58 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan dengan tidak ada laba negatif serta melakukan pembagian deviden dari tahun 2009-2012 adalah 12 perusahaan dalam satu periode. Sehingga total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 x 4 tahun = 48 perusahaan dari total populasi 164. Hal ini dilakukan karena menggunakan metode penggabungan data dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial leverage yang diukur dengan debt to equity, dan kebijakan deviden yang diukur dengan dividend payout ratio (DER) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price to book vaue (PBV). Teori-teori yang digunakan menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat mencapai keunggulannya yaitu dengan memiliki sumber daya yang unggul baik dari segi modal manusia, modal perusahaan maupun struktur organisasinya. Sehingga dengan seluruh keunggulan yang dimiliki dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan pada nilai perusahaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan akan memberikan hasil optimum apabila mendapat dukungan sumber daya manusia dengan kinerja yang tinggi dan mampu digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
59 B. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berguna untuk mengetahui karakter sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui gambaran mengenai karakteristik sampel yang digunakan secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.3. Statistik deskriptif ini memperlihatkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum variabel independen (DER dan DPR) dan variabel dependen (PBV) dalam penelitian ini. Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 48.21 3.94 1.0540.77912 DPR 48 4.99 96.18 42.9367 20.63258 PBV 48.59 12.06 3.3581 2.76803 Valid N (listwise) 48 Sumber: Data diolah, 2013 Pada tabel 5.3 di atas menggambarkan variabel-variabel yang diteliti baik independen maupun variabel dependen. Di bawah ini merupakan penjelasan dari tabel 5.3 statistik deskriptif. a. N dalam tabel menunjukkan banyaknya data. Data dalam penelitian ini berjumlah 48 sampel, yang berarti semua data mengenai DER(Debt to Equity Ratio), DPR (Devidend Payout Ratio), PVB (Price to Book Value Ratio).
60 b. Minimum merupakan nilai terendah dari setiap pengamatan. Data minimum dari DER(Debt to Equity Ratio) (0,21), DPR (Devidend Payout Ratio) (4,99) dan PVB(Price to Book Value Ratio) (0,59). c. Maximum adalah nilai tertinggi dari setiap pengamatan. Data maximum dari DER(Debt to Equity Ratio) (3,94), DPR (Devidend Payout Ratio) (96,18) dan PVB(Price to Book Value Ratio) (12,06). d. Mean (rata-rata) merupakan jumlah seluruh angka pada data dibagi dengan jumlah data yang ada. Mean dari DER (Debt to Equity Ratio) (1,0540), DPR (Devidend Payout Ratio) (42,9367) dan PVB(Price to Book Value Ratio) (3,3581). e. Standar deviasi dalam tabel menggambarkan variasi dari variabelvariabel tersebut. C. Uji Kualitas Data Uji kualitas data dilakukan dengan melihat normalitas data. Pengujian normalitas data ini dapat dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil dari uji normalitas data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
61 Tabel 5.2 Uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DER DPR PBV N 48 48 48 Normal Parameters a,b Mean 1.0540 42.9367 3.3581 Std. Deviation.77912 20.63258 2.76803 Most Extreme Differences Absolute.139.083.173 Positive.136.080.173 Negative -.139 -.083 -.159 Kolmogorov-Smirnov Z.966.578 1.200 Asymp. Sig. (2-tailed).308.891.112 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Data dalam penelitian terdistribusi dengan normal apabila nilai signifikannya > 0,05. Dari hasil uji normalitas di atas, dapat dilihat bahwa variabel DER, DPR dan PBV memiliki nilai signifikan > 0,05 yaitu masingmasing 0,308, 0,891, dan 0, 112.Hal ini menunjukkan bahwa data yang dimiliki terdistribusi dengan normal. D. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dapat dilihat melalui aspek berikut ini: 1) Uji Multikolinearitas Multikilonearitas adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Uji multikolinearitas ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent), apakah hubungan diantara variabel bebas memiliki
62 masalah atau gejala multikolinearitas atau tidak. Nilai yang umum digunakan untuk melihat adanya multikolinearitas adalah tolerance > 1 atau sama dengan VIF > 10. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil pengujian multikolinearitas: Tabel 5.3 Uji multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) 3.222.891 3.618.001 1 DER -1.647.455 -.464-3.622.001.980 1.021 DPR.044.017.325 2.538.015.980 1.021 a. Dependent Variable: MBV Sumber: Data diolah, 2013 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa angka pada kolom tolerance dan VIF tidak melebihi nilai cut off yang menunjukkan adanya multikolinearitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel bebas. 2) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu (disturbance term-ed) pada periode t dan kesalahan penggangu pada periode sebelumnya (t - 1). Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson, yaitu dengan
63 membandingkan nilai DW. Jika DW berada pada rentang du dan 4-du, makan hal ini menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi dalam model regresi. Tabel 5.4 Uji autokorelasi Model Summary b Model R R Adjusted Std. Error of the Change Statistics Durbin- Square R Square Estimate R Square F df1 df2 Sig. F Watson Change Change Change 1.527 a.278.246 2.40434.278 8.647 2 45.001 2.315 a. Predictors: (Constant), DPR, DER b. Dependent Variable: MBV Sumber: Data diolah 2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai DW sebesar 2,315. Sedangkan dalam tabel Durbin Watson nilai du = 1,6462 dan4 du = 2,3538 dengan k = 2 dan N = 48. K menunjukkan jumlah variabel bebas dan N menunjukkan jumlah sampel penelitian. DW berada diantara nilai du dan 4-du, ini menunjukkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model regresi. 3) Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. Uji heterokedastisitas ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
64 heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, dapat dilihat melalui grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas. Begitu pula sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi heterokedastisitas. Dibawah ini merupakan hasil dari uji heterokedastisitas: Gambar 5.1 Grafik Scatterplot Sumber: data diolah, 2013
65 Dari Scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, baik dibagian atas angka nol atau dibagian bawah angka nol dari sumbu vertikal atau sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi ini, sehingga model regresi layak dipakai. E. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (DER dan DPR) terhadap variael dependen (PBV) baik secara simultan maupun parsial. Metode yang digunakan yaitu: 1. Uji Parsial (Uji t) Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji model persamaan regresi secara individual terhadap masing-masing variabel independen. Hasil pengujian model regresi secara individual diperoleh sebagai berikut: Tabel 5.5 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) 3.222.891 3.618.001 1 DER -1.647.455 -.464-3.622.001.980 1.021 DPR.044.017.325 2.538.015.980 1.021 a. Dependent Variable: MBV Sumber: Data diolah, 2013
66 Hasil pengujian signifikan variabel independen secara individual akan dibahas sebagai berikut: 1) Analisis pengaruh DER(Debt to Equity Ratio) terhadap nilai perusahaan (PBV) Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa memiliki p-value 0,001 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Hal ini berarti bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PBV sehingga Ha1 dapat diterima. 2) Analisis pengaruh DPR (Devidend Payout Ratio) terhadap nilai perusahaan (PBV) Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel DPR terhadap PBV menunjukkan p-value sebesar 0,015 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Hal ini membuktikan bahwa DPR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) sehingga Ha2 dapat diterima. 2. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen. Dengan uji simultan penulis ingin mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen. Di bawah ini merupakan hasil dari uji simultan:
67 Tabel 5.6 Hasil Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 99.976 2 49.988 8.647.001 b 1 Residual 260.137 45 5.781 Total 360.113 47 a. Dependent Variable: PBV b. Predictors: (Constant), DPR, DER Sumber: Data diolah, 2013 Dari hasil ANOVA atau F test dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 8,647 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka variabel DER dan DPR secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap PBV. Dengan demikian Ha3 dapat diterima. 3. Koefisien Determinasi Analisis R 2 (R Square) atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
68 Tabel 5.7 Koefisien determinasi Model Summary b Model R R Adjusted Std. Error of the Change Statistics Durbin- Square R Square Estimate R Square F df1 df2 Sig. F Watson Change Change Change 1.527 a.278.246 2.40434.278 8.647 2 45.001 2.315 a. Predictors: (Constant), DPR, DER b. Dependent Variable: MBV Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa nilai R 2 (Adjusted R Square) adalah 0,246. Hal ini berarti bahwa 24,6% variasi PBV dapat dijelaskan oleh komponen DER dan DPR, sedangkan 75,4% lainnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. F. Persamaan Regresi Dari hasil analisis di atas dapat diperoleh model regresi sebagai berikut: PBV = 3,222 1,647 DER + 0,044 DPR + 2,40344E Konstanta sebesar 3,222 menggambarkan bahwa jika DER dan DPR nilainya sebesar 0 maka PBV (nilai perusahaan) nilainya 3,222. Koefisien regresi DER sebesar -1,647 menunjukkan bahwa jika DER meningkat sebesar 1% maka PBV akan menurun sebesar 1,647 atau 164,7%. Dan koefisien regresi DPR sebesar 0,044 menyatakan bahwa setiap DPR ditingkatkan sebesar 1% maka akan meningkatkan PBV sebesar 0,044 atau 4,4%.
69 G. Pembahasan Hasil Analisis 1) Ha1 : Debt to Eqiuty Ratio(DER) mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan (PBV) Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel Debt to Eqiuty Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), seperti yang digambarkan dalam angka signifikan yaitu sebesar 0,001 < 0,05. Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa DER mepunyai hubungan negatif terhadap PBV dengan nilai 1,647 yang dapat dilihat di tabel 5.7 yang berarti semakin tinggi beban/hutang (DER) maka resiko yang ditanggung juga besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Selain itu kreditur juga mengasumsikan terdapat risiko yang besar dari perusahaan sehingga kreditur dapat saja memberikan bunga yang cukup besar, sehingga kemampuan perusahaan untuk mendapatkan uang dari sumber-sumber luar terbatas yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dari data penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa investor lebih baik tidak melakukan investasi ke perusahaan jika DER > 0,21 karena akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan pinjamannya. Hal ini berarti bahwa modal yang dimiliki sebuah perusahaan tidak sanggup membiayai operasional perusahaan. Jadi lebih baik lagi investor melihat apakah modal yang dimiliki dapat membiayai operasional perusahaan.
70 Biaya operasional perusahaan ini dapat dilihat di dalam laporan arus kas maupun laporan laba/rugi. Hal ini mendukung penelitian Durrotun Nasehah (2012) yang menyatakan semakin tinggi beban/hutang (DER) maka resiko yang ditanggung juga besar. Hal ini mencerminkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh modal sendiri digunakan untuk pembayaran hutang dan apabila pengorbanan karena penggunaan hutang lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan (Trade-Off Theory). 2) Ha2 : Devidend Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan (PBV) Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa Devidend Payout Ratio (DPR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hal ini ditunjukkan oleh angka signifikan yang lebih besar yaitu 0,015 < 0,05. Devidend Payout Ratio (DPR) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa DPR mempunyai hubungan positif terhadap PBV dengan nilai 0,044 yang dapat dilihat di tabel 5.7 yang berarti semakin kecil pembagian deviden maka semakin kecil juga nilai perusahaannya. Hal ini mencerminkan bahwa pembayaran deviden dalam jumlah besar maupun kecil sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan oleh investor mengenai keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memiliki sasaran rasio pembayaran dividen yang stabil selama ini dan perusahaan
71 dapat meningkatkan rasio tersebut, para investor akan percaya bahwa manajemen mengumumkan perubahan positif pada keuntungan yang diharapkan perusahaan. Informasi yang diberikan kepada investor adalah bahwa manajemen dan dewan direksi sepenuhnya merasa yakin bahwa kondisi keuangan lebih baik daripada yang direfleksikan pada harga saham. Dari data penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa investor lebih baik melakukan investasi ke perusahaan jika DPR > 4,99 karena ini menunjukkan bahwa deviden yang dibagikan lebih kecil dari laba per lembar saham yang diterima perusahaan. Seharusnya perusahaan membagikan deviden sesuai porsinya yaitu sebanding dengan laba per lembar saham atau lebih, agar investor tertarik untuk melakukan investasinya ke perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Durroton Nasehah (2012). Penelitian ini menjelaskan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Deviden memberikan informasi atau isyarat mengenai keuntungan perusahaan karena pembayaran deviden akan meningkatkan keyakinan akan keuntungan perusahaan. 3) Ha3 : Debt to Equity Ratio(DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan (PBV)
72 Secara simultan variabel DER dan DPR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), yang ditunjukkan dengan angka signifikan 0,001 < 0,05 setelah dilakukan uji F. Hal ini berarti bahwa semakin besar besar hutang dan pembagian deviden dalam jumlah kecil sangat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Umi Mardiyati dkk (2012), Eva Eko Hidayati (2010), dan Durrotun Nasehah (2012).