KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU (Pada SMAN Se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SMA NEGERI SE-KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN (DIKLAT) SERTA PENGALAMAN MENGAJAR GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DELANGGU TAHUN 2014

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN KINERJA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SLEMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

DAFTAR PUSTAKA. A.Samana (1994). Profesionalisme keguruan. Yogykarta: Kanisius.

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan

BAB III METODE PENELITIAN Cabang Sukajadi Pekanbaru dan waktu penelitian ini direncanakan selama 3

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

ANGKATAN 2009 NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : BAKHTIAR NUGROHO A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitaif dengan teknik korelasional yaitu penelitian untuk mengetahui

Kata Kunci: sikap belajar, peran orang tua, prestasi belajar

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: SALIMAH A

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI KOTA BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 12

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN TAMBAKREJO KABUPATEN BOJONEGORO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

PENGARUH MOTIVASI DAN KUALITAS PELAYANAN KOPERASI TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA DI KUD CEPOGO BOYOLALI TAHUN 2014

ABSTRAK. Kata Kunci: pemilihan kompetensi keahlian akuntansi, persepsi peluang kerja, dukungan orang tua ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

PERBEDAAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN SELAT BERDASARKAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode survei dan jenis penelitian Ex Post Facto, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu penentu dari kualitas hasil penelitian adalah pemilihan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jawa Siswa Kelas X SMA N 1 Klirong Kebumen

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI DISEKOLAH DAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS X DAN XI SMK N 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ZAINIMUBARAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

KONTRIBUSI DISIPLIN KERJA, SUPERVISI AKADEMIK DAN PARTISIPASI GURU (MGMP) TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENJASORKES SMKDI KABUPATEN PEKALONGAN

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG

Oleh: QONITAH HAPPY EXACTA A

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL DENGAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI SE KECAMATAN WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Verifikatif, dengan jenis pendekatan survei. Menurut Nazir (2005: 63), penelitian

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. lokasi penelitian, yaitu SD Negeri di wilayah Kecamatan Bangunrejo Kabupaten

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU SD NEGERI DI KECAMATAN WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) (Pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Asep Mahmud Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya. Sampel diambil secara random sebanyak 62 orang guru dari populasi sebanyak 165 guru. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian mengindikasikan: (1) terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS, (2) terdapat kontribusi yang signifikan dari kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS, (3) terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah secara simultan terhadap efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya. Kata Kunci: Perilaku Kepemimpinan, Kinerja Komite Sekolah, dan Efektivitas Implementasi MBS Pendahuluan Telah banyak upaya dilakukan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dilandasi suatu kesadaran bahwa betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan yang menjadi bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh (Mulyasa, 2005:31). Salah satu pendekatan peningkatan mutu pendidikan yang sesuai dengan jiwa otonomi dan asas desentralisasi adalah konsep Schooi Based Management atau manajemen berbasis sekolah (MBS), yang secara yuridis tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51 ayat (1), yang berbunyi: 'Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah". Berkenaan dengan MBS, Fattah (dalam Heryadi, 2007) menyatakan: 'MBS adalah suatu pendekatan praktis yang bertujuan mendesain pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kineija sekolah yang mencakup guru, kepala sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat". Dengan demikian, kepala sekolah dituntut untuk bertanggung jawab atas seluruh komponen sekolah dan harus berupaya meningkatkan mutu pelayanan dan mutu hasil belajar yang berorientasi kepada pemakai. Sedangkan partisipasi masyarakat merupakan amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diwujudkan dalam wadah Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Masalah utama dalam penelitian ini fokus pada: 'Adakah kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya*. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana kontribusi serta keterkaitan perilaku kepemimpinan kepala

sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat. Perilaku kepemimpinan terdiri dari dua dimensi, yaitu: perhatian pada organisasi (concem for organization) dan perhatian pada hubungan individual (concem for individual relationship) (Hoy dan Miskel dalam Heryadi, 2007). Dengan kata lain, perilaku kepemimpinan kepala sekolah adalah karakteristik perilaku gaya kepemimpinan yang: (1) berorientasi pada tugas, dan (2) berorientasi pada hubungan manusia. Sedangkan, kinerja komite sekolah adalah proses dan hasil keija yang dicapai oleh komite sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol, dan mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan, dalam rangka mewujudkan efektivitas pengelolaan pendidikan di sekolah (Depdiknas, 2006:15). Mengacu pada fokus masalah, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut (1) terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya, (2) terdapat kontribusi yang signifikan dari kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya, dan (3) terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik angket dengan skala likert Sebelum digunakan, angket diuji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya, angket yang telah teruji disebarkan kepada sampel sebanyak 62 guru dari jumlah populasi sebanyak 165 guru pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan menggunakan rumus TaroYamane (Riduwan, 2008:65). Data yang dihasilkan diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Dalam pengujian hipotesis, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut 1) hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana, 2) hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda. Adapun pengolahannya dilakukan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi 12. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Analisis data deskriptif Pertama, variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya termasuk kategori Sangat Baik". Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden sebesar 4,28 yang berada dalam kategori Sangat Baik. Hasil tersebut diperoleh dari sub variabel struktur tugas sebesar 4,28 dan sub variabel tenggang rasa sebesar 4,275. Berdasarkan skor rata-rata sub variabel yang selisihnya tidak jauh berbeda, maka variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah belum mencapai skor maksimal yang ideal (5,00). Artinya, perilaku kepemimpinan kepala sekolah di SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya masih bisa ditingkatkan lebih baik lagi. Kedua, kinerja komite sekolah pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya termasuk kategori Sangat Tinggi". Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden sebesar 4,26 yang berada dalam kategori Sangat Tinggi". Hasil tersebut diperoleh dari sub

