ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL NIHON NO AIKIDO TO MINANGKABAU NO SILEK NO HIKAKU NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh: ALLAN MAULANA NIM : 030708014 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN 2008
ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL NIHON NO AIKIDO TO MINANGKABAU NO SILEK NO HIKAKU NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang PEMBIMBING I PEMBIMBING II Drs. Hamzon Situmorang. MS, Ph.D Drs. Eman Kusdiyana. M. Hum NIP. 131422712 NIP. 131763365 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI S-1 SASTRA JEPANG MEDAN 2008
Disetujui Oleh: Fakultas Sastra Medan Program Studi S-1 Sastra Jepang Ketua Program Studi, Drs. Hamzon Situmorang. MS, Ph.D NIP. 131422712 Medan, Maret 2008
PENGESAHAN Diterima Oleh: Panitia Ujian Fakultas Sastra untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Jepang Pada : Sabtu Tanggal : 22 Maret 2008 Pukul : 09.00 WIB Fakultas Sastra Dekan Drs. Syaifuddin, M. A, Ph.D. N I P. 131284310 Panitia Ujian No. Nama Tanda Tangan 1. Drs. Hamzon Situmorang. MS, Ph. D ( ) 2. M. Pujiono. S. S, M. Hum ( ) 3. Adriana Hasibuan, S.S, M. Hum ( )
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN.1 1.1 Latar Belakang Masalah.1 1.2 Perumusan Masalah 5 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan...7 1.4 Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka..7 1.4.2 Kerangka Teori...8 1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian.. 1.5.1 Tujuan Penelitian......10 1.5.2 Manfaat Penelitian 10 1.6 Metode Penelitian...11 BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG AIKIDO DAN SILEK.12 2.1. Sejarah dan Perkembangan Aikido. 2.1.1. Pengertian Aikido..12 2.1.2. Sejarah Aikido...14 2.1.3. Perkembangan Aikido...19 2.1.3.1 Perkembangan Aikido Di Jepang.19 2.1.3.2 Perkembangan aikido Di Indonesia..21 2.2. Sejarah Dan Perkembangan Silek 2.2.1. Pengertian Silek.23
2.2.2. Sejarah Silek..25 2.2.3. Perkembangan Silek...28 BAB III. ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DENGAN SILEK. 3.1 Perbandingan asal-usul Aikido dengan Silek...33 3.2 Perbandingan filosofi Aikido dengan Silek..38 3.3 Perbandingan fungsi Aikido dengan Silek...44 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN.. 4.1 Kesimpulan 48 4.2 Saran...52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ABSTRAK Seni beladiri adalah perpaduan unsur seni, teknik membeladiri, olahraga, serta olah bathin yang didalamnya terdapat muatan seni budaya masyarakat dimana seni beladiri itu lahir dan berkembang. Perkembangan seni beladiri terus berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri mempunyai peranan dalam memberikan kontribusi perkembangan seni budaya masyarakat suatu daerah. Ilmu beladiri merupakan suatu metode yang terstruktur yang digunakan oleh seorang manusia untuk melindungi dirinya dari serangan manusia lainnya. Aikido adalah seni beladiri tradisional Jepang yang diciptakan Morihei Ueshiba, seorang ahli beladiri yang menguasai beladiri kuno Jepang. Morihei Ueshiba mengubah teknik beladiri tersebut dengan modifikasi dan penyempurnaan sehingga menjadi olah gerak beladiri tersendiri. Aikido bukanlah seni beladiri teknik saja tapi merupakan seni beladiri yang menggunakan napas dan pikiran bersih sehingga orang yang mempelajari Aikido dapat mengontrol emosi, lawan, dan keadaan. Aikido mengajarkan bagaimana mengasihi sesama termasuk musuh, koreksi diri, dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Aikido adalah jalan untuk mencari keselarasan dengan orang lain, lingkungan maupun alam semesta. Dalam konteks ini aikido merupakan jalan hidup atau lebih tepatnya sebagai pandangan hidup bagi praktisinya. Jalan hidup aikido adalah kasih sayang dan rekonsiliasi melalui bela diri (budo). Bela diri itu sendiri menurut Morihei Ueshiba adalah sebuah jalan untuk menghentikan perang
dan pertikaian, bukan suatu jalan untuk saling menghancurkan. Aikido sebagai jalan bela diri tidak identik dengan kekerasan. Pencak silek merupakan salah satu jenis beladiri warisan nenek moyang Indonesia yang bisa dikatakan telah menjadi kebudayaan nasional. Pencak silek telah berkembang sejak zaman kuno hingga sekarang. Pada zaman kejayaan kerajaan pencak silek merupakan keterampilan yang paling diandalkan untuk mempertahankan dan memperluas daaerah kerajaan. Masyarakat Minangkabau adalah masyarakat yang memengang teguh adat istiadat nya. Sesuai dengan petuah adat adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (adat bersandikan agama, agama bersandikan Al-qur an). Di Minangkabau dikenal suatu seni beladiri yang di kenal dengan silek (silat) atau lebih umum dengan nama pencak silat. Silek paninjauan sunur-kuraitaji adalah salah satu cabang ilmu beladiri yang mempunyai jurus ampuh yang sulit dibaca lawan dan bernafaskan Islam dan membuat keyakinan tinggi pada diri pesilek. Alam takambang dijadikan guru sebagai moto utama dalam belajar silek. Disamping itu tempat perguruan silek dijadikan wadah mengumpulkan anak muda untuk pembinaan budi pekerti berdasarkan adat dan agama. Seni beladiri tradisional yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat pendukungnya adalah suatu bentuk seni beladiri yang bersumber dan berakar serta telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat dan pemakainya. Baik Aikido yang lahir di Jepang maupun Silek yang berkembang di Minangkabau, kedua seni beladiri ini tidak hanya berfungsi sebagai ilmu beladiri, namun juga sebagai jalan hidup bagi praktisinya yang asal
mulanya dipengaruhi oleh ajaran agama. Terdapat beberapa perbedaan antara kedua seni beladiri ini diantaranya fungsi aikido yang hanya sebagai seni beladiri dan jalan hidup sedangkan fungsi Silek selain sebagai seni beladiri dan jalan hidup juga sebagai permainan rakyat. Disamping itu falsafah yang dianut Aikido merupakan pencerminan dari ajaran agama Shinto sedangkan falsafah Silek pencerminan dari agama Islam dan adat Minagkabau. Melalui seni beladiri hendaknya lebih tercipta kedamaian di muka bumi ini. Seni beladiri bukanlah alat untuk menghancurkan, melainkan digunakan sebagai pencipta perdamaian. Ini sesuai dengan dasar falsafah yang dianut Aikido dan Silek yaitu Keharmonisan, Keselarasan dan Kasih sayang.