BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kelahiran, penurunan kematian bayi dan peningkatan usia harapan hidup

BAB I PENDAHULUAN. berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih (WHO, 1965). Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia di

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Jatuh pada lanjut usia merupakan salah satu isu utama untuk masalah

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. polusi, dataran tinggi dan gaya hidup di mana ada yang hidup santai dan ada yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat di setiap tahunnya (Nugroho, 2008). 11,9% dengan rata-rata usia harapan hidup sekitar 70 sampai 75 tahun.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB 1 PENDAHULUAN. seksualnya sesuai dengan keinginan dan orientasi seksual yang dimilikinya (Lis Susanti,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama. dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran (Kemenkes RI, 2014). Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka. kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga. memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut Busse, EW, pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menandakan jumlah lansia dari tahun ke tahun akan bertambah. Di negara maju

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada tahun 2015 ada 901.000.000 orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri atas 12% dari jumlah populasi global. Pada tahun 2050 populasi lansia diproyeksikan lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2015, yaitu mencapai 2,1 milyar. Asia menempati urutan pertama dengan populasi lansia terbesar, dimana pada tahun 2015 be rjumlah 508 juta lansia, menyumbang 65% dari total populasi lansia di dunia (United Nations, 2015). Populasi lansia di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, lansia berjumlah 18.96 juta jiwa, pada tahun 2009 meningkat menjadi 20.54 juta jiwa, dan diperkirakan pada tahun 2025 lansia di Indonesia mencapai sekitar 27 juta jiwa (Riskesdas, 2010). Pada tahun 2012 jumlah lansia terbanyak diduduki oleh 3 provinsi yaitu provinsi D.I Yogyakarta sebanyak 13,4%, provinsi Jawa Timur 10,40% dan Provinsi Jawa tengah 10,34% (Susenas, 2012). Sedangkan menurut data pada tahun 2012 lansia di Kabupaten Semarang mencapai 100,050 jiwa atau 10,66% dari total penduduk sebanyak 938, 802 (Jateng Time, 2013). Peningkatan jumlah populasi lansia berdampak pada status kesehatan lansia yang disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan 1

2 fisik, psikologis dan sosial (Nugroho, 2008). Perubahan yang terjadi pada lansia menyebabkan lansia rawan mengalami masalah (Kholid, 2007). Jatuh merupakan suatu masalah fisik yang terjadi pada lansia. Kejadian jatuh menjadi masalah serius yang dapat mengakibatkan perlukaan, ketakutan akan jatuh, penurunan kemampuan fungsional, patah tulang, trauma kepala dan kematian (Centers for Disease Control and Prevention, 2005). Di Indonesia sekitar 30% lansia di atas 65 tahun pernah mengalami jatuh setiap tahunnya dan separuhnya pernah jatuh lebih dari sekali. Bahkan pada lanjut usia di atas 80 tahun, sekitar 50% pernah mengalami jatuh (Probosuseno, 2009). Hasil penelitian Rubeinstein dalam (Darmojo, 2009) tentang jatuh pada lansia, bahwa lansia yang berumur 65 tahun sekitar 75% mengalami jatuh. Hasil penelitian Nirmalahesti (2014) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian jatuh pada lansia perempuan di Unit pelayanan sosial lanjut usia pucang gading semarang dengan 60 responden, bahwa yang mengalami kejadian jatuh selama tiga bulan terakhir sebanyak 34 responden (56,7%), sedangkan responden yang tidak mengalami kejadian jatuh sebanyak 26 responden (43,3%) faktor yang paling berhubungan dengan kejadian jatuh adalah gangguan gaya berjalan. Kejadian jatuh pada lansia dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi usia, jenis kelamin, gangguan gaya berjalan, gangguan keseimbangan, gangguan kardiovaskular, penurunan visus, gangguan psikologis dan gangguan fungsi kognitif. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu lingkungan dan obat-obatan (Darmojo, 2009)

3 Gangguan fungsi kognitif dapat menyebabkan kejadian jatuh pada lansia. Hal ini disebabkan karena lansia dengan gangguan kognitif akan mengalami gangguan dalam berpikir, orientasi, perhitungan, bahasa, dan persepsi. Kesulitan dalam persepsi sering berarti bahwa orang tersebut tidak dapat menyadari perubahan sehingga membuat mereka melewatkan langkah atau kehilangan keseimbangan (Perkins, 2008). Menurut data dari Administration of Aging (2004).,Spar & La Rue (2006) menunjukkan bahwa penduduk Amerika Serikat dengan usia 85 tahun ke atas yang tinggal di komunitas, sekitar sepertiganya mengalami penurunan memori sedang hingga parah. Secara garis besar prevalensi lansia yang mengalami penurunan kognitif mencapai 19,2% pada lansia berusia 65-74 tahun, 27,6% pada lansia yang berusia 75-84 tahun, dan 38% pada lansia dengan usia diatas 85 tahun (Wu, 2011). Pada tahun 2005 penderita demensia di kawasan asia pasifik berjumlah 13,7 juta orang. Kejadian demensia di Malaysia 63.000 orang, Filipina 169.800 orang, Singapura 22.000 orang, Tahiland 229.100 orang dan di Indonesia kejadian demensia sebesar 606.100 orang (Lumbantobing, 2006). Sedangkan hasil penelitian pada kelompok masyarakat lansia di lingkungan perkotaan (Semarang, Oktober 2001) menunjukan prevalensi cukup tinggi yaitu 16% hal ini menunjukan tidak berbeda jauh dengan hasil yang diperoleh di negara-negara maju (Suryadi, 2004). Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dan survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 13 Agustus 2016 di unit pelayanan sosial lanjut usia pucang gading semarang bahwa 15 dari 90 lansia

4 mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir, serta dengan melakukan observasi resiko jatuh dan fungsi kognitif didapatkan data 7 dari 10 lansia termasuk kedalam resiko tinggi jatuh sedangkan 6 dari 10 lansia mengalami gangguan kognititf. Maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan fungsi kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di unit pelayanan sosial lanjut usia pucang gading semarang. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan fungsi kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di unit pelayanan sosial lanjut usia pucang gading semarang?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di unit pelayanan sosial lanjut usia pucang gading semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik lansia berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan b. Mengetahui fungsi kognitif lansia di unit pelayanan sosial lanjut usia pucang gading semarang. c. Mengetahui tingkat resiko jatuh lansia di unit pelayanan sosial lanjut usia pucang gading semarang. d. Mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan resiko jatuh pada lansia di unit pelayanan sosial lanjut usia pucang gading semarang.

5 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai upaya preventif kejadian jatuh pada lansia dan dapat digunakan sebagai wawasan baru dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia. 2. Bagi Institusi Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan dalam ilmu keperawatan, khususnya keperawatan gerontik mengenai resiko jatuh pada lansia. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas asuhan keperawatan gerontik oleh perawat dan tenaga kesehatan lainnya.