variabel badan pertimbangan sebesar 4,57, sub variabel badan pendukung sebesar 4,42, sub variabel badan pengontrol sebesar 4,02 dan sub variabel badan penghubung sebesar 4,02. Skor rata-rata sub variabel badan pengontrol dan badan penghubung berjumlah sama dan lebih rendah bila dibandingkan dengan sub variabel lainnya Ini berarti bahwa kinerja komite sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai badan pengontrol dan badan penghubung masih belum maksimal. Hal ini terkait dengan sub variabel badan pengontrol dengan indikator mengontrol perencanaan pendidikan, memantau pelaksanaan program, dan memantau output pendidikan. Sedangkan sub variabel badan penghubung terkait dengan indikator, perencanaan, pelaksanaan program, dan pengelolaan sumber daya pendidikan. Namun demikian, skor rata-rata keseluruhan sub variabel kinerja komite sekolah belum mencapai skor maksimal ideal (5,00). Artinya, kinerja komite sekolah pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya masih bisa diupayakan lebih tinggi lagi. Ketiga, Efektivitas Implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya termasuk kategori Sangat Tinggi". Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden sebesar 4,25 yang berada dalam kategori "Sangat Tinggi". Hasil tersebut diperoleh dari sub variabel kemandiria sekolah sebesar 4,14, sub variabel transparansi dan akuntabilitas sebesar 4,39, sub variabel partisipasi masyarakat sebesar 4,49, sub variabel peningkatan kesejahteraan sebesar 3,80, dan sub variabel peningkatan kualitas sekolah sebesar 4,44. Skor rata-rata sub variabel peningkatan kesejahteraan memiliki skor rata- rata paling rendah dibandingkan dengan skor rata- rata sub variabel lainnya. Ini berarti bahwa implementasi MBS terkait dengan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masih belum optimal. Hal ini dapat ditingkatkan melalui indikator penyediaan sistem penghargaan dan pengembangan profesi bagi guru dan staf. Namun demikian, skor rata-rata keseluruhan sub variabel efektivitan implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya masih belum mencapai skor maksimal ideal (5.00), sehingga masih dapat dipacu untuk lebih meningkat lagi. 2. Pengujian Persyaratan Analisis Pertama, uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smimof dan dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas dimana jika probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Tabel Hasil Uji Normalitas Data No. Variabel Sig, Kriteria Keterangan Perilaku Kepemimpinan Kepala 1 0,642 0.642 >0.05 Normal Sekolah (X,) 2 Kinerja Komite Sekolah (X 2) 0,973 0.973 >0.05 Normal 3 Efektivitas Implementasi MBS (Y) 10,395 0.395 >0.05 Normal Kedua, uji homogenitas menggunakan metode atau teknik x 2 Bariet, dengan ketentuan: Jika x 2 hitung < x 2 tabel maka variansi setiap sampel sama (homogen), dan jika x 2 hitung > x 2 tabel maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai x 2 hitung = 1,487 < x 2 tabel atau 1,487 < 5,991. Maka varians-varians adalah homogen. sedangkan nilai x 2 tabel = 5,991. Dengan demikian, x 2 hitung Ketiga, uji linieritas menggunakan anova variabel X dan Y, dengan melihat nilai signifikansi dari deviation of linearity, baik untuk X t terhadap Y maupun untuk X 2 terhadap Y. Dengan kesimpulan bahwa jika nilai signifikansi < 0,05 maka hubungannya bersifat linier. Tabel Hasil Uji Linieritas Data No. Variabel Sig. ] Kriteria Keterangan 1 X, terhadap Y 0,009 0,009 <0,05 1 linier 2 X, terhadap Y 0,000 1 0,000 <0,05 linier

