FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

Potensi Lestari Ikan Kakap di Perairan Kabupaten Sambas

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

3.1. Waktu dan Tempat

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru.

Produksi (Ton) Trip Produksi (Ton) Pukat Cincin ,

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

Sriati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor UBR

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX-

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) ABSTRACT

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

3 METODE PENELITIAN. Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian.

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU

3. METODE PENELITIAN

Gambar 5 Peta daerah penangkapan ikan kurisi (Sumber: Dikutip dari Dinas Hidro Oseanografi 2004).

Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil

C E =... 8 FPI =... 9 P

Pendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

POTENSI LESTARI IKAN LAYANG (Decapterus spp) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

POTENSI IKAN KAKAP PUTIH

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

POTENSI LESTARI DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURISI (Nemipterus sp.) YANG DIDARATKAN PADA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SUNGAILIAT

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

Study Programme Aquatic Resources Management Faculty of Marine Science and Fisheries, University Maritime Raja Ali Haji

PENDAHULUAN. Sumberdaya tersebut diolah dan digunakan sepuasnya. Tidak satupun pihak yang

Universitas Sumatera Utara. Pertanian, Universitas Sumatera Utara

ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI

PENDAHULUAN. Sumberdaya ikan merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

1.2. Latar Belakang Masalah 1.3. Perumusan Masalah

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Y U S T O M

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN KURAU (Eleutheronema tetradactylum) DI DESA TELUK PAMBANG KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

3. METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

PENDUGAAN POTENSI LESTARI KEMBUNG (Rastrelliger spp.) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN PRIGI JAWA TIMUR Hari Ilhamdi 1, Riena Telussa 2, Dwi Ernaningsih 3

TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN JEMBER UTILIZATION RATE OF FISH RESOURCES IN JEMBER WATER. Ariesia A.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

PROSPEK PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP DI PERAIRAN PROVINSI RIAU Development Prospect of Capture Fisheries in the Waters of Riau Province

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

KAJIAN STOK IKAN PELAGIS KECIL DENGAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE DI PERAIRAN LEMPASING, LAMPUNG. Riena F. Telussa

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB III BAHAN DAN METODE

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

PRODUKTIVITAS ARMADA PENANGKAPAN DAN POTENSI PRODUKSI PERIKANAN UDANG DI LAUT ARAFURA

ANALISIS BIOEKONOMI MODEL COPES PERIKANAN DEMERSAL PESISIR REMBANG. Bioeconomic Analitic Copes Mode Demersal Fish in Rembang Water

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

TINGKAT PEMANFAATAN PERIKANAN DEMERSAL DI PERAIRAN KABUPATEN REMBANG. Utilization Levels of Demersal Fisheries in Rembang Regency Seawaters

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN PELAGIS PADA USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TAWANG KABUPATEN KENDAL

3 METODOLOGI PENELITIAN

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

ANALISIS POTENSI PERIKANAN PELAGIS KECIL DI KOTA TERNATE

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Ikan kuniran (Upeneus moluccensis).

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

IV. METODE PENELITIAN. Model merupakan abstraksi atau simplifikasi dari dunia nyata. Model

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN GABION KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS BIO EKONOMI TUNA MADIDIHANG ( Thunnus albacares Bonnaterre 1788) DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (WPPNRI) 573

ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DAN KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR PULAU BENGKALIS, SELAT MALAKA

ABSTRACT. Keywords: Malacca Strait, Potential, Utilization, Sustainability, Sardinella spp.

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PER UPAYA PENANGKAPAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN TERI (STOLEPHORUS SPP.) DI PERAIRAN PEMALANG

EVALUASI TINGKAT EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN GULAMAH (Johnius sp) BERDASARKAN DATA TPI PPS CILACAP

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Demersal Yang Di Daratkan Pada Tempat Pendaratan Ikan (Tpi) Desa Sebong Lagoi Kabupaten Bintan Kepulauan

Analisis Tangkapan Lestari dan Pola Musim Penangkapan Cumi-Cumi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat-Bangka

ANALISIS PENGEMBANGAN SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

3. METODE PENELITIAN

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

3.3 Pengumpulan Data Primer

Transkripsi:

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU Helisha Damayanti 1), Arthur Brown 2), T. Ersti Yulika Sari 3) Email : helishadamayanti@gmail.com 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau 2) Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Maret 2016 di Dinas Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Dumai, Provinsi Riau. Penel itian Ini bertujuan untuk mengetahui potensi lestari ikan pelagis dan menganalisis produksi maksimum perikanan dengan alat tangkap jaring insang hanyut. Metode pada penelitian yaitu metode survey. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa produksi maksimum perikanan laut di perairan Dumai berkisar 434.571 ton/thn dengan upaya penangkapan optimum 5571.43 trip/thn. Indeks keragaman berat spesies ikan di perairan Dumai berkisar 0.201639 yang berarti H <1 keragaman spesies rendah dengan kondisi lingkungan kurang stabil. Kata Kunci : Fluktuasi, Ikan pelagis, Perairan Dumai ABSTRACT The research was conducted on 2 nd of march 2016 in Dinas Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Dumai, Riau Province. The purpose of research for knowing the potential of sustainable pelagis fish and analyzing the maximum of fisheries production with drift gillnet the method of research that is survey methode. The result of research shows that the maximum of marine fisheries production about 434.571 ton/year with optimum fishing effort 5571.43 trip/year and index weight diversity of fish species in Dumai seawaters about 0.201639 that thus H <1 it means diversity index is low and the environment condition is not stabile. Keywords: fluctuation, pelagic fish, Dumai marine

PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Dumai memiliki potensi perikanan sangat besar sebagai daerah pesisir. Masyarakat di daerah tersebut sebagian besar bemata pencaharian sebagai nelayan. Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan untuk melakukan usaha penangkapan ikan salah satunya menggunakan alat tangkap jaring insang hanyut ( Drift gillnet). Pengoperasian jaring insang hanyut untuk menangkap ikan Pelagis. Dalam pengoperasian alat tangkapnya, nelayan Kota Dumai didukung oleh 439 unit armada yang 62,4%-nya (274 unit) adalah kapal motor (Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Dumai, 2004). Salah satu alat tangkap yang menggunakan kapal motor sebagai sarana pendukungnya adalah jaring insang. Alat tangkap jaring insang hanyut di perairan Kota Dumai banyak digunakan oleh nelayan sekitar, akan tetapi hasil tangkapan yang diperoleh diperairan Kota Dumai semakin lama semakin menurun. Penentuan suatu daerah pengoperasian penangkapan ikan di suatu perairan dan faktor yang mempengaruhi daerah penangkapan ikan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang optimal. Penurunan produksi hasil tangkapan ikan tersebut disebabkan oleh kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan kelestarian ekosistem yang ada di lingkungan perairan sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya stok sumberdaya ikan yang tersedia diperairan tersebut. Mengingat dengan intensitas penangkapan yang terus meningkat, maka dikhawatirkan kondisi pemanfaatannya akan mengancam kelestarian ikan tersebut. Namun sampai sekarang belum terlihat hasil dari upaya yang telah dilakukan dari pihak DKP maupun nelayan terkait hasil tangkapan ikan yang semakin menurun. Dengan demikian potensi kelestarian ikan pelagis dapat dilihat dari pengelolaan pemanfaatan ikan Pelagis yang lebih baik lagi agar pemanfaatan sumberdaya ikan demersal di wilayah perairan kota Dumai dapat dilakukan secara berkelanjutan dengan melihat aspek lingkungan perairan dan teknologi penangkapannya. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 april 2016. Lokasi penelitian dilaksanakan di Dinas Perikanan Dumai dan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kota Dumai Provinsi Riau. Bahan dan Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital dan alat tulis. Alat untuk mengolah data adalah Software Mixrosoft Office Excel untuk menghitung nilai CPUE. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tangkapan ikan pelagis. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok nelayan melalui wawancara langsung dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Data primer diperoleh dengan mengadakan observasi langsung ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara dengan nelayan drift gillnet dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder yang diperlukan adalah data hasil tangkapan dan upaya penangkapan drift gillnet. Data ini diperoleh dari Kantor Dinas Perikanan Dumai Provinsi Riau. Setelah data diperoleh kemudian data diolah untuk mencapai tujuan penelitian ini. Prosedur Penelitian Dalam Penelitian ini prosedur yang dilakukan adalah pengambilan data yang pertama yaitu data hasil tangkapan ikan pelagis yang berupa laporan statistik dan log book tahun 2006-2015 di Kantor Dinas perikanan Dumai yang dilakukan selama 6 hari. Setelah data di dapat kemudian data tersebut di analisis menggunakan standarisasi upaya penangkapan dengan perhitungan catch per unit effort (CPUE), Maximum Sustainable Yield (MSY) yaitu dengan cara membandingkan hasil tangkapan per upaya penangkapan masing-masing unit penangkapan serta untuk melihat maksimum produksi hasil tangkapan ikan di perairan Dumai. Data tersebut digunakan sebagai data utama untuk melihat produksi hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Dumai. Pengambilan data yang kedua yaitu mengambil beberapa sampel hasil tangkapan ikan pelagis yang didaratkan di Pangkalan pendaratan Ikan (PPI) dengan menggunakan jaring insang hanyut. Sampel ikan pelagis yang di dapat kemudian di timbang untuk mengetahui keragaman jenis spesies ikan di perairan Dumai. Pengambilan data tersebut dilakukan selama 3 hari. Setelah data di dapat kemudian data tersebut di analisis dengan menggunakan indeks keragaman jenis spesies ikan untuki melihat keragaman spesies ikan yang di dapat di perairan Dumai. Pengambilan data yang ketiga yaitu melakukan wawancara kepada nelayan jaring insang hanyut dengan menggukan kuisioner yang telah disediakan. Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan hasil tangkapannya, kondisi lingkungan, serta kendala yang di hadapai oleh nelayan saat melakukan penangkapan ikan dengan jarring insang hanyut. Pengambilan data tersebut dilakukan selama 5 hari. Analisis Data Analisis Hasil Tangkapan Ikan Analisis data yang digunakan untuk menentukan jumlah tangkapan per upaya (catch per unit effort) atau CPUE tangkapan ikan maksimum secara sederhana menurut Schaefer (1957) yang dikemukakan oleh Gulland (1983) dengan rumus: Keterangan : CPUE i = CPUE i = jumlah hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan ke i C i F i = hasil tangkapan ke i = upaya penangkapan ke i Analisis Metode Surplus Produksi Menurut Schaefer (1957) yang dikemukakan oleh Gulland (1983) menyatakan bahwa hubungan antara CPUE (c/f) dengan total effort mengikuti persamaan regresi : Y = a + b X

