BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. disengaja ditimbulkan oleh peneliti (Arikunto, 2006:3). Dengan cara ini peneliti sengaja

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan bermaksud mengetahui Pengaruh Metode Discovery Learning

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN

IIL. METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode

III. METODELOGI PENELITIAN. Metodelogi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi. dalam penelitian. Soekidjo Notoatmodjo, (2002:29)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METOE PENELITIAN. penelitian ini, hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengampilan data dilakukan pada bulan Juli tahun 2013, tahun ajaran 2013/2014.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (delapan) semester ganjil di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mencari hubungan, dan menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki. Untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

A. Pengertian Hipotesis

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan,

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metoda Taguchi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak.Sekolah ini beralamatkan di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

Distribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bukit Kemuning Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA N 10 Pekanbaru, semester

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel)

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN HASIL SHOOTING CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar,

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian yang disajikan

BAB III METODE PENELITIAN. hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol.

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. memelihara itik Damiaking murni di Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

II. LANDASAN TEORI. Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen dari populasi yang

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peelitia da Desai Peelitia 1. Metode Peelitia Suatu peelitia diperluka metode yag aka diguaka karea dega megguaka metode peelitia, maka terdapat cara utuk meyelesaika sebuah peelitia. Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah metode peelitia eksperime. Meurut Sugiyoo (2013, hlm. 107) metode eksperime dapat diartika sebagai metode peelitia yag diguaka utuk mecari pegaruh perlakua tertetu terhadap yag lai dalam kodisi yag terkedalika. Sedagka meurut Arikuto (2006, hlm. 3) megataka bahwa: Metode eksperime adalah suatu cara utuk mecari hubuga sebab akibat (hubuga kausal) atara dua faktor yag segaja ditimbulka oleh peeliti dega megelemiasi atau meguragi atau meyisihka faktor-faktor lai yag meggaggu. Jadi, metode eksperime diguaka utuk megugkap ada atau tidakya pegaruh dari variabel-variabel yag telah dipilih utuk dijadika peelitia. Berdasarka uraia di atas dapat disimpulka bahwa metode eksperime adalah jeis metode peelitia yag dilakuka utuk mecari pegaruh aka variabelvariabelya. 2. Desai Peelitia Utuk mempermudah peelitia diperluka sebuah desai peelitia. Desai peelitia berfugsi sebagai gambara peelitia yag aka dilakuka. Utuk peelitia eksperime ada dua betuk desai peelitia, yaitu posttest oly cotroldesig da pretest-posttest cotrol group desig. Dalam peelitia ii peeliti megguaka desai peelitia pretest-posttest cotrol group desig. Meurut Sugiyoo (2013, hlm. 112) pretest-posttest cotrol group desig membagi dua kelompok yag masig-masig dipilih secara radom, kemudia 31

32 diberi pretest utuk megetahui keadaa awal adakah perbedaa atara kelompok eksperime da kelompok kotrol. Meurut Sugiyoo (2013, hlm. 112) adapu betuk desai utuk model ii adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Prestest-posttest Cotrol Group Desig Kelompok Prestest Treatmet/Perlakua Posttest Eksperime A 1 X 1 A 2 Kotrol B 1 X 2 B 2 Keteraga: A 1 : hasil pretest kelompok eksperime B 1 : hasil pretest kelompok kotrol A 2 : hasil posttest kelompok eksperime B 2 : hasil posttest kelompok kotrol X 1 : model pembelajara kooperatif tipe TGT X 2 : model pembelajara kovesioal B. Populasi da Sampel 1. Populasi Meurut Sugiyoo (2013, hlm. 117) populasi adalah wilayah geeralisasi yag terdiri atas objek atau subjek yag mempuyai kualitas da karakteristik tertetu yag ditetapka oleh peeliti utuk dipelajari da kemudia ditarik kesimpulaya. Pedapat lai dikemukaka oleh Bambag Abduljabar (2012, hlm. 14) bahwa populasi adalah sekumpula obyek atau subyek yag mempuyai kualitas da karakteristik tertetu yag diterapka oleh peeliti utuk dipelajari da kemudia ditarik suatu kesimpula. Sedagka meurut Sudjaa (2005, hlm. 6):

33 Populasi adalah totalitas semua ilai yag mugki, hasil meghitug atau pegukura, kuatitatif maupu kualitatif megeai karakteristik tertetu dari semua aggota kumpula yag legkap da jelas yag igi dipelajari sifat-sifatya. Jadi, populasi buka haya orag, tetapi juga obyek da beda-beda alam yag lai. Populasi juga buka sekedar jumlah yag ada pada obyek atau subyek yag dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yag dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut. Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Karawag yag megikuti kegiata ekstrakurikuler bolabasket yag berjumlah 30 orag siswa. 2. Sampel Peelitia Meurut Sugiyoo (2013, hlm. 118) sampel adalah bagia dari jumlah da karakteristik yag dimiliki oleh populasi tersebut. Sedagka meurut Bambag Abduljabar (2012, hlm. 14) sampel adalah bagia dari jumlah da karakteristik yag dimiliki oleh populasi. Utuk itu sampel yag diambil dari populasi harus betul-betul represetatif (mewakili) karea dari sampel tersebut dapat diperoleh sebuah data da iformasi dari jumlah total populasi. Jumlah aggota sampel serig diyataka dega ukura sampel. Jumlah sampel yag diharapka seutuhya mewakili populasi adalah sama dega jumlah aggota populasi itu sediri. Namu, dalam peelitia ii pearika sampel yag diguaka adalah oprobability samplig dega tekik samplig purposive. Sugiyoo (2013, hlm. 122) berpedapat oprobability samplig adalah tekik pegambila sampel yag tidak memberi peluag atau kesempata sama bagi setiap usur atau aggota populasi utuk dipilih mejadi sampel. Sedagka purposive samplig (Sugiyoo, 2013, hlm. 124) adalah tekik peetua sampel dega pertimbaga tertetu. Dega megguaka tekik samplig purposive memudahka peeliti utuk meetuka sampel peelitia, sehigga setelah medapatka sampel peeliti haya meetuka siswa maa yag termasuk kelompok eksperime da kelompok kotrol.

34 Adapu sampel dalam peelitia ii adalah siswa yag megikuti kegiata ekstrakurikuler bolabasket di SMPN 1 Karawag. Bayakya sampel dalam peelitia ii adalah 28 orag siswa. Dari jumlah sampel yag telah didapat aka dibagi mejadi dua kelompok dega cara pegudia. 14 orag siswa sebagai kelompok treatmet (perlakua) da 14 orag siswa yag lai sebagai kelompok kotrol. Kelompok treatmet aka diberika perlakua, yaitu peerapa model pembelajara kooperatif tipe Team Games Touramet (TGT), sedagka kelompok kotrol tidak diberi perlakua. Bayakya sampel didapatka dari rumus yag dikembagka oleh Isaac da Michael (dalam Sugiyoo, 2013, hlm. 126). Rumusya adalah sebagai berikut: s = λ 2. N. P. Q d 2 N 1 + λ 2. P. Q Keteraga: s : jumlah sampel d : 0,05 N : populasi P : 0,5 λ 2 :tigkat kesalaha Q : 0,5 Tabel 3.2 Sampel Peelitia No. Nama Kelompok Jumlah 1 Kelompok Eksperime 14 siswa 2 Kelompok Kotrol 14 siswa Jumlah 28 siswa C. Defiisi Operasioal

