BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

DEFINISI. lipids are those substances which are

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Fungsi lemak sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai sumber energi

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan medium penggoreng bahan pangan yang banyak

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak goreng yang paling mendominasi

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama minyak sangat menentukan mutu minyak adalah asam lemaknya, karena asam

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

PENENTUAN SIFAT MINYAK DAN LEMAK. ANGKA PENYABUNAN ANGKA IOD ANGKA REICHERT-MEISSL ANGKA ESTER ANGKA POLENSKE TITIK CAIR BJ INDEKS BIAS

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MUTU MINYAK GORENG

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berbentuk padat pada suhu kamar (Wikipedia 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM IBM I MINYAK dan LEMAK

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan broiler dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu broiler modern

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gliserol dan asam lemak rantai panjang. Lemak dan minyak (trigliserida) yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng. 1. Definisi Minyak Goreng. Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak dan lemak merupakan campuran dari ester-ester asam lemak dengan gliserol yang akan membentuk gliserida, ester-ester tersebut disebut dengan trigliserida (Kataren, 2005). Sebagian besar gliserida pada hewan berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan berupa minyak. Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang tidak larut dalam air. Lemak hewani mengandung banyak sterol (kolesterol) sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan asam lemak tak jenuh. Berdasarkan sifat titik cair, dikenal dua macam istilah dalam gliserida yaitu minyak dan lemak. Minyak adalah gliserida yang berbentuk cair sedangkan lemak berbentuk padat pada suhu kamar (Kataren, 2005). 2. Sumber Minyak Goreng. Minyak bersumber dari bahan nabati dan hewani yang berfungsi sebagai sumber cadangan energi. Minyak goreng dari tumbuhan biasanya 5

6 dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, kedelai, dan kanola. Sedangkan minyak goreng dari hewani biasanya dihasilkan dari lemak susu, lemak sapi, lemak babi, minyak ikan sarden, dan minyak ikan paus (Kataren, 2005). 3. Komponen Minyak Goreng. Minyak yang dapat dikonsumsi merupakan campuran dari trigliserida dan sedikit bahan-bahan lain yang terdapat secara alami atau turunan lemak yang mengalami proses pengolahan dan penyimpanan. Kandungan komponen minyak yaitu trigliserida, digliserida, monogliserida, asam lemak, phospolipid, sterol, vitamin pigmen hidro karbon, hasil-hasil oksidasi, sedikit logam dan air. Jika trigliserida terurai, akan berubah menjadi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak bebas. Semakin banyak trigliserida yang terurai semakin banyak asam lemak bebas yang dihasilkan (Djatmiko, 1984). Minyak goreng mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat, dan asam kaprat. Asam lemak tidak jenuh mengandung asam oleat dan asam linoleat. Lemak tidak jenuh banyak dijumpai didalam minyak goreng yang berasal dari biji zaitun, kacang, jagung, wijen, bunga matahari dan kedelai. Minyak sawit yang merupakan bahan dasar utama minyak goreng yang saat ini banyak beredar, kandungan lemak tidak jenuhnya hampir sama dengan kandungan lemak jenuh (Djatmiko, 1984).

7 4. Sifat Minyak Goreng Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas, stabil pada cahaya matahari, tidak merusak flavour hasil gorengan, sedikit gum, menghasilkan produk dengan tekstur dan rasa yang bagus, asapnya sedikit setelah digunakan berulang-ulang, serta menghasilkan warna keemasan pada produk. Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI- 3741-1995 (Wijana, 2005). Tabel 1. Standar mutu minyak goreng dalam SNI-3741-1995 NO Kriteria Uji Persyaratan 1. Bau Normal 2. Rasa Normal 3. Warna Muda jernih 4. Cita rasa Hambar 5. Kadar air Max 0,3% 6. Berat jenis 0,900 gr/l 7. Asam lemak bebas Max 0,3% 8. Bilangan peroksida Max 2 meg/kg 9. Bilangan iodium 45-46 10. Bilangan penyabunan 196-206 11. Titik asap Min 200 0 C 12. Indeks bias 1,448-1,450 5. Fungsi Minyak Goreng. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori bahan pangan. Minyak dan lemak merupakan sumber energi yang potensial dalam makanan, karena menghasilkan energi sebesar 9 kkal/g, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/g. Minyak juga merupakan pelarut bagi

