PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH BUAH SALAK BONGKOK PADA VARIASI SUHU PENYEDUHAN

dokumen-dokumen yang mirip
1. Pendahuluan UJI EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH SALAK [SALACCA ZALACCA (GAERTNER) VOSS] DENGAN METODE PEREDAMAN DPPH

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan, beberapa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB II METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Jengkol (Archidendron jiringa (Jeck) Nielsen Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

Lampiran 1 Pohon mangrove Api-api (Avicennia marina) Lampiran 2 Perhitungan analisis proksimat daun Api-api (Avicennia marina)

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... PRAKATA...

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

1. Pendahuluan AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI TAUCO DENGAN METODE DPPH

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

ETIL ASETAT DAN EKSTRAK METANOL

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

B.A. Martinus, Afdhil Arel, Adi Gusman Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang ABSTRACT

DAFTAR ISI v. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR ix. DAFTAR LAMPIRAN xi. 1.1 Latar Belakang Penelitian..

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KERSEN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN UMBI BAWANG LANANG (Allium sativum) TERHADAP RADIKAL BEBAS DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRIHIDRAZIL)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR TABEL...

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

Ros Sumarny, Ratna Djamil, Afrilia Indira S. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA rosaries15@yahoo.com ABSTRAK

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

Transkripsi:

INFOMATEK Volume 18 Nomor 1 Juni 2016 PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH BUAH SALAK BONGKOK PADA VARIASI SUHU PENYEDUHAN Istiyati Inayah *), Nabila Marthia Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Buah salak Bongkok dari desa Bongkok, kecamatan Conggeang kabupaten Sumedang mempunyai rasa asam, sepat, dan agak pahit sehingga tidak diminati masyarakat dan menjadi komoditi terbuang. Untuk memanfaatkan buah salak Bongkok, maka dibuat diversifikasi produk berupa teh buah salak bongkok. Berdasarkan hasil penelitian Afrianti (2006), ekstrak teh buah salak bongkok memiliki aktivitas antioksidan namun hasil seduhan teh buah salak bongkok pada berbagai suhu penyeduhan belum diketahui aktivitas antioksidannya sehingga pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan pada suhu pencelupan 70 C, 80 C dan 90 C. Teh buah salak bongkok diseduh dengan 200 ml air yang bersuhu 70 C, 80 C dan 90 C selama 3 menit, kemudian dilakukan pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. DPPH merupakan senyawa radikal, yang akan diredam oleh sampel yang mengandung antioksidan, sehingga aktivitas antioksidan dilihat dari kemampuan sampel yang dapat meredam 50% radikal DPPH, dalam hal ini ditunjukkan dengan nilai IC 50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu terbaik untuk menyeduh teh buah salak Bongkok adalah suhu 90 C dengan nilai IC 50 196,34 ppm. Nilai IC 50 dari air seduhan teh buah salak bongkok untuk suhu penyeduhan 70 C, dan 80 C berturut-turut adalah 309,124 ppm dan 213,665 ppm. Kata kunci: Teh buah salak Bongkok, Antioksidan, DPPH I. PENDAHULUAN 1 Buah salak Bongkok dari desa Bongkok, kecamatan Conggeang kabupaten Sumedang mempunyai rasa asam, sepat, dan agak pahit sehingga tidak diminati masyarakat dan menjadi komoditi terbuang, produksinya pada tahun 2003 s/d 2010 mengalami penurunan hingga 50 persen (Badan Pusat Statistik Jawa Barat, sekitar Rp900,- s/d Rp 1.500,-/kg, sedangkan di tingkat pengecer sekitar Rp 4.000,-/kg (Dinas Pertanian Kab. Sumedang Jawa Barat, 2005), hal ini dapat menyebabkan terjadinya kepunahan dari buah salak varietas Bongkok. Oleh karena itu diperlukan pengembangan buah salak bongkok secara inovatif dengan diversifikasi produk. 2010). Harga salak Bongkok di tingkat petani *) istiyatiinayah@unpas.ac.id

Infomatek Volume 18 Nomor 1 Juni 2016 : 57-64 Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afrianti [1] terhadap simplisia buah salak bongkok, buah salak bongkok Pengujian antioksidan secara in vitro pada ekstrak dan isolat dengan mengukur serapan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), ekstrak etil memiliki senyawa bioaktif yang berperan asetat menunjukkan peredaman radikal bebas sebagai antioksidan dan anti hiperuricemia. Hal tersebut menunjang pemanfaatan buah salak bongkok sebagai minuman fungsional berupa teh buah salak bongkok. dengan IC 50 1,6 μg/ml. Ekstrak Etanol meredam radikal bebas dengan IC 50 2,45 μg/ml. Ekstrak n-heksan dan ekstrak air tidak menunjukkan aktivitas peredaman radikal bebas. Dari hasil karakterisasi simplisia buah salak Bongkok didapatkan bahwa simplisia buah salak bongkok mengandung kadar air 6,15 %, susut pengeringan 9,28%, kadar sari larut air yaitu 76,32%, kadar abu total 2,28 %, kadar abu larut air 1,83 %, kadar abu tidak larut asam 0,36 %, Struktur senyawa hasil isolasi dan pemurnian ekstrak etil asetat buah salak Bongkok ditetapkan berdasarkan data spektroskopi, yang meliputi spektrum UV, IR, RMI 1-D, dan RMI 2- D, didapat dua senyawa senyawa yaitu 3βhidroksi-stigmastan-5(6)-en dan Asam 2- dan kadar sari larut etanol yaitu 48,59%.Kadar metilester-1-h-pirol-4-karboksilat (Afrianti, vitamin C pada buah salak Bongkok adalah 8,37 mg / 100 mg (Afrianti, [2]) kadarnya lebih tinggi dibandingkan jenis salak lainnya kandungan [3])Senyawa asam metil pirol-2,4 dikarboksilat menunjukkan peredaman radikal bebas dengan IC 50 3,27 μg/ml (Afrianti, [3]) vitamin C rata-rata pada buah salak adalah 2,4±1,5 mg/100 gram. Penapisan fitokimia terhadap simplisia buah salak Bongkok menunjukkan adanya flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin katekat dan kuinon. Sedangkan saponin tidak ditemukan (Afrianti, [2]) Pengujian yang sudah dilakukan adalah pengujian aktivitas antioksidan terhadap ekstrak buah salak bongkok.sedangkan aktivitas antioksidan dari air seduhan teh buah salak bongkok belum dilakukan. Sehingga dengan dilakukannya penelitian ini maka akan diketahui suhu penyeduhan terbaik dalam menyeduhteh buah salak bongkok agar kandungan 58

Pengujian Aktivitas Antioksidan Teh Buah Salak Bongkok pada VariasiI Suhu Penyeduhan antioksidan yang terkonsumsi optimal. Sampel air seduhan teh buah salak diencerkan sampai didapatkan serial konsentrasi 20 ppm, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktifitas antioksidan dari air seduhan teh buah salak bongkok pada suhu 70 C, 80 C dan 90 C. II. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, rak tabung, mikropipet dan tips, termometer, waterbath, baker glass, kaca arloji, labu ukur, spatula, batang pengaduk, pipet tetes, evaporator dan spektrofotometer UV- Visible. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh celup salak Bangkok, aquabidestilata, metanol dan reagen DPPH. Cara Kerja Preparasi sampel dilakukan dengan menimbang teh buah salak bongkok sebesar 6 gram kemudian dimasukkan ke kantung teh celup. Lalu teh diseduhdengan 200 ml akuades yang bersuhu 70 C, 80 C dan 90 C selama 3 menit. Air seduhan teh buah salak ini yang selanjutnya akan digunakan sebagai sampel penelitian. 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm. Serial konsentrasi ini dibuat dengan mengencerkan stok sampel (100 ppm) dengan penambahan metanol dan DPPH yang volumenya seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Pembuatan Serial Konsentrasi sampel 20, 30, 40, 50 dan 60 ppm Sampel Volume (ml) Sampel Metanol DPPH 20 1 3 1 30 1,5 2,5 1 40 2 2 2 50 2,5 1,5 1 60 3 1 1 Kelima tabung reaksi yang sudah diisi sampel, metanol dan DPPH diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang, kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm.dari nilai absorbansi sampel dan DPPH yang didapat kemudian dicari % aktivitas antioksidan dengan memasukkan nilai absorbansi pada persamaanberikut: ( AbsorbansiDPPH AbsorbansiSampel ) 100% % AktivitasAntioksidan = AbsorbansiDPPH Setelah didapatkan % aktivitas antioksidan, kemudian dicari nilai IC 50 sampel dengan cara membuat grafik linear, hubungan antara 59

