h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d T a u f i q u r R a c h m a n TKT302 K3I Materi #12

dokumen-dokumen yang mirip
Pembahasan Materi #12

Bagan Pemeriksaan & Tindakan Perbaikan. Persyaratan Pengukuran & Pemantauan. #12 - Perbaikan SMK3 dan Analisis Biaya. Perencanaan. Dari.

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

MANAJEMEN RESIKO K3I

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PENGELOLAAN OPERASI K3

Persyaratan Dokumentasi

#11 MANAJEMEN RISIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA MANAJEMEN K3

h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d T a u f i q u r R a c h m a n TKT302 K3I Materi #13

Kepemimpinan & Komitmen

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat, sejak Universitas Stanford mendirikan The Stanford

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Pada penelitian ini dilakukan analisis risiko terhadap penggunaan tower crane dilakukan pada studi kasus proyek pembangunan gedung baru Unikom dan

BAB III LANDASAN TEORI

PERTEMUAN #1 PENGANTAR K3I (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI) TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Petroleum menangani sejumlah besar material yang mudah terbakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Hukum Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Landasan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

Pembahasan Materi #14

Persyaratan Dokumentasi

Bahan Ajar Materi ke-2

Disusun Oleh : Denny Dwiputra Notoprasetio NRP: Radityo Herwidodo NRP:

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PROSEDUR MUTU TINDAKAN PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN. 4. REFERENSI : ISO 9001 : 2008 Klausul & Manual Mutu PT.

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA (PT. PDSI)

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3)

SPECIMEN. Hl PT INDO FUTI ENERGI TERICDNDALI PENGESAHAN DOKUMEN. Halaman :1dari6 DISTRIBUSI DOKUMEN

Bab VI Kesimpulan dan Saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Sistem manajemen mutu Persyaratan

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEDOMAN MUTU PUSKESMAS DAN KESELAMATAN PASIEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Tujuan Sistem Komputer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

Manajemen Proyek. Sukowo, S.Kom, MM. Sistem Informasi

TINJAUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN GEDUNG TELKOMSEL PEKANBARU)

BAB I PENDAHULUAN. oleh terbakarnya kilang minyak milik British Petroleum di Teluk Meksiko

Inititating Process Group

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

ANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.106/PW.006/MPEK/ TENTANG SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN HOTEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

Transkripsi:

Materi #12 TKT302 K3I

Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu menerapkan pemecahan masalah yang terkait dengan K3 di industri, mampu menguraikan konsep K3 dalam dunia industri, mampu menunjukkan hubungan antara faktor penyebab kecelakaan dan keadaan tidak selamat dalam aktivitas di industri, dan mampu merancang program kerja kegiatan K3 di industri. Indikator Penilaian Ketepatan dalam menerapkan pemecahan masalah yang terkait dengan K3 di industri, mampu menguraikan konsep K3 dalam dunia industri, mampu menunjukkan hubungan antara faktor penyebab kecelakaan dan keadaan tidak selamat dalam aktivitas di industri, dan mampu merancang program kerja kegiatan K3 di industri terkait dengan perbaikan sistem manajemen K3 dan analisis biaya.

Bagan Pemeriksaan & Tindakan Perbaikan 3 Perencanaan Dari Pengukuran Kinerja Audit PEMERIKASAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN Umpan Balik Tinjauan Manajemen

Persyaratan Pengukuran & Pemantauan OHSAS 4 a) Pengukuran & Pengamatan Kinerja Pengukuran kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pemantauaan pencapaian sasaran K3. Langkah reaktif untuk memantau kecelakaan, penyakit, insiden (termasuk hampir kena), dan bukti histori lainnya dari kekurangan kinerja K3. Rekaman data hasil pemantauan dan pengukuran yang cukup, untuk memudahkan analisis tindakan perbaikan dan pencegahan.

Persyaratan Pengukuran & Pemantauan PERMENAKER 5 a) Pengukuran dan Evaluasi Perusahaan harus mempunyai sistem untuk mengukur, memantau dan mengavaluasi sistem kinerja Manajemen K3 dan hasilnya harus di analisis guna melakukan identifikasi tindakan perbaikan. b) Inspeksi dan Pengujian Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi, pengujian, dan pemantauan terkait dengan tujuan dan keselamatan serta kesehatan kerja. Frekuensi inspeksi dan pengujian harus sesuai dengan obyeknya.

