BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

Kata kunci : Plak gigi, pasta gigi, pasta gigi herbal, metode O Leary

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi dan mulut yang paling umum diderita, dan menggambarkan masalah

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu ,

Bab I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang bersifat progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi juga merupakan hasil interaksi antara kondisi fisik, mental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari seperti makan, minum, bicara dan bersosialisasi. Kesehatan secara

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Thompson Seedless, plak gigi, O Leary

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Rongga mulut manusia tidak pernah terlepas dari bakteri. Dalam rongga mulut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SIKAT GIGI ELEKTRIK DAN SIKAT GIGI KONVENSIONAL TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut tidak lepas dari peran mikroorganisme, yang jika

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawatan, penyakit ini dapat berlanjut dan terjadi pembentukan poket

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi, alat ortodontik cekat, pasta gigi, enzim amyloglucosidase, enzim glucoseoxidase.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

ABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE

perlunya dilakukan : Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gingiva dan Periodontal baik di klinik/tempat praktek maupun di masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTROL PLAK. Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk:

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang

BAB 2 DESKRIPSI SIKAT GIGI ELEKTRIK. Secara umum sikat gigi elektrik telah dikenal lebih efektif dalam

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang (Sari & Suryani, 2014). Penyakit gigi dan mulut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

ABSTRAK. Plak gigi, obat kumur cengkeh, indeks plak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BENANG GIGI (DENTAL FLOSS) TERHADAP PLAK INDEKS

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre

ABSTRAK. Kata kunci: alat ortodontik cekat, menyikat gigi, chlorhexidine 0,2%, plak dental, indeks plak modifikasi dari PHP Index.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan dibagi menjadi dua yaitu gigi tiruan sebagian

ABSTRAK. Kata kunci: sikap, perilaku, kesehatan gigi dan rongga mulut, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Kristen Maranatha

PEMELIHARAAN ORAL HYGIENE DAN PENANGGULANGAN KOMPLIKASI PERAWATAN ORTODONTI SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. American Association of Orthodontists menyatakan bahwa Ortodonsia

BAB I PENDAHULUAN. 90% dari populasi dunia. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

II. KEADAAN ANATOMIS SEBAGAI FAKTOR PREDISPOSISI PENYAKIT PERIODONTAL

BAB I PENDAHULUAN. lengkung rahang dan kadang-kadang terdapat rotasi gigi. 1 Gigi berjejal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

ABSTRAK EFEKTIVITAS PERBEDAAN UKURAN KEPALA SIKAT GIGI MANUAL MEREK X TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK

3.2.1 Alat dan Teknik Scaling Alat/instrument periodontal yang dibutuhkan dalam perawatan scaling umumnya terdiri dari 3 bagian, yakni handle

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendukung gigi. Penyakit periodontal secara luas diyakini sebagai masalah

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 3,4

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

Rata-rata nilai plak indeks (%)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi

SKOR PLAK PADA PASIEN PENGGUNA PIRANTI ORTODONTI CEKAT DI PRAKTEK DOKTER GIGI DENGAN MENGGUNAKAN ORTHO PLAQUE INDEX

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

Kata kunci: plak gigi; indeks plak gigi; ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.).

ABSTRAK. Kata kunci: Status periodontal, self-ligating bracket, conventional bracket, indeks gingiva, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu membentuk polisakarida ekstrasel dari genus Streptococcus. 1,2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada umat manusia yang meluas ke seluruh dunia. 1 Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau 687.715 orang dari jumlah responden sebanyak 722.329 orang. 2 Akumulasi plak yang diabaikan merupakan faktor kunci terjadinya penyakit periodontal karena seiring berjalannya waktu maka akan timbul penyakit periodontal. 3,4 Menurut American Dental Association, dental plaque merupakan suatu kesatuan yang memiliki variabel yang tinggi yang berasal dari kolonisasi dan pertumbuhan mikroorganisme dari permukaan gigi dan jaringan lunak oral dan terdiri banyak spesies mikrobial dan diikat oleh matriks ekstraselular. 5 Faktor risiko yang lebih berpengaruh pada penyakit periodontal seperti merokok dan oral hygiene yang buruk. 4 Hanya terdapat sedikit perbedaan prevalensi penyakit periodontal pada populasi negara miskin atau berkembang terhadap negara kaya, prevalensi penyakit periodontal pada tahun 1988 sampai 1994 di Amerika menunjukan bahwa sekitar 80% pada orang dewasa usia 45 tahun dan meningkat seiring bertambahnya usia. 6 Pengendalian plak merupakan hal primer yang dilakukan dalam mencegah terjadinya penyakit periodontal. Pengendalian plak dengan personal oral hygiene merupakan pengendalian plak yang paling efektif, efisien dan murah dalam 1

2 mencapai tujuan rongga mulut yang sehat. 4 Pengendalian plak pada jaringan periodontal harus dilakukan secara periodik untuk menghilangkan plak supragingiva yang baru terbentuk. 6 Pengendalian plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Sikat gigi efektif menghilangkan plak yang terdapat pada permukaan bukal dan lingual namun secara umum tidak efektif pada permukaan interproksimal. 7 Hasil penelitian status oral hygiene menggunakan indeks API (Aproximal Plaque Index) menunjukkan terdapat penurunan deposit plak proksimal secara signifikan yaitu sebanyak 58,1% pada subjek yang menggunakan sikat gigi dan dental floss dibanding kelompok subjek yang hanya menggunakan sikat gigi saja. 8 Penghilangan plak pada interproksimal dipertimbangkan sebagai hal yang penting karena penyakit periodontal lebih sering terjadi pada daerah interpoksimal dibanding aspek fasial. Dalam menjaga kesehatan gingiva dan mencegah penyakit periodontal maka diperlukan pengendalian plak pada bagian interdental, salah satunya yang paling sering digunakan yaitu dental floss. 3,4,5,8,9 Berbagai kemasan dental floss tersedia di pasaran diantaranya dental floss tanpa holder dan dental floss holder. Masyarakat pada umumnya belum mengetahui tentang dental floss. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian mengenai perbedaan efektifitas dental floss dengan dan tanpa holder terhadap pengendalian plak interdental.