Infomatek Volume 18 Nomor 1 Juni 2016 : 57-64 konsentrasi sampel (x) dengan % aktivitas antioksidan sampel (y), sehingga didapatkan persamaan regresi linearnya (y=ax+b). Nilai IC 50 didapatkan dengan mengganti nilai y dengan angka 50. angka 50. Grafik regresi linear untuk sampel teh buah salak dengan variasi suhu penyeduhan 70 C, 80 C, 90 C dapat dilihat pada Gambar 1,2 dan 3. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menentukan nilai IC 50 teh buah salak bongkok, yaitu konsentrasi sampel yang dapat meredam 50% radikal DPPH. Peredaman radikal DPPH dapat diamati melalui penurunan nilai absorbansi sampel (% aktivitas antioksidan) yang dianalisis menggunakan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 517 Tabel 2. Hasil perhitungan nilai IC 50 untuk air seduhan teh buah salak bongkok dengan suhu penyeduhan 70 Suhu Penyeduhan Sampe Absor l bansi DPPH 0,91 20 0,878 3,516 30 0,86 5,495 50 0,831 8,681 % aktivitas antioksidan 60 0,807 11,319 80 0,794 12747 Persamaan linier Y=0,1595x 0+0,6948 IC50 309,124 nm.hasil perhitungan nilai IC 50 untuk air seduhan teh buah salak bongkok dengan suhu penyeduhan 70 C, 80 C, 90 Cdapat dilihat pada Tabel 2, 3 dan 4. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran absorbansi terhadap 5 serial konsentrasi sampel teh buah salak yaitu 20 ppm, 30 ppm, 50 ppm, 60 ppm dan 80 ppm, untuk mendapatkan persamaan regresi linear. Berdasarkan persamaan regresi linear, maka dapat diperoleh Gambar 1. Grafik Linear Konsentrasi Teh Buah Salak Bongkok pada Suhu Penyeduhan 70 C terhadap Aktivitas Antioksidannya nilai IC 50 dengan mengganti nilai y dengan 60

Pengujian Aktivitas Antioksidan Teh Buah Salak Bongkok pada VariasiI Suhu Penyeduhan Tabel 3. Hasil perhitungan nilai IC 50 untuk air seduhan teh buah salak bongkok dengan suhu penyeduhan 80 C Suhu Penyeduhan 80 C Tabel 4. Hasil perhitungan nilai IC50 untuk air seduhan teh buah salak bongkok dengan suhu penyeduhan 90 C Suhu Penyeduhan 90 C Sampel Absorbansi % aktivitas antioksidan Persamaan linear IC50 Sampel Absorbansi % aktivitas antioksidan Persamaan linear IC50 DPPH 0,91 DPPH 0,91 20 0,927-1,868 30 0,86 5,495 40 0,851 6,484 y=0,2571x- 4,9334 213, 665 20 0,832 8,571 30 0,818 10,109 40 0,786 13,626 y=0,2363x +3,604 196, 344 50 0,8 12,088 50 0,773 15,0549 60 0,775 14,835 60 0,747 17,912 Gambar 2. Grafik Linear Konsentrasi Teh Buah Salak Bongkok pada Suhu Penyeduhan 80 C terhadap Aktivitas Antioksidannya Gambar 3. Grafik Linear Konsentrasi Teh Buah Salak Bongkok pada Suhu Penyeduhan 90 C terhadap Aktivitas Antioksidannya Dari hasil pengujian aktivitas antioksidan sampel teh buah salak yang diseduh dalam air dengan berbagai variasi suhu (Gambar 4), didapatkan bahwa nilai IC 50 untuk air seduhan teh buah salak bongkok dengan suhu penyeduhan 70 C adalah 309,124 ppm sedangkan untuk suhu 61

