BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perdagangan internasional sudah menjadi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. melimpah, menjadikan negara ini sebagai penghasil produk-produk dari alam

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

OUTLOOK KOMODITI KAKAO

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

Gabriella Claudia Edy Yulianto M. Kholid Mawardi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KAKAO SUMATERA BARAT KE MALAYSIA

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

Analisis impor Indonesia dari Cina

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, tujuan tersebut dikenal dengan nama trilogi pembangunan yaitu. pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada dalam suatu negara,

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lainya sangatlah terbuka mengenal dan memahami bangsa lain untuk saling

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

Pe n g e m b a n g a n

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

PERKEMBANGAN EKONOMI KAKAO DUNIA DAN IMPLIKASINYA BAGI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari

ISS N OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan perkebunan merupakan sektor utama yang membentuk

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kegiatan yang terpenting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional adalah kegiatan untuk memperdagangkan berbagai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara untuk dapat dijual ke luar negeri serta mendatangkan barang dan jasa dari luar negeri untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (Pambudi,2011).. Perdagangan internasional merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah bagi suatu negara dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu tidak ada suatu negara yang dapat secara mandiri dalam memenuhi kebutuhannya. Negara-negara di dunia sangat mengandalkan ekspor dalam hal peningkatan perekonomian dikarenakan ekspor akan mempengaruhi laju perekonomian dalam negeri (Zuhdi & Suharno, 2015). Indonesia adalah salah satu negara yang melakukan perdagangan internasional dengan mengandalkan ekspor hasil komoditi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Sektor perkebunan Indonesia merupakan salah satu yang berperan penting bagi perekonomian nasional karena mengandalkan beberapa hasil komoditas unggulan yang dipasarkan di perdagangan luar negeri. Salah satu komoditas utama yang menjadi unggulan dari sektor perkebunan adalah kakao. Peranan kakao cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai 1

2 penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga memiliki peran dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri (Kementan, 2016). Berikut adalah perkembangan dari ekspor kakao Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel I.1 : Tabel I.1 Perkembangan Ekspor Kakao Indonesia Tahun 2005-2015 Ekspor Tahun Volume Pertumbuhan Nilai Pertumbuhan (Ton) (%) (000US$) (%) 2000 424.088 341.859 2001 393.224-7,28 391.086 14,4 2002 465.621 18,41 701.034 79,25 2003 357.737-23,17 623.934-11 2004 368.758 3,08 549.348-11,95 2005 465.162 26,14 667.993 21,6 2006 612.124 31,59 855.047 28 2007 503.547-17,74 924.186 8,09 2008 515.576 2,39 1.269.022 37,31 2009 559.799 8,58 1.459.297 14,99 2010 552.892-1,23 1.643.773 12,64 2011 410.257-25,8 1.345.430-18,15 2012 387.803-5,47 1.053.615-21,69 2013 414.087 6,78 1.151.481 9,29 2014 333.679-19,42 1.244.530 8,08 2015 355.321 6,49 1.307.771 5,08 Rata-Rata Pertumbuhan (%/Tahun) 2000-2015 0,22 11,73 Sumber : Badan Pusat Statistik diolah Pusdatin Dari tabel I.1 menunjukkan bahwa ekspor kakao Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2015 mengalami fluktuasi. Tahun 2000 volume ekspor kakao mencapai 424.088 ton. Kemudian pada tahun 2001 mengalami penurunan sebesar 7,28%, yakni volume ekspor menjadi 393.224 ton. Tahun

3 2002 mengalami kenaikan sebesar 18,41%, kenaikan pada tahun 2002 berubah menjadi 465.621 ton. Pada tahun 2003 kembali mengalami penurunan sebesar 23,17%, penurunan ini lebih besar dibandingkan dengan tahun 2001. Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya mengalami fluktuasi pada perkembangan ekspor kakao sampai dengan 2015. Pertumbuhan tertinggi pada perkembangan ekspor kakao dari tahun 2000-2015 yakni pada tahun 2006 yaitu sebesar 31,59% untuk volume ekspornya. Sedangkan untuk penurunan paling besar dalam perkembangan ekspor kakao pada tahun 2003 sebesar 23,17%. Pertumbuhan rata-rata pertahun untuk volume ekspor yaitu sebesar 0,22%. Sedangkan pertumbuhan rata-rata untuk nilai ekspor pertahun yaitu sebesar 11,73%. Indonesia merupakan negara sebagai pengekspor kakao terbesar ketiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, dengan kondisi politik ekonomi yang cukup stabil, menjadikannya berpeluang besar sebagai pemasok kebutuhan bahan baku baik untuk pasar domestik maupun global.

4 No. 1 Tabel I.2 Negara Negara Eksportir Kakao Terbesar Di Dunia (Ton) Negara Pantai Gading Volume Ekspor (Ton) 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata Kontrib usi (%) 790.912 1.073.282 1.011.631 813.891 921.483 31,31 2 Ghana 281.437 697.394 585.929 526.187 497.332 16,9 3 Indonesia 432.427 210.067 163.501 188.420 286.744 9,74 4 Nigeria 226.634 219.000 199.800 182.900 215.067 7,31 5 Netherland 167.081 207.773 181.739 215.717 187.966 6,39 6 Kamerun 193.881 190.214 173.794 179.933 186.359 6,33 7 Ekuador 116.318 157.782 147.329 178.273 144.821 4,92 8 Lainnya 489.960 558.820 518.447 439.648 503.788 17,11 Dunia 2.698.65 0 3.314.332 2.982.170 2.724.969 2.943.560 100 Sumber : FOA diolah Pusdatin Berdasarkan Tabel I.2 pengekspor kakao terbanyak dari tahun 2010-2013 adalah Pantai Gading dengan rata-rata setiap tahunnya mencapai 921.483 ton. Kedua terbesar yaitu dari negara Ghana dengan rata-rata setiap tahunnya mencapai 497.332 ton. Kemudian pengekspor kakao terbesar ketiga yaitu dari Indonesia yang rata-rata mencapai 286.744 dengan kontribusi sebesar 9,74%. Pengekspor terbesar selanjutnya dari nigeria dengan rata-rata setiap tahunnya mencapai 215.067 ton. Negara Kamerun setiap tahunnya mengekspor kakao yang rata-rata mencapai 186.359. Selanjutya negara Ekuador dengan rata-rata setiap tahunnya mencapai 144.821 ton.

5 Tahun Harga Tabel I.3 Perkembangan Harga Kakao Dunia Tahun 1985-2015 Pertumbuhan (%) Tahun Harga Pertumbuhan (%) 1985 3,78 2001 1,4 22,81 1986 3,01-20,37 2002 2,35 67,86 1987 2,65-11,96 2003 2,2-6,38 1988 1,98-25,28 2004 1,82-17,27 1989 1,56-21,21 2005 1,75-3,85 1990 1,53-1,92 2006 1,77 1,14 1991 1,46-4,58 2007 2,05 15,82 1992 1,32-9,59 2008 2,51 22,44 1993 1,29-2,27 2009 2,99 19,12 1994 1,67 29,46 2010 3,13 4,68 1995 1,56-6,59 2011 2,74-12,46 1996 1,61 3,21 2012 2,22-18,98 1997 1,88 16,77 2013 2,3 3,6 1998 2,04 8,51 2014 2,89 25,65 1999 1,41-30,88 2015 3,14 8,48 Rata-rata pertumbuhan 2000 1,14-19,15 (%) 1,23 Sumber : World Bank diolah Pusdatin Pada Tabel I.3 terlihat bahwa dari tahun 1985 sampai tahun 2015 harga kakao dunia mengalami fluktuasi. Penurunan harga kakao terjadi beberapa kali, penurunan terbesar yakni pada tahun 1999 yaitu sebesar 30,88%. Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2002 yaitu sebesar 67,86%. Kemudian ratarata pertumbuhan dari tahun 1985 sampai tahun 2015 yaitu sebesar 1,23%.

