BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) materi perbandingan dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013. B. Rancangan Penelitian dan Pengembangan Desain pengembangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ADDIE. Endang Mulyatiningsih (2012: 183) menggambarkan tahapan desain pengembangan ADDIE sebagai berikut. A Analysis Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa. D Design D Development Menentukan pendekatan pembelajaran, menyusun kerangka LKS, peta kebutuhan LKS serta menyusun lembar penilaian. Mengembangkan LKS sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang dipilih. I Implementation Mengujicobakan LKS, melaksanakan tes, serta membagi angket respon. E Evaluation Melakukan analisis serta perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi selama pembelajaran. 47
Berikut penjelasan dari tahap pengembangan ADDIE yang akan peneliti lakukan. 1. Analysis (Analisis) Tahap analysis merupakan tahap dimana peneliti menganalisis perlunya pengembangan bahan ajar dan menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan. Tahapan analisis yang dilakukan penulis mencakup tiga hal yaitu analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakter peserta didik. Secara garis besar tahapan analisis yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut. a. Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis keadaan bahan ajar sebagai informasi utama dalam pembelajaran serta ketersediaan bahan ajar yang mendukung terlaksananya suatu pembelajaran. Pada tahap ini akan ditentukan bahan ajar yang perlu dikembangkan untuk membantu peserta didik belajar. b. Analisis Kurikulum Pada analisis kurikulum dilakukan dengan memperhatikan karakteristik kurikulum yang sedang digunakan dalam suatu sekolah. Hal ini dilakukan agar pengembangan yang dilakukan dapat sesuai tuntutan kurikulum yang berlaku. Kemudian peneliti mengkaji KD untuk merumuskan indikator-indikator pencapaian pembelajaran. 48
c. Analisis Karakter Peserta Didik Analisis ini dilakukan untuk melihat sikap peserta didik terhadap pembelajaran matematika. Hal ini dilakukan agar pengembangan yang dilakukan sesuai dengan karakter peserta didik. 2. Design (Perancangan) Tahap kedua dari model ADDIE adalah tahap design atau perancangan. Pada tahap ini mulai dirancang LKS yang akan dikembangkan sesuai hasil analisis yang dilakukan sebelumnya. Selanjutnya, tahap perancangan dilakukan dengan menentukan unsurunsur yang diperlukan dalam LKS seperti penyusunan peta kebutuhan LKS dan kerangka LKS. Peneliti juga mengumpulkan referensi yang akan digunakan dalam mengembangkan materi dalam bahan ajar LKS. Pada tahap ini, peneliti juga menyusun instrumen yang akan digunakan untuk menilai LKS yang dikembangkan. Instrumen disusun dengan memperhatikan aspek penilaian LKS yaitu aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, kelayakan kegrafikaan, dan kesesuaian dengan pendekatan yang digunakan. Instrumen yang disusun berupa lembar penilaian LKS dan angket respon. Selanjutnya instrumen yang sudah disusun akan divalidasi untuk mendapatkan instrumen penilaian yang valid. 3. Development (Pengembangan) Tahap pengembangan merupakan tahap realisasi produk. Pada tahap ini pengembangan LKS dilakukan sesuai dengan rancangan. Setelah itu, 49
LKS tersebut akan divalidasi oleh dosen ahli dan guru. Pada proses validasi, validator menggunakan instrumen yang sudah disusun pada tahap sebelumnya. Validasi dilakukan untuk menilai validitas isi dan konstruk. Validator diminta memberikan penilaian terhadap LKS yang dikembangkan berdasarkan butir aspek kelayakan LKS serta memberikan saran dan komentar berkaitan dengan isi LKS yang nantinya akan digunakan sebagai patokan revisi perbaikan dan penyempurnaan LKS. Validasi dilakukan hingga pada akhirnya LKS dinyatakan layak untuk diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan analisis data terhadap hasil penilaian LKS yang didapatkan dari validator. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai kevalidan LKS. 4. Implementation (Implementasi) Tahap keempat adalah implementasi. Implementasi dilakukan secara terbatas pada sekolah yang ditunjuk sebagai tempat penelitian. Guru kelas melakukan pembelajaran dengan bantuan LKS yang sudah dikembangkan. Peneliti bertugas sebagai observer dan mencatat segala sesuatu pada lembar observasi yang dapat digunakan sebagai perbaikan LKS. Setelah proses pembelajaran selesai, peserta didik melakukan tes dengan menggunakan soal yang sudah disediakan. Soal tersebut telah disusun berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi untuk melihat tingkat keefektifan penggunaan LKS yang dikembangkan. 50
