Teknik Self Monitoring untuk Meningkatkan Disiplin Tata Tertib Peserta Didik di Sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

Konseling Kelompok dengan Teknik Self-Management untuk Meningkatkan Disiplin terhadap Tata Tertib Sekolah

Keefektifan Permainan Scrabble untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik SMP

Diskusi untuk Meningkatkan Kemandirian Pengambilan Keputusan Karier Peserta Didik SMK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK

PENINGKATAN DISIPLIN SISWA MENGGUNAKAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIOR SISWA SMP KELAS VIII

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

PEMBERIAN INFORMASI KARIR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN PROGRAM JURUSAN

BAYU ADHY TAMA K

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

KEEFEKTIFAN PELATIHAN KESADARAN DIRI

Keefektifan Teknik Model Simbolis untuk Mengembangkan Konsep Diri Peserta Didik SMP

IMPROVED STUDENT LEARNING THROUGH MOTIVATIONAL COUNSELING

: ZAFIRAH FARIS NIM K

ABSTRACT. Keywords: Group Counseling Services, Learning Mathematics Motivation

KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK MODEL SIMBOLIS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pembiasaan Belajar terhadap Tingkat Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa SMA

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

Keefektifan Teknik Diskusi Model Jigsaw untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik SMP

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

KEEFEKTIFAN MODIFIKASI PERILAKU DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR GROUP COUNSELING FOR IMPROVING CONFIDENCE IN STUDENT LEARNING

Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antar Pribadi Siswa

: WAHYU CAHYA SETYONINGRUM K

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELLING TERHADAP TINGKAT DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Kontribusi Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Adekuasi Penyesuaian Diri di Sekolah pada Siswa SMP

TEKNIK SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/ 2016

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK MODELING PARTISIPAN UNTUK MENINGKATKAN ETIKET PERGAULAN SISWA KELAS VIII SMP N 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

BAB III METODE PENELITIAN

INFLUENCE OF GIVING INFORMATION SERVICE ABOUT RAISING SELF-CONFIDENT AT STUDENTS IN CLASS XI IPA STATED-OWNED SENIOR HIGH SCHOOL 2 PEKANBARU 2014/2015

KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF-MANAGEMENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

EFEKTIVITAS METODE SOSIODRAMA (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN JENIS-JENIS PEKERJAAN PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

Keefektifan Homeroom untuk Meningkatkan Keterbukaan Diri Siswa SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KEPATUHAN SISWA TERHADAP TATA TERTIB SEKOLAH

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

Bimbingan Sosial Tentang Kecerdasan Moral untuk Meningkatkan Budi Pekerti Siswa Sekolah Dasar

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

Agus Kuntoro NIM: Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

Layanan Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Self-Esteem Siswa

PENINGKATAN KEDISIPLINAN TATA TERTIB MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN. Anik Marijani

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Bina Mulya Kota Bandar Lampung dan waktu

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU DISIPLIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN INQUIRY BASED LEARNING UNTUK MENINGKATAN KARAKTER PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN PENDAPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2014/2015

TEKNIK MODELING KOGNITIF DENGAN TALKING STICK

SKRIPSI Oleh: ENDAH WAHYUNINGSIH K

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SYMBOLIC MODELING UNTUK MENINGKATKAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

Nor Mita Ika Saputri, M.Psi. Dosen Bimbingan dan Konseling, UMTS Padangsidimpuan

JURNAL. Oleh : SULIS HAFID PAMUNGKAS K

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BEHAVIOR PADA SISWA

III. METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS XI SMK N 1 KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN BERLALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

GROUP COUNSELING SERVICES EFFECTIVENESS IN REDUCING STUDENT BEHAVIOR AGGRESSIVE SMA 6 PADANGSIDIMPUAN STATE ACADEMIC YEAR

EFEKTIFITAS KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017

SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA PADA SISWA KELAS X SMKN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE EKSPOSITORI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

EFEKTIVITAS TEKNIK RESTRUKTURISASI KOGNITIF MELALUI FOCUS GROUP DISSCUSSION

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

TEKNIK TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKO GABUS PATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

Peningkatan Motivasi Belajar Anak Asuh Melalui Layanan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PS DAN PP DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Transkripsi:

