Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

Abstrak

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

Introduksi Varietas Kedelai Mendukung Program Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai di Jawa Tengah

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KERAGAAN PRODUKSI PADI MELALUI DEMPLOT VARIETAS UNGGUL BARU DAN IMPLEMENTASI KOMPONEN PTT DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

PERAN KOMPONEN TEKNOLOGI DALAM PERCEPATAN SWASEMBADA PANGAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KABUPATEN MADIUN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Kalimantan Selatan

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Penampilan VUB Padi untuk Meningkatkan Produktivitas di Lahan Sub Optimal di Kalimantan Barat

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADI MELALUI PENDEKATAN PTT DI LAHAN LEBAK KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INDEK PERTANAMAN (IP-400) DALAM RANGKA KEMANDIRAN PANGAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena produk yang di

KERAGAAN TANAMAN PADI BERDASARKAN POSISI TANAMAN TERHADAP KOMPONEN HASIL PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Keragaan Varietas Unggul Baru Inpari dan Inpara di Kabupaten Kutai Kartanegara

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI SISTEM TANAM LEGOWO DAN TEGEL DI KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG.

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

IBM KELOMPOK TANI PADI RAKYAT (PENERAPAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA BARU DAN TEKNIK JAJAR LEGOWO)

DAYA HASIL DAN POTENSI LIMBAH UNTUK PAKAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADA SISTEM TANAM LEGOWO 2:1. I NYOMAN ADIJAYA dan I MADE RAI YASA

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS UNGGUL BARU MENUNJANG PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN

PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PTT DI SULAWESI TENGGARA

PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 13 PADA BERBAGAI AGROEKOLOGI LAHAN SAWAH IRIGASI

BAB I. PENDAHULUAN. manusia untuk meningkatkan dan pemerataan taraf hidup semua anggota

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

Transkripsi:

Keragaan Hasil Penerapan Komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu pada Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi di Jawa Tengah (Studi Kasus di Wilayah Pantura Barat) Joko Pramono, D.M. Yuwono, dan Anggi Sahru Romdon Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Kotak Pos 101 Ungaran 50501 E-mail: maspramono_64@yahoo.com Abstrak Peningkatan jumlah penduduk dengan pertumbuhan yang tinggi, telah memunculkan kekawatiran akan terjadinya kerawanan pangan di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah berupaya keras untuk meningkatkan produksi pangan terutama padi guna meningkatkan ketahanan pangan dan mencapai kedaulatan pangan dimasa mendatang. Dalam rangka pendampingan program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, telah dilakukan pengkajian penerapan komponen PTT dalam bentuk Display di tiga wilayah kabupaten sentra produksi padi di Jawa Tengah meliputi kabupaten Tegal, Pekalongan dan Batang pada Musim Tanam II tahun 2015. Pelaksanaan Display mengunakan pendekatan On Farm Adaptive Reserach (OFAR), yaitu kegiatan dilaksanakan di lahan petani dengan penerapan inovasi teknologi dikawal oleh peneliti, penyuluh dan teknisi BPTP Jawa Tengah. Adapun komponen teknologi yang diterapkan meliputi; penggunaan Varietas unggul baru padi (Inpari 30, Inpari 31, Inpari 32, dan Inpari 33), sistem tanam jajar legowo 2:1, bibit muda 20 hss, pemupukan 200 kg Urea/ha dan NPK Phonska 300 kg/ha, dan pemberian bahan organik 2 t/ha. Hasil pengkajian menunjukan bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 dapat meningkatkan produktivitas padi di ketiga wilayah kabupaten sentra padi di pantura Jawa Tengah dengan peningkatan pada kisaran rata-rata 15,36 19,96%, dan untuk contoh kasus di kabupaten Tegal dapat meningkatkan keuntungan usahatani sebesar 20,9% atau sebesar 3,940 juta rupiah/ha, serta menurunkan biaya produksi dari Rp. 1.833 kg -1 gabah menjadi Rp. 1.678 kg -1 gabah. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan Peningkatan jumlah penduduk dengan pertumbuhan yang masih cukup tinggi, telah memunculkan kekawatiran akan terjadinya kerawanan pangan di Indonesia. Kementerian Pertanian melakukan program Upaya Khusus terhadap sebelas komoditas pangan strategis untuk percepatan swasembada dan peningkatan produksi (Swadaya, 2016). Pemerintah telah melakukan upaya untuk meningkatkan produksi pangan terutama padi melalui pembangunan infrastruktur, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, gerakan optimalisasi lahan, Gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP -PTT), perluasan areal tambah tanam (Kementan, 2015), dan introduksi inovasi teknologi guna meningkatkan produksi untuk mencapai ketahanan pangan dan mencapai kedaulatan pangan dimasa mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan beras dari produksi padi dalam negeri, telah ditetapkan sasaran produksi pada tahun 2015 sebesar 73.445.034 ton gabah kering giling (Dirjen T P,2015). Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi penghasil padi ketiga terbesar, telah menetapkan target produksi padi sebesar 11.6 juta ton, atau meningkat 2 juta ton dari produksi tahun sebelumnya (Dintan TPH Jateng. 2015). Untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan tidaklah mudah, untuk itu diperlukan upaya ekstra untuk mengatasi berbagai kendala yang meghambat pencapaian produksi. Beberapa kendala peningkatan produksi padi di Jawa Tengah pada tahun 2015 antara lain adalah; penciutan lahan pertanian karena alih fungsi lahan, gagal panen yang disebabkan oleh dampak perubahan iklim seperti El-Nino yang menyebabkan kekeringan dan puso. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 397

