Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

1 Marcelus Tene 2 A. J. M. Rattu 3 Benedictus S. Lampus.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PRA SURVEY

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN HUBUNGAN STRES DENGAN KENAIKAN TEKANAN DARAH PASIEN RAWAT JALAN

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini menuntut sikap profesionalisme dalam segala

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN OUTSOURCING BAGIAN FEED PT. X

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tenaga kerja harus dijaga dan dikembangkan

BAB 6 HASIL PENELITIAN

Nama : Eko Darma Satrio. Nim : : Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KESELAMATAN KERJA KARYAWAN INDUSTRI BATIK DI KABUPATEN SRAGEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitis yaitu penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid di Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon

BAB III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif observasional

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

Oleh karenanya diperlukan kerja sama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stress tersebut.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Metode. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB IV METODE PENELITIAN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN GANGGUAN ANXIETAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMPANA KOTA KABUPATEN TOJO UNA-UNA TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas

BAB 4 METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

LEMBAR PERSETUJUAN...

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR ASUHAN PERSALINAN II MAHASISWA SEMESTER III PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah. factor.adapun factor yang apling dominan adalah sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan stres kerja sampai saat ini masih menjadi tren di berbagai belahan bumi. Di Eropa, permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk kerja, manusia mempunyai kecenderungan untuk

Transkripsi:

PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT Tumiur Sormin* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Masalah stres kerja merupakan ancaman yang serius bagi kesehatan pekerja yang juga akan mengancam kesehatan suatu /perusahaan. Pekerja yang mengalami stres dapat mengakibatkan produktifitas kerja menurun sehingga merugikan bagi /perusahaan. Pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah, mengalami stres kerja sebanyak 42 orang (48,8%). Pekerja mengeluhkan adanya gangguan kesehatan pada lambung dan mengalami sakit kepala. Pekerja tersebut juga mengeluhkan ketidakpuasan kerja, terutama mengenai pemindahan tempat kerja yang harus meninggalkan keluarganya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada PTPN VII Bekri Lampung Tengah dengan jumlah responden sebanyak 86 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasi (hubungan/asosiasi). Pendekatan yang digunakan peneliti adalah rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2012 dan berdasarkan uji Regresi Logistik Ganda, diperoleh hasil bahwa ada 3 faktor yang berhubungan dengan stres pada pekerja pabrik, yaitu lama kerja dengan nilai p=0,054, kondisi kerja dengan nilai p=0.000 dan promosi karir dengan nilai p=0.044. Faktor yang paling dominan berhubungan adalah kondisi kerja dengan OR=9,123. Kata Kunci: Faktor-Faktor, Stres Kerja LATAR BELAKANG Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan atau gaji merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, sehingga ketika perusahaan sudah memberikan gaji cukup, merasa bahwa karyawannya sudah puas. Kenyataannya bahwa, kepuasan kerja karyawan tidak mutlak hanya dipengaruhi gaji semata, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya kesesuaian pekerjaan, kebijakan, kesempatan pengembangan karir, lingkungan pekerjaan dan perilaku atasan. Jika faktor-faktor ini tidak mendukung, dapat mengakibatkan stres kerja karyawan. Penelitian yang dilakukan Nurhuda, 2010 kepada 25 orang tenaga kerja bagian pengepakan di PT. Kertas Leces Persero Probolinggo, didapatkan bahwa stres lebih banyak terjadi pada pekerja yang berumur 46 tahun (78,57%), pekerja perempuan (78,57%), pekerja yang menikah (92,85%), pekerja dengan masa kerja 27 tahun (57,14%), pekerja dengan beban kerja ringan (64,28%) dan lingkungan kerja buruk (85,71%). Sedangkan penelitian Sulamsiyah, 2002 terhadap karyawan perusahaan pakan ternak ayam PT. Jaya Blitar, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja karyawan adalah faktor lingkungan, faktor dan faktor individual. Faktor terbesar mempengaruhi stres adalah faktor. Hasil penelitian Andayani, 2011 kepada 80 orang karyawan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN VII Bekri Lampung Tengah menunjukkan bahwa sebanyak 66 orang (82%) pekerja mengalami stres ringan dan 14 orang (18%) mengalami stres sedang. Berdasarkan hasil pre survey peneliti pada bulan Januari 2012 ke Poliklinik Pengobatan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN VII Bekri Lampung Tengah, diketahui bahwa ada 86 pekerja pabrik, diantaranya ada sebanyak 24 orang (27,9%) sedang mengalami gangguan kesehatannya dan yang paling banyak dikeluhkan adalah gangguan pada lambung dan sakit kepala. Pekerja mengeluhkan ketidakpuasan bekerja, terutama mengenai pemindahan tempat [46]

