BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000). Lansia terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia dan lanjut usia akhir (advanced old age) yaitu usia 70 tahun ke atas (Hurlock, 1999dalam Nugroho, 2008) Lanjut usia dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Pada akhir abad ke 20, populasi dunia yang berumur di atas 60 tahun diperkirakan berjumlah 600 juta orang. Diperkirakan hanya dalam waktu 25 tahun yaitu tahun 2025 akan berjumlah 1,2 milyar orang berusia di atas 60 tahun atau menjadi dua kali lipat (AHIA Conference, 2005). Dari tujuh milliar penduduk di dunia, satu milliar di antaranya adalah penduduk lanjut usia (lansia). Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling banyak tersebar di lima provinsi. Tidak hanya menghadapi angka kelahiran yang semakin meningkat, Indonesia juga menghadapi beban ganda dengan kenaikan jumlah penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) karena usia harapan hidup yang makin panjang bisa mencapai 77 tahun. 1

2 2 Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup, jumlah lansia di Indonesia cenderung meningkat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak jiwa (7,18 %), selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi jiwa (9,77 %/). Pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut usia mencapai jiwa (11,34 5). Indonesia saat ini telah masuk sebagai negara yang berstruktur penduduk tua sebagaimana ketentuan badan dunia, karena jumlah penduduk lanjut usia telah mencapai lebih dari 7 %. Adapun provinsi di Indonesia yang paling banyak memiliki penduduk lanjut usia adalah Yogyakarta sebanyak 12,48 %, Jawa Timur sebanyak 9,36 %, Jawa Tengah sebanyak 9,26 %, Bali sebanyak 8,77 % dan Jawa Barat sebanyak 7,09 % (Wahyuningsih, 2011).Pada Kabupaten Cilacap jumlah lansia menurut data BPS Jateng (2012) sebanyak jiwa pada tahun 2008, terjadi penurunan pada tahun 2009 yaitu sejumlah jiwa, kemudian mengalami peningkatan secara drastis pada tahun 2010 yaitu jiwa, dan terjadi penurunan kembali secara signifikan pada tahun 2011 yaitu jiwa, sedangkan pada tahun 2012 terjadi peningkatan lagi yaitu sejumlah jiwa. Proses menua menurut Nugroho (2000) secara linier dapat di gambaran melalui tiga tahap, yaitu kelemahan (impairmant), keterbatasan (disability), dan keterlambatan atau ketidakmampun (handicap) yang akan di alami bersamaan dengan proses kemunduruan. Gambaran fungsi tubuh pada lansia mengenai kekuatan atau tenaga menurun sebesar 88%, fungsi penglihatan

3 3 menurun 72%, kelenturan tubuh sebesar 64%, daya ingat sebesar 61%, daya pendengaran sebesar 67%, dan bidang seksual sebesar 86%. Lansia mengalami kemunduran atau perubahan morfologis pada otot yang menyebabkan perubahan fungsional otot, yaitu terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu reaksi. Penurunan fungsi dan kekuatan otot akan mengakibatkan penurunan kemampuan mempertahankan keseimbangan postural atau keseimbangan tubuh lansia. Lansia merupakan kelompok umur yang paling beresiko mengalami gangguan keseimbangan postural (Ceranski, 2006). Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan postural, diantaranya adalah efek penuaan, kecelakaan, maupun karena faktor penyakit. Namun dari tiga hal ini, faktor penuaan adalah faktor utama penyebab gangguan keseimbangan postural pada lansia (Avers, 2007). Jika keseimbangan postural lansia tidak dikontrol, maka akan dapat meningkatkan resiko jatuh pada lansia (Kane 1993dalam Siburian, 2006). Keseimbangan postural lansia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan Jatuh. Jatuh merupakan salah satu masalah yang seringterjadi pada usia lanjut akibat perubahan fungsi organ, penyakit, dan lingkungan (Setia,2006). kurang lebih 30% usia lebih dari 65 tahun pernah mengalami kejadian jatuh sekali dalam setahun dan meningkat 40% pada usia di atas 80 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita. Akibat yang ditimbulkan dari ringan sampai berat seperti: cedera kepala, cedera jaringan lunak sampai patah tulang. Diperkirakan sekitar 1% usia lanjut yang jatuh mengalami fraktur kolum femur, 5% mengalami

4 4 fraktur tulang lain seperti tulang iga, humerus, pelvis, dan lain-lain, 5% mengalami perlukaan jaringan lunak dan fraktur (Andayani, 2006). Fraktur kolum fremur merupakan komplikasi utama akibat jatuh pada usia lanjut, diestimalkan dari usia lanjut yang jatuh di Amerika Serikat pertahun terutama wanita (Lajoei,2004). Berdasarkan hasil penelitian oleh Farabi (2007) tentanghubungan Tes Timed Up And Go dengan Frekuensi Jatuh Pada Pasien Lanjut Usiadi Paviliun Lanjut Usia Prof.Dr. R. Boedhi Darmojo RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil penelitian menunjukan Dari 54 subjek penelitian 55,5% atau 30 pasien mengalami jatuh dalam setahun terakhir. Berdasarkan hasil penelitian oleh Ariawan (2011), tentang Hubung Antara Activities Specific Balance Confidence Scale Dengan Umur Dan Falls Pada Lansia Di Poloklinik Geriatri RSUP Sanglih Denpasar. Hasil penelitian menunjukan dari sampel sejumlah 52 orang terdiri dari 21 (50%) orang laki-laki dan 21 (50%) orang wanita, umur terendah 67 tahun, tertinggi 87 tahun dengan rerata umur 70,6 ± 6,5 tahun. Prevalensi riwayat jatuh didapatkan sebesar 17,3% (67% wanita, 33% laki-laki). Hasil survei yang dilakukan Kustanto(2007) di tempat penelitian yaitu di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW) Bangkalan, didapatkan sekitar 63% lansia disana mengeluh gangguan keseimbangan tubuh akibat kelemahan otot ekstremitas bawah. Dari 65% lansia tersebut sekitar 57% lansia pernah mengalami jatuh. Penurunan keseimbangan postural akibat penurunan

5 5 kekuatan otot dapat ditingkatkan dengan melakukan latihan fisik yang berguna untuk menjaga agar fungsi otot dan postur tubuh tetap baik (Budiharjo, 2005). Berdasarkan survei pendahuluan atau pengambilan data awal yang dilakukan pada tanggal 1 November 2014 di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap, peneliti mendapatkan data jumlah lansia sebanyak 90 lansia. Dari 10 lansia yang diwawancarai terdapat 7 lansia yang mengatakan pernah jatuh selama 3 bulan terakhir yang dikarenakan lantai licin, setelah meminum obat dan pada saat mati lampu, sedangkan 3 lansia belum pernah jatuh selama 3 bulan terakhir. Oleh sebab itu daripaparan di atas peneliti tertarik terkait melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Jatuh Pada Lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana faktorfaktor yang mempengaruhi kejadian jatuh pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempngaruhi kejadian jatuh pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap.

6 6 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan karakteristik responden b. Mendeskripsikan angka kejadian jatuh yang terjadi pada lansia yang berada di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. c. Untuk mengetahui pengaruh faktor gangguan gaya berjalan terhadap kejadian jatuh pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. d. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap kejadian jatuh pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. e. Untuk mengetahui pengaruh faktor gangguan penglihatan terhadap kejadian jatuh pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. f. Untuk mengetahui pengaruh faktor gangguan kognitif terhadap kejadian jatuh pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan peneliti, khususnya mengenai angka kejadian jatuh yang terjadi pada lansia yang berada di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap.

7 7 2. Bagi Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ataupun informasi bagi Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap dalam menanggulangi dan menekan angka kejadian jatuh lansia. 3. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini di harapkanmemberikan ilmu pengetahuan seberapa besar angka kejadian jatuh yang terjadi pada lansia yang berada di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. 4. Bagi Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi tambahan seberapa besar angka kejadian jatuh yang terjadi pada lansia. 5. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sumber informasi untuk perkembangan bagi penelitian selanjutnya pada lanjut usia. E. Penelitian Terkait 1. Farabi (2007) Judul penelitian tentang Hubungan Tes Time Up And Go Dengan Frekuensi Jatuh Pasien Lanjut Usia. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan belah lintang/cross sectional. Hasil penelitian dari 54 subjek penelitian 55,5 % atau 30 pasien mengalami jatuh dalam setahun terakhir. Tidak di jumpai pasien jatuh dengan waktu TUG kurang dari 10 detik. Uji korelasi spearman menunjukan hubungan yang bermakna antara waktu tes TUG dengan

8 8 frekuensi jatuh (p<0,05) dan di peroleh nilai korelasi (r=0,677) untuk frekuensi jatuh satu bulan terakhir dan nilai korelasi (r=0,643) yang menunjukan arah korelasi positip dengan korelasi yang kuat. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian ini adalah penelitian yang akan dilakukan meneliti gambaran angka kejadian jatuh pada lansia. Metode yang akan digunakan adalah dekriptif dengan desain pengambilan sampel probability samples dan dilakukan di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. Persamaan sama-sama meneliti kejadian jatuh pada lansia. 2. Ariawan (2011). Judulpenelitian tentang Hubung Antara Activities Specific Balance Confidence Scale Dengan Umur Dan Falls Pada Lansia Di Poloklinik Geriatri RSUP Sanglih Denpasar. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang analitik dengandesain pengambilan sampel menggunakan metode konsekutif. Hasil penelitian dari sampel sejumlah 52 orang terdiri dari 21 (50%) orang laki-laki dan 21 (50%) orang wanita, umur terendah 67 tahun, tertinggi 87 tahun dengan rerata umur 70,6 ± 6,5 tahun. Prevalensi riwayat jatuh didapatkan sebesar 17,3% (67% wanita, 33% laki-laki). Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian ini adalah penelitian yang akan dilakukan meneliti gambaran angka kejadian jatuh. Metode yang akan digunakan adalah dekriptif dengan desain pengambilan sampel probability samplesdan dilakukan di Balai Pelayanan

9 9 Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap. Persamaan sama-sama meneliti kejadian jatuh pada lansia. 3. Sulistiani(2012). Judul penelitian tentang Hubungan Kelemahan Otot Dengan Resiko Jatuh Pada Lansia Di Unit Rehabilitas Sosial Dewanata Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode observasi analitik dengan pendekatan cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode total samplingdengan jumlah responden 73 responden. Hasil penelitian ini menujukan bahwa kelemahan otot memiliki hubungan yang signifikan terhadap resiko jatuh dengan kategori tinggi sebanyak 39 orang(81,3%), untuk kelemahan otot resiko tinggi dan memiliki resiko rendah sampai sedang sebanyak 9 (17,1%) sedangkan pada responden dengan kelemahan otot resiko rendah mempunyai resiko jatuh sebesar 8(32,0%), untuk kelemahan otot resiko rendah dan mempunyai resiko jatuh rendah sampai sedang 17(68,0%) dengan nilai p value= 0,0001 lebih kecil dari nilai (0,05). Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian ini adalah penelitian yang akan dilakukan berfokus pada kejadian jatuh pada lansia sedangkan penelitian ini meneliti hubungan kelemahan otot dengan resiko jatuh pada lansia. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional danmetode digunakan menggunakan dekriptif dengan pengambilan sampel probability samples. Persamaan dengan penelitian yang akan di dilakukan di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dewanata Cilacap.

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. kontraksi otot, elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seringkali pada orang yang telah mengalami usia lanjut (lansia) mengalami kemunduran atau perubahan morfologis pada otot yang menyebabkan perubahan fungsional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Jumlah penduduk lansia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun

BAB I PENDAHULUAN. persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatkanya kesejahteraan dan kesehatan penduduk, Umur Harapan Hidup (UHH) juga mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menggambarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan suatu lapangan khusus di bidang kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada tahun 2015 ada 901.000.000 orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri atas 12% dari jumlah populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan- lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia). Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada saat seseorang menjadi tua akan mengalami proses menua. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian tertentu, tetapi

Lebih terperinci

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jatuh pada lanjut usia merupakan salah satu isu utama untuk masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jatuh pada lanjut usia merupakan salah satu isu utama untuk masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jatuh pada lanjut usia merupakan salah satu isu utama untuk masalah kesehatan pada lanjut usia (Azizah, 2011). Hal ini dapat dikarenakan terjadi peningkatan yang pesat

Lebih terperinci

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lanjut usia atau disebut sebagai lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, social, dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan memperbaiki. diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan memperbaiki. diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua (= menjadi tua = aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI Sry Oktaviana Br Sitepu*, Iwan Rusdi** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen Departemen Jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi keseimbangan menurut Muchammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dan penurunan kualitas hidup (Lowlar et al., 2003). Insidensi jatuh di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dan penurunan kualitas hidup (Lowlar et al., 2003). Insidensi jatuh di Amerika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Jatuh (falls) sering terjadi pada orang usia lanjut sehingga jatuh menjadi salah satu masalah kesehatan utama yang dialami oleh usia lanjut. Jatuh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan dan pelayanan kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 1980 penduduk lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1, 2 milyar (Nugroho, 2000).

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. polusi, dataran tinggi dan gaya hidup di mana ada yang hidup santai dan ada yang

BAB I PENDAHULUAN. polusi, dataran tinggi dan gaya hidup di mana ada yang hidup santai dan ada yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah proses yang dialami oleh semua orang. Penampakannya tidak sama pada setiap orang. Pada usia 60 tahun ada yang tampak seperti usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam bidang peningkatan dan pencegahan penyakit telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur harapan hidup meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan progresif yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang melindungi ujung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jatuh merupakan suatu kejadian fisik yang sering dialami lansia saat proses penuaan. Jatuh pada usia lanjut dapat meningkatkan angka morbiditas, mortalitas, kecacatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari tahun ke tahun jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami peningkatan, dari tahun 2006 jumlah penduduk yang memiliki harapan hidup pada usia 66,2 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho, BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho, 2000 dikutip dari Undang-Undang No. 13 Tahun 1998). Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) merupakan indikator keberhasilan pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh penurunan angka kematian serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Osteoartritis (OA) lutut adalah suatu kondisi inflamasi, keadaan reumatik kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan. Osteoartritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memperbaiki keruskan yang diderita (Martono & Parka, 2009).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memperbaiki keruskan yang diderita (Martono & Parka, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menua merupakan suatu proses menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi sosial dan perekonomian masyarakat, semakin meningkatknya wawasan masyarakat yang bersamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan sebuah proses yang terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari tantangan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat memberikan suatu dampak yaitu semakin meningkatnya usia

Lebih terperinci

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai fungsi utama, yaitu mempertahankan homeostatis dalam tubuh. Ginjal mempertahankan homeostatis dengan cara mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (2014), proporsi penduduk di atas 60 tahun di dunia tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi 22%, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses menua (aging process) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusunoleh : Ryan Arianda J120121022

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kemajuan suatu bangsa sering dilihat dengan kemajuan Usia Harapan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kemajuan suatu bangsa sering dilihat dengan kemajuan Usia Harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa sering dilihat dengan kemajuan Usia Harapan Hidup penduduknya. Meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) menyebabkan lansia atau populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dilihat dari usia harapan hidup (UHH) (Mubarak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi merupakan hal yang saling berkaitan. Selama ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakta menunjukkan bahwa sekarang ini jumlah penduduk lansia semakin lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang berusia 60 tahun ke atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia 1. Definisi Lanjut Usia Lanjut usia merupakan tahap terakhir dari perkembangan hidup manusia, suatu proses alami dimana tidak semua orang dapat mencapai tahap ini.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang lansia dengan usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang cepat dan diprediksikan akan terus meningkat di masa yang akan datang. Pada tahun 2020, populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) merupakan seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan suatu negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan suatu negara adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia, yang kemudian disebut sebagai lansia adalah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia, yang kemudian disebut sebagai lansia adalah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia, yang kemudian disebut sebagai lansia adalah penduduk berusia 60 tahun ke atas. 1 Proporsi jumlah penduduk lanjut usia tersebut terus mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang terjadi pada punggung bagian bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit maupun aktifitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di

BAB I PENDAHULUAN. epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia yang telah menjadi epidemi global dan harus segera ditangani. Saat ini prevalensi obesitas di dunia meningkat tajam hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Menurut laporan World Health Organitation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08 juta rumah tangga atau 24,50 dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Populasi penduduk usia lanjut (usila) di dunia terus meningkat tanpa disadari. Dengan adanya kemajuan teknologi kedokteran, perbaikan pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi.

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. Kariadi Semarang, Jawa Tengah. sampai jumlah sampel terpenuhi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu penyakit dalam, khususnya sub bidang geriatri dan ilmu manajemen rumah sakit. 4.2 Tempat dan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Proses alami ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia merupakan individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), termasuk salah satu dari tujuh provinsi di Indonesia yang berpenduduk dengan struktur tua (lansia). Data Departemen Sosial (Depsos)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global angka pertumbuhan lansia semakin hari semakin meningkat dan sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, atau 58 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah menunjukkan keberhasilannya dalam pembangunan nasional terutama dalam bidang kependudukan. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Notoatmojo, 2007). Batasan lanjut usia menurut dokumen perkembangan lanjut usia dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai lanjut usia (lansia). Lanjut usia (lansia) merupakan kejadian yang pasti akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebutuhan khusus yang harus dipenuhi, baik secara fisiologis maupun psikologis. Terdapat banyak kebutuhan fisiologis manusia, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Lansia/Lanjut usia adalah seseorang yang sudah berusia 60

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Lansia/Lanjut usia adalah seseorang yang sudah berusia 60 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lansia/Lanjut usia adalah seseorang yang sudah berusia 60 tahun ke atas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut sudah menjadi fenomena global di seluruh belahan dunia (Siti Setiati, 2010). Menurut laporan PBB, populasi penduduk dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga. memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut Busse, EW, pada

BAB I PENDAHULUAN. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga. memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut Busse, EW, pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Constantinides pada tahun 1994, menua (= menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanperlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah menunjukkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan mata sangatlah penting karena penglihatan tidak dapat digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik. Kebutaan yang diakibatkan karena

Lebih terperinci

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Instalasi Geriatri Paviliun Lanjut Usia Prof. Dr. Boedhi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi

Lebih terperinci

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya (WHO, 2004).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak ada obat lain yang dipelajari sebanyak alkohol. Alkohol merupakan suatu senyawa kimia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa. BAB IV METODE PENILITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Klinik VCT RSUP dr. Kariadi Semarang pada bulan Maret-Juni2015.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk usia lanjut diproyeksikan meningkat setiap tahun diperkirakan mencapai 67 juta orang atau sekitar 24% dari seluruh populasi Indonesia pada tahun 2035.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN TES TIMED UP AND GO DENGAN FREKUENSI JATUH PASIEN LANJUT USIA

HUBUNGAN TES TIMED UP AND GO DENGAN FREKUENSI JATUH PASIEN LANJUT USIA HUBUNGAN TES TIMED UP AND GO DENGAN FREKUENSI JATUH PASIEN LANJUT USIA ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana pada program Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci