BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB III TINJAUAN TATA PAMER MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG. Museum Konperensi Asia Afrika merupakan sarana edukasi serta

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III STRATEGI PERANCANGAN

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN KONSEP GAYA

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR...

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB 6. Figure 6. 1 Denah Opened-Gallery. sumber: Analisis Penulis, 2016 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR GAMBAR. Gambar II. 1. Gambar Miniatur Taksi 14. Gambar II. 2. Gambar Maket Stasiun 14. Gambar II. 3. Gambar Pemilik Keris 15

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AKADEMI DAN GALERI FOTOGRAFI

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PERANCANGAN MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB V PENUTUP. Dari tinjauan dan analisa pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.


BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR DAN FURNITURE

BAB IV PERANCANGAN SEA TURTLE CENTER

BAB III ELABORASI TEMA

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

Museum Kesenian Tradisional Suku Banjar di Banjarmasin

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR


BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

Putih Abu Hitam Coklat

BAB V KONSEP. 30

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB VI KESIMPULAN. Kesimpulan rancangan proyek perencenaan interior Harley Davidson Center

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

Desain Interior Kantor Pelayanan Pajak Pratama Dengan Langgam Modern Bali


BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Transkripsi:

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage bisa diartikan masa lampau/jaman dahulu, tema ini diambil berdasarkan citra koleksi museum dan lokasi. Hal ini dilakukan dengan mewujudkan suasana ruang yang serba kuno (vintage) dimana pengaplikasian interiornya akan membawa pengunjung merasakan suasana seperti beberapa ratus tahun yang lampau (konsep ruang & konsep pencahayaan). Sedangkan Industrial yang artinya barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang yang lebih tinggi kegunaannya. Tema ini diadopsi berdasarkan pada mobil yang melelui tahapan-tahapan pembuatannya dari barang blm jadi sampai barang jadi atau barang yang lebih tinggi kegunaanya. Yang artinya terus berkembang terhadap teknologi mesin dan bentuk yang aerodinamis dari setiap tahapan pembuatanya begitupula dengan industrial (konsep material & konsep bentuk). Jadi, maksud tema Vintage Industrial adalah agar pengunjung merasakan pengalaman masa lampau menikmati tahapan-tahapan yang di perlihatkan di area pameran setiap periode tahunnya, perjalanan rekreasi sambil belajar dalam museum seiring dengan perkembangan teknologi mobil itu sendiri berdasarkan story line dari periode tahun, ke tahun 65 selanjutnnya.

4.2 Penggayaan Untuk mendukung tema Vintage Industrial, maka gaya interior yang diambil adalah eklektik. eklektik yang diartikan sebagai pemilihan, perpaduan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Gaya ini diambil karena perkembangan teknologi dari setiap periode tahun ke periode tahun selanjutnya, tidaklah sama, maka oleh itu gaya eklektik di rasa cocok agar bisa memadukan setiap unsurunsur gaya ke dalam bentuk tersendiri. Gaya eklektik sendiri berarti memilih yang terbaik dari yang ada sebelumnya kemudian digabung atau ditambah dengan unsur, kaidah dan bentuk-bentuk baru. Eklektik sendiri adalah gaya yang menggunakan teknologi dalam penerapannya. Ciri-ciri utama dari eklektik adalah berbentuk dinamis, ekspresif, dapat memadukan atau menggabungkan material alami dengan material hasil teknologi industri. Gambar 2.31 Study Image Interior Eklektik (Sumber: www.freshome.com) 66

4.3 Konsep Bentuk Dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini, dipilih bentuk yang bersifat dinamis dan lengkung agar mencerminkan perkembangan teknologi transportasi. Bentuk yang dinamis adalah salah satu bentuk dari gaya eklektik sehingga sesuai dengan tema Vintage Industrial. 4.4 Konsep Mebel Gambar 2.32 Konsep Bentuk Museum Mobil Klasik Mebel pada gaya eklektik memiliki bentuk dinamis. Penerapan mebel pada museum disesuaikan dengan eklektik. Sesuai dengan konsep bentuk eklektik yang dipilih, yaitu dinamis dan lengkung, maka furnitur pada museum ini berbentuk dinamis dan lengkung. Bentuk mebel pada museum ini diambil dari ide dasar kendaraan, kendaraan darat yaitu mobil. Hal ini dimaksudkan untuk mencerminkan bahwa mebel tersebut adalah mebel di sebuah museum Mobil Klasik. 67

Gambar 2.33 Implementasi konsep mebel pada perancangan interior museum 4.5 Konsep Display Teknik penyajian benda koleksi disajikan berdasarkan sifat benda koleksi yaitu tiga dimensi (miniatur dan original). Dan dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini area pameran dibagi menjadi 3 area yaitu, area vintage (1920-1930), area classic (1931-1950), area old car (1951-1970). Dari 3 area tersebut yang membedakan display dari periode tahun ke tahunnya ialah material yang digunakan. Untuk koleksi yang bersifat tiga dimensi miniatur, teknik penyajiannya berupa : Gambar 2.34 Implementasi media display miniatur pada perancangan interior museum Pedestal, sebagai alas bagi benda koleksi. Vitrin, sebagai tempat penyimpan koleksi yang umumnya tertutup oleh kaca. Untuk koleksi yang bersifat tiga dimensi original, teknik penyajiannya berupa : 68

Gambar 2.35 Implementasi media display area vintage pada perancangan interior museum Pedestal dengan material kayu, sebagai alas bagi benda koleksi pada pameran area vintage (1920-1930). Panil, digunakan untuk menggantung atau menempelkan koleksi seperti foto, grafik, atau informasi tertulis lainnya. Gambar 2.36 Implementasi media display area classic pada perancangan interior museum Pedestal dengan material paving block, sebagai alas bagi benda koleksi pada pameran area classic (1931-1950). Gambar 2.37 Implementasi media display area old car pada perancangan interior museum Pedestal dengan suasana jalan trotoart, sebagai alas bagi benda koleksi pada pameran area classic (1951-1970). 69

Gambar 2.38 Implementasi media display penunjang Diorama, menampilkan rekontruksi aktivitas atau peristiwa masa lalu dengan tujuan agar pengunjung lebih memahami mengenai aktivitas yang berlangsung saat itu. 4.6. Konsep Warna Untuk mendukung tema Vintage Industrial maka digunakan warna-warna dingin seperti biru dan gradasinya, warna panas yaitu merah dan gradasinya yang disatukan dengan warna netral. Warnawarna dingin sesuai dengan sifat dari kendaraan yang rata-rata terbuat dari baja yang bersifat dingin. Warna-warna dingin memberikan kesan sejuk, nyaman, tenang. Warna-warna dingin sesuai untuk ruangan yang berfungsi sebagai ruang belajar. Sedikit sentuhan warna panas yang digunakan untuk membangkitkan semangat untuk belajar, keceriaan berekreasi dan memberikan pengalaman baru dalam Museum Mobil Klasik. Dan untuk menyatukan dua warna yang kontras tersebut digunakan warna-warna netral seperti putih, abu-abu dan hitam. Warna-warna netral sendiri adalah cerminan dari teknologi. 70

Gambar 2.39 Konsep Warna Museum Mobil Klasik (Sumber:www.wikimedia.org) 4.7 Konsep Material Material yang digunakan dalam Museum Mobil Klasik yang bertemakan Vintage Industrial adalah material yang berkesan mengkilap dan dingin. Penggunaan bahan mengkilap dan berkesan dingin ini untuk mencerminkan sifat dari eksterior kendaraankendaraan mobil masa kini yang mengkilap dan dingin. Material yang digunakan antara lain kayu, batu bata ekspos yang mencerminkan masa lampau dan stainless steel, acrylic, kaca, multipleks, HPL, GRC, vinyl, gypsum dan material lain yang merupakan hasil dari proses teknologi industri. Gambar 2.40 Konsep Material Museum Mobil Klasik (Sumber: www.themaisonette.net) 71

4.8 Konsep Pencahayaan Pencahayaan pada ruang pamer terbagi menjadi dua yaitu yang bersifat umum (general lighting) dan pencahayaan yang bersifat khusus. Untuk pencahayaan yang bersifat umum menggunakan pencahayaan menyebar dengan menggunakan armatur downlight dengan reflektor putih dan jenis lampu LED. Sedangkan untuk benda koleksi yang dipamerkan menggunakan percahayaan yang bersifat khusus, yaitu Spot Light. Konsep pencahayaan yang diputuskan : Relaxing Menggunakan cahaya buatan yang memberikan kesan nyaman dan menenangkan Gambar 2.41 Konsep Pencahayaan Museum Mobil Klasik (Sumber: www.lighting-store.com) 4.9 Konsep Penghawaan 1. Mengoptimalkan kondisi udara Memperlancar aliran udara dengan cara membuat ventilasi, jalusi, dll. 2. Menjaga kelembapan ruangan Menggunakan sistem air conditioning pada area-area private seperti guestrooms dan office. 72

Menggunakan material berpori (porous material) untunk mengurangi kelembapan. 3. Mengeluarkan udara kotor, bau dan panas dalam ruangan lebih cepat Mengunakan AHU (AIR Hendling Unit) mengolah udara kotor menjadi udara sejuk. Penghawaan dalam sebuah museum harus diperhatikan agar benda koleksi tidak cepat rusak oleh suhu. Ruang pamer dan gudang memiliki kelembaban udara 40%-60% sehingga udara tidak terlalu basah maupun tidak terlalu kering. Sedangkan untuk ruang pamer, suhu diatur agar stabil pada suhu 18º-20ºC. 4.10 Konsep Keamanan Museum Mobil Klasik memiliki beberapa sistem keamanan yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang koleksi, pengelola, pengunjung dan gedung museum sendiri. Keamanan museum transportasi diantaranya adalah; Untuk konsep keamanan tebdiri dari 3 bagian : 1. Pencegahan kecelakaan Menggunakan material yang tidak licin Menggunakan material yang tidak tajam Menggunakan material yang tidak menggunakan racun 73

2. Pencegahan kebakaran Aktif (Smoke & fire detector, fire alrm, springkler, fire hydrant, fire extinguisher) Pasif (tangga darurat, sign system) 3. Pencegahan kejahatan Sistem penguncian museum CCTV Alrm dan manual (satpam) Gambar 2.42 Alat-Alat Pengamanan (Sumber: www.caryperkins.com) 74