BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

dokumen-dokumen yang mirip
53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

Estetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan.

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan disajikan pembahasan pada produk final hasil

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING (Studi Kasus di BA Aisyiyah Nur Qomariyah, Kenokorejo, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

Seleksi Siswa Berprestasi Seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Kanak- kanak. TK adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

PENGARUH MELUKIS TERHADAP KREATIVITAS SENI ANAK USIA DINI DI TK 02 BURAN TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

I. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi

PENDIDIKAN SENI PROSES PEMBENTUKAN MELALUI SENI. Zakarias S. Soeteja

BAB I PENDAHULUAN. maupun Internasional. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

TINJAUAN MATA KULIAH...

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

SILABUS PEMBELAJARAN

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

7

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pembelajaran Sistem Area Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Di TK Purwo Kencono Desa Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMPLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis

SILABUS MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

SILABUS PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SDLB TUNADAKSA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut cilpa yang berarti berwarna (kata sifat) atau pewarna (kata benda) kemudian berkembang menjadi cilpasastra yang berarti segala macam kekriyaan (hasil keterampilan tangan yang artistik. Dari beberapa arti kata tentang seni disimpulkan bahwa seni adalah benda atau karya seni atau hasil kegiatan yang menghasilkan kesenangan, tetapi berbeda dengan sekedar rasa gembira karena mempunyai unsur transendental atau spiritual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 1.037) bahwa seni adalah karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa. Pekerti dkk. (2006: 1.8) memberi pengertian tentang seni dalam arti sempit, yaitu seni adalah kegiatan manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran artistiknya yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indrawi dan rasa, kemampuan intelektual, kreativitas serta keterampilan teknik untuk menciptakan karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan menggunakan berbagai media. Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa 5

6 seni adalah seni adalah benda atau karya seni atau hasil kegiatan yang menghasilkan kesenangan yang mempunyai unsur transendental atau spiritual yang diciptakan dengan keahlian luar biasa untuk mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran artistiknya dengan melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indrawi dan rasa, kemampuan intelektual, kreativitas serta keterampilan teknik menciptakan karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan menggunakan berbagai media. 2. Sifat Dasar Seni Berdasarkan hasil telaah beberapa definisi, maka Pekerti dkk. (2006: 1.9-1.11) menyimpulkan bahwa sifat dasar seni sebagai berikut: a. Kreatif, karena seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta realitas baru atau sesuatu apapun seperti lukisan pahatan, lagu, tarian, musik, pementasan teater, puisi, dan sebagainya yang tadinya belum ada atau belum pernah muncul dalam gagasan seseorang. b. Individualitas, karena karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman merupakan karya yang berisi personal, subjektif, dan individual. c. Memiliki nilai ekspresi atau perasaan. d. Keabadian, sebab seni dapat hidup sepanjang masa. e. Semesta atau universal, sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu. Menurut Guruvalah (2008: 5) bahwa terdapat lima ciri yang merupakan sifat dasar seni yang meliputi: a. Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta karya baru.

7 b. Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman merupakan karya yang berciri personal, subyektif, dan individual. c. Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati, memahami, dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya. d. Keabadian, sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik kembali atau terhapuskan oleh waktu. e. Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak zaman prasejarah hingga zaman modern orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Wahyuningsih dkk. (2010: 5) menyebutkan bahwa seni memiliki lima ciri yang merupakan sifat dasar seni, yaitu: a. Sifat kreatif dari seni. b. Individualitas. c. Ekspresi atau perasaan. d. Keabadian e. Semesta atau universal.

8 3. Unsur-unsur Karya Seni Pekerti, dkk. (2006: 1.11-1.13) menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terdapat pada suatu karya seni dapat dinikmati dan diapresiasikan melalui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya antara lain: a. Struktur seni merupakan perpaduan sejumlah unsur dan media yang membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuhdi mana unsur-unsur pembentuk struktur seni beragam jenisnya seperti unsur seni rupa, unsur seni musik, unsur seni tari, dan gabungan dari ketiga unsur tersebut. b. Tema, merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. c. Medium, adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya melalui pemanfaatan material (bahan dan alat) dan keterampilan teknik. d. Gaya (style), yang dalam karya seni merupakan ciri atau kepribadian atau gaya personal yang khas dari si seniman. Guruvalah (2008: 5) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur-unsur yang membangun karya seni sebagai berikut: a. Struktur seni, merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis, warna, bentuk, bidang, dan tekstur. Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni tari adalah wirama, wirasa, dan wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon. b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu karya seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan

9 pokok soal (subject matter) dan judul karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan nilai estetis atau nilai kehidupan, yakni berupa objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau alegori. Namun tidak semua karya memiliki tema melainkan kritik. c. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu karya seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik berkarya. d. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si seniman dalam menyajikan karyanya. Gaya adalah ciri bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapi sesuatu. Nurlela (2010: 1) menyebutkan bahwa unsur-unsur karya seni meliputi: a. Struktur visual. b. Tema. c. Medium. d. Gaya atau style. Dengan demikian kesimpulan yang dapat peneliti ambil adalah unsurunsur dalam karya seni adalah struktur seni atau struktur visual, tema, medium, dan gaya. 4. Aspek Pendidikan Seni di Taman Kanak-kanak Pekerti, dkk. (2006: 1.37) menjelaskan bahwa aspek pada pendidikan seni di TK sebagai berikut: a. Sebagai sarana berekspresi.