Infomatek Volume 18 Nomor 1 Juni 2016 : 57-64 penyeduhan 80 C adalah 213,665 ppm dan untuk suhu penyeduhan 90 C adalah 196,344 ppm. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa suhu penyeduhan 90 C merupakan suhu penyeduhan terbaik dilhat dari aktivitas antioksidannya. Aktivitas antioksidan diukur antioksidan yang seiring dengan peningkatan suhu penyeduhan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Dewanto [4]terhadap buah tomat yang menunjukkan peningkatan total aktivitas antioksidan ketika tomat tersebut diproses pada suhu tinggi. melalui perhitungan nilai IC 50, yaitu konsentrasi sampel yang menunjukkan kemampuan meredam radikal bebas DPPH sebesar 50%. Jadi semakin rendah nilai IC 50 maka aktivitas antioksidannya semakin baik. Suhu tinggi dapat mempengaruhi proses ekstraksi senyawa dalam suatu bahan. Untuk senyawa yang tahan panas, suhu tinggi dapat meningkatkan perolehan ekstrak, akan tetapi untuk senyawa yang sensitif terhadap suhu tinggi proses ekstraksi justru menurunkan perolehan ekstrak. Di dalam ekstrak teh buah salak bongkok, tidak hanya terdapat satu jenis senyawa yang berperan sebagai antioksidan. Namun jika dilihat dari kecenderungan peningkatan aktivitas antioksidan ketika diseduh pada suhu tinggi, sampai mencapai suhu 90 C, Gambar 4. Grafik Suhu Pencelupan terhadap Nilai IC 50 maka dapat disimpulkan bahwa senyawa yang berpengaruh sebagai antioksidan adalah senyawa yang tahan panas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu penyeduhan dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan dari teh buah salak bongkok yang ditunjukkan dari peningkatan aktivitas Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah total aktivitas antioksidan yang melihat tingkat peredaman senyawa radikal DPPH oleh 62

Pengujian Aktivitas Antioksidan Teh Buah Salak Bongkok pada VariasiI Suhu Penyeduhan senyawa-senyawa yang berada dalam air seduhan teh buah salak bongkok sehingga ada berturut-turut adalah 309,124 ppm, 213,665 ppm dan 196,344 ppm. pengaruh dari suhu penyeduhan terhadap aktivitas antioksidannya. Menurut Swasono [5],antioksidan dapat berbentuk gizi seperti Vitamin E dan C, non-gizi (pigmen karoten, likopen, flavonoid dan klorofil) dan enzim (glutation peroksidase, koenzim Q10 atau ubiquinon). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Afrianti [3], penapisan fitokimia terhadap simplisia buah salak Bongkok menunjukkan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, tannin katekat dan kuinon yang berpotensi sebagai antioksidan. Berdasarkan isolasi senyawa yang dilakukan Afrianti [3] terhadap ekstrak buah salak, diperoleh senyawa metil pirol-2,4 dikarboksilat yang diduga kuat bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan karena strukturnya memiliki ikatan rangkap yang terkonjugasi. IV. KESIMPULAN Suhu penyeduhan berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan teh buah salak bongkok dengan nilai IC 50 untuk air seduhan teh salak dengan suhu penyeduhan 70 C, 80 C dan 90 C DAFTAR RUJUKAN [1] Afrianti LH, Sukandar EY, Ibrahim S, Adnyana IK, 2006a. Aktivitas antioksidan ekstrak daging buah salak varietas Bongkok ( Salacca Edulis Reinw.). J Acta Pharmaceutica, Vol.XXXI,NO 1, Maret 2006. ISSN : 0216-616X [2] Afrianti LH, Sukandar EY, Ibrahim S, Adnyana IK, 2006b. Isolasi, elusidasi struktur dan aktivitas antioksidan ekstrak buah salak Bongkok. Prosiding Seminar Nasional Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI),UGM Yogyakarta [3] Afrianti LH, Sukandar EY, Ibrahim S, Adnyana IK.2010a. Senyawa asam 2- metilester-1-h-pirol-4karboksilat dalam ekstrak etil asetat buah salak Bongkok sebagai antiokisdan dan antihiperurikemia. J. Teknologi dan Industri Pangan. Vol XXI(1);66-72. ISSN 1979-7788 [4] Dewanto, Veronica, Xainzhong Wu, Kafui K. Adom, Rui Hai Liu. 2002. Thermal Processing Enhances the Nutritional Value 63

Infomatek Volume 18 Nomor 1 Juni 2016 : 57-64 of Tomatoes by Increasing Total Antioxidant Activity. Journal of Agricultural and Food Chemistry (10) 3010-3014 [5] Swasono, R. Tamat, T. Wikanta, Lina S. Toksisitas Senyawa Bioaktif dari Ekstrak Rumput Laut Hijau Ulva reticulat. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol 5 No.1 (31-36) Maulina. Aktivitas Antioksidan dan 64