BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan sebuah layanan bimbingan konseling. Komunikasi konseling berkaitan erat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemampuan seseorang mengungkapkan pendapat sangat berkaitan dengan

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan, sesuai dengan masalah dan pendekatan penelitiannya. Unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

BAB III METODE PENELITIAN

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan besosialisasi manusia sangat dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di lingkungan keluarga yaitu ayah dan ibu yang sebenarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research),

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

PENDAHULUAN. A. Pengertian Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB III METODE PENELITIAN. langkah-langkah yang antara lain : pendekatan penelitan, penentuan objek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini disajikan uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

I. PENDAHULUAN. berkembang melalui masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga. Hubungan sosial pada tingkat perkembangan remaja sangat tinggi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. pembimbing utama dan pembimbing kedua, kemudian dilanutkan dengan

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K.

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN

SIMPOSIUM GURU. Oleh ASEP INDRAYANA, S.Pd., M.Pd.,M.Pd.,Kons NIP Guru Bimbingan Konseling SMK Negeri 5 Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan sebentuk komunikasi. Sedangkan Rogers bersama Kuncaid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

Sumber : (Griffin, 1997: 195) Secara keseluruhan temuan Petty dan Cacioppo mendukung lima. kesimpulan mengenai kemungkinan dimana seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berkomunikasi lisan penting dimiliki setiap manusia untuk berinteraksi atau berhubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Minggu. Biasanya kegiatan Sekolah Minggu diadakan di dalam gereja.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif dengan desain penelitian kualitatif deskriptif dengan

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB IV ANALISIS DATA KONSELING BEHAVIOR DALAM MENANGANI SELECTIVE MUTISM SISWA SD RADEN PATAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan adalah layanan konseling individual. Hal ini berbeda jauh saat pelaksanaannya. Terkadang, pada saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan.

A. Komunikasi Massa Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang bermakna dan bisa mengaktifkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia seperti dirumah, sekolah, kantor, rumah sakit dan disemua tempat yang melakukan sosialisasi, tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh manusia tanpa disertai dengan proses komunikasi.dengan komunikasi manusia dapat membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban. Begitu pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia, apabila mengalami hambatan dalam komunikasi akan mengalami permasalahan dalam kehidupannya. Kehidupan manusia yang terus mengalami perkembangan dihadapkan dengan berbagai masalah-masalah yang rumit sehingga manusia berupaya mencari jalan keluar atas masalahnya. Dalam menghadapi berbagai permasalahan tersebut manusia membutuhkan orang lain yang dilibatkan sebagai fasilitator dalam penyelesaian masalah, seperti halnya proses konseling dalam lingkup akademik (Sekolah) yakni antara konselor ( Guru BK) dengan konseli (Siswa). Pada sisi lain komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima melalui saluran atau media dengan tujuan agar terjadi perubahan terhadap diri orang yang menerima pesan tersebut. Dalam konseling, 1

2 90% komunikasi dilakukan oleh konselor dan konseli. baik itu konseling yang terdiri dari dua orang (konselor dan konseli) atau konseling dengan konseli yang banyak. Hal inilah yang dalam komunikasi dibahasakan sebagai komunikasi interpersonal. Dari berbagai macam komunikasi dalam konseling, komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih yaitu antara konselor dengan konseli dalam kegiatan konseling. Konseling merupakan layanan pemberian bantuan terhadap seorang individu agar mampumenyelesaikan masalah hidupnya. Dalam proses layanan konseling lingkup akademik terjadi interaksi antara konselor (Guru BK) dan konseli (Siswa) sebagai bentuk komunikasi dalam proses konseling. Komunikasi antara konselor dan konseli bertujuan untuk menggali informasi-informasi yang dianggap penting oleh konselor sebagai upaya penyelesaian masalah. Seorang konselor harus mempunyai keterampilan dalam berkomunikasi sebagai penentu keberhasilan proses layanan konseling. Dalam proses layanan konseling seorang konselor harus pandai menangkap komunikasi verbal maupun nonverbal yang ditunjukan oleh konseli. Selain itu konselor mampu membaca komunikasi gagasan dan pikiran seorang konseli secara jelas. Komunikasi verbal diungkapkan melalui gagasan dan pikiran yang dicurahkan melalui kata-kata (verbal), baik secara langsung maupun tidak

3 langsung. Sedangkan berkomunikasi secara non verbal yang ditimbulkan seorang konseli terjadi secara tidak disadari bahwa dirinya sedang melakukan komunikasi non verbal. Dalam prosesnya, ada banyak jenis layanan konseling satu diantaranya adalah konseling individual. Konseling individual adalah kegiatan pemberian bantuan dalam uapaya menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh individu atau perseorangan yaitu antara konselor dengan seorang konseli secara tatap muka. Sehingga hubungan yang dibangun dalam kegiatan konseling tersebut menjadi lebih personal. MTs Kifayatul Achyar adalah lingkup pendidikan yang menyediakan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal dengan guru BK, mengemukakan bahwa sekolah tersebut bertujuan menciptakan masyarakat dan generasi yang bermoral. Untuk mewujudkan tujuan itu tidaklah mudah karena dibutuhkan kerja sama antarmasyarakat sekolah.dalam pelaksanaannya layanan konseling disekolah tentu saja ada hambatan-hambatan yang dihadapi konselor terhadap konseli, diantanranya hambatan dalam berkomunikasi yaitu konseli menahan informasi penting karena takut dirinya tampak konyol, ketakutan akan dipengaruhi oleh konselor, konseli hanya merespons terhadap pemikirannya sendiri begitu juga sebaliknya dengan konselor, konselor lebih terfokus pada mengevaluasi motif konseli daripada mendengarkan masalahnya sehingga kehilangan informasi penting.

4 Kemudian permasalahan lain yang dialami konselor dalam melakukan layanan konseling terdiri dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu meliputi kopetensi konselor dalam menguasai teknik atau keterampilan tertentu yang harus dikuasai, sedangkan faktor eksternal yaitu dari pihak konseli dan sarana prasarana. Adanya persepsi minor konseli terhadap guru BK (konselor), sikap konseli yang introvet dalam mengemukakan permasalahannya pada konselor, kurangnya kerjasama dalam penanganan masalah dengan pihak terkait lainnya seperti orang tua siswa yang seharusnya turut serta dalam mengawasi perkembangan siswa sebagai anaknya.komunikasi antara guru BK dengan siswa yang terjadi di sekolah Mts Kifayatul Achyar terjalin seperti berkomunikasi pada teman sebaya dengan tutur kata yang kurang sopan sehingga hal tersebut membutuhkan penanganan dari guru BK sebagai konselor. Adapun layanan konseling individual yang diberikan dilakukan dengan cara memanggil siswa yang membutuhkan bantuan konselor ke ruang konseling, biasanya dilakukan pada jam istirahat ataupun ditengah jam pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan. Berdasarkan permasalahan tersebut tercatat kurang lebih 50 orang siswa yang melakukan konseling individual dengan guru BK (Yuyun, Wawancara, 13 Maret 2015). Berdasarkan berbagai permasalahan yang dihadapi konselor dalam layanan konseling di MTs Kifayatul Achyartersebut tentu saja menjadi kendala yang serius yang harus dihadapi oleh seorang konselor dalam menangani konseli dengan berbagai respons demi tercapainya keberhasilan dalam proses layanan konseling. Dengan adanya permasalahan yang muncul keterampilan konselor

5 dibutuhkan untuk mencari jalan agar masalah tersebut dapat terpecahkan. Sehingga komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh konselor dapat membantu menyelesaikan permasalahan secara baik sesuai yang diharapkan konseli dalam rangka untuk memperbaiki keadaan yang tadinya tidak baik menjadi baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah mengenai keterampilan komunikasi Interpersonal konselor dalam memberikan layanan konseling individual. Secara oprasional masalah tersebut diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses komunikasi interpersonal konselor dalam memberikan layanan konseling individual di MTs Kifayatul Achyar? 2. Bagaimana bentuk komunikasi interpersonal konselor dalam memberikan layanan konseling individualdi MTs Kifayatul Achyar? 3. Bagaimana keterampilan komunikasi interpersonal konselor dalam memberikan layanan konseling individual di MTs Kifayatul Achyar? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan pnelitian ini adalah : 1. Mengetahui proses komunikasi interpersonal konselor dalam memberikan layanan konseling individual di MTs Kifayatul Achyar. 2. Mengetahui bentuk komunikasi interpersonal konselor dalam memberikan layanan konseling individual di MTs Kifayatul Achyar.

6 3. Mengetahui keterampilan komunikasi konselor dalam memberikan layanan konseling individual di MTs Kifayatul Achyar. D. Kerangka Berpikir Komunikasi adalah proses untuk menghubungkan, memasukkan dan memunculkan sesuatu atau menjadi dapat dialihkan dari seseorang kepada orang lain (Enjang, 2009: 15). Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) disebut juga dengan komunikasi antar pribadi. Sedangkan definisi umum komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam komunikasi interpersonal, terdapat pula bentuk-bentuk komunikasi, yaitu : komunikasi insani, komunikasi verbal dan komunikasi non verbal (2009:68). Konselor profesional tidak hanya menangkap dan memahami apa yang dibahasakan konseli secara verbal saja, tapi harus mampu memahami apa yang dikomunikasikan konseli secara non verbal juga. Komunikasi nonverbal meliputi bahasa tubuh yaitu setiap anggota tubuh seperti wajah ( termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan, kepala, kaki dan bagian tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik maka dari itu konselor harus memperhatikan dan konseli secara keseluruhan. Dalam prosesnya ada hal yang diharapkan oleh konseli dari konselor yaitu harapan dimengerti dan dipahami, konseli biasanya akan lebih terbuka saat konselor memposisikan diri seolah olah seperti berada diposisi konseli pada saat itu. Dalam komunikasi hal ini dibahasakan sebagai

7 komunikasi empatik. Berdasarkan hal itu dapat dipahami bahwa salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap efektivitas konseling ialah faktor kemampuan berempati seorang konselor. Komunikasi Empati adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu memahami perasaan / kondisi pihak lain tanpa terbawa untuk mengikuti kepentingan pihak lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri. Truax dan Carkhuff menjelaskan tiga ciri empati yang tampaknya menjalin hampir setiap pendekatanterapi utama, yaitu: (1) empati yang akurat, (2) kehangatan yang non possesif dan (3) Kesejatian ( Enjang, 2009: 179-180). Unsur-unsur dalam komunikasi interpersonal yaitu Pertama, pengirim dianggap sebagai pencipta pesan. Kedua, latar belakang meliputi ciri khas, sifat dan karakter. Ketiga, pesan dan rangsangan (stimulus). Keempat, saluran atau media. Kelima, penerima yang menjadi lawan sasaran komunikasi. Keenam, umpan balik yang direspon dari penerima. Ketujuh, gangguan entropi yaitu gangguan dari berbagai hal yang menghambat komunikasi (Enjang, 2009:84-88). Layanan konseling diberikan kepada konseli yang membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Karena jika tidak diselesaikan segera kemungkinan bisa menimbulkan masalah lainnya. Dalam pelaksanaan layanan konseling,komunikasi mulai terjadi secara intensif ketika konselor dengan konseli mulai membicarakan permasalahan baik untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi konseli, untuk meringankan

8 beban secara psikologis atau untuk memecahkan masalah hidup bahkan untuk menyehatkan mental. Dalam proses layanan konseling ekspresi konselor dalam menghadapi permasalahan konseli adalah tanggapan yang spontan. Percakapan yang diungkapkan oleh konseli merupakan komunikasi non verbal. Secara luas komunikasi antar pribadi dirumuskan dalam bentuk prilaku baik secara verbal maupun non verbal dengan demikian konseling tidak hanya wawankata akan tetapi bertukar pikiran (Nani Chaerani, 2002:1). Layanan yang diberikan pada seorang individu merupakan konseling individual yang dilakukan oleh konselor terhadap konseli. Secara istilah konseling individual adalah bantuan yang diberikan oleh konselor kepada seorang siswa dengan tujuan berkembangnya potensi siswa, mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menyesuaikan diri secara positif (willis S, 2013:35). Pada proses layanan konseling individual seorang konselor harus pandai menentukan metode yang digunakan. Adapun metode komunikasi menurut Enjang (2009 : 52-53) menerangkan bahwa ada beberapa metode yang dilaksanakan dalam proses layanan konseling dengan leluasa. Dengan demikian proses layanan konseling dapat dilaksanakan dengan lancar. Pada pelaksanaan layanan konseling tersebut metode yang digunakan sebagai berikut: a) metode langsung, metode ini merupakan metode komunikasi yang dilakukan secara langsung oleh konselor (tatap muka). b) metode kelompok, konselor melakukan komunikasi langsung dengan konseli dalam bentuk kelompok dengan teknik diskusi, karyawisata. c) metode directif, metode ini berfungsi untuk

9 mengarahkan yang paling berperan adalah konselor. d) metode non-directif yaitu konselor tidak mengarahkan kepada konseli. e) metode psikoanalisa, metode ini dipergunakan untuk menganalisa perasaan seseorang atau kejiwaan. Dalam proses konseling, wawancara digunakan sebagai aplikasi metode komunikasi langsung. Dalam pengaplikasiannya metode ini menggunakan beberapa teknik : teknik percakapan pribadi, kunjungan kerumah, kunjungan observasi kerja. Penerimaan, penghargaan, keikhlasan, kejujuran dan perhatian yang murni dari konselor sangat dituntut sehingga konseli merasa nyaman dan memungkinkan dapat mengungkapkan dan mengekspresikan persoalan, pemahaman,kenyataan, dan pengalaman hidupnya (Enjang, 2009 : 138-139). Fungsi konseling adalah pertama, sebagai pencegahan (preventif) yaitu mencegah seorang individu agar tidak melakukan prilaku menyimpang. Kedua, Penanganan (kuratif) yaitu proses penanganan terhadap masalah individu. Ketiga, preservatif yakni membantu individu untuk menjaga agar situasi dan kondisi semula tidak baik yang menjadi baik agar tetap baik itu menjadi tidak baik kembali. Keempat, fungsi development atau perkembangan yaitu membantu individu memelihara situasi dan kondisi yang baik agar tetap baik sehingga tidak terjadi sebab munculnya masalah baginya (Faqih, 2002:5). Sedangkan menurut Sartono (1998 : 26 ) fungsi konseling secara umum yaitu : sebagai fungsi penyaluran (Distribuive), sebagai pengadaptasian (Adaptive), penyesuaian (Adjuctive). Fungsi- fungsi di atas merupakan alur yang harus dijadikan acuan oleh seorang konselor dalam proses konseling sehingga

10 mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan konseling(nani Chaerani, 2002:56-57). Konseling dalam prosesnya memiliki tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Tahap awal terdiri dari membangun hubungan yang melibatkan konseli, memperjelas dan mendefinisikan masalah,membuat penaksiran, menegosiasikan kontrak. Tahap inti (tahap kerja) terdiri dari mengeksplorasi masalah konseli lebih dalam, konselor melakukan reassessment (penilaian kembali,menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara. Tahap Akhir (Tahap Tindakan), pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling, menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya, mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera), membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya. Tujuan dilaksanakannya konseling oleh konselor dan konseli adalah untuk membantu konseli keluar dari masalahnya dengan cara terbaik dan menjadikan hidupnya lebih baik lagi. Maka dari itu konselor sudah seharusnya memiliki kelebihan dalam memberikan layanan konseling pada konseli. Begitu juga keberhasilan dalam layanan konseling ditentukan oleh seorang konselor itu sendiri, baik teknis, metode dan keahlian lain yang dimiliki.setelah melalui serangkaian tahapan dan cara konselor dalam memberikan layanan maka akan ditandai dengan beberapa hal berikut ; (1) menurunnya kecemasan konseli;

