BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman jenis rumput laut yang sangat tinggi. Hasil produksi rumput laut masih sebatas industri makanan dan bahan baku komoditi ekspor. Terdapat beberapa jenis dari marga rumput laut yang bernilai ekonomi dan beberapa yang dibudidaya yaitu Gracilaria, Gelidium, Gelidiopsis dan Hypnea (Kadi, 2004; Romimohtarto dan Juwana, 2001). Rumput laut Gracilaria sp. termasuk kelompok ophyte yaitu rumput laut yang mengandung agar sebagai hasil metabolisme primer. diproduksi dan dipasarkan dalam berbagai bentuk, antara lain tepung, kertas dan batang. Sebagian besar penggunaan agar adalah sebagai media pertumbuhan bakteri maupun jamur, yaitu dengan menambahkan zat-zat gizi tertentu (ingredientingredient) yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri dalam agar. bersifat lebih baik daripada gelatin bila digunakan sebagai bahan pupukan mikroba, karena bakteri tidak dapat mencairkan gel agar, tetapi dengan mudah mencairkan gelatin menjadi larutan encer. Persyaratan mutu internasional (standar) bagi agar yang digunakan sebagai media pupukan mikroba yaitu kadar abu maksimum 5%, kadar organik asing maksimum 1% dan kadar abu tak larut asam maksimum 1% (Winarno, 1990). Selain itu, agar dapat diolah menjadi berbagai bentuk penganan (kue), seperti puding dan jeli atau dijadikan bahan tambahan dalam industri farmasi.
Kandungan serat pangan pada agar relatif tinggi. Oleh karena itu, agar dapat dikonsumsi sebagai makanan diet. Melalui proses yang spesifik, agar diproduksi pula untuk keperluan laboratorium sebagai kultur jaringan (Murdinah, dkk., 2012). Kebutuhan bakto agar kini masih diperoleh secara impor, meskipun produksi rumput laut penghasil agar di dalam negeri cukup tinggi. Harga bakto agar impor dengan kemasan 1 pound mencapai 157.55 US Dollar setara dengan Rp 1.570.000,-. Apabila pembuatan bakto agar dapat dikembangkan di dalam negeri diharapkan akan diperoleh bakto agar yang harganya relatif murah dari harga impor (Murdinah, dkk., 2008). Hasil penelitian sebelumnya telah dilakukan isolasi agar dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus yang diperoleh dari pantai di Kecamatan Limbangan Wetan, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, menghasilkan rendemen yang tertinggi pada ph 5 dengan waktu ekstraksi 45 menit (Ramadhani, 2012). Berdasarkan uraian di atas penulis melakukan penelitian membandingkan karakterisasi simplisia, rendemen dan hasil karakterisasi agar dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus dari tempat berbeda yang diperoleh dari tambak di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, penulis juga melakukan penelitian memanfaatkan agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus sebagai media pertumbuhan bakteri dengan membandingkan antara agar hasil isolasi dari rumput laut yang diputihkan dengan agar hasil isolasi dari rumput laut yang tidak diputihkan.
Penelitian ini meliputi karakterisasi simplisia; isolasi agar; karakterisasi agar yaitu uji kualitatif, penetapan susut pengeringan, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tak larut asam, penetapan kadar sulfat, nilai viskositas; pembuatan media pertumbuhan bakteri dan pengujian mikrobiologi yaitu dengan uji kualitatif untuk melihat homogenitas pertumbuhannya di cawan petri dengan teknik penuangan pada bakto agar hasil isolasi yang dibandingkan dengan bakto agar standar dengan menumbuhkan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Eschericia coli dengan penambahan nutrient broth dan beef powder serta peptone, pewarnaan Gram dan pengamatan mikroskopik bakteri. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. apakah karakteristik serbuk simplisia dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus yang dilakukan berbeda hasilnya dengan penelitian sebelumnya? b. apakah rendemen agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus yang dilakukan berbeda hasilnya dengan penelitian sebelumnya? c. apakah karakterisasi agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus memenuhi persyaratan yang berlaku? d. apakah agar hasil isolasi dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri untuk Staphylococcus aureus dan Eschericia coli?
1.3 Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah: a. hasil karakteristik serbuk simplisia dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus berbeda hasilnya dengan penelitian sebelumnya. b. rendemen agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus berbeda hasilnya dengan penelitian sebelumnya. c. karakterisasi agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus memenuhi persyaratan yang berlaku. d. agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri untuk Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. untuk membandingkan karakteristik simplisia rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus yang berasal dari tempat yang berbeda. b. untuk membandingkan rendemen agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus yang berasal dari tempat yang berbeda. c. untuk mengetahui karakterisasi agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. d. untuk mengetahui pertumbuhan bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus pada media agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat pada penelitian ini adalah: Sebagai informasi tentang karakteristik simplisia dan agar-agar hasil isolasi dari rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus serta aplikasinya sebagai media pertumbuhan bakteri.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan kerangka konsep seperti ditunjukkan dalam bagan berikut ini: Variabel bebas Variabel terikat Parameter I dengan pemutihan II Simplisia rumput laut III tanpa pemutihan IV Karakteristik simplisia Rendemen agar Karakteristik agar 1. Pemeriksaan makroskopik 2. Pemeriksaan mikroskopik 3. PK air 4. PK sari larut dalam air 5. PK sari larut dalam etanol 6. PK abu total 7. PK abu tak larut asam 1. Uji kualitatif 2. Penetapan susut pengeringan 3. PK abu total 4. PK abu tak larut asam 5. PK sulfat 6. Nilai viskositas NA Standard NA Standard Staphylococcus aureus Eschericia coli Hasil pertumbuhan bakteri 1. Pewarnaan Gram 2. Pengamatan mikroskopik Gambar 1.1. Skema Kerangka Pikir Penelitian