Prosedur pendugaan MSY diperoleh melalui perhitungan berikut : MSY = maka tingkat effort (Fopt) berada pada setengah tingkat effort maksimum adalah = Keterangan: Y = Hasil tangkapan per satuan upaya tahun ke-t (C/f) X = Upaya penangkapan tahun ke-t (f) a = intersep (titik perpotongan garis regresi dan sumbu y) b = slope (kemiringan) dari garis regresi Analisis Keragaman Hasil Tangkapan ikan (Spesies) Analisis data dilakukan dengan cara penghitungan Indeks Keanekaragaman ( Diversity Index/H ) menurut Shannon-Wiener dengan formula sebagai berikut: Keterangan : Pi = ni/n H : Indeks Keragaman Shannon-Wiener Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies ni : Jumlah individu spesies ke-i N : Jumlah total individu Kisaran nilai hasil perhitungan indeks keragaman (H) menunjukkan bahwa jika: H>3 : Keragaman spesies tinggi 1<H<3 : Keragaman spesies sedang H<1 : Keragaman spesies rendah HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Hasil Tangkapan Ikan Ikan Pelagis yang didaratkan di TPI Dumai pada kurun waktu 10 tahun terakhir cenderung mengalami fluktuasi. Laevastu dan Favorite (1988) menyatakan bahwa fluktuasi hasil tangkapan ikan di pengaruhi oleh keberadaan ikan, jumlah upaya penangkapan dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan. Hasil tangkapan ikan dari setiap kelompok ikan yang diperoleh oleh nelayan yang melakukan penangkapan dengan alat tangkap jaring insang hanyut. Dari hasil pengamatan ikan pelagis yang tertangkap berjumlah 15 spesies yang terdiri antara lain ikan tenggiri (Scomberomorini), ikan kakap (Lutjanidae), ikan parang-parang (Chirocentrus dorab), ikan bawal (Bramidae), ikan senangin (Eleutheronema tetradactylum), ikan lomek (Harpodon nehereus), ikan gulama (Pseudocienna amovensis), ikan biang (Sepitipinna breniceps), ikan pari (dasyatis americana), ikan alu-alu ( Sphyraenaa jello), ikan layang ( Detapterus pusailus), ikan selar (Selaroides leptocephis), ikan tengkek (Caranx Crysos). Namun hasil tangkapan ikan yang didapat oleh nelayan dari tahun ke tahun mulai berkurang terhadap jenis spesies ikan itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh penangkapan ikan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa memperhatikan keberadaan suatu ekosistem yang ada di perairan Dumai. Untuk mengetahui hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Dumai dapat dilihat di tabel 1.

Tabel 1. Data hasil penangkapan ikan, upaya tangkap, dan CPUE di perairan Dumai dari Tahun 2006-2015. Tahun Unit Penangkapan Produksi Upaya tangkap CPUE (ton/thn) (trip/thn) (ton/trip/thn) 2006 385 285 4,590 0.0622 2007 350 265 5,802 0.0456 2008 370 226 5,973 0.0378 2009 362 105 8,822 0.0118 2010 165 574 2,363 0.2427 2011 165 112 4,238 0.0265 2012 165 265 10,286 0.0257 2013 87 208 9,036 0.0231 2014 87 170 10,026 0.0170 2015 146 765 10,540 0.0726 Total 2,975 71,676 0.5650 Rata-rata 297 7,168 0.0565 intersep a 0.156 slope b -0.000014 msy 434.571 fopt 5571.43 Dari data upaya ( effort) dan produksi ( Yield) yang ditunjukan pada Tabel 1 akan menghasilkan fluktuasi CPUE setiap tahunnya seperti pada Gambar 1. CPUE 0,3 0,2 0,1 0 Fluktuasi CPUE Ikan Pelagis di Perairan Dumai Tahun 2006-2015 0,2429 0,0621 0,0457 0,0378 0,0264 0,023 0,017 0,0119 0,0726 0,0258 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 1. Grafik fluktuasi CPUE penangkapan ikan pelagis di perairan Dumai pada tahun 2006-2015. Hasil tangkapan ikan yang mengalami peningkatan pada tahun 2006-2015 yaitu tangkapan tahun 2010 dan 2015. Pada tahun 2010 hasil tangkapan yang didapat berkisar 574 ton/thn dengan upaya penangkapan 2363 trip/thn. Pada tahun 2015 hasil tangkapan yang didapat berkisar 765 ton/thn dengan upaya penangkapan 10540 trip/thn. Tabel 1 memperlihatkan terjadinya penambahan upaya penangkapan ikan pelagis yang tidak diikuti oleh peningkatan terhadap hasil tangkapan ikan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan CPUE pada Grafik 1. Gulland (1983) dalam Susanto (2006), mengatakan bahwa pada awal penangkapan terjadi peningkatan nilai CPUE karena bertambahnya effort dan selanjutnya akan terjadi penurunan nilai CPUE. Pada kondisi overfishing, peningkatan jumlah upaya penangkapan dapat menyebabkan penurunan hasil tangkapan ikan. Hal ini dikarenakan biomassa stok adalah

