BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pekerjaan. Pada dasarnya, memiliki pekerjaan merupakan hak yang

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

BAB I PENDAHULUAN. selalu ada di setiap Perusahaan. Inti utama perselisihan biasanya didasari adanya

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak yang lebih kuat kepada pihak yang lebih lemah, sehingga tercipta

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hubungan Industrial adalah kegiatan yang mendukung terciptanya

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

The Presenting MSDM PemutusanHub ungan Kerja (PHK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hakikat manusia tidak hanya sebagai makhluk individu melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas yang baik dari karyawan dalam melaksanakan tugasnya,

BAB l PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu aspek penyebab putusnya hubungan kerja adalah pengunduran

I. PENDAHULUAN. bekerja keras dengan hasil yang diperoleh disebut dengan penghasilan atau karya

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang sering muncul dalam hubungan kerja adalah

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENGUKUR POTENSI KEKURANGAN PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN TERHADAP UUTK 13/2003

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

Makalah Ketenagakerjaan Sengketa Hubungan Industrial (Hukum Perikatan) BAB I PENDAHULUAN

Mengenal. Dana Pensiun

I. PENDAHULUAN. pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) JENIS-JENIS PHK

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

NIKODEMUS MARINGAN / D

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan atau yang juga sering disebut dengan buruh merupakan elemen penting

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

Anda Stakeholders? Yuk, Pelajari Seluk- Beluk Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Hubungan Industrial

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Dalam rangka pembangunan nasional untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN & UUTK 13/2003: PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN SESUAI PSAK-24 REVISI 2004

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

PPMP vs PPIP a a new perspective

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha maupun pekerja/buruh. Fakta menunjukkan bahwa PHK seringkali

Lex Administratum, Vol. II/No.1/Jan Mar/2014

PROSEDUR PENGAJUAN PHK MELALUI PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (PHI) (STUDI ATAS PUTUSAN NOMOR 12/G/2009/PHI.PN.MDN) S K R I P S I.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

SILABUS. A. Identitas Mata Kuliah. 1. Nama Mata Kuliah : Perselisihan Hubungan Industrial. 2. Status Mata Kuliah : Wajib Konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. trampil cenderung pindah ke kota untuk mencari pengalaman. Oleh karena itu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beragam seperti buruh, pekerja, karyawan, pegawai, tenaga kerja, dan lain-lain.

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pertentangan tersebut menimbulkan perebutan hak, pembelaan atau perlawanan

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. diatur tegas di dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar Tahun penghidupan yang layak bagi kemanusian.

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bermasyarakat serta berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan. otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri.

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

Peran Serikat Pekerja Dalam Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

Meminimalkan Konflik dalam PHK

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dan Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan kerja yang dianut di Indonesia adalah sistem hubungan industrial yang

Perselisihan Hubungan Industrial

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dalam suatu perumusan secara tepat, pada pokoknya mengatur

BAB 2 LANDASAN TEORI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM KETENAGAKERJAAN

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat berlomba lomba untuk mendapatkan kehidupan yang

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang adalah pembangunan disegala bidang kehidupan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Oleh : SURADI. Staf Pengajar Fakultas Ekonomi UNSA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

- 2 - meningkatkan pertumbuhan industri Dana Pensiun menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. menyambung hidupnya.untuk bisa mendapatkan biaya tersebut setiap orang

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

PERSELISIHAN HAK ATAS UPAH PEKERJA TERKAIT UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan adalah pembahasan yang terus menjadi isu utama di Indonesia. Sejahteranya kelas pekerja dapat dianggap menjadi indikator sejahtera atau tidaknya suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta semakin banyak juga rakyat yang sejahtera. Peran pengusaha dalam kesejahteraan suatu Negara juga sangat penting, tanpa dibukanya lapangan pekerjaan oleh para pengusaha maka perekonomian suatu Negara bisa berada di titik rendah. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia selalu berusaha ikut campur tangan dalam menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan. Bahkan ketika seorang pekerja pensiun, pemerintah tetap berusaha untuk ikut campur tangan agar setiap pekerja memiliki kesejahteraan yang cukup di masa tua. Sebab tanpa jaminan kesejahteraan dan kesinambungan penghasilan di masa tua, maka sudah dipastikan pensiunan tersebut akan menjadi beban Negara. Pemutusan hubungan kerja, kalimat yang menjadi hal yang meresahkan bagi setiap pekerja. Kalau itu terjadi tentunya dapat menimbulkan kegelisahan pada hidup dan rumah tangga seseorang. Tetapi jika Pemutusan Hubungan Kerja tersebut dilakukan secara massal dan terjadi pada banyak perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerjanya, maka yang gelisah bukan hanya rumah tangga seorang saja, bahkan Negara pun akan goyah. Hal tersebut 1