10 b. Sebagai pengembangan kreativitas. c. Untuk mengembangkan keterampilan. d. Sarana pembelajaran apresiasi. Menurut Wijana, dkk. (2008: 6.21) bahwa indikator pada aspek pengembangan seni terdiri dari: a. Menggerakkan tangan jika mendengar musik. b. Menyanyikan bagian lagu sesuai irama. c. Bertepuk tangan membentuk irama. d. Memainkan alat musik. e. Melukis dengan jari. Pamadhi dan Sukardi (2008: 1.22) memberi keterangan bahwa pengembangan seni meliputi: a. Mencipta, dengan cara memodifikasi benda di sekelilingnya menjadi fungsi baru sebagai alat permainan. b. Sarana mengungkapkan pikiran. c. Sarana mengungkapkan rasa seperti menginterpretasikan warna dan menggambar bebas serta menempel dalam bentuk kolase, aplikasi, dan mozaik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek pendidikan seni di TK meliputi berekspresi, mengembangkan kreativitas, mengembangkan keterampilan, media pembelajaran berapresiasi, mendengarkan musik, menyanyikan lagu, bertepuk tangan, memainkan alat musik, melukis dengan jari, mencipta sesuatu, sarana mengungkapkan pikiran, dan sarana mengungkapkan rasa.

11 B. Finger Painting Menurut Sanggar Pusara (2010: 2) bahwa finger painting adalah teknik melukis menggunakan jari dan tangan dengan cat air tanpa menggunakan kuas. Di TK teknik ini diterapkan dengan menggunakan alat berbagai macam pewarna untuk menggambar. Padmasari (2009: 1) menjelaskan bahwa finger painting merupakan suatu gerakan motoris yang global bagi anak di mana seluruh badan seakan-akan ikut terlibat melakukan gerakan itu. Pembelajaran finger painting diarahkan pada pengembangan kreativitas dan keterampilan anak serta pembentukan kepribadian anak sesuai dengan tingkat perkembangan usia dan karakter anak. Jadi kesimpulannya adalah finger painting merupakan teknik melukis menggunakan jari dan tangan dengan cat air tanpa menggunakan kuas yang diarahkan pada pengembangan kreativitas dan keterampilan anak serta pembentukan kepribadian anak sesuai dengan tingkat perkembangan usia dan karakter anak. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Padmasari (2009: 1) di TK Halimah 05 Banjararum Kecamatan Singosari Kabupaten Malang menunjukkan bahwa pembelajaran finger painting dapat meningkatkan proses kreatif anak dalam menggambar dan mewarnai. Hal ini terbukti bahwa 10 anak dari 15 anak memperoleh skor dengan kategori sangat baik dan lima siswa dari 15 anak memperoleh skor dengan kategori baik. Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran finger painting sangat efektif dalam penyampaian materi. Dengan demikian pembelajaran menggunakan finger painting merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang lebih menciptakan kondisi anak untuk bermain sambil belajar.

12 Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Padmasari dengan meningkatnya kreativitas anak pada pembelajaran finger painting, maka keterampilan motorik anak juga meningkat karena anak yang kreatif saat melukis dengan jari karena seluruh badan ikut bergerak saat anak sedang menggambar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa finger painting merupakan teknik melukis menggunakan jari dan tangan dengan cat air tanpa menggunakan kuas yang diarahkan pada pengembangan kreativitas dan keterampilan anak serta pembentukan kepribadian anak sesuai dengan tingkat perkembangan usia dan karakter anak serta meningkatnya kreativitas, sehingga keterampilan motorik anak juga meningkat karena anak yang kreatif saat melukis dengan jari karena seluruh badan ikut bergerak saat anak sedang menggambar. C. Penilaian 1. Hasil Belajar Siswa Menurut Gunarti, dkk. (2008: 9.24-9.27) bahwa penilaian kegiatan finger painting dapat dilakukan dengan: a. Daftar Isian (Check List) Check list digunakan untuk melihat apakah indikator yang telah diperkirakan, yaitu kemampuan anak muncul atau tidak muncul pada saat proses kegiatan berlangsung. Daftar isian ini dibuat sebelum kegiatan demonstrasi diadakan. Jumlah item tergantung keluasan cakupan kemampuan anak yang akan terjadi dalam kegiatan itu. Semua anak perlu diamati. Oleh karena metode demonstrasi lebih cocok menggunakan sistem kelompok yang terdiri dari delapan sampai 10 anak, maka guru

13 tidak akan kesulitan mengamati sejumlah anak tersebut yang berarti satu orang guru mengisi delapan sampai 10 format check list. b. Skala Sikap Skala sikap digunakan untuk melihat tingkat frekuensi atau kemunculan kemampuan yang diharapkan. Skala bersifat kualitattif, terentang dari tingkat yang terbaik sampai yang terburuk, terbanyak sampai yang paling sedikit atau sebaliknya. Kegiatan penilaian ini dilakukan oleh guru pada saat proses kegiatan berlangsung. Format skala sikap ini dibuat sebelum demonstrasi diadakan. Jumlah item tergantung keluasan cakupan kemampuan anak yang akan terjadi dalam kegiatan itu. Semua anak diamati, sehingga guru perlu mengisi format skala sikap sebanyak jumlah anak. Dengan demikian penilaian pada pembelajaran seni terdiri dari daftar dan penilaian produk. 2. Kriteria Penilaian Dalam penelitian ini untuk penilaian finger painting kriteria yang digunakan sebagai berikut: a. Membentuk Obyek 1) = Jika hasil lukisan anak tidak membentuk obyek. 2) = Jika hasil lukisan anak membentuk obyek. tampak serasi. 3) = Jika hasil lukisan anak membentuk obyek dengan variasi yang sesuai.

14 b. Ketepatan Waktu 1) = Jika anak belum menyelesaikan tugas padahal waktu habis obyek. 2) = Jika anak menyelesaikan tugas tepat waktu habis dan hasil lukisan membentuk obyek. 3) = Jika anak menyelesaikan tugas dan membentuk obyek sebelum waktu habis. c. Hasil lukisan 1) = Warna tidak serasi. 2) = Warna tampak serasi. 3) = Kertas tampak rapi. D. Hubungan antara Finger Painting dengan Perkembangan Seni Kegiatan finger painting pada dasarnya sama dengan kegiatan melukis. Dalam kegiatan finger painting melalui tiga tahap, yaitu eksplorasi, eksperimental, dan kreasi atau mencipta. Pada prinsipnya proses finger painting adalah bebas karena yang terpenting adalah bahwa lukisan tersebut dibuat dengan menggunakan jari-jari tangan. Jadi sebenarnya karya ini juga bebas, beraliran abstrak, realistis, naturalis, dan sebagainya. Namun saat ini yang biasa dikenalkan dan popular di TK adalah bentuk abstrak (Khoiriah, 2006: 13). Tujuan pendidikan di TK bukanlah membuat anak mampu menghasilkan keterampilan khusus, tetapi lebih pada membantu anak untuk mampu mengungkapkan yang mereka ketahui dan yang mereka rasakan serta anak mulai

15 mengungkapkan diri melalui seni. Proses lebih menjadi perhatian daripada sekedar hasil belajar Pekerti, 2006: 1.45). Finger painting merupakan bagian dari pengembangan seni. Finger painting bertujuan untuk dapat mengekspresikan dirinya melalui eksplorasi, eksperimen, dan berkreasi melalui permainan warna dan gambar abstrak. Melalui finger painting anak dengan bebas mengungkapkan fantasinya, anak memperoleh pengalaman, dan anak dapat mewujudkan karyanya. Dengan finger painting bakat seni anak akan muncul dan menumbuhkan rasa percaya diri karena hasil karya dari finger painting merupakan keunikan dan tidak ada yang menyamai karena bersifat abstrak. E. Kerangka Berpikir Anak didik pada umumnya mempunyai keinginan untuk dapat belajar seni salah satunya adalah finger painting. Dalam kegiatan finger painting anak dapat mengembangkan pengalaman atau bereksplorasi, melakukan eksperimen dengan melakukan pencampuran warna yang menghasilkan warna baru, dan berkreasi melalui gambar dan warna. Anak didik kemudian mempraktekkan finger painting sesuai tema yang dibahas, yaitu rekreasi. Pada finger painting anak diberi cara melukis ikan yang ada di akuarium dan kendaraan roda empat yang mereka lihat setiap hari. Sebelum melakukan finger painting peneliti telah mempersiapkan peralatan sebagai kelengkapan melukis seperti kertas karton putih, cat air, tempat cat dan wadah tempat air. Dalam proses pembelajaran peneliti melakukan tanya jawab tentang

16 kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan finger painting. Dari hasil tanya jawab tersebut peneliti mengetahui beberapa anak yang mengalami kesulitan dalam melakukan finger painting. Setelah peneliti mengetahui kesulitan-kesulitan pada anak peneliti memotivasi agar tetap berusaha menghasil lukisan yang bagus. Agar anak lebih termotivasi peneliti memajang tiga hasil lukisan terbaik dari anak didik. Dengan demikian peningkatan seni dapat dikembangkan melalui finger painting pada kelompok B Tarbiyatul Athfal Al-Islam Mejasem Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga.