PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH: KAJIAN DARI SUDUT PANDANG LATAR BELAKANG DAN PEMAHAMAN ANGGOTA DEWAN TERHADAP PERATURAN, KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. daftar pertanyaan tertulis kepada responden, dalam hal ini adalah seluruh

Accounting Analysis Journal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing)

PENGARUH PERSONAL BACKGROUND, POLITICAL BACKGROUND DAN PENGETAHUAN ANGGOTA DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PERAN DPRD DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO

DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD)

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO

(Studi Kasus pada DPRD Se Eks Karesidenan Surakarta) NASKAH PUBLIKASI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN LAPORAN KEUANGAN DAN INTUISI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT DI PERBANKAN KOTA SURAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Koperasi Mahasiswa UMY. Subyek yang digunakan yaitu konsumen Koperasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MUZAKKI MEMBAYAR ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH (ZIS) MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN. di Jln. Raya Merak Km. 3, Merak Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesia. Teknik sampling pada penelitian ini adalah menggunakan purposive

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA. Fein Suwira A.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (APBD) DENGAN KOMITMEN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PTPN IX PABRIK GULA TASIKMADU

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Disusun Oleh: RIYA B

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori teori melalui variabel variabel penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. transaksi untuk pembelian fashion muslim melalui e-commerce, maka akan. Tabel 4.1 Data responden berdasarkan gender

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

Transkripsi:

PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH: KAJIAN DARI SUDUT PANDANG LATAR BELAKANG DAN PEMAHAMAN ANGGOTA DEWAN TERHADAP PERATURAN, KEBIJAKAN DAN PROSEDUR Oleh: Apri Hilda 1, Dandes Rifa 1, Resti Yulistia Muslim 1 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail: iinafrihilda@gmail.com ABSTRACT This research is aimed to prove the influence of political background, personal background and understanding of the regulatory board members, policies and procedures for the supervision of local finance. This research was conducted at the office of local parliament (DPRD). The data in this study is primary data obtained from questionnaires distributed directly to the respondents with the selection of the sample using purposive sampling. The data collected were 75 respondents of 98 copies of the questionnaire were distributed. The analytical tool used is multiple linear regression analysis using SPSS for Windows 22.0 The results of this research indicate that; first, the personal background gives a significant and positive effect on the financial control area. Second, the political background gives a significant and positive effect on the area of financial control. Third, understanding of local legislators to regulations, policies and procedures provide a high influence on the area of financial control. The analysis also proves that the value of the coefficient of determination (R2) of 14.9% variation or change in the area of financial control task execution. So the influence of personal background, political background, an understanding of the regulatory board members, policies, and procedures for the supervision of local finance was 14.9% and the remaining 85.1% is affected by the error variables or other factors that are not observed in this study. It can be concluded that the personal background, political background and understanding of the regulatory board members, policies, and procedures affect the area of financial control. Keywords: personal background, political background, knowledge of board members of the rules, PENDAHULUAN Sejak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah pada tanggal 1 Januari 2001, Indonesia mulai menempuh era baru dalam kehidupan masyarakatnya (Kartikasari, 2012). Dimana otonomi daerah merupakan segala hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri dalam urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 1

