BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian ISPA Gejala batuk, pilek dan panas adalah tanda-tanda pertama dari suatu penyakit yang digolongkan dalam golongan penyakit "infeksi saluran pernafasan akut", disingkat "ISPA". infeksi adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang tubuh manusia, kemudian berkembang biak dalam tubuh dan menyebabkan penyakit. 1 Saluran pernafasan pada manusia adalah alat-alat tubuh yang digunakan untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan, tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru. Penyakit yang akut artinya penyakit yang berlangsungnya tidak lebih dari 14 hari. 1 Perlu diketahui, bahwa sebenarnya tidak semua batuk, pilek dan panas disebabkan oleh kuman penyakit, tetapi dapat juga disebabkan karena seseorang tidak tahan terhadap sesuatu, misalnya makanan tertentu, udara dingin, debu, dan sebagainya. Namun penyebab yang paling umum adalah kuman penyakit. 2 ISPA dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Tetapi bagi kita sangat penting memperhatikan ISPA pada anak-anak, karena penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun, Gejala ISPA ringan : Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala seperti berikut: 1. batuk. 2. serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis). 3. pilek yaitu mengeluarkan lendir/ingus dari hidung. Pilek yaitu mengeluarkan lendir/ingus dari hidung. Perlu diketahui, bahwa sebenarnya tidak semua batuk, pilek dan panas disebabkan oleh kuman penyakit, tetapi dapat juga disebabkan karena seseorang tidak tahan terhadap sesuatu, misalnya makanan tertentu, udara
dingin, debu, dan sebagainya. Namun penyebab yang paling umum adalah kuman penyakit. 2 Gejala ISPA sedang : Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala atau lebih gejala-gejala berikut: pernafasan lebih dari 50x per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40x per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan arloji. 1. Suhu lebih dari 39 derajat Celcius (diukur dengan termometer). 2. Tenggorokan berwarna merah. 3. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak. 4. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga. 5. Prnafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur). 2 Gejala ISPA berat : Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala berikut bibir atau kulit membiru. lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas anak tidak sadar atau kesadarannya menurun pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah nadi cepat lebih dari 160x per menit atau tak teraba, sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas.tenggorokan berwarna merah. 2 B. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian ISPA Faktor faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA : a. Kepadatan rumah Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga (Kep Menkes RI 829/1999), sedangkan perumahan menurut WHO adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani dan keadaan
sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu. Untuk mencapai kondisi seperti di atas, maka salah satu syaratnya adalah mempunyai kamar tidur yang tidak padat penghuni (over crowding). Ukuran ruang tidur anak yang berumur kurang dari 5 tahun adalah 4,5 m 3 dan anak yang berumur lebih dari 5 tahun adalah 9 m 3, artinya dalam satu ruangan anak yang berumur 5 tahun ke bawah diberi kebebasan menggunakan volume ruangan 4,5 m 3 (1,5 x 1 x 3 m 3 ), dan di atas 5 tahun diberi kebebasan menggunakan ruangan 9 m 3 (3 x 1 x 3 m 3 ). 3 Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, ukuran ruang tidur bagi orang dewasa adalah 8 m 2 untuk dua orang dan tidak boleh dihuni lebih dari 2 orang, kecuali anak umur kurang dari 5 tahun atau 4 m 2 untuk satu orang. 3 Kepadatan hunian menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan fisik, mental maupun moral. Jumlah penghuni rumah sangat berpengaruh terhadap jumlah koloni kuman penyebab penyakit menular. Rumah yang luasnya tidak sesuai dengan jumlah penghuni akan mempermudah penularan penyakit terutama penyakit menular yang penularannya secara direc contact dan droplet spread diantara penghuni terlebih apabila penghuni tersebut kurang mengerti hygiene perorangan. Perumahan harus memenuhi syarat baik dari segi jumlah penghuni maupun konstruksi rumah. 3 b. Lingkungan Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial disamping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat, sehingga keterkaitan antara kualitas atau karakteristik lingkungan bermasalah dan status kesehatan perlu dipahami dan dikaji secara cermat agar dapat digambarkan potensi besarnya risiko atau gangguan kesehatan. 3 Rumah yang nyaman harus memenuhi persyaratan baik fisiologis maupun psikologis serta terhindar dari penularan penyakit dan kecelakaan. Syarat fisiologis yang harus dipenuhi adalah ventilasi dan pencahayaan yang cukup,
terhindar dari kebisingan; lantai, dinding dan atap harus memenuhi persyaratan kesehatan. Lantai harus kedap air untuk menghindari kelembaban yang tinggi. Kelembaban dalam rumah dapat berpengaruh terhadap kesehatan. Kelembaban yang optimal dalam rumah adalah sekitar 50 60%. Kelembaban melebihi 60% akan berpengaruh terhadap kesehatan jasmani penghuni rumah (Lubis, 1989). Kurangnya ventilasi dapat juga menyebabkan kelembaban udara dalam rumah meningkat, karena terjadi proses penguapan kulit. Ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah 20% dari luas jendela dan luas jendela minimal 10% dari luas lantai (Sanropie, 1991). Hawa segar diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus memenuhi syarat-syarat seperti : 1. Luas lubang ventilasi tetap minimum 10% dari luas lantai ruangan 2. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari asap 3. Aliran udara jangan menyebabkan orang masuk angin 4. Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara 2 dinding ruangan. 5. Kelembaban udara dijaga jangan sampai tinggi 3 c. Status gizi dan perilaku Status gizi dan perilaku dalam memberikan masukan makanan terhadap tubuh juga merupakan faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya seseorang memiliki ketahanan terhadap suatu penyakit pada diri seseorang. 4 C. Pencemaran Udara Asap, abu terbang, debu dan lain-lain adalah bentuk padat atau cairan di udara dengan ukuran yang berbeda. Partikel dalam bentuk suspensi mempunyai ukuran 0,0002 500 mikron dan partikel dengan ukuran ini akan bertahan pada bentuknya sekitar beberapa detik sampai satu bulan. Keberadaan partikel di udara dipengaruhi oleh kecepatan partikel yang di tentukan oleh ukuran, densitas serta aliran udara. Partikel di udara ini akan mengotori benda-benda, menghalangi pandangan/sinar serta membawa gas-gas beracun ke paru-paru. 5
Beberapa kegiatan alam seperti letusan gunung berapi, debu dan tanah yang terbawa angin merupakan salah satu sumber debu di samping kegiatan manusia seperti kegiatan pembangunan (konstruksi), pengecoran baja, pertambangan dan asap akibat pembakaran yang tidak sempurna. Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (kompisis) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akaan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar! Kenyamanan hidup terganggu. 5. Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : karena faktor internal (secara alamiah), contoh : debu yang berterbagan karena tiupan angin. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik. Proses pembusukan sampah organic, dan lain-lain. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh : hasil pembakaran bahan baker fosil. Debu / serbuk dari kegiatan industri/ penambangan. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padat, carian atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorologi setempat. Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, terutama di kota-kota besar yang banyak industri dan padat lalu-lintas. Udara yang tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan lingkungan berarti berkurang (rusaknya) daya dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia. Di negara-negara industri banyak dijumpai kasus penyakit yang berkaitan dengan pencemaran udara dan pencemaran-pencemaran lainnya.
Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat pula disebabkan karena ulah manusia, lewat kegiatan industri dan teknologi secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman, hewan dan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernafasan atau pneumoconiosis. Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Penyakit tersebut antara lain : Silicosis, Asbestosis, Bisinosis, Anthracosis dan Berilliosis. Penyakit silicosis disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO 2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru yang kemudian mengendap. Debu silika bebas ini terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir/ menggerinda). Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi 2 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsenstrasi silica di udara cukup tinggi dan terhisap oleh paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan : sesak napas, yang disertai batuk-batuk. Batuk ini sering kali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkat sedang, gejala sesak nafas dan batuk mudah sekali terlihat dan pada pemeriksaan foto thorax kelainan paru parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita tbc paru, bronchitis chronis, asthma bronchiale dan penyakit saluran pernafasan lainnya. D. Feldspar Feldspar adalah kelompok mineral yang memiliki kesamaan karakteristik dan juga strukturnya. Beberapa feldspar dalam bentuk triboluminescent. Umumnya
formula dalam bentuk XAl (1-2) Si (3-2) O 8. X di dalam senyawa tersebut dapat berupa sodium, Na dan/atau pottasium, K dan/atau calsium (Ca). feldspar biasa digunakan sebagai bahan tambahan untuk barang barang yang terbuat dari keramik. 6 Produk yang mengandung silika bebas (Quartz) secara berulang dan terus menerus masuk saluran pernafasan dalam bentuk debu melebihi menyebabkan gangguan paru-paru (silikosis). Dalam bentuk kristal (crystalline silica) dan dapat dihirup melalui saluran pernafasan merupakan bahan karsinogen bagi manusia (IARC, 1999). 6 Tabel 1. Komposisi Kimia Udara yang mengandung Silika bebas Analisa kimia F-20 SiO 2 68,25% Al 2 O 3 18,80% Fe 2 O 3 0,065% CaO 1,40% MgO Sedikit K 2 O 4,10% Na 2 O 6,82% LOI 0.08% Sumber : Tim Epidemiologi Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara E. Kerangka Teori Lingkungan: - Sosial - Ekonomi - Budaya Penyebab: - Mikroorganisme - Alergi feldspar ISPA Imunitas F. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel terikat STATUS PAPARAN UMUR JENIS KELAMIN KEJADIAN ISPA BALITA G. Hipotesa Ada perbedaan Frekuensi kejadian ISPA pada anak balita berdasarkan status paparan di lingkungan penambangan Feldspar Desa Clering Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.