BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah penting yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sedangkan yang lain adalah lembaga keuangan non-bank (LKBB). Bank

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian dari usaha

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis pada tahun 1997 telah berlalu, kini perbankan Indonesia dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

III. METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. : I Made Paramartha NIM :

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, juga sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah penting yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarkat. Hal ini tercermin dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat kemudian mengolahnya menjadi pendapatan operasional bank dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan pemberian kredit kepada pihak yang memerlukan dana (Wikipedia, diakses pada tanggal 2 November 2010). Bank merupakan sektor yang sangat penting dan berpengaruh dalam dunia usaha sehingga banyak masyarakat dan organisasi yang memanfaatkan jasa bank untuk menyimpan atau meminjam dana. Kondisi dan perkembangan perbankan saat ini, secara umum memperlihatkan beberapa kemajuan. Sehingga diharapkan dapat mendukung peningkatan kegiatan ekonomi yang tersendat-sendat. (Ilmiahekonomi 2009, diakses pada tanggal 5 November 2010) Krisis moneter yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, dimana nilai tukar mata uang rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat, menyebabkan sebagian besar perusahaan tidak mampu membayar pinjamannya kepada bank, 1

Bab I Pendahuluan 2 sedangkan perbankan juga menghadapi risiko tidak mampu membayar kewajibannya yang sebagian besar dibiayai oleh pinjaman luar negeri dan dana masyarakat. Besarnya cadangan kredit dan kerugian sebagai akibat selisih nilai tukar menyebabkan menurunnya modal perbankan sehingga sebagian besar bank tidak mampu lagi untuk memenuhi kewajibannya terhadap kecukupan modal. Sebagian besar bank berada dalam kodisi bermasalah. Otoritas moneter secara terpaksa melikuidasi banyak bank yang dipandang tidak dapat diselamatkan lagi. Tercatat sebanyak 16 bank swasta nasional dilikuidasi sekaligus dicabut izin usahanya pada 1 Nopember 1997 dan pada tahun 1998 ada 10 bank yang ditetapkan dalam status Bank Beku Operasi (BBO). Hal tersebut disebabkan karena bank melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah yang salah satunya adalah tidak memenuhi CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 4% (Sigit Kurniadi, 2009:3). Kinerja perbankan yang dapat diidentifikasi dalam bentuk analisa laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Kegagalan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan serta perkembangan finansial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai di waktu lampau dan di waktu yang sedang berjalan. Selain itu dengan melakukan analisis keuangan di waktu lampau maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan

Bab I Pendahuluan 3 serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik dan mengetahui potensi kegagalan perusahaan. Dengan diketahuinya kemungkinan kesulitan keuangan yang akan terjadi sedini mungkin maka pihak manajemen dapat melakukan antisipasi dengan mengambil langkah-langkah yang perlu dilakukan agar dapat mengatasinya. Dari sisi rasio keuangan, kesehatan bank dapat diukur dari rasio permodalan (capital), rasio asset (assets quality), kualitas management (management), rasio laba (earning), dan rasio likuiditas (liquidity). Rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal sendiri dibagi Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) (Putra, 2009). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal terdiri dari Modal Inti ( Tier I ) dan Modal Pelengkap ( Tier II ) dikurangi penyertaan pada Anak Perusahaan. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Rasio keuangan yang merupakan indikator tingkat kesehatan suatu bank yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tingkat modal bank (CAR) diantaranya Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Equity (ROE). CAR merupakan salah satu indikator kesehatan permodalan bank. Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk mengcover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko dimasa mendatang. CAR menunjukkan seberapa besar modal bank telah memadai untuk menunjang kebutuhannya dan sebagai dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha bank bersangkutan. Semakin besar CAR maka akan semakin besar daya tahan bank yang bersangkutan dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank

Bab I Pendahuluan 4 yang timbul karena adanya harta bermasalah. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai CAR menunjukkan semakin sehat bank tersebut. Sedangkan LDR merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR paling sering digunakan oleh analis keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank. LDR diukur dengan cara kredit yang diberikan dibagi dana pihak ketiga (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004). Dapat dijelaskan jumlah kredit yang diberikan didapatkan dari jumlah hasil simpanan yang terdiri dari Giro ditambah Tabungan dan Deposito berjangka (tidak termasuk simpanan dari Bank lain). Besarnya LDR yang ditentukan Bank Indonesia paling sehat adalah paling tinggi 94,75%. Dan Analisis Return on Equity (ROE) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik dalam menganalisis keuangan. ROE merupakan teknik analisis yang lazim digunakam untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Dengan menggunakan ROE kemampuan bank dalam memperolah laba tidak diukur menurut besar kecilnya jumlah laba yang dicapai akan tetapi jumlah laba tersebut harus dibandingkan dengan jumlah dana yang telah digunakan dalam menghasilkan laba tersebut. ROE adalah untuk mengukuran efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan dengan menggunakan modal

Bab I Pendahuluan 5 perusahaan yang dimilikinya (Putra, 2009). Rasio ini dapat dikukur dengan cara laba setelah pajak dibagi dengan rata-rata equity (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004). Besarnya ROE yang ditentukan Bank Indonesia yang paling sehat adalah 12% (Maharani Ika Lestari dan Toto Sugiarto, 2007). PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan salah satu bank BUMN yang terdapat di Indonesia, yang merupakan merger dari empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), bergabung menjadi Bank Mandiri (Persero) (wikipedia). Berikut akan dijelaskan tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tabel 1.1 Komponen Capital Adequacy Ratio Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2006-2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Tier I Tier II Penyertaan ATMR 2006 Rp.22.011.986 Rp.8.564.284 Rp.(2.210.393) Rp.112.138.825 2007 Rp.23.194.122 Rp.7.624.716 Rp.(2.535.000) Rp.133.960.413 2008 Rp.22.182.866 Rp.7.960.702 Rp.(2.966.634) Rp.172.833.315 2009 Rp.24.473.234 Rp.9.677.260 Rp.(3.693.516) Rp.195.833.933 Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (www.idx.co.id), 2010

Bab I Pendahuluan 6 Tabel 1.1 menunjukan komponen capital Adequacy ratio (CAR) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk selama periode 2006-2009 yang mengalami fluktuatif. Besarnya Tier I pada tahun 2006-2008 mengalami peningkatan dan penurunan yaitu sebesar Rp.22.011.986, Rp.23.194.122 dan Rp.22.182.886. Sedangkan pada tahun 2009 besarnya Tier I mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.24.473.234. Pada Tier II periode 2006-2009 juga mengalami fluktuatif, pada tahun 2006-2007 besarnya Tier II mengalami penurunan yaitu sebesar Rp.8.564.284 dan Rp.7.624.716. Pada tahun 2008 besarnya Tier II pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.7.960.702. Sedangkan pada tahun 2009 besarnya Tier II mengalami penurunan kembali sebesar 9.677.260. Pada komponen penyertaan periode 2006-2009. Tahun 2006 dan 2007 besarnya penyertaan sebesar Rp.2.210.393 dan Rp.2.535.000. pada tahun 2008 besarnya penyertaan mengalami kenaikan sebasar Rp.2.966.634. dan pada tahun 2009 mengalami penurunan yaitu sebesar Rp.3.693.516. Besarnya ATMR pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2006 dan 2007 yaitu sebesar Rp.112.138.825 dan Rp.133.960.413. Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.172.833.315 dan Rp.195.833.933.

Bab I Pendahuluan 7 Tabel 1.2 Komponen Loan to Deposit Ratio Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2006-2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Kredit diberikan yang Giro Tabungan Depositio Berjangka 2006 Rp. 103.282.247 Rp.48.812.753 Rp.60.303.561 Rp.96.591.234 2007 Rp.125.488.384 Rp.62.306.208 Rp.90.063.557 Rp.94.985.258 2008 Rp.162.637.788 Rp.69.086.688 Rp.94.954.012 Rp.125.071.352 2009 Rp.184.690.704 Rp.72.695.847 Rp.113.795.011 Rp.113.058.523 Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (www.idx.co.id), 2010 Tabel 1.2 menunjukkan komponen loan to deposit ratio (LDR) PT. Bank Manidri Tbk selama periode 2006-2009. Besarnya kredit yang diberikan tahun 2006 dan 2007 yaitu sebesar Rp.103.282.247 dan Rp.125.488.384. Pada tahun 2008 dan 2009 besarnya kredit yang diberikan mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.162.637.788 dan Rp.184.690.704. Komponen dana pihak ketiga terdiri dari Giro, Tabungan dan Deposito berjangka. Besarnya giro PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2006-2007 yaitu sebesar Rp.48.812.753 dan Rp.62.306.208. sedangkan pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.69.086.688 dan Rp.72.695.847. Pada komponen Tabungan tahun 2006-2007 sebesar Rp.60.303.561 dan Rp.90.063.557. Dan pada tahun 2008-2009 besarnya tabungan mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.94.954.012 dan Rp.113.795.011. dan terakhir komponen deposito berjangka tahun 2006-2008 besarnya deposito berjangka pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalami fluktuatif yaitu sebesar Rp.96.591.234,

Bab I Pendahuluan 8 Rp.94.985.258, dan Rp.125.071.352. sedangkan pada tahun 2009 besarnya deposito berjangka mengalami penurunan yaitu Rp.113.058.523. Tabel 1.3 Komponen Return On Equity Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2006-2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun Laba bersih Equity 2006 Rp.2.421.405 Rp.26.340.670 2007 Rp.4.346.224 Rp.29.243.732 2008 Rp.5.312.821 Rp.30.513.869 2009 Rp.7.155.464 Rp.35.108.769 Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (www.idx.co.id), 2010 Tabel 1.3 menunjukkan komponen Return on Equity (ROE) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selama periode 2006-2009 mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Komponen Return on Equity (ROE) yaitu terdiri dari Laba bersih dan Equity. Besarnya laba bersih pada tahun 2006-2007 yaitu sebesar Rp.2.421.405 dan Rp.4.346.224. Besarnya laba bersih pada tahun 2008-2009 yaitu sebesar Rp.5.312.821 dan Rp.7.155.464. Besarnya equity pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pun mengalami peningkatan dari tahun ketahun yaitu pada tahun 2006-2007 sebesar Rp.26.340.670 dan Rp.29.243.732. Dan pada tahun 2008-2009 sebesar Rp.30.513.869 dan Rp.35.108.769. LDR merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai. Semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank, maka

Bab I Pendahuluan 9 CAR-nya akan menurun. Hal ini dapat dilihat dari hubungan LDR terhadap CAR pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tabel berikut ini : Tabel 1.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Capital Adequancy Ratio (CAR) Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2006-2009 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun LDR (%) CAR (%) 2006 57,2 % 25,3 % 2007 54,3 % 21,1 % 2008 59,2 % 15,7 % 2009 61,4 % 15,5 % Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (www.idx.co.id), 2010 Dapat dilihat dari tabel 1.4 menunjukkan pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Capital Adequancy Ratio (CAR) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2006-2009 bahwa pada tahun 2007 menurun yaitu sebesar 54,3 % dan besarnya CAR ikut menurun yaitu sebesar 21,1%. ROE merupakan analisis yang biasanya digunakam untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. ROE merupakan pengukuran efektivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan modal perusahaan yang dimilikinya (Putra, 2009). Yang berarti kemungkinan apabila laba meningkat CAR juga ikut meningkat.. Hal ini dapat dilihat dari hubungan ROE terhadap CAR pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tabel 1.5.

Bab I Pendahuluan 10 Tabel 1.5 Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequancy Ratio (CAR) Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2006-2009 Tahun ROE (%) CAR (%) 2006 10,0 % 25,3 % 2007 15,8 % 21,1 % 2008 18,1 % 15,7 % 2009 22,1 % 15,5 % Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk (www.idx.co.id), 2010 Dapat dilihat dari tabel 1.5 menunjukan pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequancy Ratio (CAR) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2006-2009 bahwa pada tahun 2007, 2008, 2009, besarnya ROE terhadap CAR pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk mengalami kenaikan sedangkan CAR mengalami penurunan. Pada tahun 2007 besarnya ROE menignkat yaitu sebesar 15,8% dan CAR menurun 21,1%. Pada tahun 2008 besarnya ROE meningkat sebasar 18,1% dan diikuti dengan besarnya CAR yang menurun yaitu sebesar 15,7%. Sedangkan pada tahun 2009 besarnya ROE meningkat yaitu sebesar 22,1% dan besarnya CAR mengalami penurunan yaitu sebasar 15,5%. Beberapa penelitian sebelumnya berkaitan dengan pengaruh LDR dan ROE terhadap CAR diantaranya yang dikemukakan oleh Siregar Netty I yang berjudul Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan (CAR) Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI.

Bab I Pendahuluan 11 Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap CAR. Ini ditunjukkan dengan 0.27 dari nilai r square, yang berarti 27% variasi dari perubahan kecukupan modal (CAR) yang dapat dijelaskan oleh empat variabel independen. Sedangkan penelitian Yansen Krisna (2008:23) dalam hasil penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR). Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa ROE menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Jika tingkat laba suatu bank semakin tinggi maka akan berdampak pada meningkatnya modal sendiri (dengan asumsi sebagian besar laba yang diperoleh ditanamkan kembali ke dalam modal bank dalam bentuk laba yang ditahan). Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan bank yang terkait dengan rasio permodalan (CAR) semakin meningkat. Berdasarkan uraian di atas Penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Bab I Pendahuluan 12 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Pada tahun 2007-2009. Besarnya LDR terhadap CAR pada tahun 2007 adalah besarnya LDR mengalami penurunan yaitu sebesar 54,3% dan besarnya CAR ikut menurun yaitu sebesar 21,1%. 2. Pengaruh Return on Equitiy (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Pada tahun 2007-2009 bahwa pada tahun 2007, 2008, 2009 besarnya ROE mengalami peningkatan sedangkan CAR mengalami penurunan. Pada tahun 2007 besarnya ROE meningkat yaitu sebesar 15,8% dan CAR menurun 21,1%. Pada tahun 2008 besarnya ROE meningkat sebasar 18,1% dan diikuti dengan besarnya CAR yang menurun yaitu sebesar 15,7%. Sedangkan pada tahun 2009 besarnya ROE meningkat yaitu sebesar 22,1% dan besarnya CAR mengalami penurunan yaitu sebasar 15,5%.

Bab I Pendahuluan 13 1.2.2 Rumusan Masalah Sebagaimana yang diuraikan diatas penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) secara simultan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2. Seberapa besar pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun Maksud dan Tujuan Penielitian ini dapat dijelaskan dibawah ini. 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Bab I Pendahuluan 14 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) secara simultan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu kegunaan akademis dan Kegunaan Praktis. 1.4.1 Kegunaan Akademis berikut: Kegunaan akademis yang penulis tujukan pada perbankan adalah sebagai 1. Bagi Peneliti Peneliti dapat membandingkan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR), serta mengetahui hasil, kelemahan dan keunggulannya baik secara parsial maupun secara simultan.

Bab I Pendahuluan 15 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu besar pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Equity (ROE) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). 1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis yang penulis tujukan pada perbankan adalah sebagai berikut: 1. Bagi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Divisi Consumer finance, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan saran-saran serta dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan datang. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk yang terdaftar di Bank Indonesia, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38, Jakarta - Indonesia. Telepon : (021) 5245006, 5245858, 5245849. Data yang diperoleh dari www.bi.go.id.

Bab I Pendahuluan 16 1.5.2 Waktu Penelitian Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011 terdapat pada tabel 1.6. Tabel 1.6 Waktu Penelitian Tahap Prosedur Tahap Persiapan Okt 2010 Nov 2010 Des 2010 Bulan Jan 2011 Feb 2011 Okt 2011 1.Persiapan judul dan teori I 2.Membuat outline dan proposal UP 3.Mengambil formulir Penyusunan Skripsi 4. Menentukan Tempat Penelitian Tahap Pelaksanaan 1.Bimbingan UP 2.Seminar UP II 3.Revisi UP 4.Membuat outline dan proposal skripsi 5.Penelitian perusahaan 6.Penyusunan Skripsi 7.Bimbingan Skripsi Tahap Pelaporan 1.Menyiapkan draft skripsi III 2.Sidang akhir skripsi 3.Revisi laporan skripsi 4. Pengumpulan Skripsi 5. Wisuda

Bab I Pendahuluan 17