35 Dalam peelitia ii terdapat beberapa variabel yag perlu peafsirapeafsira agar tidak meimbulka kekelirua yag dapat mejauhka dari maksud da tujua peelitia. Adapu variabel tersebut atara lai: 1) Model Pembelajara Kooperatif Egge da Kauchak (dalam Tite Juliatie, 2013, hlm. 63) berpedapat pembelajara kooperatif merupaka sebuah kelompok strategi pegajara yag melibatka siswa bekerja secara berkolaborasi utuk mecapai tujua bersama. Sedagka meurut Tairedja, dkk (2011, hlm. 55) pembelajara kooperatif merupaka sistem pegajara yag memberika kesempata kepada aak didik utuk bekerjasama dega sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Pedapat lai dikemukaka oleh Abidi (2009, hlm. 42) pembelajara kooperatif adalah strategi belajar megajar yag meekaka pada sikap da perilaku bersama dalam bekerja, membatu diatara sesama dalam struktur kerja yag teratur dalam kelompok. Meurut Isjoi (2010, hlm. 16): Pembelajara kooperatif merupaka suatu model pembelajara yag saat ii bayak diguaka utuk mewujudka kegiata belajar megajar yag berpusat pada siswa (studet orieted), terutama utuk megatasi permasalaha yag ditemuka guru dalam megaktifka siswa yag tidak dapat bekerjasama dega orag lai, siswa yag agresif da tidak peduli pada yag lai. Jadi, model pembelajara kooperatif adalah model yag kegiata belajar megajarya berpusat pada siswa, terutama utuk megembagka kerjasama siswa dalam proses pembelajara. 2) Model Pembelajara Kooperatif Tipe Team Games Touramet (TGT) Meurut Rusma (2010, hlm. 224) model pembelajara tipe Team Games Touramet (TGT) adalah salah satu tipe pembelajara kooperatif yag meempatka siswa dalam kelompok-kelompok belajar yag beraggotaka

36 empat sampai eam orag siswa yag memiliki kemampua, jeis kelami, da suku atau ras yag berbeda. Robert Slavi (2008, hlm. 166) berpedapat lai pembelajara koopertaif tipe Team Games Touramet (TGT) terdiri dari lima lagkah tahapa, yaitu tahap peyajia kelas (class presetatio), belajar dalam kelompok (teams), permaia (games), pertadiga (touramet), da peghargaa kelompok (team recogitio). Berdasarka pemapara di atas, maka pembelajara kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil b. Games touramet c. Peghargaa kelompok 3) Lay Up Shoot Meurut Sucipto (2010, hlm. 119) lay up shoot adalah salah satu tekik lajuta yag perlu dikuasai karea merupaka cara meembak yag palig efektif utuk memasukka bola ke kerajag. Betuk tembaka ii memiliki kesempata masuk yag besar jika dibadigka dega tembaka tiga agka. Lay up shoot adalah keterampila yag relatif sulit utuk dikuasai karea memerluka koordiasi kaki da taga yag baik. Pemai harus dapat meagkap da meguasai bola dega baik da kemudia melakuka awala dua lagkah yag dilajutka dega geraka lompata ke atas medekati rig. Aspek petig yag perlu diperhatika saat melakuka awala adalah dua irama lagkah, setelah meagkap atau meguasai bola pemai harus megkosetrasika diri utuk melompat ke depa pada lagkah pertama, kemudia melagkah pada lagkah kedua da dilajutka dega geraka melocat ke atas da melayag medekati rig. Meurut Oliver (dalam Heri Setiadi, 2013, hlm. 20) keberhasila dalam melakuka lay up shoot adalah dalam pegambila lagkah yag tepat utuk memaksimalka hasil tembaka tersebut. 4) Hasil BelajarLay Up Shoot Dalam Permaia Bolabasket

37 Secara sederhaa belajar dapat diartika sebagai hasil dari latiha da pegalama yag meimbulka perubaha perilaku, meetap, da dilakuka secara sadar. Meurut Bloom (dalam Heri Setiadi, 2013, hlm. 20) ada tiga raah hasil belajar, yaitu kogitif, afektif, da psikomotor. Ketiga raah tersebut merupaka tujua utama dari proses pembelajara. Dampak dari adaya sebuah pembelajara adalah hasil belajar yag dapat diamati da diukur. Dalam peelitia ii yag aka diteliti haya dari raah psikomotor atau yag aka diukur berupa hasil belajar keterampila gerakya. Hasil belajar lay up shoot adalah mejadi fokus utama peelitia ii. Lay up shoot merupaka salah satu tekik lajuta dalam permaia bolabasket. Meurut Oliver (dalam Heri Setiadi, 2013, hlm. 21) ada tahapa gerak yag harus dilakuka dalam pembelajara lay up shoot, yaitu: (1) Lega peembak diagkat tiggi sehigga membetuk huruf L, (2) bola dipegag dega telapak jari pada taga yag melakuka tembaka, (3) pemai melagkah dega kaki yag bear da melompat dega kaki yag tepat, (4) pemai mejulurka lega utuk meembaka kearah titik sasara pada papa, (5) pemai megguaka taga serta lega yag tidak melakuka tembaka utuk meopag da melidugi bola, (6) bola meyetuh titik sasara pada papa. D. Istrume Peelitia Sebelum melakuka peelitia, peeliti harus mempersiapka istrume yag aka diguaka. Sugiyoo (2013, hlm. 147) mejelaska bahwa pada prisipya istrume peelitia adalah melakuka pegukura terhadap feomea sosial maupu alam. Meurut Nurhasa da Hasaudi (dalam Heri Setiadi, 2013, hlm. 39) pegukura adalah proses pegumpula data atau iformasi dari suatu obyek tertetu dega batua alat ukur. Utuk memperoleh data secara objektif, diperluka istrume peelitia yag tepat sehigga masalah yag diteliti aka terrefleksi dega baik. Berdasarka permasalah yag diagkat dalam peelitia ii megeai keterampila, maka istrume peelitia yag diguaka adalah tes keterampila.

38 Istrume peelitia yag diguaka adalah tes layup shoot basket permeit meurut Jackso Baumgarter (dalam Heri Setadi, 2013, hlm. 40) yag memiliki tigkat validitas 0,78. Adapu ricia tesya adalah sebagai berikut: 1. Tujua : Megukur keterampila layup shoot dalam permaia bolabasket 2. Alat : Alat tulis, dua buah kursi, metera, bolabasket, stopwatch, da lapaga bolabasket 3. Petugas pelaksaa : a. Petugas pelaksaa dibatu oleh siswa SMPN 1 Karawag Barat yag telah memahami tugas masig-masig, yaitu seorag yag meghitug masuk, seorag yag mecatat hasil, dua orag yag membatu meagkap bola da meletaka kembali ke kursi, serta seorag testor yag megamati sah atau tidakya testee dalam melakuka geraka lay up shoot b. Pelaksaaa, testee berdiri di belakag garis tembaka hukuma. Pada saat aba-aba ya atau buyi peluit testee megambil bola dari kursi sebelah kaa dilajutka dega geraka lay up shoot ke arah rig basket. Setelah melakuka layup shoot, testee meagkap bola tersebut lalu megoper kepada temaya yag berada di belakag kursi sebelah kaa. Setelah itu, testee megambil bola dari kursi sebelah kiri dilajutka geraka layup shoot ke arah rig basket, lalu meagkap bola tersebut da megoper pada temaya yag berada di belakag kursi sebelah kiri. Testee berusaha memasuka bola sebayak mugki ke dalam rig basket dalam waktu satu meit. c. Gambar formasi tes

39 Keteraga Gambar: : Kursi : Testee yag aka melakuka layup shoot : Siswa yag membatu pelaksaaa 4. Peskora: Skor dihitug 1 jika geraka tester dalam tekik lay up shoot bear da bola masuk. Skor 0 jika tester melaggar peratura travelig da melakuka geraka lay up shoot yag salah. Jumlah bola yag masuk ke dalam kerajag yag bear dijadika peelitia. Catata: a. Tembaka diaggap berhasil jika bola masuk ke dalam kerajag baik secara lagsug ataupu dipatulka terlebih dahulu ke papa b. Apabila bola tidak masuk medapatka skor 0 c. Tidak sah apabila melaggar atura lay up shoot d. Siswa memiliki waktu 1 meit utuk melakuka lay up shoot da ilai yag terbaik yag aka diambil Jadi dalam tes ii siswa diberika waktu selama 1 meit utuk melakuka lay up shoot dega tujua utamaya adalah memasukka sebayak-bayakya ke rig da melakuka geraka dega bear. Tes haya dilakuka sebayak satu kali, yaitu tes akhir (posttest) setelah diberika seragkaia pembelajara dega megguaka model pembelajara kooperatif tipe Team Games Touramet (TGT). E. Prosedur Peelitia Utuk memberika kemudaha, maka perlu adaya prosedur kerja peelitia. Peeliti memulai peelitia dega meetuka populasi. Populasi

40 yag dipilih oleh peeliti adalah siswa kelas VII SMPN 1 Karawag yag megikuti kegiata ekstrakurikuler bolabasket yag berjumlah 30 orag. Kemudia, peeliti meetuka sampel dari jumlah populasi. Sampel yag didapatka berjumlah 28 orag. Bayakya sampel didapatka dari rumus yag dikembagka oleh Isaac da Michael (dalam Sugiyoo, 2013, hlm. 126). Setelah medapatka jumlah sampel, peeliti membagi sampel mejadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperime da kelompok kotrol. Kelompok eksperime diberika treatmet dega megguaka model pembelajara kooperatif tipe TGT, sedagka kelompok kotrol megguaka model pembelajara kovesioal. Peeliti melakuka prestest utuk megetahui kemampua awal siswa. Treatmet diberika sebayak 16 kali pertemua. Setelah treatmet selesai diberika kemudia peeliti melihat hasil akhir dega megguaka tes keterampila lay up shoot dari Jackso Baumgarter (dalam Heri Setadi, 2013, hlm. 40) yag memiliki tigkat validitas 0,78. Dari data yag didapat peeliti aka megaalisa dega megguaka statistika da kemudia membuat kesimpula. Dega demikia, peeliti meggambarka prosedur peelitia sebagai berikut: Tabel 3.3 Prosedur Peelitia Populasi Pretest Sampel Treatmet

41 Kelompok Eksperime: Megguaka Model Kooperatif Tipe TGT Kelompok Kotrol: Megguaka Model Pembelajara yag Berpusat Pada Guru TesLay UpShoot Aalisis Data F. Tekik Pegumpula Data da Kesimpula Aalisis Data 1. Tekik Pegumpula Data Dalam peelitia ii utuk megumpulka data peeliti megguaka tes keterampila. Meurut Arikuto (2006, hlm. 150) tes adalah sereteta pertayaa atau latiha serta alat lai yag diguaka utuk megukur keterampila, pegetahua, itelegesi, kemampua atau bakat yag dimiliki oleh idividu atau kelompok. Sedagka meurut Suharsiwi (dalam Heri Setiadi, 2013, hlm. 39) tes merupaka suatu alat atau prosedur yag diguaka utuk megetahui atau megukur sesuatu dalam suasaa dega cara da atura-atura yag sudah ditetuka. Tes yag aka dilakuka dalam peelitia ii adalah tes keterampila lay up shoot yag maa tujua dari tes ii adalah utuk megetahui sejauh maa siswa dapat melakuka keterampila lay up shoot. 2. Aalisis Data Data yag diperoleh dari pegukura selajutya diolah dega megguaka cara statistika dega megguaka Microsoft Excel utuk megolah data tersebut. 1) Dega megguaka Microsoft Excel a. Mecari rata-rata (Mea)

42 b. Simpaga baku (Stadar deviasi) (S) c. Varias (S 2 ) d. Jumlah (Sum) ( X) 2) Meguji Normalitas Tujua dari uji ormalitas adalah utuk megetahui apakah data dari hasil pegukurua berdistribusi ormal atau tidak. Cara meguji ormalitas data ii dega megguaka uji Liliefors (dalam Bambag Abduljabar, 2012, hlm. 102). Da lagkah-lagkah peyelesaiaya adalah sebagai berikut: a. Pegamata X 1, X 2, X 3...X dijadika bilaga baku Z 1, Z 2, Z 3... Z dega megguaka rumus: Z = Xi X s X da S masig-masig merupaka rata-rata da sompaga baku sampel b. Utuk setiap bilaga baku megguaka daftar distribusi ormal baku, kemudia peluag F(Z i ) = P(Z Z i ) c. Selajutya dihitug proporsi Z 1, Z 2, Z 3...Z yag lebih kecil atau sama dega Z 1, jika proporsi diyataka oleh S (Z 1 ), maka S Z 1 = bayakya Z 1,Z 2, Z 3 Z yag < Z d. Hitug selisih F(Z 1 )-S(Z 1 ) kemudia tetuka harga mutlakya e. Ambil harga mutlak yag palig besar diatara harga-harga mutlak selisih tersebut da sebutlah harga tersebut L o f. Kriteria hipotesis adalah ditolak ol bahwa populasi berdistribusi ormal jika L o yag diperoleh dari data pegamata melebihi L tabel dari daftar. Dalam hal ii hipotesis diterima. 3) Uji Homogeitas