kerja yang harus meninggalkan keluarganya. Stres yang berkepanjangan akan menghancurkan tubuh, pikiran dan kehidupan seseorang secara perlahan-lahan. Akibatnya orang tersebut terus menerus merasa tertekan dan kehilangan harapan. Stres yang lama dan berkepanjangan akan menyebabkan keletihan. Kondisi pekerjaan berkaitan dengan beban kerja, yang apabila tidak seimbang dengan kemampuan fisik seseorang menyebabkan kelelahan mental atau fisik, meningkatnya kesensitivan dan ketegangan. Peran dalam yang tidak jelas dapat menyebabkan meningkatnya kecemasan dan ketegangan serta menurunnya prestasi pekerjaan. Sedangkan dukungan sosial yang buruk, kecemburuan, persaingan, kemarahan dan kurangnya perhatian manajemen kepada karyawan merupakan faktor interpersonal yang tidak mendukung sehingga karyawan/pekerja dapat mengalami meningkatnya ketegangan, meningkat tekanan darah dan ketidakpuasan kerja. Promosi ke jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya, promosi jabatan yang lebih tinggi dari kemampuannya, keamanan pekerjaan dan ambisi yang berlebihan sehingga mengakibatkan frustrasi merupakan perkembangan karir yang tidak mendukung sehingga pekerja/karyawan kehilangan rasa percaya diri, meningkatnya kesensitifan dan ketegangan. Struktur yang kaku dan tidak bersahabat, pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang dan tidak terlibat dalam pembuatan keputusan mengakibatkan menurunnya motivasi dan produktifitas serta ketidakpuasan kerja. Masalah stres pada pekerja dapat disebabkan berbagai macam faktor dan keadaan ini dapat diatasi apabila diketahui faktor-faktor penyebab yang berhubungan dengan masalah tersebut. Uraian diatas memotivasi peneliti dan tertarik untuk menganalisis beberapa faktor yang mungkin berhubungan sehingga mengangkat judul penelitian ini dengan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah 2012 METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasi (hubungan/asosiasi) yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antara dua variabel. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah rancangan penelitian cross sectional yaitu rancangan penelitian yang pengukuran dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu). Populasi pada penelitian ini adalah semua karyawan di pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Saat penelitian ini dilakukan, jumlah karyawan adalah 86 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi (total populasi) karena jumlahnya karyawan kurang dari 100, sehingga jumlah sampel adalah 86 orang, dengan kriteria masih aktif bekerja di pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN VII Bekri Lampung Tengah, memahami bahasa Indonesia dan bisa baca tulis. Penelitian dilaksanakan bulan Juli 2012. Data hasil penelitian kemudian dianalisis secara univariat berupa frekwensi dan persentase, analisis bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan uji Regresi Logistik Ganda (Mahfoedz, 2006) HASIL Analisis Univariat Tabel 1: Distribusi Responden Berdasar kan Umur dan Lama Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Variabel Kategori f % Umur 49 Thn 42 48,8 < 49 Thn 44 51,2 Lama kerja Lama Baru 40 46 46,5 53,5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 86 orang pekerja pabrik, yang terbanyak adalah berumur < 49 tahun [47]

(masih muda), yakni 44 orang (51,2%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa yang terbanyak adalah pekerja yang baru bekerja, yakni sebanyak 46 orang (53,5%). Tabel 2: Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Pekerjaan, Peran dalam Organisasi, Faktor Interpersonal, Promosi Karir,Struktur Organisasi dan Stres Kerja Variabel Kategori f % Kondisi kerja Tdk mendukung 34 39,5 Mendukung 52 60,5 Peran dalam Rancu Jelas 30 56 34,9 65,1 Faktor interpersonal Buruk Baik 42 44 48,8 51,2 Promosi karir Tdk jelas 23 26,7 Jelas 63 73,3 Struktur Tdk baik Baik 44 42 51,2 48,8 Stres Kerja Stres 39 45,3 Tidak stres 47 54,7 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 86 pekerja, yang terbanyak adalah dengan kondisi kerja mendukung, yakni sebesar 52 orang (60,5%).Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa yang terbanyak adalah pekerja dengan peran yang jelas, yakni sebanyak 56 orang (65,1%). Diperoleh juga hasil penelitian yang menunjukkan bahwa yang terbanyak adalah pekerja dengan faktor interpersonal baik, yakni 44 orang (51,2%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa yang terbanyak adalah pekerja dengan promosi karir jelas, yakni 63 orang (73,3%). Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 86 pekerja, yang terbanyak adalah struktur tidak baik, yakni 44 orang (51,2%). Serta hasil penelitian menunjukkan bahwa yang terbanyak pekerja tidak mengalami stress kerja (sehat), yakni sebanyak 47 orang (54,7%). Analisis Bivariat Tabel 3: Hubungan Umur, Lama Kerja, Kondisi Kerja, Peran dalam Organisasi, Faktor Interpersonal, Pengembangan Karir dan Sruktur Organisasi dengan Stres Kerja Variabel Independen Kategori Stres Tidak sters Jumlah f % f % f % Umur 49 Thn < 49 Thn 23 54,8 19 45,2 42 100 16 36,4 28 63,6 44 100 Lama kerja Lama Baru 25 62,5 15 37,5 40 100 14 30,4 32 69,6 46 100 Kondisi Tdk mendukung 28 82,4 6 17,6 34 100 kerja Mendukung 11 21,2 41 78,8 52 100 Peran dlm Rancu Jelas 15 50.0 15 50,0 30 100 24 42,9 32 57,1 56 100 Faktor Buruk 24 57,1 18 42,9 42 100 interperson Baik 15 34,1 29 65,9 48 100 Pengemban Tidak 18 78,3 5 21,7 23 100 gan karir Jelas 21 33,3 42 66,7 63 100 Struktur Tidakbaik Baik 23 52,3 21 47,7 44 100 16 38,1 26 61,9 42 100 Umur pekerja: OR=2,11, 95% CI=0,893-5,026, p=0,135 Lama kerja : OR=3,81 95% CI=1,554-9,34 p=0,006 Kondisi kerja: OR=17,394 95% CI= 5,763-52,5 p =0,000 Peran :OR=1,333 95% CI=0,547-3,247 p=0,684 Interpersonal:OR=2,578 95% CI =1,077-6,171 p=0,054 Promosi karir:or=7,2 95% CI=2.347-22,084 p=0,001 Struktur :OR=1,78 95% CI=0,754-4,201 p=0,27 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hubungan antara lama kerja dengan stres kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit mendapatkan hasil nilai p sebesar 0,006 < α (0,05). Hal ini menujukkan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara lama kerja dengan stres kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Hasil uji Chi-square mengenai hubungan antara kondisi kerja dengan stres kerja dapat dilihat pada tabel di atas, didapatkan hasil nilai p sebesar 0,000 < α [48]