8 vitamin A, D, E, dan K serta menimbulkan cita rasa pada makanan (Kataren, 2005). 6. Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Minyak. Ketika kandungan minyak memiliki tingkatan kadar peroksida yang tinggi, menyebabkan minyak goreng tersebut rusak, sehingga tidak layak untuk digunakan dalam proses penggorengan makanan. Hal ini dikarenakan beberapa hal diantaranya adalah : a. Suhu Pemanasan Minyak. Suhu pemasanan minyak pada waktu digunakan yang melebihi standart. Sedangkan dalam proses penggorengan, pemanasan yang normal antara 177-221 derajat celcius. Kebanyakan orang justru menggunakan minyak goreng dengan suhu pemanasan minyak antara 200-300 derajat celcius, sehingga akan membentuk akrolein dan menyebabkan ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh rusak dan teroksidasi, membentuk gugus peroksida dan monomer siklik, dan yang tersisa adalah asam lemak jenuh saja. Selain itu vitamin A, D, E dan K yang terdapat di dalamnya pun akan ikut rusak. b. Oksigen dan ikatan rangkap. Semakin banyak oksigen dan ikatan rangkapnya, semakin cepat dan mudah teroksidasi. c. Cahaya dan ion logam. Tembaga (Cu ++ ) dan besi (Fe ++ ) yang merupakan faktor katalis yang mempercepat proses oksidasi.

9 B. Minyak Jelantah. 1. Definisi Minyak Jelantah. Minyak jelantah adalah minyak sisa hasil penggorengan yang telah digunakan berulang kali. Akibat penggunaan minyak yang berulangulang, maka panas akan memutus ikatan rangkap dan membuat minyak jelantah memiliki kandungan asam lemak bebas yang tinggi. Minyak goreng tidak digunakan lebih dari 2 kali penggorengan. Hal ini dapat meningkatkan kandungan asam lemak trans yang mulai mengalami peningkatan pada saat penggunaan yang kedua. Kandungan senyawa yang terdapat dalam minyak jelantah bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan (Wijana, 2005). 2. Akibat Mengkonsumsi Minyak Jelantah. a. Tanda awal dari kerusakan minyak goreng adalah terbentuknya akrolein, yakni sejenis aldehid tidak jenuh pada minyak goreng yang dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan pada saat mengkonsumsi makanan yang digoreng menggunakan minyak jelantah. b. Minyak jelantah telah mengalami penguraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun drastis. Karena jelantah itu mudah mengalami oksidasi, maka bila disimpan dapat menyebabkan minyak cepat berbau tengik.

10 c. Minyak jelantah disukai jamur aflatoksin sebagai tempat berkembang biak. Jamur ini menghasilkan racun aflatoksin yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, terutama pada hati atau liver. d. Minyak jelantah jika ditinjau dari komposisi kimianya, mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik penyebab kanker. Penggunaan minyak jelantah secara berulang-ulang dapat membahayakan kesehatan tubuh. Hal tersebut dikarenakan pada saat pemanasan akan terjadi proses degradasi, oksidasi, dan dehidrasi dari minyak goreng. Proses tersebut dapat membentuk radikal bebas dan senyawa toksik yang bersifat racun (Wijana, 2005). C. Kadar Peroksida. 1. Definisi Kadar Peroksida. Salah satu parameter penurunan mutu yang dapat menunjukkan tingkat oksidasi minyak goreng adalah kadar peroksida. Kadar peroksida didefinisikan sebagai jumlah miliequivalen (meq) peroksida dalam setiap 1000 gram (1 kg) minyak atau lemak atau jumlah milligram oksigen yang terdapat dalam 100 gram minyak. Kadar peroksida ditentukan dengan metode titrasi iodometri (Pusdiknakes RI, 1989). Pengukuran kadar peroksida pada dasarnya adalah mengukur hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi lemak. Kadar peroksida yang tinggi mengindikasikan lemak atau minyak sudah mengalami oksidasi, namun pada angka yang lebih rendah bukan selalu berarti menunjukkan kondisi oksidasi yang masih dini. Kadar peroksida

11 rendah bisa disebabkan laju pembentukan peroksida baru lebih kecil dibandingkan dengan laju degradasinya menjadi senyawa lain karena kadar peroksida cepat mengalami degradasi dan bereaksi dengan zat lain (Pusdiknakes RI, 1989). 2. Pembentukan Senyawa Peroksida. Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi, pada tahap ini hidrogen diambil dari senyawa oleofin menghasikan radikal bebas. Keberadaan cahaya dan logam berperan dalam proses pengambilan hidrogen tersebut. Radikal bebas yang terbentuk bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi, selanjutnya dapat mengambil hidrogen dari molekul tak jenuh lain menghasilkan peroksida dan radikal bebas yang baru (Rohman, Abdul dan Sumantri. 2007). Peroksida dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida lebih dari 100 meq peroksid/kg minyak akan bersifat sangat beracun dan mempunyai bau yang tidak enak. Kadar peroksida yang tinggi dapat diturunkan dengan menggunakan antioksidan, antara lain kunyit (Rohman, Abdul dan Sumantri. 2007). 3. Penetapan Kadar Peroksida. Penetapan kadar peroksida ini menggunakan metode titrasi iodometri (titrasi tidak langsung). Pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari KI melalui oksidasi oleh peroksida dalam lemak pada suhu ruang dalam pelarut asam acetat dan kloroform (Vogel, 1987).