Prosedur Umum 6 Prosedur inspeksi, pengujian, dan pemantauan secara umum meliputi: Personil yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup. Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk menjamin telah dipenuhinya standar K3. Catatan inspeksi, pengujian, dan pemantauan yang sedang berlangsung harus dipelihara dan disediakan bagi manajemen, tenaga kerja, dan kontaraktor kerja terkait.

Pemantauan Proaktif & Reaktif 7 Organisasi yang menerapkan Sisitem Manajemen K3, perlu melakukan pemantauan proaktif dan reaktif. Pemantauan proaktif dan reaktif terkadang juga digunakan dalam menentukan sejauh mana sasaran tercapai.

Pemantauan Proaktif 8 Pemantauan proaktif digunakan dalam melakukan pemeriksaan kesesuaian terhadap aktivitas K3 sebuah organisasi. Data proaktif digunakan untuk kesesuaian pengendalian resiko. Dapat digunakan sebagai bagian dari penilaian risiko. Pemantauan proaktif biasanya dijadikan sebagai rencana pengendali. Bukti-bukti dari pemantauan proaktif digunakan untuk peninjauan dalam melakukan perbaikan penerapan pengendali.

Pemantauan Reaktif 9 Pemantauan reaktif digunakan untuk melakukan investigasi, analisis, dan rekaman atas ketidaksesuaian Sistem Manajemen K3. Pemantauan reaktif sangat beguna bagi asesor untuk: Memberikan perkiraan peluang dan konsekuensi bahaya yang terjadi. Menentukan jenis pengendalian yang sesuai.

Teknik Pengukuran Inspeksi (1/2) 10 Inspeksi peralatan Perusahaan perlu melakukan inventarisasi atas semua peralatan yang dimilikinya terutama untuk peralatan yang memiliki perangkat hukum dan melakukan inspeksi sesuai persayaratan. Inspeksi kondisi kerja Kriteria kondisi kerja yang sesuai perlu ditetapkan dan didokumentasikan.

Teknik Pengukuran Inspeksi (2/2) 11 Verifikasi hasil inspeksi Diperlukan untuk melakukan evaluasi atas inspeksi yang dilakukan agar data yang diperoleh selama inspeksi dapat ditindak lanjuti dan diperbaiki jika tidak ada kesesuaiaan yang ditemukan. Rekaman inspeksi Rekaman harus disimpan sebagai bukti pelaksanaan inspeks. Rekaman inspeksi merupakan data yang sangat singkat untuk mengindentifikasi ketidaksesuaian.

Peralatan Ukur 12 Peralatan yang diperlukan untuk mengukur K3 harus dipelihara dan disimpan pada tempat yang sesuai, dan memiliki keakuratan yang dipersyaratkan. Bila ada persyaratan yang menentukan, baik persyaratan nasional/internasional, maka organisasi harus melakukan kalibrasi terhadap alat-alat ukur yang dimiliki. Bila tidak ada referensi nasional/intenasional maka dasar untuk melakukan kalibrasi ini harus ditetapkan.

Ketentuan Kalibrasi 13 Frekuensi kalibrasi Referensi pada metode tes, bila ada. Indentefikasi perlatan yang digunakan untuk kalibrasi. Tindakan yang dilakukan alat ukur jika ditemukan melewati batas kalibrasi. Kalibrasi alat ukur harus dilakukan pada kondisi sesuai. Rekaman hasil kalibrasi harus disimpan, yang memberikan rincian hasil pengukuran sebelum dan sesudah penyetelan. Pengguna harus mengetahui status kalibrasi alat ukur yang digunakannya.

Tindakan Penanggulangan OHSAS 18001 14 Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mendefinisikan tanggung jawab dan wewenang untuk: Penanganan dan investigasi dari: Kecelakaan, Insiden, dan Ketidaksesuaian. Tindakan yang diambil untuk mengurangi beberbagi konsekuensi yang timbul dari kecelakaan, insiden atau ketidaksesuaian. Inisiatif dan penyelesaiaan dari tindakan perbaikan dan pencegahan. Konfirmasi dari keefektifan tindakan pebaikan dan pencegahan yang diambil.

Tindakan Penanggulangan PERMENAKER 15 Hasil-hasil yang menjadi masukan dalam prosedur ini antara lain: Prosedur-prosedur. Emergency plan. Penilaian risiko. Laporan audit, mencakup laporan ketidaksesuaian. Laporan kecelakaan, insiden, atau bahaya. Laporan pemiliharaan.

Prosedur 16 Umum Ketentuanketentuan yang diatur dalam prosedur antara lain: Tindakan Respon Rekaman Investigasi

Tindakan Perbaikan 17 Tindakan perbaikan. Adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan akar penyebab ketidaksesuaian, kecelakaan atau insiden yang ditemukan. Tindakan pencegahan. Adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka mencegah ketidaksesuaian terulang. Follow-up. Adalah tindakan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tindakan perbaikan dan/atau tindakan pencegahan telah berjalan secara efektif.

Analisis Ketidaksesuaian, Kecelakaan, dan Insiden 18 Indentifikasi penyebab ketidaksesuaian, kecelakaan, dan insiden harus diklasifikasikan dan dianalisis. Frekuensi kecelekaan dan tingkat konsekuensi dilakukan bedasarkan standar organisasi sebagai perbandingan. Klasifikasi dan analisis dilakukan bedasarkan: Frekuensi terjadinya atau jumlah waktu kejadian. Lokasi, tipe kecelakaan, aktivitas yang terlibat, hari, waktu kerja, bagian yang terkena. Tipe dan besarnya kecelakaan aset. Akar penyebab.

Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja 19 Terhadap Proses Produksi Proses Produksi Berhenti Target Tidak Tercapai Pengiriman Terlambat Keluhan Pelanggan Terhadap Karyawan Luka Cacat Fungsi Cacat Tetap Meninggal Istirahat Kemampuan Berkurang Produktivitas Berhenti Keluarga Terlantar Target Kerja Tidak Tercapai Produktivitas Menurun Menurunkan Kinerja pribadi

Kerugian Akibat Kecelakaan 20 1 Serious or Major Injury Injury & Illness 10 30 600 Minor Injury Property Damaged Accident Inccident with No Visible / Injury or Damaged Uninsured Property Damaged Uninsured Miscellaneous

Kontribusi K3 Dalam Meningkatkan Provit 21

Hubungan K3 Dengan Produktivitas 22 Produktivitas revenue cost Cost per unit fixed cost variable cost x units produced Bila terjadi kasus K3, unit cost menjadi: fixed cost variable cost (x - z) units produced v

Dampak K3 Terhadap Produktivitas 23 Jika K3 tidak dikelola secara baik, akan berdampak pada: Unit cost bertambah mahal. Susah bersaing. Profit margin turun. Produktivitas turun.

Indirect Cost 24 Cost liabilitas adalah perbandingan antara asuransi pekerja dan inderect cost yang disebabkan oleh kecelakaan kerja. Cost seperti ini sangat sulit dilacak. Sering disebut hidden cost atau pengeluaran tersembunyi.

Tipe Cost Tersembunyi 25 Extra wage cost (gaji extra). Loss of efficiency of crew. Clean up cost, replacment, & stand by cost. Cost of overtime necessitated by accident. Safety/critical personnel cost. Cost to orient/train replacement worker. Cost of delay by accident. Wages for supervision from accident. Cost to reschedule work. Transportation. Wages paid injured worker for time not worked.

Tipe Cost Berdasarkan Interval 26 Extra wage cost, slower returned cost. Loss efficiency of crew. Clean up, repair, replacement, and stand by cost.

Cara Perhitungan Cost Untuk Kecelakaan (1/2) 27 Pertama adalah mengontrol cost untuk kecelakaan agar tampak dan dimasukan kedalam konstruksi projek. Cara ini sangat efektif agar manajemen proyek sadar dan berjaga untuk cost kecelakaan. Metode yang dapat digunakan adalah stanford accident cost accounting system.

Cara Perhitungan Cost Untuk Kecelakaan (2/2) 28 Basic tools yang dibutuhkan adalah sistem yang mudah dimana matrix cost ditunjukan dengan non-lost time & lost time accidents dari bagian tubuh dan jenis kecelakaannya. Stanford matrix berdasar pada data komputer yang diambil dari claim asuransi. Accident cost dibagi 3 kategori: large, medium & small. Kemudian semua claim dan biaya yang dikeluarkan di catat untuk dilaporkan.

Biaya Implementasi K3 29 Biaya Pro-rata Pertolongan Pertama (BP3) Faktor Biaya

Referensi 30 Rudi Suardi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta Raymond E Levitt & Nancy M Samelson. 1994. Construction Safety Management. John Wiley & Sons Inc. New York.