BAB I PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan telekomunikasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap telekomunikasi menjadi semakin meningkat. Mobilitas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom Flexi

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. I. 1. Latar Belakang

1.1.3 Logo Gambar 1.1 Logo Telkom Indonesia

BABI PENDAHULUAN. Industri seluler saat ini sangat menggairahkan, sebab potensi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun, membuat kehidupan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

I. PENDAHULUAN. bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat.

BAB I PENDAHULUAN. lain dari telepon seluler bertambah seiring dengan semakin

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas dikalangan bisnis saja tetapi juga merambah dikalangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuka suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini, tercatat 10 operator telepon di Indonesia. Telkom (PT

I. PENDAHULUAN. Desember

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dalam era globalisasi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. seluler besar yang menggunakan teknologi berbasis GSM yaitu PT.

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015)

BAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap. lingkunagan baik secara langsung maupun tidak langsung telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan harus mempertahankannya agar tidak kalah dengan operator lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya tertarik terhadap produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Market Share Operator Selular Indonesia Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

BAB I PENDAHULUAN. IM3, Mentari, XL, Axis, 3, Matrix, dll. Masing masing provider telepon seluler

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah

I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin cepat. Hal ini sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri besar. Selain itu kepuasan mampu mengukur dampaknya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tentang telekomunikasi, yang mendorong kompetisi penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi telekomunikasi membuat individu pada peralihan abad ini mengalami perubahan besar dalam cara berkomunikasi dan bertransaksi. Jaringan teknologi membuat dunia menjadi global village yang merangsang munculnya komunikasi global menuju era generasi ketiga (3G). Pola perilaku manusia pun mengalami perubahan, dimana mereka lebih banyak berkomunikasi dan bertransaksi secara elektronik dan melalui media internet. Komunitas ekonomi baru itu akan terbentuk karena dukungan teknologi yang memadai serta kemudahan yang didapat dan merupakan bagian dari era teknologi informasi yang berkembang sangat pesat. Telekomunikasi, termasuk teknologi selular didalamnya, menjadi faktor pendukung utama dari jaringan global ini. Mobilitas adalah kata kunci untuk menggambarkan manfaat hadirnya telekomunikasi selular. Meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam komunikasi yang harus dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan media apa saja dengan aksesibilitas yang akurat, cepat dan serba elektronik menjadi salah satu parameternya. Mencoba untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap kemudahan berkomunikasi ini, maka munculah ide untuk menerapkan teknologi telepon berbasis selular yaitu telepon selular atau lebih dikenal dengan handphone. Seiring dengan

perkembangannya, ternyata tingkat penggunaan handphone di masyarakat meningkat lebih cepat apabila dibandingkan dengan penggunaan telepon tetap (fixed line) atau PSTN (Public Switched Telephone Network). Secara umum, pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia terus mengalami peningkatan, terutama pada pasar telepon selular. Jumlah pengguna telepon selular meningkat dengan sangat pesat, terutama pada tahun 2002 hingga tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi persaingan pada pasar telepon selular semakin kompetitif. Pertumbuhan pasar pada media internet (pengguna) juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sedangkan pertumbuhan pasar untuk industri telepon tetap (fixed phone) relatif stabil dari tahun ke tahun (Gambar 1). Millions Fixed 60 Cellular Internet Customers Internet 50 40 30 20 10 0 (Sumber: Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), 2006) Gambar 1. Tingkat Pertumbuhan Pelanggan Telepon Tetap, Selular dan Internet Tingkat penggunaan telepon selular semakin meningkat. Pengguna telepon selular ini terdiri dari berbagai generasi mulai dari generasi tua, muda bahkan 2

anak anak, masyarakat juga semakin membuka diri untuk memperoleh informasi terhadap setiap detik perkembangan teknologi yang berkaitan dengan telepon genggam atau selular. Telepon selular tidak hanya merupakan alat komunikasi yang paling efektif, namun juga memiliki fungsi lain bagi penggunanya, salah satu contoh adalah bagi masyarakat metropolitan, yang menjadikan telepon selular sebagai bagian dari life style atau fashion, bahkan sekelompok orang mencapnya sebagai lambang kemapanan. Pada gambar 2. ditunjukkan besarnya pangsa pasar operator selular di Indonesia pada tahun 2004. Pada tahun tersebut, PT. Telkomsel (dengan produk: Simpati) mempunyai pangsa pasar terbesar dengan menguasai hampir setengah dari total jumlah pangsa pasar selular (berbasis GSM maupun CDMA) yang ada (sekitar 49,2%). (Sumber: Warta Ekonomi, 2005) Gambar 2. Pangsa Pasar Operator Selular di Indonesia Saat ini, industri penyedia operator selular merupakan pasar yang sangat kompetitif. Ketatnya kondisi persaingan di pasar telepon selular di Indonesia menyulitkan perusahaan telepon selular untuk menciptakan pelanggan baru, 3