CONSILIUM : Jurnal Program Studi Bimbingan dan Konseling First Published Vol 4 (2) December 2016 CONSILIUM Teknik Self Monitoring untuk Meningkatkan Disiplin Tata Tertib Peserta Didik di Sekolah Debby Ayu Arvianola, Mudaris Muslim, Sri Wiyanti Hidayat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret email:debbyheriyanto@gmail.com Abstract: This research aimed to known the effectivity of self monitoring technique to improving discipline towards of rule in junior high school students. This research used quasi experiment design. The subject of this research was student of VIII graders of junior high school who have low discipline in the school. The subject obtained was 34 students that divided into experimental and control group. The experimental group was given self monitoring technique to improving discipline towards of rule in school. Techniques of collecting data used questionnaire of discipline of rule in school. The analysis of data used quantitative analysis and clinical analysis. The research result obtained was tested with Mann Whitney U shown the value of Asymp sig on postest was 0,004 (0,004 < 0,005). The result shown thre any differences skor postest between eksperimental and control group. From result of experiment can be known there are improving discipline towards of rule in school at experimental group after treatment was given is self monitoring. It could be concluded that self monitoring techniques effectively can be used to improve discipline of rule in the VIII graders of SMP. Keywords : Self Monitoring, Discipline, School Rules Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas teknik self monitoring dalam meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib pada siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental Design). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP yang memiliki kedisiplinan tata tertib sekolah rendah. Subjek penelitian berjumlah 34 orang yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan treatment teknik self monitoring untuk meningkatkan disiplin tata tertib sekolah. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan angket kedisiplinan tata tertib sekolah. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis klinis dan analisis kuantitatif dengan uji Mann Whitney U dan uji Wilcoxon.Hasil analisis dengan uji Mann Whitney U menunjukkan nilai asymp sig pada postest sebesar 0,004 (0,004<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor postest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol setelah diberikan treatment teknik self monitoring. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa teknik self monitoring efektif untuk meningkatkan disiplin tata tertib sekolah pada peserta didik kelas VIII SMP. Kata kunci : Self monitoring, Disiplin, Tata Tertib Sekolah. PENDAHULUAN Permasalahan krisis etika dan moral tampak sedang banyak terjadi pada pendidikan di Indonesia. Pelajar sebagai generasi penerus bangsa mengalami penurunan etika yang lambat laun akan mempengaruhi kualitas keberhasilan pendidikan. Etika yang ditampilkan dalam bentuk ketertiban, kedisiplinan, sopan santun dan kepribadian yang baik di sekolah maupun di masyarakat pada saat ini banyak mengalami permasalahan. Permasalahan etika yang berkaitan dengan pendidikan di sekolah menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan, karena etika dalam pendidikan ditunjukkan dalam ketaatannya pada tata tertib sekolah yang dikenal sebagai disiplin terhadap tata tertib. Disiplin merupakan salah satu contoh bentuk etika berperilaku yang banyak mendukung keberhasilan di sekolah. Pendidikan untuk membangun sebuah karakter yang kuat bagi peserta didik tidak hanya menjadi tugas sekolah, namun juga membutuhkan dukungan dari keluarga dan masyarakat. Aqib, Z (2011: 34) menunjukkan bahwa pendidikan membutuhkan dukungan dari masyarakat, pemerintah dan media, karena apabila hal itu hanya diserahkan kepada sekolah maka tidak akan berhasil. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa semua pihak yang terdiri dari sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat bertanggungjawab untuk memberikan pendidikan terhadap peserta didik dalam membentuk perilaku yang sesuai dengan tata tertib yang berlaku. This is an open access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License (http://www.creativecommons.org/licenses/by/4.0/)

