BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalin hubungan sosial merupakan sebuah hal penting yang perlu dilakukan oleh manusia. Dengan dasar manusia merupakan makhluk sosial, hubungan sosial tidak dapat dipisahkan dari diri seorang manusia. Ditambah dengan kemudahan yang telah disediakan oleh kemajuan teknologi bernama smartphone dan internet, menjalin hubungan sosial dengan orang lain menjadi lebih mudah. Dengan adanya internet, menjalin hubungan sosial tidak lagi terhalang oleh jarak dan waktu. Pada tahun 2014, pengguna internet di Indonesia mencapai 82 juta pengguna (Kemkominfo, 2014). Sementara itu, menurut APJII, pada tahun 2014, pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta orang (APJII, 2015). Kedua angka tersebut meningkat pada tahun 2016, dimana pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 132,7 juta orang (APJII, 2016). Dengan pengguna internet yang banyak serta penggunaan media sosial yang masif, tidak heran jika masyarakat Indonesia banyak yang menggunakan media sosial sebagai sarana menjalin hubungan sosial. Menurut survei yang dilakukan oleh APJII pada tahun 2016, media sosial merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia (APJII, 2016). Media sosial yang dapat digunakanpun sangat beragam, mulai dari Facebook, Twitter, Path, Instagram, Line, Whatsapp, dan lain sebagainya. Berbagai aplikasi media sosial 1
2 tersebut dapat diunduh di Playstore untuk pengguna smartphone dengan basis operating system Android, dan Appstore untuk pengguna smartphone dengan basis operating system ios. Tiga besar media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia per Januari 2016 adalah Facebook, Instagram, dan Twitter (Statista, 2016). Pengguna Facebook terbanyak adalah masyarakat dengan rentang usia 30 hingga 35 tahun. Sementara itu, pengguna Instagram terbanyak adalah masyarakat dengan rentang usia 20 hingga 25 tahun. Twitter yang menempati posisi ketiga, memiliki pengguna terbanyak dengan rentang usia 26 29 tahun. Sementara itu, pada survei yang dilakukan oleh APJII (2016), tiga konten media sosial yang sering dikunjungi terbanyak adalah Facebook (71,6 juta pengguna), Instagram (19,9 juta pengguna), dan Youtube (14,5 juta pengguna). Seperti halnya menjalin hubungan sosial di dunia nyata, di media sosialpun seseorang perlu untuk mengungkapkan informasi pribadi pada orang-orang di lingkaran pertemanannya di media sosial. Menurut Wheeless, konsep dari pengungkapan diri adalah semua informasi mengenai diri seseorang yang dapat dikomunikasikan ke orang lain (Huang, 2016). Sementara itu, menurut Derlega, Metts, Petronio & Margulis, pengungkapan diri merupakan sebuah proses mengungkapkan aspek personal seperti perasaan dan perilaku ke orang lain (DeLamater & Myers, 2011). Dengan media sosial sebagai tempat yang bebas dan terbuka untuk mengekspresikan diri, privasi menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Menurut survei yang dilakukan oleh APJII pada tahun 2016, sebanyak 40,6%
3 responden menyatakan bahwa media sosial merupakan tempat yang tidak aman (APJII, 2016). Karena pengungkapan diri yang dilakukan di media sosial, beberapa kasus pernah terjadi. Contohnya, pada tahun 2015, seorang perempuan dipecat dari tempat kerjanya bahkan sebelum ia mulai bekerja (BeritaTeknologi, 2015). Hal tersebut dikarenakan dirinya mengungkapkan perasaannya mengenai pekerjaan yang didapatkannya di media sosial dengan nada yang negatif, dan diketahui oleh bosnya. Hal tersebut membuat bos perempuan tersebut memutuskan untuk memecatnya bahkan sebelum perempuan tersebut mulai bekerja. Selain itu, pada awal tahun 2017 ini, karena kurang berhati-hati dalam mengungkapkan diri di media sosial Facebook, seorang perempuan menjadi korban perkosaan oleh laki-laki yang ditemuinya di media sosial tersebut (Viva.co.id, 2017). Tersangka mengungkapkan bahwa dirinya dan temantemannya sudah beberapa kali mencari korban perkosaan melalui media sosial. Dengan adanya berbagai kasus yang dapat menimpa mereka dalam menggunakan media sosial, maka tidak semua pengguna merasa nyaman dengan kebebasan yang terlalu luas tersebut. Pengguna bahkan bisa merasa cemas karena pengguna tidak dapat mengetahui siapa saja yang dapat melihat informasi pribadi yang diungkapkan. Dengan adanya kecemasan para pengguna tersebut, maka para penyedia aplikasi media sosial menambahkan fitur jenis akun privat pada aplikasinya. Dengan mengaktifkan fitur akun privat, lingkaran pertemanan yang ada pada media sosial dapat dipersempit oleh pengguna. Pengguna dapat menentukan sendiri siapa saja yang bisa mengakses profil media sosial miliknya.
4 Dengan adanya pilihan akun publik dan akun privat, hal tersebut akan memengaruhi pengguna dalam mengungkapkan informasi personal miliknya. Dengan menggunakan akun publik, seluruh foto, video, dan Instagram Story milik pengguna dapat diakses dan dilihat oleh semua orang yang menggunakan media sosial. Akan tetapi, dengan menggunakan fitur akun privat, orang-orang yang dapat mengakses dan melihat seluruh foto, video, dan Instagram Story milik pengguna hanyalah orang-orang yang telah diseleksi oleh pengguna secara manual. Selain itu, pengguna fitur akun privat akan lebih bisa mengotrol siapa saja yang dapat melihat informasi personal yang diungkapkan. Dengan kata lain, terdapat kontrol terhadap informasi pengguna di media sosial yang digunakannya. Salah satu media sosial yang memiliki fitur akun publik dan akun privat adalah media sosial Instagram. Instagram merupakan media sosial yang menyediakan layanan berbagi foto secara gratis. Dalam Instagram, pengguna bisa mengunggah dan mengedit foto menggunakan berbagai pilihan filter yang telah disediakan, serta memberi caption atau keterangan mengenai foto-foto tersebut, dan menjadikannya sebagai salah satu cara untuk menjalin hubungan sosial. Pengguna Instagram dapat mem-follow atau mengikuti berbagai akun pengguna Instagram lainnya dan dapat memberikan like dan memberi komentar pada foto yang disukai. Selain itu, penguna juga dapat mengunggah dan melihat Instagram Story pada akun Instagram milik mereka. Akan tetapi, dengan mengaktifkan fitur akun privat, maka tidak semua orang dapat secara bebas mengikuti sebuah akun Instagram. Pengguna memiliki kontrol untuk meng-accept
5 atau menerima akun siapa saja yang dapat mengikuti dan melihat seluruh foto yang ada di akun miliknya. Dengan menggunakan akun privat di media sosial Instagram, maka pengguna memiliki kontrol terhadap siapa saja yang dapat mengetahui informasi pribadi yang diungkapkan. Kontrol terhadap siapa saja yang dapat melihat dan mengetahui informasi pribadi yang diungkapkan akan membuat pengguna akun privat menjadi lebih bebas dan nyaman dalam mengungkapkan informasi pribadi miliknya. Berbeda dengan pengguna akun publik yang tidak dapat mengontrol dan mengetahui siapa saja yang mungkin melihat dan mengetahui informasi pribadi yang mereka ungkapkan di media sosial Instagram. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Stutzman et al. pada tahun 2011 (Liang, Shen, & Fu, 2016), dengan adanya kontrol terhadap privasi, pengguna akan cenderung lebih mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai dirinya. Hal tersebut karena pengguna dapat mengetahui siapa saja yang dapat melihat dan mengikuti hal-hal yang disampaikan melalui media sosial Instagram miliknya. Dengan demikian, penggunaan akun privat pada media sosial Instagram akan lebih mengungkapkan informasi pribadi dibandingkan dengan pengguna akun publik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mencoba untuk merumuskan masalah untuk mengarahkan permasalahan yang akan diteliti. Kesimpulan permasalahan yang diambil dan akan diteliti oleh peneliti adalah
6 Apakah terdapat perbedaan tingkat pengungkapan diri online yang dilakukan oleh pengguna akun publik dan akun pivat pada media sosial Instagram? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat pengungkapan diri online pada akun publik dan akun privat sebagai salah satu bentuk strategi privasi pengguna media sosial Instagram. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu psikologi. b. Untuk menambah referensi kajian mengenai pengaruh penggunaan akun publik dan akun privat terhadap pengungkapan diri online pada media sosial Instagram. 2. Manfaat Praktis a. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengungkapan diri online pada pengguna media sosial Instagram berdasarkan jenis akun yang digunakan. b. Untuk menambah pengetahuan bagi pengguna media sosial Instagram mengenai pengungkapan diri online di media sosial Instagram.