BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. modern. Perkembangan tersebut membawa dampak bagi peningkatan. kebutuhan tenaga keperawatan profesional yang adaptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert Committee on Nursing adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dominan adalah sumber daya manusia (DepKes RI 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

Summary FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang. menimbulkan keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang pemimpin harus dapat memberikan pengaruh yang besar dan

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

KUESIONER PENELITIAN. Hubungan Penerapan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1945, yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu RS Umum dan RS Khusus (jiwa, mata, paru-paru, jantung, kanker, tulang, dsb)

KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tentang Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. mempertanggungjawabkan dan membuktikan pekerjaannya. Oleh karena itu ada

BAB I PENDAHULUAN. mengimbangi situasi tersebut. Salah satu kiat tersebut adalah dengan

A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan dan membuktikan antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya adalah akreditasi rumah sakit yang ada saat ini mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan rumah sakit ( Departemen Kesehatan RI, 1990). Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan. Seiring kemajuan ilmu dan teknologi, tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan professional semakin meningkat. Masyarakat mulai kritis dalam menanggapi masalah pelayanan kesehatan, mereka mulai menilai mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan pada suatu Rumah sakit. Dengan hal ini pihak rumah sakit harus mampu bersaing untuk memberi kepuasan dan pelayanan yang terbaik bagi pasien. (http://blogjoeharno.blogspot.com/2008/03/kinerja-perawat, 18-07-2011) Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Keperawatan adalah ilmu yang berkenaan dengan masalah masalah fisik, psikologis, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu 1

faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditinggikan seoptimal mungkin ( Depkes, RI). Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi serta pendokumentasian asuhan keperawatan. Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi kinerja seorang perawat antara lain faktor individu, faktor organisasi dan faktor psikologis dimana salah satunya adalah motivasi. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan keperawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. Supaya pelayanan keperawatan berkualitas maka perawat diharapkan bisa menerapkan asuhan keperawatan dengan pendokumentasian yang benar. Namun seringkali perawat belum maksimal dalam melaksanakan dokumentasi. Kelancaran pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan ditentukan oleh kepatuhan perawat dikarenakan asuhan keperawatan merupakan tugas perawat sebagai tenaga professional yang bekerja di rumah sakit selama 24 jam secara terus menerus yang dibagi dalam tiga shift yaitu pagi, sore, dan malam. Dengan porsi waktu yang cukup lama kontak dengan klien, maka perawat mempunyai andil yang cukup besar dalam melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan. Untuk

terselenggaranya pendokumentasian yang baik dan lengkap, maka perlu adanya dorongan atau motivasi untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Motivasi merupakan energi yang mendorong seseorang untuk bangkit menjalankan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar motivasi dapat terus ada, diperlukan cara untuk menciptakan iklim kinerja diantaranya mengidentifikasi sumber stress, yang berupa jumlah pasien berlebihan, melakukan tindakan pencegahan atau mengurangi stress, mengadakan program latihan, menciptakan suasana kerja yang akrab dan terbuka, komunikasi yang efektif, mengurangi kontrol yang berlebih, memberikan reinforcement pada hasil kerja dan peningkatan kesejahteraan. Untuk memotivasi seorang perawat selain kesadaran dari orang itu sendiri, perlu orang lain yang memberi motivasi karena dengan kehadiran orang lain akan semakin meningkatkan motivasi dalam diri perawat. Seorang perawat diharapkan mempunyai motivasi yang benar dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Karena dokumentasi merupakan bukti nyata segala sesuatu yang dilakukan oleh perawat dan berupa bukti otentik untuk melihat kinerja perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. (Christantie Effendy, http://nursing-care-indonesia.com, 09 April 2009). Proses keperawatan dengan dokumentasi yang lengkap inilah yang nantinya dapat dijadikan tolak ukur evaluasi kinerja perawat. Bertolak dari uraian tersebut diatas, maka dalam rangka ikut serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, setiap perawat harus mempunyai motivasi yang tinggi agar nantinya menghasilkan kinerja yang baik. Motivasi seseorang dalam bekerja senantiasa

berubah ubah sesuai keinginan dan kebutuhan dasar. Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik, tetapi mereka tetap memiliki kebutuhan dasar yang sama, walaupun masing masing memiliki latar belakang yang berbeda. Menurut maslow dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan dicintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Dengan melihat pemenuhan kebutuhan dasar manusia, kita dapat menyimpulkan kualitas perkembangan kepribadian seseorang. Semakin tinggi hierarki kebutuhan yang terpuaskan, semakin mudah seseorang mencapai derajat kemandirian yang optimal. Sehingga kebutuhan dasar tersebut akan mempengaruhi kinerja seseorang perawat. ( http://lubmazresearch.wordpress.com/2011/06/30/motivasiperawat. 18-07-2011) RSIA YPK Mandiri merupakan rumah sakit ibu anak yang saat ini daya tampung untuk rawat inap yang dimiliki RSIA YPK Mandiri sebanyak 78 tempat tidur terdiri dari VVIP, VIP, kelas I, II, III. Pada ruang rawat ibu kapasitas maksimal 38 tempat tidur. Asuhan keperawatan di Rumah Sakit seharusnya dilakukan oleh tenaga profesional dengan tingkat pendidikan minimal D3 Keperawatan. Namun di RSIA YPK Mandiri yang bertugas di rawat inap berjumlah 25 perawat dengan distribusi pendidikan : 19 orang dengan pendidikan D3, 2 orang berpendidikan D1, 4 orang berpendidikan SPK. Berdasarkan pengamatan di lapangan, masih banyak tenaga perawat yang belum mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan lengkap, misalnya saat pengkajian tidak dilakukan secara menyeluruh hanya mencantumkan data yang umum begitu pula untuk langkah langkah selanjutnya meskipun dibagian intervensi mereka lakukan tindakan atau memberikan asuhan keperawatan

namun perawat jarang menulisnya, melakukan tindakan keperawatan yang pencatatannya kurang dan tidak sesuai dengan standar, keterbatasan format pendokumentasian, pengalaman kerja perawat sehingga kurangnya pemahaman dasar dasar pendokumentasian asuhan keperawatan, dan sikap perawat yang kesadarannya kurang akan pentingnya dokumentasi keperawatan. Sehingga asuhan keperawatan hanya bersifat rutinitas dan tidak berkembang. Padahal kondisi pasien pasien yang sedang sakit kondisinya bisa berubah setiap saat bahkan dalam hitungan detik, maka bila perawat tidak cermat saat pendokumentasian bisa saja terjadi hal hal yang merugikan perawat itu sendiri, bisa berupa gugatan yang dapat merugikan citra dan material rumah sakit. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan kepala ruangan didapatkan informasi bahwa pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruangan belum berjalan dengan baik sehingga kepala ruangan pun mendukung untuk dilakukan penelitian ini. Atas dasar uraian yang disampaikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSIA YPK Mandiri Jakarta. 1.2 Identifikasi Masalah Keperawatan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Dengan berkembangnya permintaan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang berkualitas maka pelayanan keperawatan menjadi pertimbangan penting dalam pengembangan Rumah Sakit. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan keperawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan

kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. Supaya pelayanan keperawatan berkualitas maka perawat diharapkan bisa menerapkan asuhan keperawatan dengan pendokumentasian yang benar dan seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar yaitu mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi, yang mana semuanya harus didokumentasikan. Masalah yang sering muncul dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum menyadari arti pentingnya pendokumentasian asuhan keperawatan. Banyak faktor yang mempengaruhi perawat dalam melakukan asuahan keperawatan seperti motivasi. Motivasi muncul pada individu apabila kebutuhan dasar seseorang terpenuhi dan seorang perawat diharapkan mempunyai motivasi yang benar dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Karena dokumentasi merupakan bukti nyata segala sesuatu yang dilakukan oleh perawat dan berupa bukti otentik untuk melihat kinerja perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. 1.3 Pembatasan Masalah Setelah mengidentifikasi masalah masalah yang dapat timbul dari tidak lengkapnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, banyak faktor faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaklengkapan pendokumentasian tersebut. Penulis menyadari akan keterbatasan waktu dan tenaga sehingga perlu membatasi penelitian ini hanya pada masalah hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSIA YPK Mandiri.

1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka penulis mengambil rumusan masalah Adakah hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSIA YPK Mandiri? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Diketahui hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSIA YPK Mandiri Jakarta. 1.5.2 Tujuan Khusus 1.5.2.1 Diketahui gambaran motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di rawat ibu RSIA YPK Mandiri Jakarta 1.5.2.2 Diketahui pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di ruang rawat ibu RSIA YPK Mandiri Jakarta. 1.5.2.3 Dianalisa hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan pendokumenrtasian asuhan keperawatan di rawat ibu RSIA YPK Mandiri Jakarta. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi peneliti : Memberikan pengetahuan dan informasi baru serta menambah pengalaman dalam membuat dan melaksankan penelitian ilmiah dalam bidang kesehatan.

1.6.2 Institusi Pendidikan : Memberikan masukan bagi institusi pendidikan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. 1.6.3 Pelayanan keperawatan : Mengetahui kontribusi kelengkapan dokumentasi keperawatan bagi tenaga profesional keperawatan sehingga rumah sakit dapat memberikan fasilitas dan peningkatan sumber daya tenaga keperawatan sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.