Pendidikan dalam membentuk sebuah karakter yang dilakukan secara formal lebih mengarah pada pembentukan disiplin terhadap tata tertib sekolah, karena tata tertib dapat mengarahkan peserta didik pada pembentukan sikap mental, kemandirian, dan penyesuaian diri, sehingga akan terbentuk karakter yang kuat. Depdikbud (1998:37) menjelaskan peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan yang mengatur segenap tingkah laku para siswa selama mereka bersekolah untuk menciptakan suasana yang mendukung pendidikan. Penjelasan diatas dapat dimaknai bahwa tata tertib disekolah merupakan peraturan yang mengatur perilaku yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan peserta didik di sekolah, guna menciptakan suasana pembelajaran yang teratur dan kondusif, sehingga persaingan yang sehat untuk mendapatkan keberhasilan dapat diperoleh dengan optimal. Tata tertib sekolah tidak hanya berdampak pada kedisiplin peserta didik di sekolah, namun juga akan membentuk perilaku disiplin di luar sekolah, karena kedisiplinan yang telah tertanam dalam perilaku peserta didik akan secara otomatis diterapkan dimanapun individu berada. Fathoni (2006 : 172) menjelaskan bahwa disiplin sebagai kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Artinya adalah perilaku disiplin sangat erat hubungannya dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku. Individu dituntut untuk berperilaku disiplin sesuai dengan tata tertib serta aturan baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Perilaku disiplin dapat terbentuk melalui kebiasaan dalam melakukan sesuatu yang sesuai dengan tata tertib. Hal tersebut terjadi pula pada peserta didik yang terbentuk melalui pembiasaan patuh kepada tata tertib sekolah. Usaha untuk meningkatkan kedisiplinan bagi peserta didik di sekolah diwujudkan dengan menaati segenap peraturan yang termasuk dalam tata tertib yang mengatur perilaku siswa untuk membentuk karakter yang kuat. Perilaku disiplin terhadap tata tertib di sekolah tidak lepas dari perilaku tidak disiplin. Banyak perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan tata tertib yang berlaku di sekolah yang nampak dalam berbagai perilaku, antara lain : (1) Berbicara dengan teman pada waktu pembelajaran berlangsung. (2) Meninggalkan tempat duduk tanpa izin guru, yaitu keluar masuk kelas tidak meminta izin guru, membuat kelas menjadi gaduh dan mengganggu proses pembelajaran. (3) Mengerjakan PR di kelas saat pembelajaran berlangsung. Aqib, Z (2011: 21) menjelaskan bahwa perilaku siswa yang tidak disiplin merupakan perilaku tidak maju. Perilaku tidak disiplin juga memberikan dampak negatif terhadap perilaku peserta didik yang lain. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa perilaku tidak disiplin yang dilakukan oleh satu peserta didik akan mempengaruhi perilaku peserta didik yang lain, sehingga banyak peserta didik terdorong untuk melakukan perilaku tidak taat kepada peraturan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal tersebut akan mendorong terbentuknya perilaku menyimpang dan menolak untuk berkembang ke arah perilaku yang positif. Prayitno dan Amti, E (1994: 61) menyatakan bahwa perilaku tidak disiplin di sekolah akan berdampak antara lain hubungan sosial yang buruk, proses kegiatan belajar mengajar jadi terganggu, nilai menurun, tidak naik kelas, dan dikeluarkan dari sekolah. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa akibat perilaku tidak disiplin dapat merugikan diri peserta didik sendiri dan orang lain. Perilaku siswa akan semakin sulit dikendalikan dan rasa tanggungjawab peserta didik akan hilang, sehingga akan berdampak pada prestasi siswa yang semakin menurun dan proses pembelajaran di sekolah tidak berjalan efektif. Perilaku tidak disiplin yang tidak segera diperbaiki juga akan membentuk sikap pemberontak dalam diri peserta didik, sehingga akan lebih mudah melakukan perilaku yang menyimpang dan melanggar tata tertib. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK sekolah tempat penelitian, permasalahan ketidakdisiplinan tata tertib bagi peserta didik yang terdapat di sekolah tersebut berupa pelanggaran berbagai peraturan di sekolah yang berkaitan dengan proses pembelajaran maupun perilaku siswa diluar pembelajaran. Kurangnya disiplin terhadap tata tertib masih terdapat disemua tingkat yaitu kelas tujuh, delapan dan sembilan, namun dari ketiga tingkat kelas tersebut jumlah siswa yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah kelas delapan, karena siswa kelas delapan belum memiliki beban dan tanggungjawab untuk mempersiapkan diri dalam ujian nasional, serta merasa menjadi senior bagi tingkatan dibawahnya yakni kelas tujuh. Beberapa pelanggaran yang dilakukan antara lain adalah terlambat datang ke sekolah, terlambat 61

