KEGIATAN PENYUSUNAN DOKUMEN DED (DETAIL ENGINEERING DESIGN) KAWASAN WISATA MAITARA KOTA TIDORE KEPULAUAN

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TERM OF REFERENCES (TOR)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : DED GEDUNG DINPERINDAGKOP PADA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan

DED REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BELANTING

KERANGKA ACUAN KERJA

( KUALIFIKASI :USAHA KECIL )

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED PEMBANGUNAN PANTAI PURUS EX IKAN BAKAR.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

( KUALIFIKASI :USAHA KECIL )

I. Latar Belakang dan Dasar Hukum

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED KEINDAHAN KOTA SE KABUPATEN WONOGIRI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

STUDI POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA TERNATE, MALUKU UTARA (STUDI DINAS PARIWISATA KOTA TERNATE) JURNAL.

K E R A N G K A A C U A N K E R J A ( K A K )

KERANGKA ACUAN KERJA PENGAWASAN PEMBANGUNAN KANTOR BKD KOTA SUNGAI PENUH

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

KERANGKA ACUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB V KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) STUDI LARAP PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK KARANGNONGKO

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pariwisata di Sumatera Barat. Untuk itu peningkatan kunjungan wisatawan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Addendum 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

POKJA DINAS PENDIDIKAN ULP PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN 2011 JL. D.I panjaitan No. 12 Km. VIII Lt.

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PULAU MOROTAI DI PROVINSI MALUKU UTARA

KERANGKA ACUAN KERJA I. LATAR BELAKANG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

2 Pada tahun 2010, Provinsi Bangka Belitung menyelenggarakan Tahun Kunjungan Bangka Belitung yang disebut dengan Visit Babel Archipelago 2010 untuk me

BAB I PENDAHULUAN. Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula,

BILL OF QUANTITY ( BOQ )

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

ADENDUM DOKUMEN PEMILIHAN

No. 109, 2007(Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4759)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN BAB II

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Addendum 1

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

1. Penetapan Hasil Kualifikasi (Daftar Pendek) pada tanggal 5 April 2013 jam WIB s.d WIB;

Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA CIMAHI

ADDENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN PELAKSANAAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) LAYANAN JASA KONSULTANSI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PRASARANA SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

2013, No.21 2 c. bahwa pembentukan Kabupaten Pulau Taliabu dimaksudkan untuk mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan k

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

DAMPAK KERUSUHAN MALUKU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI STAKEHOLDER PENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA PANTAI NAMALATU KOTA AMBON TUGAS AKHIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA ACARA ADENDUM Nomor : 10/POKJA-ULP/APBA-DINSOS/LGS/2013 Tanggal : 26 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Pekerjaan Penyusunan Kajian Anomali Air Tanah di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYUSUNAN DOKUMEN DED (DETAIL ENGINEERING DESIGN) KAWASAN WISATA MAITARA KOTA TIDORE KEPULAUAN TAHUN ANGGARAN 208 PEMERINTAH KOTA TIDORE KEPULAUAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI MALUKU UTARA

. Latar Belakang Kota Tidore Kepulauan memiliki potensi wisata yang cukup besar yang mana salah satunya yaitu Kawasan Wisata Maitara, Kawasan Wisata Maitara terletak di Kecamatan Tidore Utara. Lokasinya dapat dijangkau dengan menggunakan speedboat dari Pelabuhan Rum kurang lebih 2,5 menit. Kawasan ini memiki karasteristik dan daya tarik yang cukup unik. Keunikan pulaunya yang diapit oleh Pulau Tidore dan Pulau Ternate merupakan kelebihan dari obyek wisata ini. Selain itu pantainya yang indah dan ditumbuhi oleh pepohonan sukun juga menjadi ciri khas pulau ini. Daya tarik utama Kawasan Wisata Maitara adalah pemandangan bawah lautnya yang menakjubkan yang dimanfaatkan untuk wisata underwater, diving dan snorkling serta suasana pantainya yang tenang dimanfaatkan sebagai kawasan pemancingan ikan. Selain itu, Pulau Tidore dan Ternate nampak dengan jelas keindahannya yang memberikan daya tarik tersendiri kawasan ini. Kawasan Wisata Maitara sudah dikelola oleh pemerintah, dimana sudah terdapat beberapa fasilitas yang ada di dalamnya, seperti, gazebo dan toilet/kamar bilas. Kondisi saat ini Kawasan Wisata Maitara ramai dikunjungi para pengunjung baik lokal maupun mancanegara karena jarak tempuhnya yang begitu singkat dari Pelabuhan Rum Tidore maupun Pelabuhan Bastiong Ternate. Dengan melihat volume kunjungan yang setiap tahun terus meningkat namun tidak sebanding dengan ketersediaan fasilitas pendukung wisata yang masih minim, sehingga kondisi demikian perlu mendapat perhatian penuh dari Pemerintah setempat dengan melakukan pengembangan dan pembangunan dalam skala besar. Kawasan Wisata Maitara sesuai RIPPARDA Kota Tidore Kepulauan merupakan salah satu sektor unggulan untuk dikembangkan ke depannya. Kondisi kepariwisataan yang ada di Kawasan Wisata Maitara belum didukung dengan perencanaan yang matang sehingga objek wisata yang ada belum tertata dengan baik, maka diperlukan konsep perencanaan yang benar-benar terukur. Untuk itu melalui APBD Tahun Anggaran 208 Pemerintah Daerah Kota