sehingga mempertahankan pelanggan lama menjadi sangat penting untuk membangun keunggulan bersaing serta membantu meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Untuk mendapatkan pelanggan yang loyal, perusahaan tidak cukup hanya dengan menjaga tingkat kepuasan pelanggannya. Perusahaan juga perlu menawarkan value yang diinginkan pelanggan untuk bisa mendapatkan loyalitas mereka. Dengan pelanggan yang loyal, keuntungan dan pangsa pasar perusahaan dapat meningkat karena pelanggan yang loyal cenderung akan melakukan pembelian ulang, membeli lebih banyak, bahkan menciptakan pelanggan baru. Jumlah pelanggan telepon selular di Indonesia dari tahun 2005 2009, diperkirakan akan terus mengalami peningkatan (Gambar 3). (Sumber: Warta Ekonomi, 2005) Gambar 3. Proyeksi Jumlah Pelanggan Telepon Selular di Indonesia Para produsen penyedia operator selular telah melakukan berbagai macam cara agar dapat memenuhi permintaan konsumen terhadap kebutuhan komunikasi yang terus meningkat, seperti menyediakan sistem komunikasi akses jamak 4

FDMA dan TDMA, tetapi kapasitas yang dimiliki oleh kedua sistem tersebut relatif terbatas. Kemudian hadir Code Division Multiple Access (CDMA) yang merupakan teknologi digital selular terbaru dengan menggunakan sistem pengkodean unit, menjamin keamanan tinggi dan memiliki kapasitas spektrum yang besar. Mulanya CDMA digunakan untuk sistem komunikasi militer Amerika Serikat, setelah ditetapkan sebagai standar internasional oleh Asosiasi Industri Telepon Seluler (CTIA), CDMA mulai dipergunakan di berbagai negara seperti Kanada, Cina, Jerman, Hongkong, India, Jepang, Rusia, Thailand, Singapura, Agentina, Brazil, Filipina serta Indonesia. Saat ini, perkembangan pelanggan CDMA di Indonesia sangat signifikan pada 2,5 tahun terakhir. Pada tahun 2003, pelanggan CDMA hanya 267.654, kemudian pada tahun 2004 meningkat sangat tajam mencapai 1.970.000 pelanggan atau meningkat 7,45 kali dari tahun 2003, sedangkan sampai dengan Juni 2005 telah mencapai 4.380.314 pelanggan, atau dalam waktu 6 bulan telah terjadi peningkatan mencapai 220% (Bakrie Telecom, 2005). 5

Gambar 4. Perkembangan Industri CDMA di Indonesia Pertumbuhan telekomunikasi CDMA di Indonesia terlihat dari minat para investor yang besar pada sektor ini. Perkembangan tersebut terlihat dengan adanya persaingan ketat antara operator CDMA yang terbagi menjadi 4 pemain besar: Tabel 1. Penyedia Operator Selular berbasis CDMA Telkom Flexi merupakan pemain CDMA 2000-1X yang pertama kali beroperasi di Jabar & Banten meskipun pada tahap awal baru melayani sebagian area kota Bandung. Produk ini diluncurkan oleh PT Telkom Indonesia melalui Divisi Fixed Wireless Access (FWA). Telkom Flexi menawarkan dua layanan 6

unggulan yaitu Flexi Trendy (prabayar) dan Flexi Classy (pascabayar). Telkom Flexi merupakan operator CDMA pertama yang menelurkan kartu RUIM (Removable User Identity Module) - seperti SIMcard pada GSM yang memberi kemudahan kepada konsumen yang dinamis dan ingin tampil gaya untuk berganti handset sesuai dengan selera. Menyusul Telkom Flexi memasuki Jabar & Banten pada bulan September 2003 adalah Esia, yang diluncurkan oleh PT Bakrie Telecom, perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki Aburizal Bakrie. Sebenarnya Bakrie Telecom yang dahulu bernama PT. Radio Telefon Indonesia (Ratelindo) ini telah masuk Jawa Barat dengan memberikan layanan fixed wireless di sekitar kota Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Ratelindo juga memberikan solusi telefon tetap bagi High Rise Building (HRB) di kota Bandung. Bahkan, dengan terlebih dahulu mengantongi izin frekuensi fixed wireless dari pemerintah pada frekuensi 800 MHz di Jakarta, Jabar, dan Banten, memaksa Telkom Flexi harus beroperasi pada frekuensi 1900 MHz pada ketiga wilayah tersebut. Esia sudah terlebih dahulu diluncurkan di Jakarta dan menggunakan konsep Home dan City untuk melayani pelanggannya. Home adalah produk dari Esia yang ditujukan untuk mereka yang tidak terlalu memerlukan tingkat mobilitas tinggi. Untuk berlangganan Home, pelanggan harus menentukan area tetap (home zone) dimana selama pelanggan tersebut melakukan percakapan di dalam area ini, pelanggan hanya akan dikenakan tarif pulsa rumah. Jika sewaktu-waktu pelanggan ingin melakukan panggilan di luar home area tetapnya maka akan dikenakan tambahan surcharge sebesar Rp 100,00/menit. Home menggunakan sistem pascabayar, di mana pembayaran biaya penggunaan telepon dilakukan setiap bulan. Berbeda dengan 7

Home, produk City merupakan layanan yang ditujukan bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi, sehingga dapat digunakan untuk menelepon kemanapun dan menerima panggilan darimanapun selama digunakan dalam satu kode area, misalnya 022 untuk area Bandung. City hadir dengan dua pilihan yaitu kartu pascabayar dan kartu prabayar. Seperti halnya dengan Home, City juga dilengkapi dengan SIM Card untuk memudahkan pergantian handset oleh pelanggan. Pendatang ketiga adalah PT Mobile-8 Telecom (Mobile-8) yang mengeluarkan produk bernama FREN. Mobile-8 merupakan operator telekomunikasi yang mendapat lisensi operasi CDMA dengan cakupan Nasional dari pemerintah. Berbeda dengan Telkom Flexi dan Esia yang memposisikan dirinya sebagai layanan fixed wireless, Mobile-8 mengklaim sebagai operator seluler layaknya operator GSM meskipun juga menggunakan teknologi CDMA 2000-1X dan CDMA 2000 1X EV-DO. Seperti halnya Telkom Flexi dan Esia, FREN juga hadir dalam format prabayar dan pascabayar. FREN memunyai tiga fitur unggulan, di samping fitur standar CDMA seperti SMS, yaitu Noise Reduction, Easy Swap, serta FreeRoaming. Noise Reduction merupakan fitur yang mampu meredam suara yang tidak diinginkan di sekitar penelepon. Easy Swap merupakan kemudahan bagi pelanggan pascabayar untuk berpindah ke prabayar dan untuk kembali lagi ke pascabayar, tanpa harus menghubungi customer service atau ganti kartu. Praktis dan dapat digunakan sewaktu waktu. FreeRoaming merupakan fasilitas yang tidak mengenakan biaya roaming nasional. Perusahaan ke empat yang bersaing dalam industri penyedia operator selular berbasis CDMA adalah PT. Indosat Tbk yang meluncurkan produk CDMA 8

bernama StarOne. Keempat operator CDMA tersebut harus berkompetisi dan bekerja keras untuk dapat merebut pangsa pasar yang ada di industri telepon selular ini. Esia dan Telkom Flexi masih bisa berbagi pasar karena berbeda frekuensi, tetapi keduanya harus menghadapi Mobile-8 yang bermodal besar dan mempunyai lisensi nasional serta bersaing di semua frekuensi mulai 450 MHz, 800 MHz, hingga 1900 MHz. Meskipun demikian, tidak mudah bagi Mobile-8 untuk menguasai pangsa pasar karena Telkom Flexi masuk lebih awal daripada operator lainnya sehingga Telkom menjadi jaminan kepercayaan masyarakat. Di samping itu Telkom Flexi ditunjang infrastruktur PT Telkom yang menjamin ketersediaan hubungan ke PSTN. Telepon selular dengan teknologi CDMA ini mencoba mengalihkan opini dari telepon dengan teknologi GSM yang telah lama digunakan oleh masyarakat, operator selular berbasis CDMA ini sangat optimis karena menggunakan teknologi CDMA 2000-1X yang lebih baik apabila dibandingkan dengan GSM (Pikiran Rakyat, 2004). Fakta mengenai peningkatan persaingan yang terjadi antara penyedia jasa operator telepon seluler CDMA juga terlihat dari kecenderungan semakin murahnya paket kartu CDMA yang diberikan bersamaan dengan telepon seluler untuk CDMA, perang tarif dan beragam fasilitas yang diberikan, sehingga konsumen (target pasar) memiliki lebih banyak pilihan dalam membeli jasa yang ditawarkan perusahaan. Persaingan ketat di pasar telepon seluler dengan teknologi CDMA menyebabkan mahalnya biaya akuisisi, rendahnya switching cost serta rendahnya loyalitas konsumen. Hal ini menuntut setiap perusahaan untuk lebih dekat dengan konsumennya dan mampu memahami kebutuhan serta keinginan konsumen. Penciptaan konsumen yang loyal menjadi hal yang sangat penting. 9

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riset Majalah Marketing (2005), terlihat bahwa tingkat pertumbuhan jumlah pelanggan terbesar pada industri telepon selular berbasis CDMA tahun 2004 adalah Telkom Flexi, lalu disusul oleh Fren, Esia dan StarOne (Tabel 2). Sedangkan dari sumber data lain yang diperoleh dari website (www.bisnis.com) diketahui bahwa jumlah terbesar pelanggan telepon selular berbasis CDMA hingga akhir tahun 2005 masih dipegang oleh PT. Telkom Tbk (produsen kartu Telkom Flexi), yaitu sebesar 4,1 juta pelanggan. PT. Bakrie Telecom (produsen kartu Esia), mencatat jumlah pelanggannya hingga akhir tahun 2005 sebesar lebih dari 400.000 nomor, meningkat sekitar 90% dari jumlah pelanggan pada tahun 2004 yang hanya berjumlah sekitar 250.000 nomor. Jumlah pelanggan PT. Mobile 8 Telecom (produsen kartu Fren) pada akhir tahun 2005 tercatat sejumlah 1,3 juta nomor, sekitar tiga kali lipat lebih besar dari jumlah pelanggan yang dimiliki PT. Bakrie Telecom. Kuartal pertama tahun 2005, pelanggan StarOne tercatat hanya sekitar 100.000 pelanggan. Namun hingga akhir tahun 2005, PT. Indosat Tbk telah berhasil memperluas jaringan telekomunikasi dengan kapasitas sekitar satu juta sambungan. 10

Tabel 2. Jumlah Pelanggan Kartu Telepon Selular berbasis CDMA 2002 2003 2004* 2004** Growth 2005 (000) (000) (000) (000) 2003 (000) 2004**(%) Fren 0 50 120 131 161,8 270 Telkom 0 300 1250 1364 354,5 2700 Flexi Esia 0 0 90 98 0 400 Star One 0 0 95 104 0 300 TOTAL 0 350 1555 1697-3670 Sumber : Riset Majalah Marketing (2005) Keterangan : Beberapa data bernilai nol, karena pada tahun tersebut produk belum diluncurkan. - 2004* : Jumlah pelanggan hingga bulan September 2004. - 2004** : Jumlah pelanggan hingga bulan Desember 2004. - 2005 : Proyeksi Jumlah Pelanggan pada bulan September 2005. Nilai dari pembangunan loyalitas konsumen adalah merupakan suatu kegiatan yang tepat, bila disesuaikan dengan saat ini dimana manajemen sedang berkembang dengan sangat pesat. Hal ini menjadikan kemampuan ekonomi dari konsumen sebagai penghalang dari perbandingan antar kompetitor, tetapi juga hubungan antara konsumen, kompetitor dengan pasar atau industri itu sendiri terlihat sebagai aset yang paling berharga dan tahan lama. Disamping itu, pendekatan kepuasan pelanggan yang hanya terfokus kepada bagaimana 11