(0,05), menunjukkan bahwa Ho ditolak, artinya ada hubungan antara kondisi kerja dengan stres kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Hasil uji Chi-square mengenai hubungan antara faktor interpersonal dengan stres kerja dapat dilihat pada tabel di atas, didapatkan hasil nilai p sebesar 0,054 < α (0,05), menunjukkan bahwa Ho ditolak, artinya ada hubungan antara faktor interpersonal dengan stres kerja pada PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Hasil uji Chi-square tentang hubungan antara promosi karir dengan stres kerja dapat dilihat pada tabel di atas, didapatkan hasil nilai p sebesar 0,001 < α (0,05), menunjukkan bahwa Ho ditolak, artinya ada hubungan antara promosi karir dengan stres kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Analisis Multivariat Tabel 4: Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Variabel B P Wald p-value OR 95% CI Lama 0,979-1,119 3,697 0,054 3,061 kerja 9,577 Kondisi 2,972-2,274 14,154 0,000 9,716 kerja 31,766 Promosi 1,036-1,381 4,048 0,044 3,978 karir 15,272 Dari hasil analisis pada tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa ada 2 variabel yang memiliki nilai p < 0,05, yaitu kondisi kerja dengan nilai p = 0,000 dan promosi karir dengan nilai p = 0,044. Variabel kondisi kerja memiliki nilai OR yang terbesar, yakni 9,716. Dapat disimpulkan bahwa ada 2 variabel yang berhubungan dengan stres kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah, yaitu variabel kondisi kerja dan variabel promosi karir. Variabel yang paling dominan berhubungan adalah yang mempunyai nilai OR paling besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan stress kerja pada pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah adalah kondisi kerja dengan OR = 9,716 PEMBAHASAN Hubungan Lama Kerja dengan Stres Kerja Berdasarkan uji Chi-square antara lama kerja dengan stres kerja pada pekerja mendapatkan hasil nilai p sebesar 0,006 < α (0,05), yang berarti Ho ditolak dan ada hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan stress kerja pada pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurhuda, 2010 kepada tenaga kerja bagian pengepakan di PT. Kertas Leces Persero Probolinggo, bahwa stres kerja lebih banyak terjadi pada pekerja dengan masa kerja yang lama lebih dari 27 tahun. Dantzer dan Kelley,1989 mengatakan bahwa stres dihubungkan dengan daya tahan tubuh. Pengaruh stres terhadap daya tahan tubuh dipengaruhi oleh jenis, lama dan frekwensi stres yang dialami seseorang. Jika stres sudah berlangsung lama, akan membuat seseorang keletihan dan akhirnya melemahkan`penyediaan adrenalin dan`daya tahan tubuh. Seorang pekerja yang menghadapi pekerjaan yang sama dalam waktu yang lama sangat memungkinkan mengalami stres kerja. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna antara lama kerja dengan stres kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Pencegahan stres kerja pada pekerja dapat dilakukan antara lain dengan menghindari keletihan dan peningkatan daya tahan tubuh pekerja. [49]

Hubungan Kondisi Kerja dengan Stres Kerja Berdasarkan uji Chi-square antara kondisi kerja dengan stres kerja pada pekerja mendapatkan hasil nilai p sebesar 0,000 < α (0,05), yang berarti Ho ditolak dan ada hubungan yang bermakna antara kodisi kerja dengan stress kerja pada pada PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurhuda, 2010 kepada tenaga kerja bagian pengepakan di PT. Kertas Leces Persero Probolinggo, bahwa stres kerja lebih banyak terjadi pada pekerja dengan lingkungan kerja sosial yang buruk. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sulamsiyah, 2010, dimana faktor lingkungan kerja mempengaruhi stres kerja karyawan di perusahaan pakan ternak ayam PT. Jaya Blitar. Menurut Cooper dalam Rice, 1999 bahwa stres kerja dapat bersumber dari kondisi pekerjaan yang menimbulkan kelelahan mental atau fisik. Kondisi kerja yang menyebabkan stress kerja dapat berupa beban kerja berlebihan secara kwantitatif maupun kwalitatif, bahaya fisik, jadwal kerja, teknik kerja dan keputusan seseorang. Sedangkan menurut Dwiyanti, 2001 bahwa stres kerja dapat bersumber dari lingkungan kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kondisi kerja mempunyai hubungan bermakna dengan stres kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Stres pada pekerja dapat dihindari dengan cara mengatur beban kerja, mengindari bahaya fisik, mengatur jadwal kerja dan keputusan-keputusan bersama di perusahaan. Hubungan Promosi Karir dengan Stres Kerja Berdasarkan uji Chi-square antara promosi karir dengan stres kerja pada pekerja mendapatkan hasil nilai p sebesar 0,001 < α (0,05), yang berarti Ho ditolak dan ada hubungan yang bermakna antara promosi karir dengan stres kerja pada PTPN VII Bekri Lampung Tengah. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Cooper dalam Rice,1999 bahwa stres kerja dapat bersumber dari pengembangan karir. Promosi kerja ke jabatan yang lebih rendah atau yang lebih tinggi dari kemampuan pekerja dan kurangnya keamanan pekerjaan, dapat menyebabkan pekerja frustrasi. Pekerja menjadi hilang percaya diri, meningkat sensitifitas, ketegangan dan ketidakpuasan kerja. Adanya hubungan yang bermakna antara promosi karir dengan stres kerja pada PTPN VII Bekri Lampung Tengah sehingga faktor tersebut perlu ditangani. Menghindari stres pada pekerja dapat dilakukan dengan promosi / pengembangan karir yang sesuai dengan prestasi kerja, kemampuan khusus yang dimiliki dan bidang keahlian pekerja. KESIMPULAN Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa distribusi responden terbanyak yaitu pekerja dengan tidak mengalami stres (sehat) (54,7%), terbanyak pekerja baru bekerja (53,5%), terbanyak kondisi kerja mendukung (60,5%), peran dalam jelas (65,1), faktor interpersonal baik (51,2%), promosi karir jelas (73,3%) dan struktur tidak baik (51,2). Selanjutnya, berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa dari tujuh faktor yang diteliti, ada 3 faktor yang berhubungan dengan stres kerja, yaitu lama kerja, kondisi kerja dan promosi karir. Sedangkan berdasarkan analisis multivariat diketahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan stres kerja adalah kondisi kerja. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan agar kepala manager pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN VII Bekri Lampung Tengah dapat menghindari stres pada pekerjanya dengan cara melibatkan [50]

pekerja dari awal perencanaan kerja hingga memutuskan beban kerja dan serta bentukbentuk hak dan kewajiban pekerja. Disamping itu kepada pekerja perlu dilakukan pelatihan managemen resiko kerja, menggunakan alat pelindung diri yang memadai sehingga setiap pekerja terhindar dari bahaya fisik yang bersumber dari lingkungan kerja. Pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN VII Bekri Lampung Tengah juga perlu berusaha menciptakan kondisi lingkungan kerjayang kondusif sehingga bekerja dengan nyaman. DAFTAR PUSTAKA Andayani, Ita,.2011. Karya Tulis Ilmiah, Gambaran Stres Kerja pada Karyawan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN VII Bekri Lampung Tengah, karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan Dantzer R, Kelley KW, 1989. Stress and immunity: an integrated view of relationships between the brain and the immune system. Life Sci. 1989. [PubMed] Dwiyanti, E. 2001. Stres Kerja di Lingkungan DPRD : Studi Tentang Anggota DPRD di Kota Surabaya, Malang dan Kabupaten Jember. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Machfoedz, 2006. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Fitratama, Yogyakarta. Nurhuda, Miko, 2010. Identifikasi Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Tenaga Kerja Bagian Pengepakan di PT. Leces (Persero). Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Rice, P.L,1999. Sress and Health (3 rd ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Sulamsiyah, 2003. Tesis. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Stres Kerja Karyawan pada Perusahaan Pakan Ternak Ayam PT, Jaya Blitar (Tidak dipublikasikan) [51]