Program peningkatan produksi pangan, melalui peningkatan produktivitas secara intensif telah dilakukan sejak 2008 melalui program Sekolah Lapang Pengelolaan tanaman Terpadu (SL- PTT), hingga tahun 2014 melalui program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) di seluruh wilayah sentra produksi padi di Indonesia (Bahri, 2015). Pelaksanaan program SL-PTT sebagai pendekatan pembangunan pertanian tanaman pangan, khususnya dalam mendorong peningkatan produksi padi nasional telah terbukti mampu mengungkit peningkatan produksi, namun ke depan dengan tantangan yang lebih kompleks diperlukan penyempurnaan dan atau peningkatan kualitas programyang lebih baik (Dirjen TP, 2015). Pada tahun 2015 disamping pelaksanaan GP-PTT juga dilakukan pendampingan program Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi Pajale di 30 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Target yang ingin dicapai pada program tersebut adalah peningkatan produktivitas dan produksi pangan utama yaitu; padi, jagung dan kedelai. Salah satu strategi yang dilakukan untuk memacu peningkatan produksi pangan adalah dengan mendorong upaya penerapan inovasi teknologi pertanian yang unggul hingga sampai di lahan petani. Inovasi teknologi memiliki peran strategis dalam mengatasi berbagai permasalahan pertanian yang semakin kompleks di Indonesia. Pengalaman menunjukkan, sebagian dari masalah yang dihadapi petani dalam berproduksi dapat dipecahkan dengan penerapan teknologi (Puslitbangtan, 2007). Peningkatan produktivitas pertanian, khususnya pangan tidak luput dari peran inovasi seperti varietas unggul, teknologi pemupukan, teknologi pengendalian hama dan penyakit. Kontribusi varietas unggul terutama varietas unggul baru (VUB) dan varietas unggul hibrida (VUH) terhadap peningkatan produksi bervariasi antara 9% 48% ini menunjukan bahwa peran varietas unggul sangat tinggi terhadap peningkatan produksi (Badan Litbang P ertanian, 2007). Disamping varietas peran komponen teknologi seperti sistem tanam jajar legowo 2:1 perlu didorong pengembangannya ditingkat lapangan. Hasil beberapa pengkajian telah terbukti bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo mampu meningkatkan hasil hingga 16% (Pramono, et al. 2014). Hasil penelitian Abdurachman, et al. (2011) di Jawa Tengah pada tahun 2011 dilaporkan bahwa sistem tanam jajar legowo meningkatkan hasil pada MT-1 sebesar 10,5% dan pada MT-2 sebesar 15,4%. Metodologi Pengkajian dalam bentuk Display PTT dengan komponen teknologi; Varietas unggul baru padi, sistem tanam jajar legowo 2:1, bibit muda 20 hss, pemupukan spsifik lokasi, pemberian bahan organik 2 t/ha telahdilaksanakan di lahan sawah Desa Kalijambe, Kabupaten Pekalongan, Desa Tenggulangharjo, Kabupaten Batang, dan Desa Kaladawa, Kabupaten Tegal pada musim tanam (MT) II tahun 2015. Pelaksanaan Display mengunakan pendekatan On Farm Adaptive Reserach (OFAR), yaitu kegiatan dilaksanakan di lahan petani dengan penerapan inovasi teknologi dikawaloleh peneliti, penyuluh dan teknisi BPTP Jawa Tengah. 398 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