3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung koefisien, korelasi, taraf signifikansi, koefisien determinasi dan analisis regresi. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi, baik secara sederhana maupun ganda, diperoleh hasil Positif dan Signifikan. Adapun besarnya kontribusi dari variable X terhadap variabel Y adalah sebagai berikut : Pertama, besarnya kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektifitas implementasi MBS adalah 10,8%. Sedangkan sisanya sebsar 89,2% ditentukan oleh variabel lain. Dari perolehan angka tersebut menggambarkan bahwa variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap varibel efektifiatas implementasi MBS. Artinya, perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan orientasi setruktur tugas dan tenggang rasa, dapat memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin meningkat efektivitas implementasi MBS. Kedua, besarnya kontribusi kineija komite sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS adalah 24,5%. Sedangkan sisanya sebesar 75,5% ditentukan oleh variabel lain. Dari perolehan angka tersebut menggambarkan bahwa variabel kineija komite sekolah memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap variabel efektivitas implementasi MBS. Artinya, komite sekolah yang konsisten dan konsekwen terhadap peran dan fungsinya, dapat memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kineija komite sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya, maka akan semakin tinggi pula tingkat efektivitas implementasi MBS. Ketiga, besarnya kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah secara simultan terhadap efektivitas implementasi MBS adalah 29,5%. Sedangkan sisanya sebesar 70,5% ditentukan oleh variabel lain. Dari perolehan angka tersebut menggambarkan bahwa variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan variabel kineija komite sekolah memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap variabel efektivitas implementasi MBS. Bila dibandingkan antara kontribusi variabel secara sendiri- sendiri dengan kontribusi secara bersama-sama, maka kontribusi secara bersama-sama lebih besar. Artinya, efektivitas implementasi MBS tidak hanya ditentukan oleh variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah saja, tetapi juga oleh kineija komite sekolah yang secara konsisten dan konsekwen terhadap peran dan fungsinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan semakin tinggi tingkat kinerja komite sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya, maka akan semakin tinggi pula tingkat efektivitas implementasi MBS. Kontribusi Antar Variabel Koefisien Korelasi (R) Sig. Nila F Hasil Pengujian Koefisien Variabel Determinasi Lain (e) X, terhadap Y 0,328 0,009 7.246 Signifikan 10,8% 89,2% X 2 terhadap Y 0,495 0,000 19.513 Signifikan 24,5% 75,5% Xidan X 2 terhadap Y 0,543 12,321 Signifikan 29,5% 70,5%

Kesimpulan, Implikasi dan Saran Kesimpulan Pertama, perilaku kepemimpinan kepala sekolah pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya Propinsi jawa Barat, yang diukur melalui: (1) Struktur tugas, dan (2) Tenggang rasa, termasuk kategori Sangat Baik. Kedua, kinerja komite sekolah pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat, yang diukur melalui: (1) Badan Pertimbangan (Advisory Agency), (2) Badan Pendukung (Supporting Agency), (3) Badan Pengontrol (Controlling Agency), dan (4) Badan Penghubung (Mediator Agency, termasuk kategori Sangat Tinggi". Ketiga, efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat, yang diukur melalui: (1) Kemandirian sekolah, (2) Transparansi dan akuntabilitas, (3) Partisipasi masyarakat, (4) Peningkatan kesejahteraan, dan (5) Peningkatan kualitas sekolah, termasuk kategori Sangat Tinggi". Keempat, terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada SMK Negeri di Kabupaten Tasik-malaya Propinsi Jawa Barat sebesar 10,8%. Kelima, terdapat kontribusi yang signifikan dari kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi MBS pada -SMK Negeri di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 24,5%. Keenam, terdapat kontribusi yang signifikan dari perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah (secara simultan) terhadap efektivitas implementasi MBS sebesar 29,5%. Sedangkan sisanya sebesar 70,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Implikasi Efektivitas implementasi MBS dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal, diantaranya, MBS akan berhasil jika ditopang oleh perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang baik, dan secara eksternal, kontribusi dari komite sekolah yang dapat diukur dari kinerjanya. Jika kinerja komite sekolah melemah maka dapat menyebabkan terputusnya hubungan sekolah dengan masyarakat. Saran Pertama, dengan pendekatan perilaku kepemimpinan, kepala sekolah dapat lebih dinamis memimpin sekolah dalam menciptakan hubungan struktur tugas dan hubungan emosional antar personal secara simultan sehingga dapat membangkitkan gairah kerja dalam suasana kebersamaan. Kedua, melalui pendekatan perilaku kepemimpinan, kepala sekolah dapat menjadi pengendali dalam pengelolaan sekolah dan dengan konsisten melaksanakan tujuan organisasi, bertindak sebagai juru bicara sekolah, serta penuh tanggung jawab memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anggota sekolahnya. Daftar Rujukan B. Castetter, William. 1996. The Human Resource Function in Educational Administration. New Jersey: Merrill. B. Uno, H. Hamzah. 2007. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas, Balitbang. 2007. Optimalisasi Peran LPMP dan P3G dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas, Dirjen Mendikdasmen. 2005. Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite Sekolah. Jakarta: Dirjen Mendikdasmen Depdiknas.

Fattah, Nanang. 2004. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Ouraisy. Komariah, Aan dan Cepi Triana. 2008. Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif. Bandung: Bumi Aksara. Sa ud, Udin Syaefudin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Satori, Djam an. 2000. Sasaran Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Perencanaan Setjen Depdikbud. Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa. Tilaar, H.A.R. 1999. Pendidikan, Kebudayaan, den Masyarakat Madani Indonesia, Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.