Pada tahap ini, peneliti juga melakukan penyebaran angket respon kepada guru dan peserta didik yang berisi butir-butir pernyataan tentang penggunaan LKS dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data terkait dengan nilai kepraktisan penggunaan LKS. Selain itu, guru dan peserta didik juga diminta memberi komentar sebagai acuan revisi yang kedua sesuai tanggapan guru dan peserta didik. Setelah dilakukan penyebaran angket dan melakukan tes belajar siswa, peneliti melakukan analisis data. Analisis yang pertama adalah analisis berdasarkan hasil angket respon. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui nilai kepraktisan LKS yang dikembangkan. Selain nilai kepraktisan, pada tahap ini juga dilakukan penilaian terhadap keefektifan LKS. Data keefektifan didapat dari nilai tes hasil belajar peserta didik yaitu dengan menghitung persentase ketuntasan klasikal berdasarkan KKM sekolah. 5. Evaluation (Evaluasi) Pada tahap ini, peneliti melakukan revisi terakhir terhadap LKS yang dikembangkan berdasarkan masukan yang didapat dari angket respon atau catatan lapangan pada lembar observasi. Hal ini bertujuan agar LKS yang dikembangkan benar-benar sesuai dan dapat digunakan oleh sekolah yang lebih luas lagi. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Kasihan, Bantul. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah LKS materi 51
perbandingan dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik untuk siswa SMP kelas VIII. D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Lembar Penilaian LKS a. Lembar Penilaian LKS oleh Ahli Materi Lembar penilaian LKS oleh ahli materi ini diberikan kepada seorang dosen yang memiliki spesifikasi keahlian pada materi yang dikembangkan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kompetensi, isi materi, dan kesesuaian dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Lembar penilaian LKS ini disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat kurang baik/sesuai (SK), kurang baik/sesuai (K), cukup baik/sesuai (C), baik/sesuai (B), dan sangat baik/sesuai (SB). b. Lembar Penilaian LKS oleh Ahli Media Lembar penilaian LKS oleh ahli media ini diberikan kepada seorang dosen yang memiliki spesifikasi di bidang media. Tujuan dari instrumen ini adalah untuk mengetahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Sama halnya dengan Lembar LKS oleh ahli materi, Lembar penilaian LKS ini disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat kurang baik/sesuai (SK), kurang baik/sesuai (K), cukup baik/sesuai (C), baik/sesuai (B), dan sangat baik/sesuai (SB). 52
c. Lembar Penilaian LKS oleh Guru Lembar penilaian LKS oleh guru adalah lembar penilaian yang diberikan kepada guru matematika yang berkolaborasi dengan peneliti dalam pembelajaran. Tujuan dari instrumen ini adalah untuk mengetahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kompetensi, isi materi, pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Lembar penilaian LKS ini disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat kurang baik/sesuai (SK), kurang baik/sesuai (K), cukup baik/sesuai (C), baik/sesuai (B), dan sangat baik/sesuai (SB). 2. Lembar Observasi Lembar observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar ini digunakan untuk mencatat data yang diperoleh dari masukan peserta didik, kegiatan pembelajaran yang berlangsung, dan masukan dari guru setelah proses pembelajaran. Selanjutnya data yang didapatkan digunakan untuk perbaikan LKS yang dikembangkan setelah diujikan dalam proses pembelajaran. 3. Angket Respon a. Angket Respon Siswa Angket respon siswa diberikan kepada siswa diakhir penelitian setelah LKS selesai diujicobakan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap LKS yang telah 53
dikembangkan. Angket respon siswa disusun dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S), dan sangat setuju (SS). b. Angket Respon Guru Angket respon guru diberikan kepada guru pada akhir penelitian. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap kemudahan dan keterbantuan pembelajaran menggunakan LKS yang telah dikembangkan. Angket respon guru disusun dengan lima alternatif jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S), dan sangat setuju (SS). 4. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar diberikan kepada peserta didik pada akhir pembelajaran untuk menentukan ketuntasan pemahaman peserta didik setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Hasil tes dipergunakan untuk mengetahui persentase rata-rata skor tes hasil belajar siswa. Dari hasil tes akan didapatkan persentase ketuntasan klasikal siswa untuk mengetahui efektifitas LKS. E. Jenis Data Dalam penelitian ini terdapat empat jenis data yang akan diperoleh oleh peneliti, yaitu sebagai berikut. 1. Data proses pengembangan LKS. Data proses merupakan data deskriptif yang meliputi semua data sesuai dengan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation). 54