mengerjakan tugas, kurang disiplin untuk masuk ke kelas setelah bel berbunyi, atribut yang digunakan peserta didik kurang lengkap seperti sepatu hitam, sabuk, serta kaos kaki yang sesuai dengan peraturan. Menurut salah satu guru Bahasa Indonesia di disekolah tersebut diperoleh data yang menyatakan bahwa dari beberapa kelas dan tingkatan yang diampu, kelas depalan merupakan tingkatan yang paling banyak melakukan pelanggaran terhadap tata tertib saat proses pembelajaran. Alasan yang dipaparkan oleh guru Bahasa Indonesia sama dengan yang dijelaskan oleh guru BK, yakni pelanggaran yang banyak dilakukan oleh peserta didik adalah tidak mengerjakan tugas, terlambat masuk ke dalam kelas, keluar kelas tanpa izin yang jelas, menciptakan kegaduhan di kelas saat proses pembelajaran, berbicara kurang sopan, saling mencela hingga menimbulkan perkelahian serta menggunakan ponsel saat pembelajaran di kelas. Data ketiga diperoleh dari hasil wawancara dengan tiga peserta didik perwakilan kelas delapan bernama Ju, Va, dan An. Hasil wawancara dengan ketiga peserta didik tersebut adalah pelanggaran terhadap tata tertib seperti mengerjakan tugas di sekolah pada jam pelajaran yang berbeda, terlambat datang ke sekolah, menggunakan ponsel di dalam kelas, menimbulkan kegaduhan di kelas,atribut sekolah yang kurang lengkap, membentuk gang, dan berkelahi. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa sumber yaitu guru BK, guru mata pelajaran dan perwakilan peserta didik kelas VIII adalah bahwa perilaku tidak disiplin yang banyak dilakukan dilingkungan sekolah adalah datang terlambat, keluar dan masuk kelas tanpa izin yang jelas, membuat kegaduhan, tidak mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah, dan penggunakan ponsel saat pelajaran berlangsung. Permasalahan mengenai disiplin terhadap tata tertib di sekolah akan dicapai apabila ada tindakan dari pendidik untuk mengontrol perilaku siswa. Upaya untuk meningkatkan disiplin terhadap tata tertib sekolah dapat dilakukan dengan memberi treatment yaitu teknik self monitoring. Self Monitoring yaitu teknik pemantauan terhadap perilaku diri yang bertujuan untuk mengubah perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah atau melanggar peraturan dapat diatasi sehingga menjadi disiplin terhadap tata tertib sekolah. Triantoro S (2004: 59), menyebutkan bahwa teknik self monitoring bertujuan untuk membuat peserta didik sadar akan perilakunya sendiri dan membantu peserta didik dalam memahami proses terjadinya perilaku. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa teknik self monitoring membantu meningkatkan kesadaran masing-masing peserta didik terhadap perilaku diri yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian eksperimen. Rancangan penelitian menggunakan quasi-eksperimen dengan two-group pretest-posttest-design, terdapat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian. Penelitian dilaksanakan di salah satu Sekolah Menengah Pertama di kabupaten Surakarta. Teknik pengumpulan data tentang kedisiplinan peserta didik terhadap tata tertib dilakukan dengan beberapa cara yaitu angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Angket yang digunakan berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan disiplin tata tertib sekolah. Angket digunakan untuk mengetahui kedisiplinan peserta didik terhadap tata tertib sekolah dan perubahan perilaku peserta didik setelah dilakukan treatmen yaitu teknik self monitoring. Penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Penerapan skala Likert pada angket dibagi menjadi empat skala jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan jarang. Jawaban positif pada pernyataan favorable diberi skor 4, 3, 2, 1, sedangkan jawaban negatif pada pernyataan unfavorable diberi skor 1, 2, 3, 4 Bentuk Skala Likert yang dipilih adalah bentuk cheklist dengan cara memberi tanda silang (x) atau tanda (v) pada kolom yang disediakan. Observasi bertujuan untuk memperoleh data peserta didik berkaitan dengan disiplin tata tertib di sekolah. Observasi dilakukan melalui observer, guru mata pelajaran dan handycam. Observasi yang dilakukan tidak diketahui peserta didik, hal tersebut bertujuan agar peserta didik tidak merasa diawasi dan proses pembelajaran tidak terganggu, serta untuk menghindari 62