Tabel 1: Penerapan teknologi pada masing-masing pola dimasing-masing lokasi Komponen Teknologi Pola A (Tanam Jajar legowo 2:1) Pola B (Tanam Tegel) Varietas Perlakuan benih Jarak Tanam Pemupukan : - Urea - NPK Phonska - Pupuk Organik Inpari 30, 31, 32, 33 Fipronil 40 x 20 x 15 cm 200 kg/ha 300 kg/ha 2 ton/ha Inpari 30, 31, 32, 33 Fipronil 23 x 23 cm 200 kg/ha 300 kg/ha 2 ton/ha Komponen agronomis yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, dan hasil gabah (t/ha) dan untuk keperluan analisis finansial usahatani dicatat input dan output usahatani. Hasil dan Pembahasan Keragaan Hasil Keragaan hasil penerapan komponen teknologi pada pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang meliputi penerapan sistem tanam jajar legowo dan penggunaan varietas unggul padi, datanya disajikan pada Tabel 2, 3 dan 4. Capaian produktivitas padi dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 yang dilaksanakan di kabupaten Pekalongan ternyata mampu meningkatkan produktivitas berbagai varietas unggul padi yang diintroduksikan pada kisaran 18,7 21,8 %, hal ini lebih tinggi dari hasil yang dilaporkan Pramono, et al. (2014) sebesar 16%, juga yang dilaporkan Abdurachman, et al. (2011) sebesar 15,4%. Hasil ini juga menunjukkan bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo secara benar terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi sawah. Tabel 2.Keragaan produktivtas (t/ha GKG) pada Display PTT padi sawah di Kabupaten Pekalongan, MT 2015 No Varietas Jajar legowo 2:1 Tegel Peningkatan (%) 1. Inpari 30 7,92 a 6,50 b 21,8 2. Inpari 31 7,71 a 6,49 b 18,7 3. Inpari 33 7,08 a 5,93 b 19,4 Rata-rata 7,57 a 6,30 b 19,96 Pada Tabel-3, hasil display PTT di kabupaten Batang, memberikan hasil yang serupa dengan display dikabupaten Pekalongan. Penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 mampu meningkatkan produktivitas pada kisaran 7,4-25,1%, dan introduksi varietas unggul baru rerata produktivitasnya lebih tinggi dari varietas Ciherang (6,43 t/ha) yang terlebih dahulu dikembangkan dan eksis di lokasi sekitar display dengan peningkatan mencapai 7,5-18%. Capaian potensi hasil VUB yang diintroduksikan melalui sistem tanam jajar legowo tersebut sebenarnya belum optimal dan masih berpeluang untuk ditingkatkan, mengingat potensi hasil Inpari 30, 31, 32 dan 33 dapat mencapai lebih dari 8 t/ha GKG (BB Padi, 2015 ; Pramono, et al. 2015). Peningkatan produktivitas padi sistem tanam jajar legowo 2:1 antara lain disebabkan oleh karena peningkatann populasi tanaman per hektar. Menurut Sembiring (2001) dalam Abdulrachman, et al. (2014), sistem tanamjajar Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 399