suatu sumberdaya yang terbatas yang diupayakan bersama oleh kapalkapal pada suatu perikanan sehingga pembagian hasil tangkapan untuk tiap kapal bertambah kecil sejalan dengan semakin banyaknya kapal yang masuk kedalam perikanan tersebut.(sparred an Venema, 1999). Hubungan antara upaya penangkapan dengan CPUE dapat dilihat pada persamaan Y= 0.156-0.000014 X dimana setiap perubahan upaya penangkapan akan berpengaruh terhadap nilai CPUE. Nilai intercept dan koefisien independent (slope) ini selanjutnya digunakan untuk mengetahui hasil tangkapan lestari (MSY) dan menghasilkan effort pada tingkat produksi lestari maksimum (Fopt). Berdasarkan persamaan analisis regresi linier, dapat diperoleh nilai konstanta a sebesar 0.156 dan nilai konstanta b sebesar -0.000014 X sehingga perhitungan potensi lestari (MSY) diperoleh nilai 434.571 ton/thn dan nilai upaya penangkapan optimum (Fopt) diperoleh nilai 5571.43 trip/thn, yang 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 berarti bahwa dalam usaha penangkapan ikan pelagis agar tetap lestari yakni upaya penangkapan optimum 5571.43 trip/thn dengan hasil produksi 434.571 ton/thn. Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Ikan Pelagis Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan tangkap sudah melebihi produksi maksimum 434.571 ton/thn. Hal ini disebabkan penangkapan terhadap suatu stok sedemikian rupa sehingga jumlah stok induk tidak cukup banyak untuk memproduksi telur yang kemudian menghasilkan rekrut terhadap stok yang sama sehingga spesies ikan yang menjadi target penangkapan menghilang dan tidak digantikan secara penuh oleh jenis spesoies ikan yang lain. Dengan demikian dilakukan pembatasan upaya penangkapan dan pola penangkapan di perairan Dumai Perkembangan produksi dan effort perikanan laut di perairan Dumai dapat dilihat pada gambar 1. 8822 10286 10026 9036 5802 4590 5973 4238 285 265 226 105 2363 574 112 265 208 170 10540 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 765 Produksi (ton/thn) Upaya tangkap (trip/thn) Gambar 2. Grafik Perkembangan produksi dan effort perikanan yang di tangkap oleh nelayan di perairan Dumai pada tahun 2006-2015. Gambar 2 menunjukkan bahwa produksi dan effort di perairan Dumai mengalami peningkatan terhadap upaya penangkapan yang dilakukan oleh nelayan pada tahun tahun tertentu. Hal ini merupakan suatu tanda bahwa ketersediaan sumberdaya ikan pelagis di perairan Dumai sudah mulai menipis. Hasil regresi linier terhadap data CPUE dan Effort dapat dilihat nilai effort optimum dengan nilai