manipulasi perilaku dari peserta didik. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data peserta didik yang berkaitan dengan kedisiplinan tata tertib sekolah. Hasil yang diperoleh dari wawancara adalah bahwa masih banyak peserta didik yang melakukan pelanggaran disiplin tata tertib di sekolah dan saat proses pembelajaran. Dokumentasi dilakukan dengan merekapitulasi catatan pelanggaran atau kasus peserta didik yang tercatat dalam buku kasus milik guru BK yang berisi masalah yang telah dilanggar peserta didik, dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh guru BK berkaitan dengan kasus atau permasalahan yang dilakukan peserta didik, serta keterangan yang berisi kelanjutan dari pemecahan masalah yang dilakukan. Definisi operasional variabel kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah adalah ketaatan peserta didik terhadap tata tertib sekolah yang dijabarkan dalam sikap mental, pemahaman yang baik, sikap dalam berkelakuan secara wajar dan management waktu yang baik. Definisi operasional dari variabel teknik self monitoring adalah teknik memantau diri untuk meningkatkan kesadaran, kemndirian dan tanggungjawab peserta didik dalam berperilaku disiplin agar sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Penelitian menggunakan analisis non parametrik dengan analisis uji Mann Whitney U-Test dan Wilcoxon Match Pair Test. Uji Mann Whitney U Test digunakan untuk menghitung perbandingan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berkaitan dengan keefektifan treatment yang diberikan. Wilcoxon Match Pair Test merupakan alat uji statisktik pendukung yang digunakan untuk mengetahui perbedaan subjek penelitian sebelum dan setelah diberikan treatment. HASIL Berdasarkan hasil uji Mann Whitney U perhitungan postest antara kelompok eksperimen yang diberikan treatment dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment memiliki hasil sebesar 0,004 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga hasil tersebut lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi 0,05, yaitu 0,004 < 0,05. Hal tersebut dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan kedisiplinan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan treatment berupa teknik self monitoring. Sedangkan perhitungan uji Wilcoxon memberikan hasil sebesar 0,044 dengan taraf signifikansi 0,05, sehingga hasil tersebut lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,044< 0,05. Hal tersebut dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan skor pada kelompok eksperimen sebelum dan setelah diberikan treatment dengan teknik self monitoring. Hasil dari perhitungan kedua uji tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kedisiplinan tata tertib sekolah bagi peserta didik yang ditunjukkan dari hasil nilai postest yang meningkat pada kelompok eksperimen terjadi karena treatment self monitoring yang diberikan. PEMBAHASAN Analisis hasil perhitungan dan analisis klinis menunjukkan bahwa teknik self monitoring efektif untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah peserta didik kelas VIII SMP. Rata-rata peningkatan kedisiplinan tata tertib sekolah peserta didik berdasarkan skor pretest dan skor postest setelah diberikan treatment teknik self monitoring sebesar 3,88%. Keefektifan teknik self monitoring yang diberikan ditunjukkan dengan perubahan perilaku peserta didik. Perilaku subjek sebelum diberikan treatment menunjukkan perilaku seperti berbicara didalam kelas saat pelajaran berlangsung, terlambat datang ke sekolah dan masuk ke dalam kelas, membuat kegaduhan didalam kelas ketika pelajaran berlangsung, menyontek tugas dan bekerjasama saat mengerjakan ujian. Setelah diberikan treatment, subjek mengalami perubahan perilaku yang ditunjukkan dengan berkurangnya kegaduhan yang dilakukan oleh peserta didik didalam kelas, dapat mengontrol perilaku yang dilakukan dilingkungan sekolah, mandiri dalam mengerjakan tugas dan ulangan, dan peserta didik terbiasa menggunakan atribut yang sesuai dengan aturan secara lengkap seperti sepatu dan ikat pinggang. Analisis klinis juga menunjukkan perubahan kedisiplinan tata tertib sekolah pada masing-masing subjek. Pemberian teknik self monitoring dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak dilingkungan sekolah. Teknik self monitoring dengan memantau perilaku diri dapat membantu peserta didik meningkatkan tanggungjawab dan membentuk perilaku mandiri sesuai dengan 63