legowo merupakan salah satu komponen PTT padi sawah yang apabila dibandingkan dengan sistem tanam biasa memiliki keuntungan sebagai berikut; (a) terdapat ruang terbuka yang lebar (40-50 cm) diantara dua kelompok barisan tanaman padi yang dapat meningkatkan intensitas cahaya matahari masuk kesetiap rumpun padi, sehingga meningkatnya aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman, dan (b) meningkatkan populasi tanaman pada kedua bagian tepi pada setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi. Tabel 3. Keragaan produktivtas (t/ha GKG) pada Display PTT padi sawah di Kabupaten Batang, MT 2015 No Varietas Jajar legowo 2:1 Tegel Peningkatan (%) 1. Inpari 31 7,56 a 6,04 b 25,1 2. Inpari 32 7,45 a 6,56 b 13,6 3. Inpari 33 6,41 a 5,97 a 7,4 Rata-rata 7,14 a 6,19 b 15,36 Tabel 4. Keragaan produktivtas (t/ha GKG) pada Display PTT padi sawah di Kabupaten Tegal, MT 2015 No Varietas Jajar legowo 2:1 Tegel Peningkatan (%) 1. Inpari 31 7,81 a 5,72 b 36,5 2. Inpari 32 7,92 a 7,64 a 3,7 3. Inpari 33 8,44 a 7,78 b 8,5 Rerata 8,05 a 7,04 b 16,23 Hasil serupa juga ditunjukkan pada display PTT yang dilaksanakan di Desa Kaladawa, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal (Tabel 4). Pada Tabel tersebut, peningkatan produktivitas akibat penerapan sistem tanam jajar legowo mencapai rata-rata hampir 1 ton/ha gabah kering atau meningkat sebesar 16,23%. Hasil dari berbagai uji coba penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 yang telah dilakukan tahun-tahun sebelumnya dalam rangka pendampingan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) di Jawa Tengah, juga menunjukkan peningkatan produktivitas padi di lahan sawah. Oleh karena itu pemerintah daerah terutama disentra produksi padi melalui Dinas Pertanian dan Lembaga Penyuluhan yang ada di provinsi dan kabupaten perlu memfokuskan upaya-upaya untuk bagaimana mendorong dan memfasilitasi agar sistem tanam jajar legowo 2:1 dapat dikembangkan petani. Sistem tanam jajar legowo 2:1 merupakan salah satu cara yang rasional untuk meningkatkan produktivitas padi sawah saat ini. Analisis Finansial Usahatani Hasil perhitungan analisisi finansial usahatani padi dengan pendekatan PTT dengan komponen teknologi pembeda antara sistem tanam Tegel (pola petani) dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 (pola introduksi) disajikan pada Tabel-5. Pada tabel tersebut terlihat bahwa untuk komponen biaya tenaga kerja pada kedua pola ada sedikit perbedaan terutama pada biaya tanam jajar legowo yang lebih tinggi dibandingkan pola petani (sistem tegel) dan biaya panen. Biaya panen dilokasi pengkajian Desa Kaladawa menganut sistem bawon dengan perbanding 1/10, setiap 1 ton hasil panen berupa gabah regu panen mendapat upah 0,1 ton gabah. Upah biaya panen tergantung besarnya produksi dalam bentuk gabah kering panen.komponen biaya usahatani untuk 400 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