estimasi hasil tangkapan ikan maksimum lestasi (MSY) 434.571 ton/thn yang berarti bahwa potensi maksimum lestari per unit effort adalah -0.000014 ton/thn. Pada Gambar 3 titik antara effort dan CPUE tidak terlihat. Hal ini perlu diperhatikan dalam pengendalian effort sehingga sumberdaya perikanan dapat di manfaatkan. 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 10.286 10.540 8.822 9.036 10.026 5.802 5.973 4.590 4.238 2.363 0,0622 0,0456 0,0378 0,0118 0,2427 0,0265 0,0257 0,0231 0,0170 0,0726 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Upaya tangkap (trip/thn) CPUE (ton/trip/thn) Gambar 3. Grafik hubungan effort dan CPUE pada usaha penangkapan ikan di perairan Dumai pada tahun 2006-2015. Analisis Keragaman Berat Spesies Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Perairan Dumai H, maka keanekaragaman spesies dalam komunitas tersebut semakin stabil. Sebaliknya semakin rendah nilai H, maka tingkat kestabilan Keanekaragaman spesies keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dipengaruhi oleh komunitas semakin rendah besarnya kerapatan jumlah jenis, (Odum,1996). Untuk melihat indeks banyaknya jumlah spesies dan keragaman berat suatu spesies dapat tingkat penyebaran masing-masing dilihat pada tabel diberikut. spesies. Kestabilan suatu jenis juga dipengaruhi oleh tingkat kemerataannya,semakin tinggi nilai Tabel 2. Analisis Keragaman Berat Spesies Ikan Pelagis di Perairan Dumai Jenis Ikan Berat Ikan (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Pi LN Pi Pi LN Pi Ikan Tenggiri 15 25.2 30.6 18.7 10 8.7 10.8 12.4 131.4 0.351807-1.04467-0.36752 Ikan Layang 10 6.2 5.5 8 4.2 6 5.2 9.8 54.9 1.028916 0.028505 0.02933 Ikan Tembang 3.2 2.2 1.8 4 2.6 1.5 2 2.9 20.2 0.054083-2.91724-0.15777 Ikan Senangin 4.2 5.7 3 2.4 2.2 3.7 2 6.4 29.6 0.07925-2.53514-0.20091 Ikan Parang 15 10.2 8.5 11.2 7.4 3.5 4.6 11 71.4 0.191165-1.65462-0.3163 Ikan Selar 2.1 1 1.5 2.7 2.2 1.7 1.2 1.8 14.2 0.038019-3.26968-0.12431 Ikan Alu-Alu 7 6.5 8 3.5 10.2 6.8 4.3 5.5 51.8 0.138688-1.97553-0.27398 Total 373.5 1.881928-13.3684-1.41147 Rataan 53.35714 0.268847-1.90977-0.20164 H' 0.201639 H' Maks 1.94591 Kemerataan 0.103622

Hasil analisis indeks keragaman berat jenis ikan di perairan Dumai memiliki nilai jumlah berat spesies ikan yang ditangkap berkisar 373.5 kg, dengan jumlah total spesies yang tertangkap 7 spesies. Dengan demikian dapat diperoleh nilai H (indeks diversitas) dari berat spesies yang ditangkap diperairan Dumai berkisar 0.201639 dengan nilai H maks berkisar 1.94591. Semakin tinggi nilai indeks H maka semakin tinggi pula keanekaragaman species, produktivitas ekosistem, tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan fluktuasi hasil tangkapan ikan di perairan Dumai dan tingkat keragaman berat spesies yang didapat oleh nelayan di perairan Dumai, maka dapat disimpulkan bahwa produksi maksimum perikanan laut (MSY) berkisar 434.571 ton/thn dengan upaya penangkapan optimum (Fopt) 5571.43 trip/thn. Produksi ikan pelagis yang dilakukan sudah mencapai batas produksi maksimal dan upaya yang dilakukan sudah melebihi batas upaya optimum. Di perairan Dumai hasil tangkapan ikan memiliki berat ratarata 63.74 dari masing-masing jenis ikan.dari analisis yang telah didapat nilai keragaman berat spesies ikan yang memiliki berkisar 0.323559 yang berarti H <1 keragaman spesies rendah dengan kondisi lingkungan kurang stabil. 5.2. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat dilakukan yakni diperlukan adanya pembatasan zona penangkapan, membatasi musim penangkapan, upaya dalam mencari daerah penangkapan yang baru untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimal. Hal ini diperlukan kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan prasarana kepada nelayan agar nelayan dapat melakukan penangkapan ikan ke daerah yang lebih jauh lagi serta membatasi ukuran ikan yang ditangkap sehingga dapat memberikan kesempatan induk ikan dalam memproduksi telur agar dapat menghasilkan stok ikan yang sama. Dengan demikian spesies ikan yang menjadi target penangkapan tidak terancam kelestariannya. DAFTAR PUSTAKA Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai. 2004. Laporan Tahunan Pemerintah Kota Dumai. Gulland, J. A. 1983. Fish Stock Assestment: A Manual of Basic Methods. Wiley & Sons. Rome. 223 p Odum, E.P. (1996). Dasar-dasar ekologi (T. Samingan, Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sparre, P dan S. C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Pusat penelitian dan Pengembangan Perikanan. Jakarta. Hal 303-310