HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Rimba Putra Bintara Kandung E2A307058

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK

PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

KAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA. Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam

BAB I PENDAHULUAN. maupun di luar rumah, baik secara biologis, fisik, maupun kimia. Partikel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan beberapa

Kata kunci : Lama bekerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Kebiasaan merokok, Kapasitas Vital Paru (KVP).

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

BAB III METODE PENELITIAN. waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang

Muhammad Miftakhurizka J

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan pekerja di suatu perusahaan penting karena menjadi salah

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dibahas pada bab. sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI DAERAH CARGO PERMAI, KABUPATEN BADUNG, BALI

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PAPARAN DEBU KAYU TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA DI PT. UTAMA CORE ALBASIA KECAMATAN CANGKIRAN TAHUN 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan

HUBUNGAN KADAR DEBU DENGAN KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN CEMENT MILL PT.SEMEN BOSOWA MAROS

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGGUNAAN MASKER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA PENGAMPLASAN KAYU DI DESA RENGGING PECANGAAN JEPARA

PENGARUH PAPARAN POLUSI UDARA DAN KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP FUNGSI PARU PADA SOPIR BUS DI TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

KAPASITAS VITAL PARU PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN KAMPUNG ISLAM MANADO Senduk Gratia Norri Amelia*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Harvani Boky*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian jenis studi analitik,

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sehari-hari pajanan dan proses kerja menyebabkan gangguan

LAMA PEMBELAJARAN PRAKTIK LABORATORIUM/BENGKEL DAN FUNGSI PARU MAHASISWA JURUSAN ORTOTIK PROSTETIK POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

Unnes Journal of Public Health

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bandara Ahmad Yani Semarang pada periode

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan studi cross

PREVALENSI GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BATU PADAS DI SILAKARANG GIANYAR BALI. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional-analytic yang merupakan

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA PENGGILINGAN BATU PT.SINAR KARYA CAHAYA TAHUN 2013 DI DESA BOTUBULOWE KECAMATAN DUNGALIYO

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Agar terciptanya lingkungan yang aman, sehat dan bebas dari. pencemaaran lingkungan (Tresnaniangsih, 2004).

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS PARU PEKERJA PAVING BLOCK CV SUMBER GALIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit saluran nafas banyak ditemukan secara luas dan berhubungan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

GAMBARAN FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PADA POLISI LALU LINTAS DI KOTA GORONTALO. Tian Bapino, Rama P. Hiola, Sri Manovita Pateda 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit paru (Suma mur, 2011). Penurunan fungsi paru

III METODE PENELITIAN. observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time

Kata Kunci : Umur, Masa Kerja, Status Gizi, Kapasitas Vital Paru

Unnes Journal of Public Health

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan suatu metode analitik-korelasi dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan. penderita asma yang mengikuti senam asma.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi pertanian dan juga maupun dari segala industri yang lainya. Julukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

Kata Kunci : Sampah,Umur,Masa Kerja,lama paparan, Kapasitas Paru, tenaga kerja pengangkut sampah.

Unnes Journal of Public Health

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PENGELASAN DI KECAMATAN GALANG KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kerjanya. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari tahun ke tahun. Peningkatan dan perkembangan ini

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependent. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015 ABSTRAK Reza Eka Putra, Dwita Anastasia Deo, Dyah Gita Rambu Kareri Bekerja di industry furniture kayu merupakan salah satu pekerjaan yang berisiko untuk keterkena gangguan fungsi paru akibat dari paparan debu kayu. Pekerjakayu di Kecamatan Kelapa Lima mempunyai risiko tinggi terkena gangguan fungsi paru akibat dari kebiasaan pekerja yang tidak pernah menggunakan masker sebagai alat pelindung diri dan kuantitas debu kayu yang tinggi di area bekerja sehingga dapat menyebabkan debu kayu terhirup dan mengganggu fungsi paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama paparan debu kayu dengan kapasitas vital paru. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini menggunakan uji chi square dengan nilai signifikan p<0,05. Sembilan puluh empat pekerja kayu yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling, yang bekerja di industry furniture kayu daerah Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang ikut berpartisipasi dalam penelitian yang berlangsung pada bulan Oktober hingga November 2015. Identifikasi data lamanya paparan debu kayu menggunakan kuesioner dan kapasitas vital paru menggunakan Spirometer Digital Takei TKK 115010. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan signifikan secara statistic antara lama paparan debu kayu dengan kapasitas vital paru (p=0,030). Masker berjenis N95 dapat digunakan oleh para pekerja kayu untuk melindungi diri dari paparan debu kayu. Kata Kunci :industri furnitur kayu, gangguan fungsi paru, kapasitas vital paru, debu kayu Kesehatan kerja merupakan hal yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti penggunaan alat pengaman saat bekerja serta tempat kerja yang aman dan sehat. Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Tempat kerja tidak terorganisir dapat menyebabkan bahaya, kerusakan dan absen sakit tak terhindarkan yang mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi pekerja dan produktivitas berkurang bagi perusahaan. Menurut International Labour Organization (ILO) 2013, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerjaan menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Lebih dari 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. (1) Menurut Kementrian Perindustrian (Kemenperin) padatahun 2013, dari tahun ketahun kebutuhan akan furniture berbahan dasar kayu, baik dari dalam negeri maupun luar negeri selalu meningkat. Minimal ekspor barang barang furniture dari Indonesia mencapai 5-10%. (2) Di NTT, industry furniture berbahan dasar kayu terjadi peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2013 menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG), jumlah industry furniture berbahan dasar kayu di daerah Kecamatan Kelapa Lima mencapai 35 industri. (3) Bekerja di industry furniture berbahan dasar kayu mempunyai risiko 52 Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 52

terhadap gangguan pada saluran pernapasan yang diakibatkan oleh menghirup debu yang dihasilkan dari pengolahan kayu. (4 ) Debu kayu yang bebas di udara akan terhirup kesaluruan pernapasan dan menyebabkan gangguan fungsi paru sehingga mengakibatkan menurunnya kesehatan pekerja. (5) Debu kayu yang masuk kedalam saluran pernapasan akan mengendap dan mengeras pada jaringan paru-paru. (6) Pengerasan jaringan atau disebut juga dengan fibrosis ini yang nantinya akan mengakibatkan sulitnya pengembangan paru-paru dan selanjutnya berdampak pada penurunan volume paru. (7) Fibrosis yang berlangsung lama akan semakin menurunkan kapasitas vital paru. (8) Pekerja kayu di Kecamatan Kelapa Lima mempunyai risiko tinggi untuk terkena gangguan fungsiyang diakibatkan oleh kebiasaan pekerja kayu yang tidak pernah menggunakan alat pelindung diri dan kuantitas debu kayu di area bekerja yang tinggi. Kondisi ruang kerja yang outdoor mempunyai konsentrasi debu kayu yang lebih rendah dibandingkan dengan ruang kerja yang indoor, dikarenakan pada ruang kerja outdoor partikel debu kayu akan keluar ke udara bebas, sedangkan pada ruang kerja indoor partikel debu kayu akan terperangkap dalam area kerja dan mengakibatkan tingginya konsentrasi debu kayu di udara. Partikel debu kayu yang dihasilkan oleh pengolahan kayu mempunyai variasi ukuran bergantung pada alat yang digunakan untuk mengolah kayu tersebut, semakin kecil ukuran debu kayu tersebut maka kemungkinan untuk mengakibatkan gangguan fungsi paru semakin besar. (9) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah cross sectional atau potong lintang dimana peneliti melakukan pengukuran atau observasi terhadap variable menurut keadaan atau statusnya selama waktu observasi. (10) Variabel independen dalam penelitian ini adalah lama paparan debu kayu dan variable independen dalam penelitian ini adalah kapasitas vital paru. Penelitian ini dilakukan di 20 industri furnitur kayu di daerah Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang tahun 2015. Penelitian ini menggunakan populasi pekerja kayu yang bekerja di industri furnitur kayu daerah Kecamatan Kelapa Lima yang memenuhi kriteria inklusi yaitu bersedia menjadi subjek penelitian dan menandatangani lembar persetujuan penelitian, pekerja kayu dengan rentang umur 20-55 tahun dan pekerja kayu yang menjawab dan mengumpulkan kuisioner dengan lengkap, serta kriteria-kriteria eksklusi yaitu pekerja kayu dengan penyakit paru saat dilakukan penelitian, pekerja kayu dengan IMT diatas normal, pekerja kayu dengan intensitas olahraga sering (>4 hari/minggu), pekerja kayu yang menggunakan masker saat melakukan pekerjaan, pekerja kayu dengan kebiasaan merokok lebih dari 10 batang per hari dan pekerja kayu wanita. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 94 sampel. Pengukuran lama paparan debu kayu dilakukan menggunakan kuesioner dan kapasitas vital paru menggunakan Spirometer Digital Takei TKK 11510. Sampel yang bersedia selanjutnya menandatangani informed consent, melakukan pengisian kuesioner dan melakukan pengukuran kapasitas vital paru. Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan uji statistik dan hasil yang keluar kemudian disusun menjadi laporan hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dalam penelitian ini terbanyak ialah yang berusia 20-31 tahun dan berpendidikan terakhir SMP atau sederajat. Pada penelitian ini dari 94 responden didapatkan sebanyak 23,4% (22/94) responden mempunyai lama paparan debu kayu kurang dari 5 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 76,6% (72/94) Universitas Nusa Cendana 53

responden mempunyai lama paparan debu kayu selama 5 tahun atau lebih. Pada pengukuran kapasitas vital paru pada 94 responden didapatkan sebanyak 25,5% (24/94) responden mempunyai kapasitas vital paru yang baik, yakni bernilai 80% atau lebih sedangkan sisanya sebanyak 74,5% (70/94) responden mempunyai kapasitas vital paru yang rendah, yakni bernilai kurang dari 80%. HASIL ANALISIS DATA UNIVARIAT Berikut ini adalah hasil analisis univariat yang digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi subjek penelitian. Tabel 1. Analisis Univariat Lama Paparan Debu Kayu dan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Kayu di Kecamatan Kelapa Lima. No Variabel 1. Lama Paparan Debu Kayu Kurang dari 5 tahun 5 tahun atau lebih 2. Kapasitas vital paru 80% atau lebih Kurang dari 80% Sampel N % 22 72 94 24 70 94 23,4 76.6 100 25,5 74,5 100 Berdasarkan Tabel 1 di atas jumlah responden yang memiliki lama paparan debu kayu kurang dari 5 tahun sebanyak 23,4% (22/94) responden, sedangkan yang memiliki lama paparan debu kayu 5 tahun atau lebih sebanyak 76,6% (72/94) responden. Pada variabel kapasitas vital paru, sebanyak 25,5% (24/94) responden memiliki kapasitas vital paru 80% atau lebih, sedangkan sebanyak74,5% (70/94) responden memiliki kapasitas vital paru kurang dari 80%. HASIL ANALISIS BIVARIAT ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU Tabel Lama Paparan Debu Kayu Kurang dari 5 tahun 5 tahun atau lebih 2. Analisis Bivariat antara Lama Paparan Debu Kayu dengan Kapasitas Vital Paru 80% atau lebih Kapasitas Vital Paru Kurang dari 80% N % N % N % 10 45,5 12 54,5 22 23,4 14 19,4 58 80,6 72 76,6 22 25,5 70 75,5 94 100 p = 0.014dan α =0.05, dimananilai p < α Berdasarkan Tabel 2 di atas, hasil analisis didapatkan nilai p=0,030 (p<0,05) menunjukkan penelitian ini memiliki hubungan antara lama paparan debu kayu dengan kapasitas vital paru ini sejalan dengan naskah publikasi oleh Khumaidah yang meneliti dan menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lama paparan debu kayu dengan gangguan fungsi paru yang merujuk pada menurunnya kapasitas vital paru pada pekerja kayu di PT. Kota Jati Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lama paparan debu kayu dengan kapasitas vital paru. Kapasitas vital paru akan menurun apabila semakin lama terpapar debu kayu. (11) Sebanyak 22 responden yang memiliki lama paparan debu kayu kurang dari 5 tahun, sebanyak 54,5% (12/22) responden mempunyai kapasitas vital paru kurang dari 80%. Hal ini berbanding lurus pada 72 responden yang memiliki lama Universitas 54 Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 54

paparan debu kayu selama 5 tahun atau lebih, sebanyak 80,6% (58/72) responden diantaranya memiliki kapasitas vital paru yang rendah, yakni bernilai kurang dari 80%. Berdasarkan data diatas, terbukti bahwa semakin lama seseorang terpapar debu kayu maka kemungkinan mengalami penurunan kapasitas vital paru juga meningkat. Kapasitas vital paru dipilih sebagai nilai standar ukur untuk pemeriksaan fungsi paru dikarenakan nilai dari kapasitas vital paru merupakan jumlah dari seluruh volume fungsional paru, dan alat untuk mengukur kapasitas vital paru disebut spirometer. (12)(13) Debu kayu yang sebagai benda asing masuk kedalam paru-paru akan menginduksi makrofag untuk menghancurkan debu kayu di dalam paruparu. (14) Pembentukan jaringan ikat kolagen dan pengendapan hialin yang berlangsung lama selanjutnya akan menjadi fibrosis jaringan paru. Akibat fibrosis paru akan terjadi penurunan elastisitas jaringan paru serta mengurangi bagian fungsional paru dan menimbulkan gangguan. Gangguan ini disebut gangguan paru restriktif. (11) Risiko penurunan kapasitas vital paru oleh paparan debu yang lama dapat dikurangi dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker N95 yang khusus dibuat agar terhindar dari debu dengan ukuran partikel yang kecil. (15) KETERBATASAN PENELITIAN 1. Penelitian ini hanya mengukur lama paparan debu kayu, sehingga belum memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi kapasitas vital paru. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pengukuran terhadap kapasitas vital paru dan tidak dilanjutkan dengan pemeriksaan lain yang menunjang untuk deteksi gangguan fungsi paru dikarenakan alat yang digunakan hanya untuk mengukur kapasitas vital paru. KESIMPULAN 1. Lama paparan debu kayu pada pekerja kayu di Kecamatan Kelapa Lima sebagian besar berjumlah 5 tahun atau lebih. 2. Kapasitas vital paru pada pekerja kayu di Kecamatan Kelapa Lima sebagian besar mengalami penurunan (bernilai kurang dari 80%). 3. Terdapat hubungan antara lama paparan debu kayu dengan kapasitas vital paru pada pekerja kayu di Kecamatan Kelapa Lima tahun 2015. 4. Semakin lama seseorang terpapar debu kayu, maka semakin tinggi risiko orang tersebut mengalami penurunan kapasitas vital paru. DAFTAR PUSTAKA 1. International Labour Organization. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Sarana untuk Produktivitas. 5th ed. Jakarta: International Labour Organization; 2013. 2. Kemenperin. Perkembangan Dunia Industri Furniture. 2013. 3. Disperindag. Data Industri Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang: Disperindag; 2013. 4. Sucipto E. Pengolahan Batu Kapur terhadap Penurunan Kapasitas Fungsi Paru (Studi Kasus di Desa Karangdawa, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal). Universitas Diponegoro; 2007. 5. Suma mur K. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). 2nd ed. Agung Seto; 2009. Universitas Nusa Cendana 55

6. Price SA. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2005. 7. Kumendong JW. D, Rattu A. J, Kawattu A. P. Hubungan antara Lama Paparan dengan Kapasitas Paru Tenaga Kerja Industri Mebel di CV. Sinar Mandiri Kota Bitung. 2011;5 10. 8. Rantung F, Umboh M. J, B.S L. Hubungan Lama Paparan Debu Kayu dan Kebiasaan Merokok dengan Gangguan Fungsi Paru pada Tenaga Kerja Mebel di CV. Mariska dan CV. Mercusuar Desa Leilem Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. 2013. 9. Anugrah Y. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Penggilingan Divisi Batu Putih di PT. SINAR UTAMA KARYA. Universitas Negeri Semarang; 2013. 11. Khumaidah. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Mebel PT. KOTA JATI FURNINDO Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Universitas Diponegoro; 2009. 12. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem. 6th ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2012. 13. Harahap F. Uji Fungsi Paru. 192th ed. Cermin Dunia Kedokteran; 2012. 14. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2007. 15. Bois RM du. Forced Vital Capacity in Patients with Idiopathic Pulmonary Fibrosis. ATSJournals; 2011. 10. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. 4th ed. Jakarta: CV. Agung Seto; 2011. 56 Universitas Nusa Cendana Universitas Nusa Cendana 56