sarana produksi pada kedua sistem tanam hanya pada penggunaan benih, untuk sistem tanam tegel kebiasaan petani menggunakan benih lebih banyak hingga 45 kg/ha, sedangkan pada sistem tanam jajar legowo 2:1 cukup dengan 30 kg/ha karena sistem tanam menggunakan 2-3 bibit perlubang. Tabel 5: Hasil analisis finansial usahatani padi untuk masing-masing sistem tanamdi Desa Kaladawa, Kec. Lebaksiu, Kab. Tegal. MT II 2015. Uraian Jarwo 2:1 Tegel Upah : - Olah tanah siap tanam - Pesemaian dan tanam - Penyiangan,pemupukan - Panen dan pasca panen (1/10*GY) 7.452.500 1.200.000 1.400.000 1.230.000 3.622.500 6.698.000 1.200.000 1.100.000 1.230.000 3.168.000 Sarana Produksi : - Benih - Pupuk kimia - Pupuk organik - POC/Pestisida - Sewa lahan/ha/musim 6.060.000 300.000 1.110.000 1.400.000 250.000 3.000.000 6.210.000 450.000 1.110.000 1.400.000 250.000 3.000.000 Total biaya produksi (Rp) 13.512.500 12.908.000 Hasil gabah kering (GY) kg 8.050 7.040 Nilai jual gabah (GY*harga) Keuntungan bersih Ongkos per kg gabah (Rp) 36.225.000 22.712.500 1.678 31.680.000 18.772.000 1.833 Output/input (R/C) 2,68 2,45 Keterangan : Harga gabah Rp.4.500/kg, Urea Rp. 1.800/kg, NPK Rp.2500/kg, pupuk organik Rp. 700/kg, tenaga Rp. 25.000/HOK Hasil analisis usahatani menunjukkan bahwa ke sistem tanamjajar legowo 2:1 layak secara ekonomi untuk diusahakan, dengan nilai rasio total penerimaan dan total biaya (RC ratio) sebesar 2,68 lebih baik dari sistemtanam tegel. Menurut Simatupang (1995) dalam Pramono et al. (2012), bahwa usahatani layak untuk diusahakan apabila minimal RC ratio sebesar 1,2 artinya bahwa usahatani tersebut minimal memberikan keuntungan lebih tinggi 20% terhadap biaya total. Hasil analisis finansial tersebut (Tabel-5) memberikan gambaran bahwa sistem tanam jajar legowo 2:1 memberikan keuntungan terbesar hingga 22,7 juta/musim/ha atau lebih tinggi 20,9% dibanding pola non legowo/sistem tanam tegel. Penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 di Desa Kaladawa, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal ternyata mampu menurunkan biaya produksi dari Rp. 1.833kg -1 gabah menjadi Rp. 1.678 kg -1 gabah. Kesimpulan Hasil pengkajian penerapan komponen PTT dalam bentuk display PTT dengan komponen utama system tanam jajar legowo 2:1 dan VUB, di beberapa lokasi di Jawa tengah, disimpulkan bahwa a) Penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 dapat meningkatkan produktivitas padi di ketiga wilayah kabupaten sentra padi di pantura Jawa Tengah dengan peningkatan pada kisaran rata-rata 15,36 19,96%, b) penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 contoh kasus di kabupaten Tegal mampu meningkatkan keuntungan usahatani sebesar 20,9% atau sebesar 3,940 juta rupiah/ha, dan c) penerapan system tanam jajar legowo 2:1 dapat menurunkan biaya produksi dari Rp. 1.833 kg -1 gabah menjadi Rp. 1.678 kg -1 gabah. Daftar Pustaka Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 401

Abdulrachman, S., M.J. Mejaya, N. Agustiani, I. Gunawan., P. Sasmita, dan A. Guswara. 2014. Legowo. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta. Badan Litbang Pertanian, 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Edisi Kedua. Jakarta Bahri, S. 2015. Jajar Legowo. Materi Bimbingan Teknologi (Bintek) Bagi Petugas dalam rangka Mendukung Program UPSUS Pajale. BPP Pegandon. Kendal, 7 Oktober 2015. (tidak dipublikasikan). BB Padi. 2015. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. Dintan TPH Jateng. 2015. Sasaran Produksi Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jawa Tengah. mmateri Workshop Penyusunan sasaran Produksi PJK Jawa Tengah. Semarang, 1 Juni 2015. Dirjen TP. 2015. Pedoman Umum Gerakan Penerapan Pengelolaan tanaman Terpadu (GP -PTT) Padi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Kementerian Pertanian. Jakarta. Kementan, 2015. Kinerja satu tahun Pembangunan Pertanian Kabinet Kerja. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta. Pramono, J., Ernawati dan S. Y. Jatmiko. 2012. Potensi Beberapa Varietas Jagung Hibrida pada Agroekosistem Lahan Sawah di Kabupaten Klaten. Dalam. Yanisworo, et al. (Ed). Prosiding Seminar Nasional Peran Teknologi untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Peningkatan Perekonomian Bangsa. Fak. Pertanian UPN Veteran. Yogyakarta. Pramono, J., S. Bahri, M.I. Wahab, dan A.S. Romdon. 2014. Dukungan BPTP Jawa Tengah pada Program Peningkatan Produksi Padi, jagung dan Kedelai di Jawa Tengah. Dalam Muryanto, dkk. (eds). Dukungan Badan Litbang Pertanian dalam Pembangunan Pertanian di Jawa Tengah.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Ungaran. Pramono, J., Samijan, H. Anwar dan T,T. Prastuti. 2015. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu. Buku Lapang. Cetakan ketiga. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 100 hal. Sembiring, 2001. Komoditas Unggulan Pertanian provinsi Sumatera Utara. Balai Pengkaian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Medan. Swadaya. 2016. Koordinasi Pajale Pusat dan Daerah. Laporan Utama. Swadaya Media Bisnis Pertanian. Vol. 7 (64). 402 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian