Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta Telp

dokumen-dokumen yang mirip
Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERLENGAN EMPAT (STUDI KASUS SIMPANG SURABAYA, BANDA ACEH)

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR) Laporan Tugas Akhir

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL PADA PERSIMPANGAN JALAN PAKUNEGARA - JALAN UDAN SAID - JALAN AHMAD YANI - JALAN PADAT KARYA GAYA BARU DI PANGKALAN BUN

TINJAUAN KINERJA PERSIMPANGAN PRIORITAS KAMPUNG KALAWI KOTA PADANG (Studi Kasus: Simpang Tiga Kampung Kalawi)

PENGARUH PEMBALIKAN ARAH ARUS LALU LINTAS TERHADAP KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Nonongan Kota Surakarta)

ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DAN RUAS JALAN DI KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN LALU LINTAS SATU ARAH KAWASAN TIMUR SEMARANG. Agus Darmawan, Angga Ajie Permana, Supriyono *), Eko Yulipriyono

Dari gambar 4.1 maka didapat lebar pendekat sebagai berikut;

Analisis Kinerja Simpang Jl. Dr. Setiabudhi Jl. Sersan Bajuri, Bandung

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Masukan

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

IV. ANALISA DATA BAB IV ANALISIS DATA. 4.1 Geometri Simpang. A B C D. Gambar 4.1 Geometri Jl. Sompok Baru IV - 1.

ANALISA KOORDINASI SINYAL ANTAR SIMPANG (Studi kasus : Jl. Jamin Ginting Jl. Pattimura Jl. Mongonsidi)

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN KOPO-SOEKARNO HATTA BANDUNG

Analisis Kapasitas Dan Tingkat Kinerja Simpang Bersinyal Pada Simpang Palima

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

ANALISIS KINERJA SIMPANG TUGU BARON KOTA SURAKARTA DENGAN PENERAPAN LAMPU LALU LINTAS (TRAFFIC LIGHT)

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober

ANALISA KINERJA PELAYANAN SIMPANG CHARITAS KOTA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL (Studi Kasus : Simpang Jalan Kemuda 3 Jalan Padma Jalan Seroja Jalan Kemuda)

Kata kunci : Tingkat Kinerja, Manajemen Simpang Tak Bersinyal.

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

ARUS JENUH DAN PANJANG ANTRIAN PADA SIMPANG BERSINYAL ANGKATAN 66 KOTA PALEMBANG

PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA SIMPANG IR. H. JUANDA- DIPATIUKUR BERDASARKAN MKJI 1997 ABSTRAK

KAJIAN KINERJA PERSIMPANGAN TAK BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TAROK JALAN SULTAN SYAHRIR JALAN PROFESOR HAMKA JALAN SULTAN SYAHRIR KOTA BUKIT TINGGI)

EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL ANTARA JALAN SULTAN HAMENGKUBUWONO 9 DAN JALAN CAKUNG CILINCING RAYA

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

ANALISA KINERJA SIMPANG EMPAT MANAHAN SURAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI Kondisi geometri dan kondisi lingkungan. memberikan informasi lebar jalan, lebar bahu, dan lebar median serta

PENGARUH PERUBAHAN SISTEM SATU ARAH RUAS PURWOSARI-GENDENGAN TERHADAP KINERJA SIMPANG JACKSTAR, SUAKRARTA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. PASUNDAN JL. GUNUNG MERBABU JL. GUNUNG CERMAI KOTA SAMARINDA

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

EVALUASI DAN PERENCANAAN LAMPU LALU LINTAS KATAMSO PAHLAWAN

ANALISIS KINERJA PERSIMPANGAN TANJUNG API-API PALEMBANG LAPORAN AKHIR

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERHIMPIT (STUDI KASUS SIMPANG DR. RAJIMAN LAWEYAN, SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

2.6 JALAN Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Perkotaan Ruas Jalan dan Segmen Jalan...

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

ANALISIS KINERJA DAN ALTERNATIF PENGATURAN SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jalan Sunset Road-Jalan Nakula-Jalan Dewi Sri di Kabupaten Badung)

EVALUASI DAN OPTIMASI SIMPANG BANGKONG DAN MILO KOTA SEMARANG. Marlina Julianti, Prima Setiadita, Bambang Pudjianto *), Djoko Purwanto *)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU. Rosehan Anwar 1)

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DAN FLYOVER DI BUNDARAN KALIBANTENG

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA

KAJIAN KINERJA PERSIMPANGAN TIDAK BERSINYAL (Studi Kasus : Simpang Tiga Taman Melati Kota Padang)

ANALISA A KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN AKIBAT PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ROYAL DI KAWASAN RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

KINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO. Johanis E. Lolong ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG KENTUNGAN-SIMPANG MONJALI YOGYAKARTA

ANALISIS KINERJA JALINAN JALAN IMAM BONJOL-YOS SOEDARSO PADA BUNDARAN BESAR DI KOTA PALANGKA RAYA

Gambar 2.1 Rambu yield

Kajian Kinerja Bagian Jalinan (Studi Kasus : Jl. Niaga 1 Jl. Yos Sudarso, Kota Tarakan)

Anton Saputra dan Astuti Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

ANALISIS DAN KOORDINASI SIMPANG KARTINI DAN SIMPANG SIDODADI, SEMARANG

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo) Naskah Publikasi Tugas Akhir

Ir. Agus Sumarsono, MT (1), Amirotul MHM, ST, MSc (2), Eko Yulistianto (3) PENDAHULUAN

Analisa Kinerja Simpang Bersinyal Pingit Yogyakarta

Kinerja Simpang Jalan Jakarta Jalan Supratman Kota Bandung dengan Metode MKJI 1997 dan Software PTV Vissim 9

MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR JALAN RAYA ABEPURA DI JAYAPURA

EVALUASI KINERJA SIMPANG PATUNG NGURAH RAI (SIMPANG JALAN I GUSTI NGURAH RAI JALAN AIRPORT NGURAH RAI)

Bundaran Boulevard Kelapa Gading mempunyai empat lengan masing-masing lengan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring dengan perkembangan suatu kota dan semakin meningkatnya arus lalu-lintas, pertumbuhan perhotelan juga


TINJAUAN PUSTAKA. ruas jalan bertemu, disini arus lalu lintas mengalami konflik. Untuk. persimpangan (

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. arus dan komposisi lalu lintas. Kedua data tersebut merupakan data primer

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Jalan Simpang Bersinyal Gejayan KODE PENDEKAT

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Lamlo Kabupaten Pidie)

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

TUGAS AKHIR ANALISA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA JALAN SOMPOK (SEMARANG)

STUDI KINERJA SIMPANG BERSINYAL JALAN CIPAGANTI BAPA HUSEN BANDUNG

EVALUASI PENERAPAN BELOK KIRI LANGSUNG PADA SINMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG TIGA SUPRIYADI)

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : SIMPANG EMPAT BERSINYAL DEMANGAN) ABSTRAK

Transkripsi:

Kinerja Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Gendengan dan Simpang Tak Bersinyal Jalan Dokter Moewardi Jalan Kalitan, Surakarta) Agus Sumarsono 1),Fajar Sidiek Prahartanto 2), Djumari 3) 1) Pengajar Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret 2) Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret 3) Pengajar Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126 Telp. 0271-634524 Email: fajarsidiekp@yahoo.com ABSTRACT Kalitan intersection and Gendengan intersection are two intersections are very close, the distance between the intersection of 86,05 m and have a solid flow, especially during in peak hours Having regard to road geometry conditions, the volume of traffic flow, environmental constraints and adverse side which is the commercial area, then analyzed to determine the value of each performance each intersection existing conditions. The data used is primary data are traffic volumes, intersection geometry, cycle time and environmental conditions. While the secondary data is population of the city of Surakarta in 2014. The data obtained are used to analyze the performance of the intersection using the Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. From the analysis it can be concluded that the Kalitan Intersection can be obtained traffic intersection in the morning peak hour = 2735 smp / hour, the degree of saturation (DS) = 0.69 <0.85, Delay (D) = 10.9 sec / smp. The flow of traffic during peak hour afternoon = 3577 smp / hour, the degree of saturation (DS) = 0.94> 0.85, Delay (D) = 16.5 sec / smp While the analysis of the obtained Gendengan intersection traffic flow intersections on the morning peak hour north approach = 516 smp / hour, south approach = 318 smp / hour, and west approach = 1026 smp / hour. North approach Degree of saturation (DS) = 0.58, southern approach = 0,57,and western approach = 1.27. Queues Length northern approach (QL) = 109 m, south approach = 115 m, west approach = 1080 m. Traffic flow intersections at afternoon peak hour, north approach = 486 smp / hour, south approach = 544 smp / hour, and west approach = 1012 smp / hour. North approach degree of saturation (DS) = 0.52, southern approach = 0,97, western approach = 1.19. Queues Length northern approach (QL) = 100 m, south approach = 273 m, and west approach = 886 m Key words: signalized intersection performance, unsignalized intersection performance, MKJI 1997. ABSTRAK Simpang Kalitan dan simpang Gendengan merupakan dua simpang yang sangat berdekatan dengan jarak antar simpang 86,05 serta memiliki arus yang padat terutama pada jam sibuk. Memperhatikan kondisi geometri jalan, volume arus lalulintas, hambatan samping dan lingkungan simpang yang merupakan daerah komersil, maka dilakukan analisis untuk mengetahui nilai kinerja masing-masing simpang kondisi eksisting. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data volume lalu lintas, geometri simpang, waktu siklus dan kondisi lingkungan. Sedangkan data sekunder yaitu data jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 2014. Data-data yang didapat digunakan untuk menganalisis kinerja simpang tersebut dengan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Simpang Tiga Kalitan dapat diperoleh arus lalu lintas simpang pada jam sibuk pagi = 2735 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) = 0,69 < 0,85, Simpang (D) = 10,9 detik/smp. Arus lalu lintas pada jam sibuk sore = 3577 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) = 0.94 > 0,85, Simpang (D) = 16,5 detik/smp. Sedangkan hasil analisis terhadap Simpang Gendengan diperoleh arus lalu lintas simpang pada jam sibuk pagi pendekat utara = 516 smp/jam, pendekat selatan = 318 smp/jam, dan pendekat barat = 1026 smp/jam. Derajat kejenuhan pendekat utara (DS) = 0,58, pendekat selatan = 0,57, dan pendekat barat = 1,27. Panjang Antrian pendekat utara (QL) = 109 m, pendekat selatan = 115 m,dan pendekat barat = 1080 m. Arus lalu lintas simpang pada jam sibuk sore pendekat utara = 486 smp/jam, pendekat selatan = 544 smp/jam, dan pendekat barat = 1012 smp/jam. Derajat kejenuhan pendekat utara (DS) = 0,52, pendekat selatan = 0,97, dan pendekat barat = 1,19. Panjang Antrian pendekat utara (QL) = 100 m, pendekat selatan = 273 m, dan pendekat barat = 886 m e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1078

Kata-kata kunci : kinerja simpang bersinyal, kinerja simpang tak bersinyal, MKJI 1997. PENDAHULUAN Latar Belakang Kemacetan kerap terjadi di jalan raya khususnya di simpang. Di bagian simpang inilah biasanya sering sekali terjadi kemacetan. Hal itu disebabkan karena simpang merupakan titik bertemunya beberapa pergerakan dari arah yang berbeda menuju suatu area yang sama yakni di pertengahan simpang. Untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di simpang, maka diperlukan manajemen pada simpang. Selain mengurangi kemacetan, juga dapat meningkatkan kapasitas simpang dan meminimumkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Persimpangan yang sering terjadi kemacetan yaitu persimpangan jalan di kawsan gendengan dimana pada kawasan tersebut terdapat dua simpang yang berdekatan, yaitu simpang bersinyal pada Jalan Slamet Riyadi Jalan Wahidin Jalan Doktor Moewardi dan simpang tak bersinyal pada Jalan Doktor Moewardi Jalan Kalitan. Pada kawasan tersebut terdapat sekolah, perkantoran, juga pusat perbelanjaan (mall) yang memicu adanya bangkitan pergerakan Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan suatu gambaran kinerja simpang bersinyal pada Jalan Slamet Riyadi Jalan Wahidin Jalan Doktor Moewardi dan simpang tak bersinyal pada Jalan Doktor Moewardi Jalan Kalitan pada kondisi eksisting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 DASAR TEORI Kinerja Simpang Tak Bersinyal MKJI 1997: 1. Kapasitas Kapasitas persimpangan secara menyeluruh dapat diperoleh dengan rumus: C = Co x Fw x F M x F CS x F RSU x F LT x F RT x F MI (smp/jam)... [1] C = Kapasitas (smp/jam) Co = Kapasitas dasar (smp/jam) Fw = Faktor koreksi lebar masuk F M = Faktor koreksi tipe median jalan utama F CS = Faktor koreksi ukuran kota F RSU = Faktor penyesuaian kendaraan tak bermotor dan hambatan samping dan lingkungan jalan. F LT = Faktor penyesuaian belok kiri F RT = Faktor penyesuaian belok kanan F MI = Faktor penyesuaian rasio arus jalan simpang 2. Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan merupakan rasio lalu lintas terhadap kapasitas. Jika yang diukur adalah kejenuhan suatu simpang maka derajat kejenuhan disini merupakan perbandingan dari total arus lalulintas (smp/jam) terhadap besarnya kapasitas pada suatu persimpangan (smp/jam). DS = Q TOT /C,,... [2] DS = Derajat Kejenuhan Q TOT = Arus total simpang (smp/jam) C = Kapasiias (smp/jam) 3. dipergunakan sebagai kriteria untuk menentukan lalu lintas tingkat kemacetan suatu jalan, makin besar nilai tundaan, makin besar pula tingkat kemacetan pada ruas jalan tersebut. D = DG + DT 1... [3] e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1079

D = Simpang DG = geometrik simpang DT 1 = lalulintas simpang 4. Peluang Antrian Panjang antrian merupakan jumlah kendaraan yang antri dalam suatu lengan atau pendekat. Panjang antrian diperoleh dari perkalian jumlah antrian (smp) pada awal sinyal hijau dengan luas yang digunakan per smp (20m 2 ) dan pembagian dengan lebar masuk simpang Batas bawah QP % = 9,02*DS + 20,66*DS^2 + 10,49*DS^3... [4] Batas atas QP % = 47,71*DS - 24,68*DS^2 56,47*DS^3... [5] Kinerja Simpang Bersinyal MKJI 1997: 1. Kapasitas Kapasitas persimpangan secara menyeluruh dapat diperoleh dengan rumus: C = S x g/c... [6] C = Kapasitas masing-masing pendekat S = Nilai arus jenuh yang disesuaikan (smp/jam hijau) g = Waktu hijau (detik) c = Waktu siklus (detik) 2. Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan merupakan rasio lalu lintas terhadap kapasitas. Jika yang diukur adalah kejenuhan suatu simpang maka derajat kejenuhan disini merupakan perbandingan dari total arus lalulintas (smp/jam) terhadap besarnya kapasitas pada suatu persimpangan (smp/jam). Derajat kejenuhan masing-masing pendekat dapat dihitung dengan rumus : DS = Q/C... [7] DS = Derajat Kejenuhan Q = Arus total simpang (smp/jam) C = Kapasiias (smp/jam) 3. dipergunakan sebagai kriteria untuk menentukan lalu lintas tingkat kemacetan suatu jalan, makin besar nilai tundaan, makin besar pula tingkat kemacetan pada ruas jalan tersebut. D = DT + DG... [8] D = DT = lalu lintas untuk pendekat DG = geometri untuk pendekat i 4. Panjang Antrian Panjang Antrian adalah panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat dan antrian dalam jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat (kendaraan,smp). QL = c x... [9] QL = Panjang antrian (m) NQMAX = Jumlah kendaraan antri maksimum (smp) e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1080

WMASUK = Lebar masuk (m) METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode survey dan metode analisis. Survei dengan menggunakan teknik manual dalam pengamatan dan pengambilan data di lapangan. Analisis kinerja, dengan mengevaluasi kinerja simpang tersebut. Analisis dilakukan terhaddap data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan yang meliputi : Data geometrik simpang, volume lalu lintas, data waktu siklus untuk simpang bersinyal. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan dari beberapa penelitian tentang ruas jalan yang distudi sebelumnya. Data-data sekunder tersebut berupa data geometric jalan dan simpang sebagai pembanding dengan hasil survey lapangan dan data jumlah penduduk kota. Tahap dan Prosedur Penelitian 1. Tahap I : Melakukan survey pendahuluan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan survey pengambilan data, menentukan hari yang tepat yang dapat mewakili hari-hari selama hari kerja 2. Tahap II : Melakukan pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian dan data sekunder dari beberapa instansi terkait. 3. Tahap III : Perhitungan serta analisis data-data yang telah diperoleh untuk mendapatkan kinerja masingmasing simpang. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis dan Pembahasan Simpang Tak Bersinyal 1. Gambaran Umum Simpang Tiga Kalitan pada dasarnya merupakan simpang tak bersinyal pertemuan antara jalan Kalitan dan jalan Dr Moewardi. Persimpangan inni terletak pada zona pendidikan, pertokoan, perkantoran, serta tempat peribadatan 2. Penyajian Data Data yang diperoleh di lokasi penelitian adalah data geometrik simpang dan data arus lalu lintas simpang tersebut Gambar 1. Geometrik Simpang Kalitan e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1081

Gambar 2. Arus Lalu Lintas Simpang Kalitan Dari hasil analisis arus lalu lintas didapatkan arus lalu lintas terpadat pagi hari terjadi pada periode jam 07.00-08.00 wib sebesar 2718 smp/jam. Sedangkan arus lalu lintas terdapat sore hari terjadi pada periode jam 16.15-17.15 wib sebesar 3577.2 smp/jam. 3. Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pada analisis simpang tak bersinyal terdapat tiga parameter perilaku lalu lintas(mkji,1997), yaitu derajat kejenuhan, tundaan simpang dan peluang antrian. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. berikut ini. Tabel 1. Nilai Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pada Jam Sibuk Pagi 07.00-08.00 Arus Lalu Kapasitas Lintas Derajat Lalu Lintas Lalu Lintas Lalu Lintas Geometrik Simpang Peluang Kejenuhan Simpang Jalan Jalan Simpang Anrian Q Utama Minor C DS QP % (Smp/jam) DT1 DTma DTmi DG D 3957 2735 0,6913 7,2 5,4 17,0 3,6912 10,8956 27-53 Tabel 2. Nilai Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pada Jam Sibuk Sore 16.15-17.15 Arus Lalu Kapasitas Lintas Derajat Lalu Lintas Lalu Lintas Lalu Lintas Geometrik Simpang Peluang Kejenuhan Simpang Jalan Jalan Simpang Anrian Q Utama Minor C DS QP % (Smp/jam) DT1 DTma DTmi DG D 3793 3577 0,94 12,5 9,1 23,4 4 16,5 50-101 Analisis dan Pembahasan Simpang Bersinyal 1. Gambaran Umum Simpang Gendengan merupakan simpang bersinyal dengan empat lengan pertemuan antara jalan Brigjen Slamet Riyadi, jalan Dr Moewardi dan jalan Dr Wahidin. Persimpangan Gendengan merupakan simpang yang dapat dikatakan sebagai simpang yang padat arus lalu lintasnya dikarenakan simpang ini merupakan pertemuan arus antara yang akan keluar atau masuk kota Surakarta. Selain itu Simpang empat bersinyal Gendengan terletak pada daerah komersil, perkantoran, pusat perbelanjaan dan pendidikan 2. Penyajian Data Data yang diperoleh di lokasi penelitian adalah data geometrik simpang dan data arus lalu lintas simpang tersebut e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1082

Gambar 3. Geometrik Simpang Gendengan Gambar 4. Arus Lalu Lintas Simpang Gendengan Dari hasil analisis arus lalu lintas didapatkan arus lalu lintas terpadat pagi hari terjadi pada periode jam 07.00-08.00 wib sebesar 7036 smp/jam. Sedangkan arus lalu lintas terdapat sore hari terjadi pada periode jam 16.15-17.15 wib sebesar 8977 smp/jam. 3. Kinerja Simpang Bersinyal Pada analisis simpang tak bersinyal terdapat empat parameter perilaku lalu lintas(mkji,1997), yaitu derajat kejenuhan,panjang antrian, tundaan simpang dan angka henti. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut ini e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1083

Kode Pendekat Tabel 3. Nilai Kinerja Simpang Periode Jam Sibuk Pagi 07.00-08.00 wib Arus Lalu Lintas (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Derajat kejenuhan Panjang Antrian (m) Lalu Lintas Geometrik Total Barat 1028 808 1,27 1080 548,7 14,9 39,42 40425 Utara 516 890 0,58 109 42,5 3,6 46,11 23766 Selatan 318 557 0,57 115 42,7 3,5 46,20 14663 Simpang 32,53 Kode Pendekat Tabel 4. Nilai Kinerja Simpang Periode Jam Sibuk Sore 16.15-17.15 wib Arus Lalu Lintas (smp/jam) Kapasitas (smp/jam) Derajat kejenuhan Panjang Antrian (m) Lalu Lintas Geometrik Total Barat 1012 849 1,19 886 410,7 12,4 39,42 39909 Utara 486 933 0,52 100 39,9 3,4 43,33 21067 Selatan 544 560 0,97 273 99,8 4,6 104,42 56807 Simpang 40,98 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dengan melihat hasil perhitungan analisis masalah yang terjadi pada Simpang Gendengan dan simpang tiga Kalitan kota Surakarta, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan hasil analisis data untuk kondisi eksisting Simpang Tiga Kalitan dapat diperoleh kinerja simpang pada jam sibuk pagi yaitu pukul 07.00-08.00 WIB (C) = 3957 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) = 0,69 < 0,85. simpang (D) sebesar 10,9 det/smp. Nilai peluang antrian (QP) sebesar 27% - 53%. Pada jam sibuk sore yaitu pukul 16.15-17.015 WIB diperoleh kapasitas simpang (C) = 3793 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) = 0,94 > 0,85. simpang (D) sebesar 16,5 det/smp. Nilai peluang antrian (QP) sebesar 50% - 101%. 2. Berdasarkan hasil analisis data untuk kondisi eksisting Simpang Gendengan dapat diperoleh kinerja simpang pada jam sibuk pagi pukul 07.00-08.00 WIB kapasitas pendekat utara (C) = 890 smp/jam, pendekat selatan (C) = 557 smp/jam dan pendekat barat (C) = 808 smp/jam derajat kejenuhan (DS) 0,571-1,270. pendekat utara 46,11 det/smp, tundaan pendekat selatan 46,20 det/smp, tundaan pendekat barat 39,42 det/smp. Panjang antrian pendekat utara 109 m, panjang antrian pendekat selatan 115 m, dan panjang antrian pendekat barat 1080 m. Kinerja simpang pada jam sibuk sore pukul 16.15-17.15 WIB kapasitas pendekat utara (C) = 933 smp/jam, pendekaat selatan (C) = 560 smp/jam dan pendekaat barat (C) = 1012 smp/jam derajat kejenuhan (DS) = 0,521 1,193. Panjang antrian pendekat utara 100 m, panjang antrian pendekat selatan 273 m, dan panjang antrian pendekat barat 886 m. pendekat utara (D) = 43,33 det/smp, tundaan pendekat selatan (D) = 104,42 det/smp, tundaan pendekat barat (D) = 39,42 det/smp. Saran Untuk menghindari terjadinya volume arus lalu lintas mendekati titik jenuh dan menjadi buruknya tingkat kinerja simpang akibat nilai DS>0,85 serta antrian kendaraan yang panjang membuat kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalulintas yang dapat menyebabkan kurang nyaman dalam berkendara dan bahkan e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1084

menyebabkan kecelakaan lalulintas, di masa yang akan datang. Maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas dan tingkat kinerja Simpang Gendengan dan simpang tiga Kalitan kota Surakarta misalnya diberlakukannya aturan larangan belok kiri langsung pada masing-masing simpang, dan pengaturan ulang waktu siklus simpang bersinyal terutama pada jam sibuk Daftar Pustaka AMERICAN ASSOCIATION OF STATE HIGHWAY AND TRANSPORTATION OFFICIALS (AASHTO). 2001. A Policy on Geometric Design of Highway and Streets. AASHTO: Washington, DC. Agustina, Selvia. 2010. Makalah Sistem Transportasi, Kemacetan di Solo. Diambil:http://selviaagustina090990.blogspot.co.id/2010/01/makalah-sistem-transportasikemacetan.html Anonim, 1997. Buku Pedoman Skripsi dan Laporan Kerja Praktek. Surakarta:Fakultas Teknik Jurusan sipil Universitas Sebelas Maret. Anonim, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Da Cruz, Alexandre Lopes. 2011. Analisis Lalu Lintas Simpang Tiga Tak Bersinyal (Studi Kasus Pada Pertigaan Jalan Ahmad Yani, Kupang- Nusa Tenggara Timur). Kupang Febrianty, H. Feny. 2003. Manajemen Lalu Lintas Simpang Surapati Sentot Alibasa dan Sekitarnya. Bandung Islami, Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Simpang Jl. Dr. Setiabudhi- Jl. Sersan Bajuri, Bandung. Bandung Purnomo, RA Dinasty. 2013. Evaluasi Kinerja Pada Simpang Tak Bersinyal Timur Mangkunegaran Kota Surakarta. Surakarta Respati, Aan. 2012. Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Pandawa Solo Baru dan Tanjung Anom. Surakarta Sugiharti, Pristiwa dan Wahyu Widodo. 2013. Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal ( Studi Kasus Simpang Tiga Tak Bersinyal Jalan Raya Seturan-Jalan Raya Babarsari-Jalan Kledokan, Depok, Sleman, Yogyakarta. Sleman Zulfhazli. 2014. Evaluasi Kinerja Simpang Tiga Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Polantas cunda dan Simpang Selat Malaka Kota Lhokseumawe). Lhokseumawe e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1085