memuaskan konsumen yang menggunakan produk atau jasa perusahaan, adalah kurang relevan. Kebanyakan ukuran loyalitas pelanggan berjalan seiring dengan persepsi atau paradigma kepuasan pelanggan. Perusahaan mengukur kepuasan pelanggan berdasarkan sampel dari pelanggan dan secara spesifik bukanlah diukur secara relatif dari persaingan yang ada. Pada kenyataannya, bukanlah suatu ketentuan bahwa pelanggan yang puas akan tetap loyal apabila pesaing kita menyediakan nilai yang lebih baik. Pendekatan alternatif dalam mengatasi hal ini adalah melalui penilaian dari pelanggan. Pendekatan dari nilai pelanggan terfokus pada bagaimana orang memilih suatu perusahaan di antara pesaing (Griffin, 1995). Kepuasan pelanggan harus diserta dengan loyalitas pelanggan. Pelanggan yang benar benar loyal bukan saja potensial untuk menjadi word of mouth advertisers, namun juga kemungkinan besar loyal terhadap portofolio produk dan jasa perusahaan untuk jangka waktu yang lama. Pentingnya nilai pelanggan terhadap loyalitas telah diidentifikasikan di dalam pengetahuan manajemen pemasaran. 1.2. Identifikasi Masalah Ketatnya kondisi persaingan pada pasar telepon selular di Indonesia menyulitkan perusahaan telepon selular untuk menciptakan pelanggan baru (akuisisi), sehingga mempertahankan pelanggan lama (retensi) menjadi sangat penting untuk membangun keunggulan bersaing serta membantu meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. 12

Agar perusahaan dapat menciptakan loyalitas pada pelanggannya maka selain perusahaan harus dapat menjaga tingkat kepuasaan dari pelanggannya, perusahaan juga perlu menawarkan value atau nilai tambah yang diinginkan oleh pelanggan. Dengan pelanggan yang loyal, keuntungan dan pangsa pasar perusahaan dapat meningkat karena pelanggan yang loyal cenderung akan membeli ulang bahkan dapat menciptakan pelanggan baru bagi perusahaan. Keuntungan tersebut akan memberikan profitabilitas serta pangsa pasar yang lebih besar bagi perusahaan. Dengan kata lain, loyalitas pelanggan akan memicu terjadinya serangkaian aktivitas pada seluruh sistem bisnis perusahaan yang bermuara pada terciptanya siklus pertumbuhan yang berkesinambungan dan hal ini jelas akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirasakan pentingnya untuk melakukan penelitian mengenai loyalitas pelanggan, terutama untuk industri telepon selular berbasis CDMA yang pertumbuhannya di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan yang sangat signifikan. 1.3. Perumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik pengguna kartu telepon selular berbasis CDMA di kota Jakarta? 2. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan terhadap kartu telepon selular berbasis CDMA di kota Jakarta? 3. Bagaimana tingkat loyalitas pelanggan kartu telepon seluler berbasis CDMA di kota Jakarta? 13

1.4. Tujuan penelitian 1. Melakukan analisis segmentasi pengguna kartu telepon selular berbasis CDMA di kota Jakarta. 2. Mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan terhadap kartu telepon selular berbasis CDMA. 3. Mengukur tingkat loyalitas pelanggan kartu telepon seluler berbasis CDMA di kota Jakarta. 4. Merekomendasikan strategi manajerial untuk perusahaan penyedia jasa operator telepon seluler CDMA dalam usaha peningkatan loyalitas pelanggan. 1.5. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat berguna sebagai : Masukan bagi para peneliti (breeder) dalam merencanakan pengembangan strategi untuk perusahaan penyedia jasa operator telepon seluler lebih lanjut. Masukan bagi pihak perusahaan penyedia jasa operator telepon seluler CDMA (produsen) maupun lembaga lembaga terkait dalam menentukan strategi pemasaran terbaik, untuk menghadapi kondisi persaingan di industri telekomunikasi yang semakin kompetitif. 14

1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya meneliti pada produk kartu telepon selular yang menggunakan handphone yang mengusung teknologi CDMA (RUIM Card, bukan Inject) dan penelitian terhadap produk kartu selular berbasis CDMA (baik yang prabayar maupun pasca bayar) ini, tidak dibedakan (peneliti lebih melihat kepada segmentasi dan loyalitas pelanggan berdasarkan merek produk dan bukan jenis produk dari merek yang sama). Dan lokasi penelitian, hanya terfokus pada daerah penelitian di DKI Jakarta. 15