukan analisis regresi. Sebelumnya 42 variabel bebas tersebut dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan kesamaan karakteristik menggunakan faktor analisis sehingga didapatkan 9 faktor baru. Setelah dilakukan regresi, diketahui faktor yang memiliki

hubungan dengan daya tarik wisata ada 2, yang berisi variabel atraksi pemandangan, atraksi perahu dayung, atraksi perahu mesin, atraksi arung jeram, atraksi jembatan cinta, camping ground, pemandangan ruang terbuka, aktifitas naungan, penataan iklim, cirikhas wisata, atraksi flora, dan vegetasi peneduh. Dengan mean score analysis diketahui bahwa variabelvariabel tersebut memiliki kualitas yang sedang sampai dengan baik, yang kemudian diberikan rekomendasi dan saran terhadap daya tarik kawasan. Sedangkan daya tarik kawasan secara keseluruhan sudah dinilai baik oleh responden. 4.2. Saran Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, peneliti selanjutnya dapat mengkaji mengenai potensi dan penyelesaian permasalahan yang ada di Kawasan Wisata Situ Cileunca agar penenataan kawasan wisata ini dapat sesuai dengan harapan pengunjung. Potensi yang dapat dikembangkan dari kawasan ini berfokus pada aspek atraksi wisata dengan penyelesaian masalah menata dan mengembangkan atraksi wisata yang ada, penataan vegetasi agar dapat dijadikan atraksi, dan menambah naungan yang ada sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Pengelola Kawasan Wisata Situ Cileunca dapat lebih memperhatikan kebutuhan pengunjungnya, sehingga penataan kawasan sesuai dengan aktifitas yang dilakukan pengunjung. Pemerintah sebaiknya mendukung pengembangan kawasan dengan membantu mempublikasikan potensi kawasan. Sedangkan masyarakat ikut memberikan masukan dan dukungan bagi pengembangan kawasan dengan datang berkunjung ke kawasan Wisata Situ Cileunca. Daftar pustaka Pendit, Nyoman S., 1990. Ilmu Pariwisata. Jakarta. Pradnya Paramita Pendit, Nyoman S., 1999. Wisata Konvensi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama