The Duchess Diaries
The Duchess Diaries Jillian Hunter PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO
The Duchess Diaries by Jillian Hunter Published in 2012 by Signet All rights reserved. No part of this book may be reproduced, scanned, or distributed in any printed or electronic form without permission. Please do not participate in or encourage piracy of copyrighted materials in violation of the author s rights. Purchase only authorized editions. Copyright 2012 by Maria Hoag All rights reserved. The Duchess Diaries Alih bahasa: Anggun Prameswari Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali tahun 2017 oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta 717030167 ISBN: 978-602-04-0002-0 Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan
Seri Bridal Pleasure A DUKE S TEMPTATION A BRIDE UNVEILED THE DUCHESS DIARIES
Untuk editorku, Kerry Donovan. Terima kasih untuk editanmu yang sangat akurat dan sesi tukar ide yang kita lakukan, dan untuk selalu hadir ketika aku membutuhkanmu. Aku menghargai semua yang telah kau lakukan.
Bab 1 Mayfair, London 1819 INILAH PESTA dansa terbaik, juga pesta dansa terburuk. Inilah pesta dansa kelulusan tahunan, acara kehormatan Akademi Scarfield Khusus Gadis Muda di London. Inilah malam penuh harapan, saat Nona Charlotte Boscastle bertekad untuk tidak mengakhirinya dengan aib. Inilah malam segalanya bermula dan berakhir. Sebagai kepala sekolah, Charlotte akan dihujani pujian atas kerja kerasnya dalam melatih satu angkatan lagi para gadis muda yang akan terjun ke Society. Dia akan disanjung di dalam setiap lamaran pernikahan yang ditujukan kepada siswinya sebagai hasil pendidikan elite mereka. Dia pun akan disalahkan atas skandal apa pun yang dia biarkan menodai nama akademi. Musuh bebuyutannya, Lady Clipstone, kepala dari sekolah yang lebih kecil dibandingkan sekolahnya, telah mengatakan kepada pihak surat-surat kabar bahwa beberapa hal buruk yang bersifat sosial akan terjadi di
2 Jillian Hunter dalam acara itu. Yang membuat Charlotte sedikit lega adalah bahwa dia tahu dirinya dikelilingi keluarganya sendiri semua orang di ton tahu betapa mudahnya keluarga Boscastle dibayangi kontroversi. Konon katanya, setiap ada lebih dari dua anggota keluarga Boscastle berkumpul dalam satu ruangan, sang iblis pun datang untuk turut serta. Walau begitu, Charlotte tetap bersyukur bahwa sepupunya, Marquess of Sedgecroft, setuju menjadi tuan rumah acara ini di kediamannya, Park Lane Mansion. Charlotte menghargai bagaimana sang sepupu mengundang sekian banyak rekannya untuk memenuhi aula pesta dan membuat para gadis terkesan. Masa depan sosial sekumpulan perempuan muda itu ada di tangan Charlotte pada malam terakhir ini. Dirinyalah yang wajib memadamkan adanya percikan ketertarikan pada lawan jenis, sebelum berkembang menjadi aib. Miss Boscastle, bolehkah aku keluar ke taman? Tidak, Amy, tidak boleh, seperti yang sudah kukatakan seribu satu kali. Tidak tanpa pendamping yang kusetujui. Tapi di sini membosankan. Minum es limun lagi. Verity minum sampanye. Verity, ujar Charlotte, dengan mata menjelajahi ruangan mencari muridnya yang cenderung sering mengundang masalah, akan dilarang pergi ke kamarnya besok.
The Duchess Diaries 3 Miss Boscastle, sandalku rusak. Apa yang harus kulakukan? Apa aku boleh bertanya kepada nyonya rumah, siapa tahu aku bisa meminjam sepasang sandalnya? Charlotte mengernyit. Jika kau bisa menemukan sang nyonya rumah tanpa keluar dari ruangan ini. Verity ada di teras, Miss. Demi Tuhan, gumam Charlotte. Di mana Duchess of Glenmorgan? Dia berjanji akan ada di dekatku untuk membantu. Mungkin, setelah malam ini, Charlotte akan bisa menarik napas lega. Entah dengan cara baik atau buruk, para alumni akan menjejakkan kaki ke dunia nyata. Jika memungkinkan, dia akan menggambar peta wilayah rawan yang mungkin dihadapi seorang nona muda setelah meninggalkan akademi. Petanya akan menggambarkan perempatan jalan sempit dengan banyak cabang jalan kecil yang dinamai Jalan Hubungan Terlarang, Jalan Pintas menuju Kemero sotan Moral atau Hancurnya Reputasi. Namun, hingga fajar menyingsing di akhir acara, dia harus waspada dengan pria hidung belang mana pun yang memanfaatkan kepolosan gadis-gadisnya. Dia memasang mata pada satu pria tertentu. Pria itu pernah satu kali menatapnya. Tak diragukan lagi, Duke of Wynfield adalah tamu paling elegan dan mengesankan di pesta dansa ini, dan Charlotte tidak akan membiarkan sang duke menggoda salah satu siswinya atau mengalihkan perhatian dirinya sendiri dari tugas. Charlotte mengira-ngira apakah pria itu ingat terakhir kali mereka bertemu di emporium di Strand.
4 Jillian Hunter Mereka tidak bicara apa-apa. Hari itu, Charlotte berbelanja untuk keperluan akademi. Sedangkan pria itu sedang membayar belanjaan sepasang wanita nakal yang bergelayut manja di sisi kanan-kiri sikunya. Pria itu mencium leher salah satu wanita itu dan hanya tersenyum saat Charlotte yang berada di ujung konter terkesiap. Charlotte kembali ke akademi beberapa jam kemudian, dan mencatat insiden itu di buku hariannya seperti yang biasa dia lakukan. Diubahnya detail di sana-sini sampai, pada akhirnya, kejadian sebenarnya hanya sedikit memiliki kesamaan dari versi rekaannya sendiri yang lebih menarik. Charlotte selalu menulis jurnal sejak dia bisa memegang pena, dan selalu menikmati seni dari melebihlebihkan cerita tentang kejadian biasa. Bukan berarti sejarah keluarga Boscastle perlu dilebih-lebihkan. Saat sepupunya pertama kali mengundangnya ke London lima tahun lalu, dia begitu terpikat pada perilaku mesum yang dilakukan para sepupunya hingga dia mencatat sejarah keluarganya di buku hariannya. Dengan segera berlembar-lembar halaman terisi penuh. Mencatat skandal mereka semua sungguh terasa menantang. Sepertinya semua orang memiliki kehidupan rahasia sebagai mata-mata atau kekasih seseorang. Namun, makin dia mengagumi cara hidup mereka, makin jelas bahwa ternyata dirinya menjalani kehi dupan yang suram. Sayangnya, setahun lalu, dia memutuskan bahwa seperti itulah kehidupan pribadinya. Dia menyingkirkan catatan keluarga Boscastle lalu memulai buku
The Duchess Diaries 5 harian baru. Butuh sebulan baginya untuk meredakan keengganannya dan membiarkan penanya berkelana sesuka hati. Tak butuh waktu lama, buku hariannya dipenuhi dengan kenyataan kelam dan kenikmatan yang se olah dia alami sendiri. Tertulis pada berlembar-lembar hala man berisi bagian yang lebih intim bahwa sang duke tidak hanya memujanya, tapi juga telah mengejarnya selama berbulan-bulan. Dalam kehidupan nyata, pria itu sungguh dominan, tak sopan, dan benarbenar tertarik dengan perempuan rendahan. Dalam kisah khayalan pertemuannya dengan Charlotte, dia dominan, tak sopan, dan entah bagaimana hanya tertarik pada Charlotte. Pada kisah pertemuan di pusat perbelanjaan yang telah Charlotte sunting, sang duke mengamatinya melewati meja konter dan segera meninggalkan kedua wanita yang bersamanya. Pria itu langsung mendekati Charlotte dan menggenggam tangannya, tanpa berkata apa-apa. Kereta kudaku ada di luar, ujar sang duke, dengan senyum penuh dosa yang melenakan perasaan Charlotte. Bolehkah kuajak kau pergi? Wajah sang duke seolah menjauh. Lalu terdengar suara lain, berat dan bersemangat, berbisik di telinga Charlotte. Kau sedang menatap Duke of Wynfield, Miss Boscastle. Berhati-hatilah. Semua orang berkata bahwa dia sedang mencari kekasih. Charlotte menggenggam kipasnya lalu berbalik untuk menatap dengan cemas ke arah murid kesayangannya. Lydia Butterfield, katakan kepadaku bahwa pria itu bukan kekasihmu.