6 Tabel I.4 Ekspor Biji Coklat Menurut Negara Tujuan Utama, 2006-2010 (Ton) Negara 2006 2007 2008 2009 2010 Tujuan Tiongkok 18.365,9 20.801,8 15.928,5 7.147,6 15.394,9 Thailand 8.260,4 7.325,0 8.116,2 7.405,5 6.716,3 Singapura 44.026,5 43.683,5 45.195,5 56.403,4 53.933,3 Malaysia 193.357,2 184.776,2 211.470,3 183.539,1 203.847,7 Amerika Serikat 131.738,5 53.224,4 53.689,6 120.304,1 89.306,5 Kanada 11.250,0 6.500,0 13.000,0 5.200,3 3.500,0 India 63.799,3 314,0 650,0 1.900,0 4.055,5 Belanda 2.943,4 668,3 239,6 2.452,0 5.847,5 Jerman 9.938,5 906,2 500,7 7.161,4 12.336,5 Lainnya 10.367,0 63489.4 33.886,1 48.894,3 38.690,1 Jumlah 494.046,7 381.688,8 382.676,5 440.407,7 433.628,3 Sumber : Badan Pusat Statistik Berdasarkan Tabel I.4 total dari ekspor biji kakao tahun 2006 mencapai 494.046,7 ton. Namun pada tahun berikutnya mengalami penurunan menjadi 381.688,8 ton. Pada tahun 2008 dan juga tahun 2009 mengalami kenaikan, yaitu pada tahun 2009 total ekspor mencapai 440.407,7. Dan pada tahun 2010 ekspor biji kakao turun menjadi 433.628,3 ton. Dengan hasil produksi kakao yang cukup banyak maka digunakan untuk memenuhi pasar ekspor. Adapun beberapa negara negara tujuan ekspor kakao Indonesia diantaranya adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Kanada dan masih banyak lagi negara negara tujuan ekspor kakao Indonesia. Banyaknya hasil produksi kakao yang diekspor ke berbagai negara tentu dipengaruhi oleh beberapa

7 faktor diantaranya nilai tukar rupiah, produksi kakao dan harga kakao internasional. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh produksi kakao domestik, harga kakao internasional, dan nilai tukar terhadap ekspor kakao indonesia? 2. Variable apa yang paling berpengaruh terhadap ekspor kakao Indonesia? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh produksi kakao domestik, harga kakao internasional, dan nilai tukar terhadap ekspor kakao indonesia 2. Menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap ekspor kakao Indonesia. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kakao di Indonesia dan merupakan salah satu syarat untuk memeperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

8 2. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang lebih baik di masa yang akan datang, terutama terkait dengan ekspor kakao di Indonesia. 3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan referensi atau bahan acuan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. E. Metode Penelitian E.1. Alat dan Model Penelitian Penelitian ini mengunakan teknik analisis regresi linier berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produksi kakao domestik, harga kakao internasional, dan nilai tukar terhadap ekspor kakao Indonesia. Berdasarkan kerangka pikir analisis yang dibangun dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan adalah Ekspor Kakao Indonesia sebagai variabel yang dijelaskan (dependen variabel). Sedangkan variabel yang menjelaskan adalah produksi kakao domestik, harga kakao internasional, dan nilai tukar rupiah. Metode penelitian ini melakukan replikasi dari jurnal Puspita, Ratna Sari. 2015. Pengaruh Produksi Kakao Domestik, Harga Kakao Internasional, dan Nilai Tukar Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Ke Amerika Serikat. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 27(1):1-8. Maka penulis melakukan replikasi sebagai berikut : EK t = β 0 + β 1 PK t + β 2 HI t + β 3 K t + µ t Di mana : PK : Produksi kakao domestik

9 HI : Harga kakao internasional K : Nilai tukar EK : Ekspor kakao t β : time series : konstanta β 1...β 3 : koefisien variabel independen µ : error term E.2. Data dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia (BI), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dsb. F. Sistematika Penulisan Penyusunan penelitian ini menggunakan sistematika sederhana dengan tujuan agar lebih mempermudah dalam menerangkan segala permasalahan yang menjadi pokok pembahasan sehingga lebih terarah pada sasaran. Kerangka sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode analisis data dan sistematika penulisan.

10 BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini berisi tentang teori teori yang mendasari penelitian, tinjauan terhadap penelitian terdahulu dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang alat dan model analisis, metode analisis data, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data dan jenis dan sumber data BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang deskripsi data penelitian, hasil analisis data dan interpretasi ekonomi. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan dari seluruh penulisan dan saran saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN