BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Ide awal dari desain stasiun ini adalah hub, hal ini disebabkan stasiun ini akan menjadi pusat transit dari moda-moda transportasi yang akan ada di kawasan Dukuh Atas, sehingga memudahkan pergerakan orang di kawasan tersebut. Stasiun ini akan menfasilitasi langsung semua akses dari kawasan perdagangan di daerah Blora, pengguna stasiun monorel, pejalan kaki dari Jl. Sudirman, Jl. Kendal, dan pejalan kaki dari sepanjang bantaran sungai. Gambar 25 Konsep Hub Lokasi yang dipilih memungkinkan stasiun ini untuk menjadi gerbang kawasan bisnis Jakarta. Gerbang, sebagai sebuah penanda, diinterpretasikan ke dalam sebuah konsep yang hendak menjadikan bangunan ini sebagai sebuah ikon. 4.2 Konsep Tapak Massa bangunan stasiun ini dirancang memanjang mengikuti lintasan kereta, sebagai respon terhadap batasan yang ada secara alamiah. Selain itu, massa bangunan utama tidak diletakkan di atas lintasan kereta, melainkan di kedua sisi 42
lintasan kereta untuk memudahkan sirkulasi asap dan menghindari efek gelap yang mungkin terjadi pada bagian platform. Secara keseluruhan fasilitas ini terdiri dari 3 lantai. Luas lahan sebagai potensi utama dimanfaatkan secara maksimal, terutama pada lantai dasar, karena kondisi/bentuk lahan yang tidak terlalu lebar. Lantai dasar diolah menjadi area komersil dan public, berupa retail dan ruang luar hijau (taman) dengan elemenelemen sculptural yang fungsional, seperti kursi dan tempat parkir sepeda yang ditempatkan disepanjang jalan Kendal. Pada lantai dua, semua fasilitas ditempatkan di sisi yang dekat rel, guna memudahkan orang melihat keadaan di area platform dari atas. Sirkulasi di lantai dua ditempatkan di sisi yang menghadap sungai guna menunjukan potensi sungai yang ada. Pencapaian menuju lokasi dibagi 3, melalui jalan Kendal, bantaran sungai dan jalan Sudirman. Akses dari jalan Sudirman untuk menfasilitasi calon penumpang yang berasal dari perkantoran dari daerah Sudirman, sedangkan akses dari jalan Kendal untuk menfasilitasi calon penumpang dari daerah kawasan Blora dan orang-orang yang diantar. Akses dari bantaran sungai untuk menfasilitasi orangorng yang berasal dari Jakarta waterway. 4.3 Konsep Bangunan Wujud stasiun sendiri diambil dari konsep pergerakan/movement sehingga bentuk yang dinamis dipilih sebagai perwujudan arsitekturnya. Bentuk yang dinamis juga menimbulkan efek bergerak. 43
Gambar 26 image efek bergerak Kemudian diambil juga konsep illuminating building sebagai solusi bagi keadaan kawasan ini yang gelap ketika malam dan menimbulkan suasana yang tidak nyaman bagi pejalan kaki dan pemakai jalan di kawasan tersebut. Gambar 27 Bangunan beriluminasi Konsep lain adalah transparansi. Hal ini dipakai untuk menciptakan rasa aman, kemudahan berorientasi, dan mendukung konsep illuminating buiding yang disebutkan sebelumnya. Gambar 28 Konsep Transparan 44
Kaca dan perforated metal merupakan sebagian material yang dipakai sebagai selubung bangunan untuk mendukung konsep transparan tadi. Perforated metal juga berfungsi sebagai sun shading. Gambar 29 contoh skin bangunan Ruang dalam di dalam stasiun dibuat linear untuk mempermudah pergerakan manusia di dalamnya. Fungsi retail di tempatkan di sisi yang menghadap rel karena kecenderungan psikologis calon penumpang yang lebih nyaman untuk melihat kedatangan kereta. Selain itu juga fungsi perkantoran dibuat di sisi yang sama guna memudahkan pengawasan terhadap keadaan stasiun. 4.4 Konsep Struktur Struktur bangunan yang dipakai pada bangunan sayap stasiun adalah sistem post and lintel sedangkan pada bangunan utama struktur yang digunakan sistem truss. Plat lantai yang dipakai adalah sistem dengan metal decking yang dikombinasikan dengan beton. Struktur pada bangunan ini dibiarkan terlihat sehingga menjadi elemen arsitektural yang dapat dinikmati bagi pengguna stasiun. 45
4.5 Konsep Utilitas Stasiun ini mengandalkan pencahayaan alami pada siang hari. Konsep desain memaksimalkan bukaan untuk memasukkan sebanyak-banyaknya cahaya alami pada bangunan. Pada malam hari, cahaya buatan dimaksimalkan guna mendukung konsep illuminating building. Untuk pengkondisian udara, stasiun ini menggunakan pengkondisian alami melalui lubang-lubang udara kecuali pada fasilitas kantor stasiun. Sistem pengkondisian buatan yang dipakai pada fasilitas ini adalah sistem AC split. Sistem elektrikal utama didapat dari jaringan PLN dengan dukungan genset sebagai tenaga cadangan. Sistem pemipaan didapat dari PAM yang ditampung dan kemudian disalurkan dengan memakai pompa. Ruang utilitas memanfaatkan bagian bawah tangga. Ruang utilitas yang disediakan yaitu ruang panel elektrikal dan genset. 46