Tidore Kepulauan telah menetapkan kegiatan Pembuatan Masterplan Kawasan Pulau Maitara. Agar lebih detail lagi dalam pengembangan zonasi obyek wisata, maka pada tahun anggaran 208 Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan menetapkan kegiatan Penyusunan Dokumen DED (Detail Engginering Design) Kawasan Wisata Maitara. 2. Maksud dan Tujuan a. Untuk menemukan suatu konsep pengembangan sektor pariwisata di Kawasan Wisata Maitara; b. Untuk memberikan pedoman bagi pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata di Pulau Maitara; c. Mengembangkan kesadaran dan pemahaman yang lebih besar mengenai kontribusi yang diberikan pariwisata terhadap lingkungan dan ekonomi; d. Mendorong pemerataan dalam pembangunan; e. Memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat Kota Tidore pada umumnya dan masyarakat Maitara khususnya; dan f. Diharapkan dengan berkembangnya sektor pariwisata di Kawasan Wisata Maitara dapat meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). 3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam Penyusunan Dokumen DED Kawasan Wisata Maitara sebagai berikut. a. Kawasan Wisata Maitara sebagai tempat wisata yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan di Kota Tidore Kepulauan; dan b. Tersusunnya DED Kawasan Wisata Maitara Utara yang up to date dan baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. 4. Lokasi Pekerjaan Kegiatan Penyusunan Dokumen DED Kawasan Wisata Maitara berlokasi di Desa Maitara Utara Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan

5. Sumber Pendanaan Sumber pendanaan pekerjaan ini dibiayai dari APBD Kota Tidore Kepulauan Tahun Anggaran 208. 6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Drs. Yakub Husain, MSi Satuan Kerja : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan Data Penunjang 7. Data Dasar a. Rencana Strategi ( Renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; b. Buku Kota Tidore Kepulauan Dalam Angka; c. RTRW Kota Tidore Kepulauan; dan d. RIPPARDA Kota Tidore Kepulauan. 8. Standar Teknis Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 202 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Standar Dokumen Pengadaan (Dokumen Pemilihan). 9. Studi-Studi Terdahulu 0. Referensi Hukum Dokumen Master Plan Kawasan Wisata Maitara a. Undang-Undang Nomor Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula dan Kota Tidore Kepulauan (Lembaran Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 2 ( Tambahan Lembaran Negara Nomor 4264); b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 205 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 200 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; d. Peraturan Daerah Kota Tidore Kepulauan Nomor 9 Tahun 205 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Kota Tidare Kepulauan Tahun 205 2030; e. Peraturan Daerah Kota Tidore Kepulauan Nomor 8 Tahun 207 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tidore Kepulauan Tahun Anggaran 208; dan f. Peraturan Walikota Tidore Kepulauan Nomor 49 Tahun 207 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 208.. Lingkup Pekerjaan Secara umum, ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Tahapan persiapan survey lapangan : - Pengumpulan berbagai buku, jurnal dan laporan yang relevansi dengan ekonomi pariwisata, budaya, arus wisatawan, sarana dan prasarana pendukung dan nantinya dapat dicocokkan dengan data lapangan. b. Tahapan analisa - Analisa bidang pasar wisata, analisa perencanaan dan engineering, analisa sosial ekonomi, analisa bisnis. 2. Keluaran Laporan Pendahuluan, Laporan Antara; Laporan Akhir; Album Gambar; dan CD/DVD 3. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan Sembilan Puluh Hari Kalender

4. Personil Tenaga Ahli: Posisi Kualifikasi Jumlah Orang/ Bulan Ahli Planologi (Team Leader) Ahli Arsitektur Ahli Lingkungan Ahli Ekonomi Ahli Estimator S/ Tenaga Pendukung: Surveyor Cad Operator / Draftman Administrasi S S S 5. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Disesuaikan (dapat dilihat pada lampiran) Laporan 6. Laporan Pendahuluan Memuat sistematika disesuaikan dengan kondisi terkini. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 5 (lima belas) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan. 7. Laporan Antara Memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan: Sistimatika disesuaikan dengan kondisi terkini. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 50 (lima puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan. 8. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat: Sistimatika disesuaikan dengan kondisi terkini. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 85 (delapan puluh lima) hari kerja sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 0 (sepuluh) buku laporan, Album peta A3 sebanyak 5 (lima) buah dan cakram padat (compact disc) sebanyak 5 (lima) buah serta executive summary sebanyak 0 (sepuluh) buku.

9. Produksi dalam Negeri 20. Persyaratan Kerjasama 2. Pedoman Pengumpulan Lapangan Data Hal-Hal Lain Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK, ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri. Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi: -- Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut: Hasil Survey Data Makro dan Mikro. 22. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis DED Kawasan Wisata Maitara.