2 mengakibatkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat yang sudah tidak punya penghasilan dan angka pengangguran yang meningkat sehingga menyebabkan bertambahnya beban Negara. Maka dari itu dalam hukum ketenagakerjaan di Indonesia dibuat peraturan sedemikian rupa untuk menghindari pekerja dari Pemutusan Hubungan Kerja, dan hukum ketenagakerjaan Indonesia juga melindungi pekerja jika pemutusan hubungan kerja tetap tidak bisa dihindari dimana pemerintah dapat berpartisipasi untuk berusaha menyelesaikan sengketa. Perlindungan hukum tersebut dibuat karena buruh 1 atau pekerja atau karyawan atau apapun masyarakat menyebutnya, sesungguhnya adalah salah satu penggerak roda perekonomian suatu Negara, begitu pula dengan para pengusaha, atau para pemilik modal. Peran pengusaha dan pekerja adalah suatu hubungan simbiosis mutualisme yang sangat saling menguntungkan, tidak hanya bagi keduanya, akan tetapi juga bagi suatu Negara. Dipastikan, kuatnya suatu Negara terkait erat pertumbuhan ekonomi Negara tersebut yang dapat dilihat dari jumlah angkatan kerja Negara tersebut, dan sejalan dengan itu, tentunya jumlah lapangan kerja menjadi sangat luas yang juga disebabkan oleh peran pengusaha. Bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk 1 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 1 Angka 3 :Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

3 mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materiil maupun spiritual 2. Mengingat pentingnya peran pekerja dalam pembangunan Indonesia, maka pemerintah melindungi para pekerja dengan berbagai macam jaminan, yaitu Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelekaan Kerja, Jaminan Kesehatan dan Jaminan Kematian. Begitu pula dengan kepentingan para pengusaha pun diperhatikan juga oleh pemerintah, antara lain dengan membuat program restitusi pajak, kemudahan perizinan usaha dengan pelayanan terpadu satu atap, penangguhan pembayaran minimal upah minimum apabila pengusaha belum mampu. Tetapi terkadang hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja kerap kali tidak berjalan harmonis karena berbagai macam perselisihan dan berujung dengan adanya Pemutusan Hubungan Kerja, yang penyebabnya bisa ditimbulkan dari berbagai hal, mulai dari masalah upah, tunjangan masa kerja, jam kerja, uang lembur, kinerja pekerja dan atau berbagai hal lainnya. Permasalahan-permasalahan tersebut yang dibahas melalui perundingan bipartit lalu tripartit seringkali berujung pada pemecatan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 3. Bahkan kerap kali pengusaha memutus hubungan kerja tanpa melalui perundingan terlebih dahulu. Apabila hal tersebut yang terjadi, maka dalam hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, pekerja berhak mendapatkan kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 2 Penjelasan Pasal 2 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan 3 Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hlm tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha

4 Kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja tersebut paling tidak, sedikit-banyak, walaupun relatif, cukup untuk mempertahankan kebutuhan hidup sehari-hari seorang pekerja jika terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, apalagi jika pekerja tersebut ikut serta dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Tetapi bagi sebagian pekerja, jalan untuk mendapatkan hak kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja seringkali menemui jalan terjal dan berliku. Banyak kejadian pihak pengusaha melakukan Pemutusan Hubungan Kerja sepihak tapi enggan memberikan hak-hak pekerja, atau membayar kompensasi PHK tetapi tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang. Pada akhirnya pihak pekerja akan bersusah payah melakukan upaya hukum dengan menempuh proses peradilan yang dimulai dari bipartit, tripartit, dan jika tetap tidak menemui kesepakatan, maka Pengadilan Hubungan Industrial adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut hukum, selama proses Pemutusan Hubungan Kerja, pengusaha tetap diwajibkan untuk membayar pihak pekerja 4 sampai dengan diputuskan oleh Pengadilan Hubungan Industrial yang memiliki kekuatan hukum tetap (inkcraht), walaupun dalam beberapa kejadian pihak pengusaha tidak membayar upah kepada pekerja sebelum adanya putusan pengadilan. Jika pengadilan memutuskan pekerja diputus hubungan kerjanya, maka pengusaha harus memberikan kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja kepada pekerja dan jika pengusaha mengabaikan, Ketua Pengadilan akan melakukan eksekusi terhadap putusan majelis hakim yang 4 Pasal 155 ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan : Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya.

5 memeriksa dan mengadili perkara tersebut. Tentunya upaya tersebut memakan waktu dan biaya bagi pekerja. Kemudian permasalahan bisa tidak selesai hanya sampai ketika diberikannya kompensasi uang Pemutusan Hubungan Kerja, masalah bisa timbul lagi ketika pihak pekerja memiliki uang pensiun di dalam perusahan asuransi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Dalam beberapa perusahaan, pihak pengusaha mengikutsertakan pekerjanya dalam program dana pensiun dan ditempatkan kedalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang iurannya dibayar oleh pekerja dan pengusaha. Program pensiun pada hakikatnya merupakan program untuk mengajak masyarakat mempersiapkan diri dalam menghadapi hari tua dan mengajak masyarakat karyawan menabung dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh selama masa kerja aktif 5. Tujuan pembentukan Dana Pensiun sendiri adalah memelihara kesinambungan penghasilan peserta pada hari tuanya. Program pensiun ini sesungguhnya sangat penting bagi Pemerintah, sebab jika rakyatnya pensiun dan tidak memiliki kesinambungan penghasilan, tentu hal tersebut akan membebani Negara. Jika dalam keadaan pensiun normal, Pemutusan Hubungan Kerja yang disebabkan oleh usia pensiun, pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun (UUDP 11/1992). Melalui pelaksanaan UUDP ini kegiatan pengumpulan, pengelolaan serta pembayaran sejumlah uang yang ditujukan 5 Imam Sudjono, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (Financial Institution Pension Fund), Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, hlm. 8

6 bagi karyawan yang berhenti bekerja setelah mencapai usia tertentu diatur secara lebih baik. Dana pensiun sebagai suatu badan hukum baru berdasarkan ketentuan UUDP 11/1992 tersebut mempunyai tugas dan fungsi mengelola serta menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun (pensiun benefit). Sistem pendanaan program pensiun dilakukan melalui pemotongan iuran, baik dari karyawan maupun Pemberi Kerja, yang kemudian diinvestasikan dalam beberapa instrumen investasi yang memungkinkan terbentuknya akumulasi dana yang cukup untuk pembayaran manfaat pensiun dalam memelihara kesinambungan penghasilan peserta pada hari tua. Pembayaran manfaat pensiun dilakukan ketika karyawan telah mencapai usia pensiun tertentu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dari masingmasing dana pensiun yang dibentuk oleh perusahaan. Besarnya manfaat pensiun yang menjadi hak peserta didasarkan pada jenis dana pensiun serta program pensiun yang diikuti. Untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dikenal 2 program pensiun yaitu Program Pensiun ManfaatPasti (PPMP atau Defined Benefit) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP atau Defined Contribution) 6. Program Dana Pensiun tersebut sesungguhnya dapat membantu pihak pengusaha dalam hal pekerjanya putus hubungan kerja karena usia pensiun, sehingga pengusaha tidak perlu mengeluarkan uang sekaligus dengan jumlah besar dalam satu waktu tertentu, tetapi sudah dicicil terlebih dahulu setiap bulannya melalui pembayaran premi kepada perusahaan asuransi. 6 Biro Riset dan Teknologi Informasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kementerian Keuangan, Studi Tentang Program Pensiun Pesangon Dan Tunjangan Hari Tua Lainnya, 2007, hlm. 2.

7 Menjadi pertanyaan kemudian adalah menjadi hak siapa manfaat hasil investasi dana pensiun yang ada di dalam perusahaan asuransi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) jika pekerja yang diikutsertakan oleh pengusaha kedalam program pensiun terkena Pemutusan Hubungan Kerja oleh Pengadilan Hubungan Industrial sebelum usia pensiun normal. Maka dari itu Penulis tertarik untuk memperjelas masalah dana pensiun yang ada didalam program Dana Pensiun yang dikelola oleh perusahaan asuransi dengan judul: Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Hukum Peserta Asuransi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Dalam Hal Terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Oleh Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Dengan Hak Peserta DPLK Terhadap Manfaat Nilai Investasi DPLK Yang Tercatat Atas Nama Peserta Jika Terjadi PHK Oleh PHI? 2. Bagaimana Peran Pemerintah Dalam Melindungi Peserta Asuransi DPLK dalam Hal Terjadi PHK oleh PHI? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisa tujuan dari Dana Pensiun Lembaga Keuangan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa hak-hak pekerja yang diikutsertakan dalam program Dana Pensiun pada Lembaga Keuangan dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja oleh Pengadilan Hubungan Industrial.

8 D. Manfaat Penelitian a. Teoritis i. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan bidang hukum pada umumnya, ilmu hukum ketenagakerjaan dan asuransi Dana Pensiun pada khususnya ii. Agar dapat menganalisa data yang diperoleh sehubungan dengan peraturan-peraturan yang berlaku. b. Praktis i. Memberikan bahan masukan dalam proses pengambilan kebijakan hukum yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan dan dana pensiun baik antara pemerintah, pengusaha dan pekerja. ii. Memberikan masukan mengenai adanya potensi masalah yang kemungkinan muncul setelah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja oleh Pengadilan Hubungan Industrial. E. Keaslian Penelitian Dinyatakan bahwa Tesis ini merupakan hasil karya sendiri, dan bukan merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil penelitian orang lain. Sepengetahuan saya, topik/judul dari Tesis ini belum pernah ditulis oleh orang lain. Apabila Tesis ini terbukti merupakan hasil duplikasi atau plagiasi dari hasil penelitian orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang diberikan oleh Tim Penguji.