12 Sejumlah minyak dilarutkan dalam campuran asam acetat dan kloroform (3:1) yang mengandung KI akan terjadi pelepasan iodin (I 2 ). I 2 yang dibebaskan dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 selanjutnya ditambah indikator amylum sampai warna biru hilang. Terbentuknya warna biru setelah penambahan amylum dikarenakan struktur molekul amylum yang berbentuk spiral, sehingga akan mengikat molekul iodin maka terbentuk warna biru. Warna biru gelap yang timbul karena terbentuknya kompleks iodin-amylum (Vogel, 1987). D. Kunyit. 1. Klasifikasi kunyit (Curcuma domestica val) Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Familia Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Zingiberales : Zingiberaceae : Curcuma : Curcuma domestica val. 2. Morfologi kunyit. Tanaman kunyit adalah tanaman berumur panjang dengan daun besar berbentuk elips, 3-8 buah, panjang sampai 85 cm, lebar sampai 25 cm, pangkal daun meruncing, berwarna hijau seragam. Batang semu berwarna hijau atau agak keunguan, tinggi sampai 1,60 meter. Perbungaan muncul langsung dari rimpang, terletak di tengah-tengah

13 batang, ibu tangkai bunga berambut kasar dan rapat, saat kering tebalnya 2-5 mm, panjang 16-40 cm, daun kelopak berambut berbentuk lanset panjang 4-8 cm, lebar 2-3,5 cm, yang paling bawah berwarna hijau, berbentuk bulat telur, makin ke atas makin menyempit dan memanjang, warna putih atau putih keunguan, bagian ujung berbelah-belah, warna putih atau merah jambu (Rukmana, R. 1999). Bentuk bunga majemuk bulir silindris. Mahkota bunga berwarna putih. Bagian di dalam tanah berupa rimpang yang mempunyai struktur berbeda dengan Zingiber (yaitu berupa induk rimpang tebal berdaging, yang membentuk anakan, rimpang lebih panjang dan langsing) warna bagian dalam kuning jingga atau pusatnya lebih pucat (Rukmana, R. 1999). 3. Ekologi dan penyebaran. Tanaman kunyit tumbuh dan ditanam di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia, dan Filipina. Tanaman kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang baik tata pengairannya, curah hujan yang cukup banyak dan di tempat yang sedikit kenaungan, tetapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar dan baik ditanam di tempat yang terbuka (Rukmana, R. 1999). 4. Kandungan kimia akar kunyit. Zat warna curcuminoid suatu senyawa diarylheptanoide 3-4% terdiri dari curcumin, dihydrocurcumin, desmethoxy curcumin dan bisdesmethoxy-curcumin (Rukmana, R. 1999).

14 5. Manfaat kunyit. Secara tradisional rimpang kunyit digunakan untuk penambah nafsu makan, peluruh empedu, obat luka dan gatal, anti radang, sesak nafas, antidiare, dan merangsang keluarnya angin perut. Sebagai obat luar digunakan sebagai lulur kecantikan dan kosmetika. Secara umum akar kunyit digunakan untuk stimulansia, pemberi warna masakan, dan minuman serta digunakan sebagai bumbu dapur (Tranggono, 1990). Akar kunyit (Curcuma domestica) berkhasiat melancarkan peredaran darah, antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, melancarkan pengeluaran empedu, antipiretik dan ikterik hepatitis. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid. Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dalam dua kelompok yaitu antioksidan sintetik adalah antioksidan yang diperoleh dari sintesa reaksi kimia, sedangkan antioksidan alami adalah antioksidan hasil ekstraksi bahan alam. Antioksidan alami berguna untuk menurunkan kadar peroksida, mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan berbagai penyakit degeneratif. Contoh antioksidan alami misalnya, arang tempurung kelapa, lidah buaya, dan kunyit (Winarno, 1989) Kunyit dapat berperan sebagai antioksidan karena mengandung kurkumin. Kurkumin merupakan salah satu antioksidan golongan fenol yang mempunyai banyak ikatan rangkap, sehingga dengan menggunakan kunyit sebagai antioksidan alami pada minyak jelantah, proses oksidasi

15 dapat diperlambat karena kurkumin berperan sebagai perisai yang melindungi minyak agar tidak terjadi ketengikan, sehingga minyak dapat disimpan dan masa pakainya menjadi lebih lama. Kurkumin adalah antioksidan berwarna kuning pekat yang diisolasi dari kunyit. Kurkumin mempunyai rumus molekul C 21 H 20 O 6 dengan BM 368,37 serta titik lebur 183 0 C, tidak larut dalam air dan eter, larut dalam etil asetat, methanol, etanol, benzena, asam acetat glacial, aseton dan alkali hidroksida (Kiko, 1983). Kurkumin termasuk difenol yang memiliki struktur kimianya sebagai berikut: Gambar 1. Struktur kimia kurkumin (Tranggono, dkk.,1990)