43 Uji homogeitas dua varias adalah varias dari tes awal da tes akhir baik kelompok eksperime maupu kelompok kotrol. Meguji homogeitas data setiap butir dega rumus: F = Varias terbesar Varias terkecil Hipotesis ditolak jika F F (1-α)(-1;-1), jadi data setiap butir tes adalah homoge apabila F hitug lebih kecil dari F tabel. 4) Uji-t Uji-t yag diguaka adalah uji kesamaa dua rata-rata (satu pihak). Meurut Nurhasa (dalam Heri Setiadi, 2013:43) uji ii dipakai bila peeliti sudah meojolka salah satu kelompok eksperime yag dibadigka. Oleh karea itu, diamaka uji satu pihak. Tahapa pegujia hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Pasaga hipotesis yag aka diuji adalah H o : µ 1 = µ 2 H 1 : µ 1 µ 2 2. t = X 1 X 2 S 2 1 1 +S2 2 2 3. Kriteria peerimaa da peolaka hipotesis Terima hipotesis (H o ), jika t < W 1T 1 +W 2 T 2 W 1 +W 2 Tolak hipotesis (H o ), jika t W 1T 1 +W 2 T 2 W 1 +W 2 4. Batas kritis peerimaa da peolaka hipotesis (H o ) W 1 = S2 1 1 da t 1 = t 0,95 (14) W 2 = S2 2 2 da t 1 = t 0,95 (14) W 1 T 1 + W 2 T 2 W 1 + W 2

44 5. Membadigka t hitug dega t tabel 6. Membuat kesimpula dega kalimat Tabel 3.4 PROGRAM PEMBELAJARAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT DI SMPN 1 KARAWANG BARAT Proses No Pertemua Materi Tujua/Tugas Pembelajara Keteraga. Gerak Utuk Peeliti Pemaasa megetahui memberika 1 1 Tes kemampua betuk tes Iti 60 Keterampila awal dari lay up shoot meit Awal (Pretest) keterampila tapa ada Pedigia siswa dalam pembelajara

45 pembelajara sebelumya lay up shoot 2 2, 3, da 4 Mempertahak Memberika Peeliti Pemaasa a peguasaa sasara kepada memberika bola (triple pegoper, araha Iti 60 threat, ball meguasai bola tetag cara meit fake) dega triple bermai 2 vs Pedigia threat da 1, 2 vs 2, da tipua bola 2 vs 3 dega tujua akhir lay up shoot 3 5, 6, da 7 Pembelajara Meerima Peeliti offese passig, memberika Pemaasa (passig, meempatka araha shootig, da diri disudut- tetag cara Iti 60 lay up shoot) sudut kosog bermai 2 vs meit da mecari 3 da 3 vs 3 Pedigia ruag kosog dega tujua akhir shootig da lay up shoot 4 8, 9, da Mempertahak Megguaka Peeliti 10 a peguasaa ball fake, jab memberika Pemaasa bola da step, da araha medukug mecari ruag tetag cara Iti 60 pembawa bola kosog utuk bermai 2 vs meit membuka jalur 2 da 2 vs 3 Pedigia passig dega tujua akhir

46 lay up shoot 5 11, 12, Meciptaka Meciptaka Peeliti Pemaasa da 13 ruag dalam jalur serag memberika seraga (L-cut dega araha Iti 60 da V-cut) megguaka tetag cara meit L-cut da V-cut bermai 2 vs Pedigia utuk 2 da 2 vs 3 meyerag dega tujua akhir lay up shoot 6 14 da 15 Pembelajara Megidetifika Peeliti offese si alur terbuka memberika Pemaasa ke basket araha dega passig tetag cara Iti 60 da bermai 3 vs meit dribbligdega 3 da 3 vs 4 Pedigia cepat da dega melakuka lay tujua akhir up shoot atau lay up shoot shootig 7 16 Tes Akhir Utuk Peeliti Pemaasa (Posttest) megetahui memberika kemampua tes akhir lay Iti 60 akhir dari up shoot meit keterampila setelah Pedigia siswa dalam diberika pembelajara treatmet lay up shoot (perlakua)

47