peraturan tanpa pengawasan dari pihak lain dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Penerapan teknik self monitoring juga dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik pada proses pembelajaran seperti dalam pengerjaan tugas. Teknik self monitoring juga dapat diterapkan oleh guru bimbingan dan konseling dalam melakukan diskusi dengan peserta didik untuk memantau perilaku peserta didik. Teknik self monitoring dapat diterapkan untuk memperbaiki perilaku tidak disiplin yang berdampak pada perilaku melanggar tata tertib. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitaningtia, R E (2010) yang telah melakukan penelitian untuk menguji keefektifan teknik self monitoring dan self reinforcement untuk mengurangi perilaku off task (tidak mengerjakan tugas) peserta didik SMP. Hasil analisis data menunjukkan bahwa teknik self monitoring dan self reinforcement efektif untuk mengurangi perilaku off task peserta didik SMP. Selain itu, penelitian Faris, Z (2014) juga telah melakukan penelitian tentang layanan bimbingan kelompok teknik diskusi untuk mengurangi pelanggaran tata tertib sekolah peserta didik kelas XI IPS SMA. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pelanggaran peserta didik terhadap tata tertib mengalami penurunan dengan pemberian layanan bimbingan kelompok. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kesadaran dan tanggungjawab peserta didik dapat diatasi menggunakan teknik self monitoring. Hal ini karena self monitoring digunakan untuk memantau perilaku peserta didik secara mandiri untuk meningkatkan kesadaran, kemandirian, dan tanggungjawab peserta didik terhadap perilaku yang dilakukan. Kendala yang dihadapi saat penelitian adalah kesulitan dalam melakukan pengawasan secara menyeluruh, karena subjek penelitian berasal dari kelas yang berbeda-beda, namun dalam penelitian ini subjek telah diberikan lembar observasi untuk memantau perilaku yang dilakukan dan juga telah dilakukan pemantauan oleh peneliti, guru BK dan guru mata pelajaran. Pemantauan yang dilakukan setelah diberikan treatment juga tidak dapat menyeluruh karena peneliti tidak selalu berada dilingkungan sekolah. Keterbatasan lain adalah sebagian dari perilaku yang diamati dalam penelitian merupakan perilaku tidak nampak, karena perilaku tesebut berkaitan dengan sikap. Tingkat emosional peserta didik sekolah menengah pertama juga belum stabil, sehingga kebermanfaatan treatment yang diberikan bagi diri peserta didik belum dapat dirasakan secara langsung. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan analisis klinis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa teknik self monitoring efektif untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap tata tertib sekolah bagi peserta didik. Adanya perbedaan nilai postest antara kelompok eksperimen yang diberikan treatment dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kedisiplinan tata tertib sekolah peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV. Yrama Widya. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Faris, Z. (2014). Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi untuk Mengurangi Pelanggaran Tata Tertib Sekolah Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Surakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Fathoni. (2006). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalim, M. (2013). Strategi dan Intervensi Konseling. Jakarta Barat: Akademia Permata. Prayitno dan Amti, E. (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud. Prijodarminto, S. (1993). Disiplin: Kiat Menuju Sukses. Jakarta: Pradnya Paramita. Puspitaningtyas, R E. (2010). Efektifitas Teknik Self Monitoring dan Self Reinforcement untuk Mengurangi Perilaku Off Task Peserta Didik SMP Negeri 20 Malang. Skripsi. Universitas Negeri Malang. 64

Safari, T. (2004). Terapi Kognitif-Perilaku Untuk Anak. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Saifuddin, A. (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudijono, A. (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sudrajat, M dan Achyar, T. (2010). Statistika: Pemahaman Dasar Analisis Data dan Penarikan Kesimpulan. Bandung: Widya Padjadjaran. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta. Trihendradi. (2012). Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: CV. Andi Offset. 65