3 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan efektifitas penggunaan dental floss dengan dan tanpa holder terhadap pengendalian plak interdental. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara penggunaan dental floss dengan dan tanpa holder terhadap pengendalian plak interdental. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan dental floss dengan dan tanpa holder terhadap pengendalian plak interdental dan sebagai informasi ilmiah apabila akan dilakukan penelitian lebih lanjut. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai upaya promotif dalam rangka peningkatan kebersihan gigi dan mulut masyarakat dan menjadi salah satu

4 sumber informasi yang bermanfaat untuk masyarakat dalam memilih jenis dental floss yang baik. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran Pengendalian plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Pengendalian plak secara mekanis yaitu dengan cara menyikat gigi yaitu konvensional dan elektrik, pasta gigi dan interproximal cleaning aids, sedangkan pengendalian plak secara kimiawi yaitu dengan cara berkumur dan aplikasi gel. 3,11,12 Supaya dapat tercapai oral hygiene yang baik, individu harus dapat melakukan pengendalian plak secara sendiri, pasien harus mengerti bahwa pengendalian plak lebih efektif dilakukan dalam waktu yang lama dibanding dilakukan dengan sering dan waktu yang cepat. 13 Pengendalian plak secara mekanik salah satunya yaitu dengan cara menyikat gigi yang mampu membersihkan plak supragingiva pada seluruh permukaan semua gigi dan juga dibantu dengan dental floss untuk membersihkan plak terutama pada margin gingival dan daerah interdental yang sulit dijangkau oleh sikat gigi regular merupakan gabungan yang paling efisien. Dental Floss digunakan ketika interdental papilla mengisi penuh ruangan embrasure. Bila interdental papilla tidak mengisi penuh ruangan embrasure, juga terdapat konkavitas dan penurunan gingiva yang menyebabkan permukaan akar proksimal tampak akibat resesi gingiva maka penggunaan interdental brush lebih efektif dibanding penggunaan dental floss. Dental floss juga diindikasikan sebelum

5 menggosok gigi. 3,4,6,8,14 Penerapan dental floss sulit untuk dilakukan dan memerlukan waktu yang lama untuk menguasai teknik penggunaan dental floss, tidak seperti penerapan sikat gigi karena hanya sebagian kecil orang yang dapat menggunakan dental floss dengan baik. 4 Penggunaan dental floss memerlukan waktu yang lama dalam aplikasinya dibanding tusuk gigi namun dapat menjaga bentuk papilla dan tidak melukai jaringan bila pemakaiannya benar. 15 Floss diikat pada jari kemudian dieratkan antara ibu jari dengan ibu jari atau jari telunjuk lain dan masuk dengan hati-hati melalui kontak interproksimal. Floss digerakan ke atas dan ke bawah pada permukaan proksimal setiap gigi dari titik kontak hingga ke margin gingival secara hati-hati. 7,16 Floss harus berkontak dengan permukaan proksimal dari setiap line angle yang ada agar pembersihan dapat efektif, juga harus meliputi seluruh proksimal gigi tidak hanya diselip ke daerah kontak apikal. 17 Terjadi penurunan bertahap dari usia 40 sampai 45 tahun, mengalami kerusakan representasi motor, perubahan dari sistem neuromuskuler dan pengurangan kapasitas visual, keseimbangan dan peningkatan kekakuan untuk artikulasi. 18 Floss biasanya terbuat dari bahan nilon atau plastic monofilament juga mempunyai jenis waxed atau unwaxed, tebal atau tipis dan juga terdapat floss yang menggunakan perasa. 16 Floss digunakan pada kasus dimana ruang interproksimal masih terisi penuh oleh dental floss. 19 Jika pasien mengalami kesulitan dalam flossing, maka dental floss holder dapat digunakan. 10 Floss holder diindikasikan pada orang yang memiliki keterbatasan fisik, keterbatasan membuka mulut dan reflek gagging yang tinggi. 4 Dental floss tanpa holder

6 memiliki beberapa kesulitan yaitu sulit digunakan terutama pada daerah posterior, dan harus memiliki keterampilan tangan yang baik. 15 Dental floss holder diciptakan untuk mempermudah kebiasaan flossing dan juga dapat membantu flossing orang lain yang tidak memiliki keterampilan. 2,11 Menurut penelitian yang dilakukan Gordon dalam perbandingan terhadap flossing manual didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam hal menghilangkan plak atau penurunan dari gingivitis. 20 Pengendalian plak secara mekanis Sikat dan pasta gigi Interproximal Cleaning Aids Dental Floss Holder Dental Floss non- Holder Diagram 1.1 Pengendalian Plak Secara Mekanis 1.5.2 Hipotesis Penelitian Terdapat perbedaan efektifitas penggunaaan dental floss dengan dan tanpa holder terhadap pengendalian plak interdental

7 1.6 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental kuasi analisis komparatif dengan pre-post test design. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di klinik terpadu Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha dan berlangsung pada bulan Maret 2015 sampai Desember 2015.