SISWA 11 (2) perubahan prilaku konseli ke arah yang lebih positif sehat dan dinamis; (3) pemahaman baru dari konseli tentang masalah yang dihadapinya; dan (4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas. Bagan Kerangka Pemikiran Komunikasi Interpersonal Konselor dalam Memberikan Layanan KonselingIndividual Komunikasi Konseling Keterampilan Konselor Komunikasi Interpersonal 1. Bentuk-bentuk Komunikasi Interpersonal 2. Proses Komunikasi Interpersonal 3. Metode Komunikasi Interpersonal 4. Layanan Konseling Individual 1. Tujuan Layanan Konseling Individual 2. Fungsi Layanan Konseling Individual 3. Proses Layanan Konseling Individual 4. Keberhasilan Layanan Konseling Individual

12 E. Langkah-Langkah Penelitian Dalam penelititan ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, yaitu peneliti menggambarkan atau melukiskan secara sistematis dan akurat mengenai permasalahan atau hubungan antar masalah yang diselidiki di MTs Kifayatul. Kemudian dalam penjaringan data yang dilakukan pleh peneliti dilakukan secara teliti dan berhubungan langsung dengan pihak-pihak terkait. 2. Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Mts Kifayatul Achyar Jl. AH.Nasution Cibiru, Kota Bandung. Alasan memilih tempat ini adalah sebagai berikut : a. Data yang dibutuhkan untuk penelitian tersedia di lembaga ini. b. Proses perizinan pada lembaga ini tidak menyulitkan peneliti. 3. Penentuan Sumber Data Sumber data merupakan unsur yang dijadikan sasaran dalam penelitian yaitu Konselor dan konseli di Mts Kifayatul Achyar untuk memperoleh data-data kongkrit dan dapat dijadikan informasi dalam memperoleh keterangan yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Untuk mendapatkan sumber data, penulis

13 mengklasifikasikannya berdasarkan data yang dibutuhkan berikut ini : (Purwandari, 1998:29) a. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh penulis dari konselor dan konseli yang dijadikan sebagai subjek penelitian. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk menggumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sebagi berikut: a. Observasi (Pengamatan) Suharsimi Arikunto (2010:119) berpendapat bahwa Observasi adalah pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra dimana peneliti terlibat dalam keseharian informan. Pengamatan ini ditujukan pada proses layanan konseling di Mts Kifayatul Achyar untuk mengetahui kondisi objek secara langsung tentang komunikasi konselor dalam layanan konseling. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti non partisipan, maksudnya peneliti tidak terjun secara langsung dan tidak terlibat dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling akan tetapi hanya mengamati pada objek yang bersangkutan. b. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, pada pelaksanaannya pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang ditanyakan (Arikunto, 1998:146). Adapun yang penulis

14 wawancarai adalah konselor sekolah merupakan guru BK dan konseli yaitu siswasiswi serta pihak lain yang terkait. c. Studi Pustaka Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal serta dokumentasi lainnya yang berhubungan serta menunjang dan relevan dengan masalah yang diteliti. 5. Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan pendekatan analisis kualitatif yaitu sebagai berikut : a. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul baik catatan lapangan, biografi, komentar penliti dan lain-lain, kemudian data tersebut diklasifikasikan sesuai dengan masalah yang diteliti. b. Data tersebut diklasifikasikan dengan cara mengatur, mengurutkan dan mengkatagorikan sesuai dengan masalah yang diteliti. c. Kemudian hasil klasifikasi tersebut dianalisa dengan cara menguji dan memverifikasi dengan teori yang dipakai. d. Setelah semua data dianalisa dengan cermat, akhirnya dapat ditarik sebuah kesimpulan yang sesuai dengan topik penelitian, setelah dilakukan pengecekan ulang terhadap analisa peneliti (Moleong, 1999:103).