2. Data kevalidan LKS. Data kevalidan didapatkan dari hasil penilaian validator. Data kevalidan yang ditinjau dari aspek kelayakan isi, bahasa, penyajian, kegrafikaan, dan pendekatan. 3. Data kepraktisan LKS. Data tersebut diperoleh melalui angket respon guru dan peserta didik. 4. Data keefektifan LKS. Data tersebut didapatkan dari nilai tes hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. LKS dinilai efektif jika persentase ketuntasan klasikal peserta didik memenuhi klasifikasi minimal baik berdasarkan tabel kriteria kecakapan akademik. F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik analisis data dilakukan untuk mendapatkan LKS yang layak digunakan dan berkualitas yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif berdasarkan pengelompokkan data sesuai dengan jenis datanya. Berikut adalah penjelasan analisis data dari masing-masing instrumen. 1. Lembar Penilaian LKS Lembar penilaian LKS digunakan untuk mendapatkan data kevalidan LKS yang dikembangkan. Data kevalidan diperoleh dari penilaian oleh dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru matematika yang berkolaborasi dengan peneliti dalam pembelajaran. Langkah yang dikembangkan dalam menganalisis data dari lembar penilaian LKS adalah. a. Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan ketentuan skala Likert pada Tabel 2 berikut. 55
Tabel 2. Aturan pembobotan data penilaian LKS Klasifikasi Skor Sangat Baik/Sesuai (SB) 5 Baik/Sesuai (B) 4 Cukup Baik/Sesuai (C) 3 Kurang Baik/Sesuai (K) 2 Sangat Kurang Baik/Sesuai (SK) 1 b. Menghitung rata-rata skor dengan rumus sebagai berikut. Keterangan: = =1 : rata-rata skor instrumen : skor pada butir pernyataan ke- : banyak butir pernyataan c. Mengkonversi skor rata-rata menjadi nilai kualitatif sesuai dengan aspek penilaian (Eko Putro Widoyoko, 2009: 238) pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Pedoman klasifikasi penilaian LKS Rentang Skor Klasifikasi > + 1,8 Sangat Baik + 0,6 < + 1,8 Baik 0,6 < + 0,6 Cukup 1,8 < + 1,8 Kurang 1,8 Sangat Kurang Keterangan: : skor empiris (rerata ideal) (simpangan baku ideal) : 1 (skor maks ideal+skor min ideal) 2 : 1 (skor maks ideal-skor min ideal) 6 56
Dari pemaparan di atas, didapat pedoman klasifikasi penilaian LKS pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Pedoman klasifikasi penilaian akhir LKS Rentang Skor Klasifikasi > 4,2 Sangat Baik 3,4 < 4,2 Baik 2,6 < 3,4 Cukup 1,8 < 2,6 Kurang 1,8 Sangat Kurang Dalam penelitian ini, LKS dikatakan valid jika memenuhi klasifikasi penilaian LKS minimal baik. 2. Angket Respon Angket respon digunakan untuk mendapatkan data kepraktisan penggunaan LKS. Data diperoleh dari angket respon untuk siswa dan guru. Langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tersebut adalah. a. Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan ketentuan skala Likert pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Aturan pembobotan skor penilaian LKS angket respon Peringkat Skor Sangat Baik/Sesuai (SB) 5 Baik/Sesuai (B) 4 Cukup Baik/Sesuai (C) 3 Kurang Baik/Sesuai (K) 2 Sangat Kurang Baik/Sesuai (SK) 1 b. Menghitung rata-rata skor dengan rumus sebagai berikut. = =1 Keterangan: 57
: rata-rata skor instrumen : skor pada butir pernyataan ke- : banyak butir pernyataan c. Mengkonversi skor rata-rata menjadi nilai kualitatif sesuai dengan aspek penilaian (Eko Putro Widoyoko, 2009: 238) pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Pedoman klasifikasi penilaian LKS angket respon Rentang Skor Klasifikasi > + 1,8 Sangat Baik + 0,6 < + 1,8 Baik 0,6 < + 0,6 Cukup 1,8 < + 1,8 Kurang 1,8 Sangat Kurang Dari pemaparan di atas, didapat pedoman klasifikasi penilaian LKS pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Pedoman klasifikasi penilaian akhir LKS angket respon Rentang Skor Klasifikasi > 4,2 Sangat Baik 3,4 < 4,2 Baik 2,6 < 3,4 Cukup 1,8 < 2,6 Kurang 1,8 Sangat Kurang Dalam penelitian ini, LKS dikatakan praktis jika memenuhi klasifikasi penilaian LKS minimal baik. 3. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar digunakan untuk mendapatkan nilai keefektifan LKS. Data tersebut didapatkan dengan menganalisis hasil tes hasil belajar yang dilakukan oleh siswa pada akhir pembelajaran. Adapun langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. 58
a. Menghitung skor tes hasil belajar setiap siswa. b. Menentukan nilai yang dicapai setiap siswa dengan rumus sebagai berikut. Keterangan: : nilai siswa = =1 =1 100 =1 : jumlah skor tes hasil belajar =1 : jumlah skor maksimal tes hasil belajar : jumlah soal tes hasil belajar c. Menghitung jumlah peserta didik yang lulus KKM yaitu yang mendapatkan nilai minimal 75. d. Mempersentasekan ketuntasan secara klasikal dengan menggunakan rumus sebagai berikut. = 100% Keterangan: : persentase kelulusan siswa secara klasikal : banyaknya siswa yang lulus KKM : banyaknya siswa e. Mengkonversi perhitungan pada langkah sebelumnya untuk menunjukkan kategori kecakapan akademik peserta didik secara klasikal sesuai Tabel 8 (Eko Putro Widoyoko, 2009: 242). Tabel 8. Kriteria Penilaian Ketuntasan Akademik 59
Rentang Skor Klasifikasi > 80 Sangat Baik 60 < 80 Baik 40 < 60 Cukup 20 < 40 Kurang 20 Sangat Kurang Dalam penelitian ini, LKS dikatakan efektif jika persentase ketuntasan belajar klasikal tes hasil belajar peserta didik mencapai klasifikasi minimal baik. 60