tahun 2004 tentang pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Pada saat itulah tanggungjawab pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya sendiri agar tercapainya tujuan menjadi jauh lebih besar. Untuk dapat menciptakan keselarasan dan keseimbangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku (Mamesah, 1995 dalam Abdul, 2004) Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.105 tahun 2000, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam rangka anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Peran DPRD sebagai penyelenggara pemerintahan daerah memiliki fungsi legislasi (fungsi membuat peraturan perundang-undangan), fungsi anggaran (fungsi menyusun anggaran), fungsi pengawasan (fungsi untuk mengawasi kinerja eksekutif), dalam melaksanakan pengawasan perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, kebijakan, APBD, peraturan kepala daerah guna meningkatkan pembangunan daerah serta menjalin kerjasama internasional. Dari pendekatan behaviorisme, individu dianggap secara aktual melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku lembaga politik pada dasarnya merupakan perilaku individu dengan pola tertentu (Winarna dan Murni 2007 ; Dewi 2011). Untuk itu dalam menjelaskan perilaku suatu lembaga politik perlu dilihat lagi bukan suatu lembaganya melainkan latar belakang individu itu sendiri dalam mengendalikan suatu lembaga. Dalam hal ini untuk dapat menciptakan keandalan pengawasan terhadap keuangan secara tidak langsung berkaitan dengan latar belakang individu DPRD terdiri dari Personal Background, Political Background dan Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur (Dewi, 2011). Dewan perwakilan rakyat daerah adalah bentuk lembaga perwakilan rakyat (parlemen) daerah (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. DPRD diatur dengan Undang-Undang, 2

terakhir melalui Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009. Oleh karena itu anggota dewan harus memahami aturan yang berlaku, mempraktekkan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh masyarakat serta memahami prosedur suatu kebijakan yang dikaitkan dengan aturan yang berlaku (Dewi, 2011). Menurut penelitian yang dilakukan Murni dan Witono (2003) menunjukkan bahwa strata pendidikan dan latar belakang pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah. Sedangkan Witono dan Baswir (2003) membuktikan bahwa jenis kelamin, dan tingkat pendidikan serta pengalaman di bidang politik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Hasil penelitian empiris menurut Winarna dan Murni (2007) bahwa political background secara umum tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DRPD dalam pengawasan keuangan daerah. Serta Yulinda dan Lilik (2010) membuktikan bahwa pengaruh pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan dewan pada keuangan daerah (APBD) menunjukkan hubungan yang positif signifikan. Penelitian Werimon, Ghozali dan Nazir (2007), pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh positif terhadap pengawasan keuangan daerah. Sedangkan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negatif terhadap pengawasan APBD, pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik dan partisipasi masyarakat tidak berpengaruh positif terhadap pengawasan APBD. Diperkuat lagi oleh penelitian Sopanah dan Isa (2005), pengetahuan anggaran dengan akuntabilitas publik, dengan partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD baik menurut sampel dewan maupun masyarakat, sedangkan menurut masyarakat tidak signifikan. Pengetahuan anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD baik menurut dewan maupun masyarakat. Terakhir, terdapat perbedaan signifikan antara fungsi pengawasan APBD menurut dewan dan masyarakat. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan diatas perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah personal background berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah pada DPRD di seluruh wilayah Sumbar? 2. Apakah political background berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah pada DPRD di seluruh wilayah Sumbar? 3. Apakah pemahaman anggota dewan pada peraturan, kebijakan, dan prosedur 3

berpengaruh terhadap pengawasan keuangan daerah pada DPRD di seluruh wilayah Sumbar? LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Keuangan Daerah Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam ketentuan umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas, keuangan daerah harus sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalam rangka menyelenggarakan hak dan kewajiban suatu daerah terhadap kekayaan dalam bentuk keuangan, sumber daya manusia, dan teknologi informasi untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab Pengaruh Personal Background terhadap pengawasan keuangan daerah Personal background berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu dituntut kualitas manusia supaya dapat menjalankan perannya sebagai anggota DPRD dalam mengawasi keuangan daerah. Semakin tinggi kemampuan anggota dewan maka semakin fleksibel tugas pengawasan yang di emban oleh karena itu variabel personal background berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (APBD) (Dewi, 2011) Personal background berkaitan erat dengan kualitas Sumber daya. Sumber daya manusia yang semakin berkualitas akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi Winarna (2007) dalam Dewi (2011). Semakin anggota DPRD memiliki personal background yang tinggi maka pengawasan keuangan daerah yang dilakukannya juga semakin maksimal. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa variabel personal background berpengaruh positif terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD) (Dewi, 2011). 4

Penelitian yang dilakukan oleh Winarna dan Murni (2007) dalam Dewi (2011) menemukan bukti empiris bahwa Personal Background tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah. Dari uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah H1 : Personal Background berpengaruh signifikan positif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Pengaruh Political Background terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Political background merupakan latar belakang dari pengalaman seseorang dalam berkecimpung di dunia politik. Berbicara mengenai politik, tentu saja tidak lepas dari partai politik. Partai politik dan parlemen (legislatif) merupakan dua aktor utama yang memperoleh mandat dari masyarakat sipil, berperan mengorganisir kekuasaan dan meraih kontrol atas negara untuk kepentingan masyarakat. Ketika Pemilu dan Pilkada, parpol berperan sebagai institusi yang menyeleksi, menganalisa dan menentukan pencalonan para pasangan kepala daerah, capres dan wapres, serta para calon anggota legislatif di pusat dan daerah, sebelum menghadapi pemilu dan pilkada untuk dipilih oleh rakyat (Dewi, 2011) Dalam menjalankan tugasnya anggota DPRD diharuskan mengikuti aturan kerja yang telah ditetapkan sesuai bidang masingmasing, di sinilah latar belakang politik terkadang menyebabkan perbedaan sudut pandang bahkan terjadinya perselisihan. Seorang anggota dewan harus mempunyai latar belakang politik yang baik dalam menjalankan tugasnya sebagai angota dewan. Menurut La Palombara, Winarna dan Murni (2007) dalam Dewi (2011) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap, perilaku, dan peran legislatif yaitu institusi politik, partai politik, karakteristik personal, pengalaman politik dan sifat pemilih. Semakin seorang anggota DPRD memiliki political background yang lebih baik maka pengawasan terhadap pelaksanaan keuangan daerah akan semakin berkualitas dan baik. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa personal background berpengaruh terhadap anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah (APBD). Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Witono dan Baswir (2003) menyatakan bahwa political background berpengaruh terhadap anggota dewan dalam pengawasan keuangan daerah. Dari uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah: H2 : Political background berpengaruh signifikan positif terhadap Anggota Dewan Dalam Pengawasan Keuangan Daerah. 5

Pengaruh Pemahaman Anggota Dewan Pada Peraturan, Kebijakan dan Prosedur Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah Peraturan digunakan untuk menjelaskan tindakan apa saja yang boleh dilakukan atau tidak. Prosedur mengindikasikan serangkaian strategi untuk mencapai tujuan. Sedangkan kebijakan merupakan pernyataan umum sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Peraturan, kebijakan dan prosedur ini berfungsi sebagai pedoman anggota DPRD dalam melakukan pengawasan keuangan daerah (APBD) agar berjalan secara efektif sehingga memastikan apakah pelaksanaan keuangan daerah (APBD) telah sesuai dengan tujuan dan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan. Aturan dan undang-undang merupakan pengaruh terhadap perilaku organisasi dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas keuangan daerah. Semakin paham, bijak dan telitinya anggota dewan dapat meningkatkan kapabilitas pengawasan sehingga tercapai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Selanjutnya Witono dan Baswir (2003) dalam Dewi (2011) mengatakan, jumlah peraturan, prosedur dan kebijakan yang berlebihan dapat berpengaruh terhadap disfungsionalisasi individu dan organisasi, serta membunuh inisiatif individu, mengeliminasi perilaku risk-taking, mengurangi kepuasan kerja serta memicu sisnisme dan persaingan. Fakta juga menunjukkan bahwa salah satu fungsi anggota DPRD adalah untuk membuat dan melaksanakan peraturan dan kebijakan daerah itu sendiri, sehingga posisi DPRD diartikan sebagai posisi politik. Sehingga adanya peraturan, prosedur dan kebijakan tersebut memiliki pengaruh negatif terhadap pengawasan keuangan daerah atau APBD. Indriani dan Baswir (2003) juga membuktikan bahwa peraturan, prosedur dan kebijakan (RPPs) tidak berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas anggota DPRD dalam pengawasan keuangan daerah (APBD). Semakin banyak peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada, maka akan memberikan kecenderungan pada anggota dewan untuk lebih banyak lagi melanggar peraturan, prosedur, dan kebijakan tersebut. Dari uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah: H3 : Pemahaman anggota Dewan pada Peraturan, Kebijakan dan Prosedur berpengaruh signifikan positif terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Menurut Sekaran (2011) mendefinisikan populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam 6

penelitian ini adalah seluruh Anggota DPRD Wilayah Sumatera Barat. Untuk membatasi jumlah sampel maka digunakan metode Purposive Sampling. Sekaran (2011) mendefenisikan purposive sampling adalah metode mengumpulkan sampel yang berdasarkan tujuan penelitian. Alasan menggunakan metode ini adalah diharapkan diperolehnya informasi yang memenuhi karakteristik tertentu yang ditentukan peneliti dan dapat mewakili populasi yang ada. Secara umum karakteristik yang digunakan meliputi: 1. Seluruh anggota DPRD periode 2009-2014 di seluruh wilayah Sumbar 2. Anggota DPRD yang dijadikan sebagai calon responden adalah Anggota DPRD yang terlibat langsung dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data Di dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer. Data primer menurut Sekaran (2011) adalah data yang diperoleh langsung dari pihak pertama (responden). Dimana data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung melalui penyampaian kuesioner kepada responden di lingkungan DPRD di seluruh wilayah Sumbar yang terdiri dari DPRD Padang Panjang, DPRD Padang, DPRD Provinsi Sumatera Barat, DPRD Bukittinggi, DPRD Pariaman, DPRD Payakumbuh, DPRD Painan, DPRD Solok dan DPRD Batusangkar. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti (Sekaran, 2011). Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Pengawasan keuangan daerah (APBD). Pengawasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengawasan terhadap anggaran yang mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar eksekutif dalam hal ini adalah DPRD, untuk mengawasi anggaran. Fungsi pengawasan hendaknya dilakukan oleh DPRD pada saat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan APBD. Pengawasan anggaran diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Sopanah (2003). Variabel Independen Personal Background Personal background merupakan latar belakang pribadi seseorang yang melekat pada masing-masing individu seperti nama, jenis kelamin, usia, agama, latar belakang pendidikan, jumlah saudara, alamat, dan sebagainya. Dimensi tersebut didasarkan pada penelitian yang dikembangkan oleh Winarna dan Murni (2007) dalam Dewi (2011). 7

Political Background Political background merupakan latar belakang dari pengalaman seseorang dalam berkecimpung di dunia politik. Variabel ini meliputi beberapa dimensi, yaitu: pengalaman politik, pengalaman di DPRD, latar belakang partai politik, latar belakang ideologi partai politik, asal komisi, jabatan di partai politik, jabatan di DPRD, serta jumlah partai yang pernah diikuti. Dimensi tersebut didasarkan pada penelitian yang dikembangkan oleh Winarna dan Murni (2007) dalam Dewi (2011). Pemahaman Anggota Dewan terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur Peraturan menjelaskan tindakan apa saja yang boleh dilakukan atau tidak. Prosedur mengindikasikan serangkaian strategi untuk mencapai tujuan. Sedangkan kebijakan merupakan pernyataan umum sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Variabel ini diukur dengan menanyakan tingkat pemahaman anggota DPRD tentang peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pernyataan ini dikembangkan oleh penulis dengan mengacu pada Peraturan dan Undang-Undang tentang pengawasan, serta mempertimbangkan fungsi pengawasan pada setiap tahapan APBD yakni mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap pelaporan (Dewi, 2011). Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif Ghozali (2011) Statistik Deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif menyajikan ukuranukuran menarik yang sangat penting bagi data sampel. Uji Kualitas Data Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrument dalam kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji reliabilitas dan validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan alat ukur dalam mengukur objek yang diteliti. Uji Reliabilitas Ghozali (2011) Uji Reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar suatu pengukuran mengukur dengan stabil atau konsisten 8

Uji Validitas Menurut Priyatno (2010) Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala, jadi uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya digunakan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Alat uji yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat korelasi antara skor item dengan skor total item adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik parametrik. Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal, maka akan digunakan uji statistik non-parametik (Siregar, 2013) dengan menggunakan metode Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika ada korelasi di antara variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen menurut (Ghozali, 2011). Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan menggunakan regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali). Koefisien Determinasi Uji F (F-Test) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas dalam model berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Selai itu, uji F dapat digunakan untuk melihat model regresi yang digunakan sudah signifikan atau belum, dengan ketentuan bahwa jika p value < ( ) = 0,05 dan Fhitung>Ftabel, berarti model tersebut signifikan dan bisa digunakan untuk menguji hipotesis. dengan tingkat 9

kepercayaan ( ) untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau ( ) = 0,05 Uji T (T-Test) Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan variabel lain dianggap kostan, dengan asumsi bahwa jika signifikan nilai t hitung yang dapat dilihat dari analisis regresi menunjukkan kecil dari = 5% berarti variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan tingkat kepercayaan untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau ( ) = 0,05 (5%) HASIL DAN ANALISIS Tingkat Pengembalian Data Responden Berdasarkan kriteria dalam pemilihan sampel penelitian, maka sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dewan di wilayah sumatera barat, sehingga jumlah sampel untuk periode 2009-2014 penelitian 75 adalah sebanyak 98 kuesioner yang disebarkan. Tabel Kabupaten/Kota Responden No Kabupaten/Kota Jumlah Persentase 1 Padang Panjang 8 11% 2 Padang 13 17% 3 DPRD Provinsi Sumatera Barat 9 12% 4 Bukittinggi 10 13% 5 DPRD Pariaman 7 9% 6 Payakumbuh 8 11% 7 Painan 9 12% 8 Solok 6 8% 9 Batu Sangkar 5 7% Jumlah 75 100% Uji Kualitas Data Uji Reliabilitas No. Variabel 1. Personal Background 2. Political Background 3. Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur 4. Pengawasan Keuangan Daerah Tabel Uji Reliabilitas Kuesioner Jumlah Item Batas Nilai Alpha Cronbach Alpha Keterangan 4 0.6 0.677 reliabel 5 0.6 0.771 reliabel 24 0.6 0.693 reliabel 24 0.6 0.729 reliabel Sumber : Data Output Olah SPSS Dari pengujian yang dilakukan, setiap kelompok pertanyaan adalah reliabel. Hal ini terbukti dengan nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari batas nilai Alpha yaitu 0,6. Sehingga instrument penelitian ini layak digunakan untuk pengolahan data berikutnya. Uji Validitas Uji Validitas Berdasarkan Data Survey Personal Background Dari hasil uji validitas berdasarkan survey personal background (lihat pada lampiran) dapat diketahui nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 75, maka didapat r tabel sebesar 0,227 (lihat pada lampiran r tabel). Pada item diatas nilai lebih dari 0,227 dan dapat disimpulkan butir instrumen tersebut valid. Uji Validitas Berdasarkan Data Survey Political Background Dari hasil uji berdasarkan data survey Political Background (lihat pada lampiran) dapat diketahui nilai korelasi antara skor item 10

dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 75, maka didapat r tabel sebesar 0,227 (lihat pada lampiran r tabel). Pada item diatas nilai lebih dari 0,227 dan dapat disimpulkan butir instrument tersebut valid. Uji Validitas Berdasarkan Data Survey Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur Dari hasil uji berdasarkan data survey pemahaman anggota dewan terhadap peraturan, kebijakan dan prosedur (lihat pada lampiran) dapat diketahui nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 75, maka didapat r tabel sebesar 0,227 (lihat pada lampiran r tabel). Pada item diatas nilai lebih dari 0,227 dan dapat disimpulkan butir instrument tersebut valid. Uji Validitas Berdasarkan Data Survey Pengawasan Keuangan Daerah Dari hasil uji berdasarkan data survey pengawasan keuangan daerah (lihat pada lampiran) dapat diketahui nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 75, pada lampiran r tabel). Pada item diatas nilai lebih dari 0,227 dan dapat disimpulkan butir instrumen tersebut valid. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji Normalitas Batas Nilai No Variabel Nilai Keterangan Sig. Sig. 1 Personal Background 0,05 0,200 Normal 2 Political Background 0,05 0,170 Normal 3 Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, 0,05 0,200 Normal Kebijakan dan Prosedur 4 Pengawasan Keuangan Daerah 0,05 0,200 Normal Sumber : Data Output Olah SPSS Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi personal background 0,200, political background 0,170, pemahaman anggota dewan terhadap peraturan, kebijakan dan prosedur 0,200, dan pengawasan keuangan daerah sebesar 0,200, karena hasil tersebut lebih besar dari nilai signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa populasi data gaya belajar, metode pembelajaran, dan hasil belajar berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Nilai Nilai Batas No Variabel Keterangan VIF Toleransi VIF 1. Personal Tidak Terjadi 1,047,955 10 Background Multikolinearitas 2. Political Tidak Terjadi 1,068,936 10 Background Multikolinearitas 3. Pemahaman Anggota Dewan Tidak Terjadi Terhadap 1,023,977 10 Multikolinearitas Peraturan, Kebijakan dan Prosedur Sumber : Data Output Olah SPSS maka didapat r tabel sebesar 0,227 (lihat 11

Hasil perhitungan nilai tolerance yang menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 90%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi. Uji Hipotesis Koefisien Determinasi Analisis Koefisien Determinasi Nilai Keterangan Nilai R 0,386 Kategori Lemah Nilai Koefisien Determinasi 14,9% Berpengaruh Sumber : Data Output Olah SPSS Pada tabel diatas nilai korelasi adalah 0,386. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan variabel penelitian ada di kategori lemah. Nilai KD yang diperoleh adalah14,9% yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas memiliki pengaruh kontribusi sebesar 14,9% terhadap variabel terikat (Y) dan 85,1% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel bebas. Uji F (F-Test) Tabel Analisis Hipotesis Uji F Model df F Hitung F Tabel Sig. Regression 3 4,141 2,73 0.009 Residual 71 Total 74 Sumber : Data Output Olah SPSS Dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 4,141 dengan nilai probabilitas (sig)=0,009. Nilai F hitung 4,141>F tabel 2,73 (F tabel lihat pada lampiran), dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,001<0,05; maka H1 diterima, berarti secara bersamasama (simultan) personal background, political background, pemahaman anggota dewan terhadap peraturan, kebijakan dan prosedur berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah. Personal Background (X1) Terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y) Terlihat pada kolom Coefficients model terdapat nilai sig 0,04. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,04<0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel personal background mempunyai t hitung yakni 2,088 dengan t tabel =1,665 (lihat pada lampiran). Jadi t hitung >t tabel dapat disimpulkan bahwa variabel personal background memiliki kontribusi terhadap pengawasan keuangan daerah. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel personal background mempunyai hubungan yang searah dengan pengawasan keuangan daerah. Jadi dapat disimpulkan personal background memiliki pengaruh signifikan terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wirtono (2003). Penelitian yang dilakukan oleh Winarna dan Murni (2007) menemukan bukti empiris bahwa personal background tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD). 12

Political Background (X2) terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y) Terlihat pada kolom Coefficients terdapat nilai sig 0,009. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,009<0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel political background mempunyai t hitung yakni 2,695 dengan t tabel =1,665 (lihat pada lampiran). Jadi t hitung >t tabel dapat disimpulkan bahwa variabel political background memiliki kontribusi terhadap pengawasan keuangan daerah. Nilai t negatif menunjukkan bahwa political background mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan pengawasan keuangan daerah. Jadi dapat disimpulkan political background memiliki pengaruh signifikan terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yulinda dan Lilik (2010). Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur (X3) terhadap Pengawasan Keuangan Daerah (Y) Terlihat nilai sig untuk Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur adalah 0,041. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,041<0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak. Variabel pemahaman anggota dewan terhadap peraturan, kebijakan dan prosedur mempunyai t hitung yakni 2,079 dengan t tabel =1,665 (lihat pada lampiran). Jadi t hitung >t tabel dapat disimpulkan bahwa variabel pemahaman anggota dewan terhadap peraturan, kebijakan dan prosedur memiliki kontribusi terhadap pengawasan keuangan daerah. Nilai t positif menunjukkan bahwa pemahaman anggota dewan terhadap peraturan, kebijakan dan prosedur mempunyai hubungan yang searah dengan pengawasan keuangan daerah. Jadi dapat disimpulkan Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur berpengaruh signifikan terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011). Hasil penelitian Indriani dan Baswir (2003) menunjukkan bahwa pemahaman anggota dewan terhadap peraturan, kebijakan dan prosedur tentang keuangan daerah (APBD) tidak memiliki pengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara personal background dengan Pengawasan Keuangan Daerah pada DRPD seluruh Wilayah Sumatera Barat dengan T hitung (2,088)>T tabel (1,665). 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan political background dengan Pengawasan 13

Keuangan Daerah pada DRPD seluruh Wilayah Sumatera Barat dengan T hitung (2,695)>T tabel (1,665). 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur dengan Pengawasan Keuangan Daerah pada DRPD seluruh Wilayah Sumatera Barat dengan T hitung (2,079)>T tabel (1,665). Keterbatasan Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data penelitian ini berasal dari responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner. Ini memungkinkan adanya bias perpectual yaitu perbedaan seseorang dalam memandang sesuatu sehingga perbedaan pemahaman, hal ini tidak akan terjadi apabila diperoleh data melalui wawancara. 2. Penelitian ini hanya menguji tiga variabel yaitu Personal Background, Political Background, dan Pemahaman Anggota Dewan Terhadap Peraturan, Kebijakan dan Prosedur. sedangkan masih ada beberapa kemungkinan variabel lain yang dapat mempengaruhi Pengawasan Keuangan Daerah. 3. Sampel dalam penelitian ini terbatas pada anggota dewan yang bekerja pada DPRD Di Seluruh Wilayah Sumbar, sehingga hasil penelitian yang dihasilkan masih kurang bisa digeneralisasi pada semua instansi pemerintah. Implikasi Dari hasil penelitian dan keterbatasan yang ada pada penelitian ini diharapkan supaya: 1. Memperluas sampel penelitiannya dengan cara sampel tidak hanya di sebagian wilayah saja tetapi dengan sampel penelitian seluruh Anggota DPRD di Sumatera Barat, diharapkan akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih bisa digeneralisasi. 2. Dapat menambahkan variabel-variabel lainnya yang mempunyai kemungkinan berpengaruh terhadap Pengawasan Keuangan Daerah. DAFTAR PUSTAKA Dewi, Mustika Indah. 2011. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kapabilitas Anggota DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNDIP Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Universitas Diponegoro Ilham, A. (2013, 9 September). Anggaran Pemeliharaan Dua Mobil Dinas Ambo Dalle Kuras Rp22 Juta. Sindonews.com [Online], halaman 3. Tersedia: http:// www.[sindonews.com. [9 September 2013]. Kartikasari, Dewi. 2012. Pengaruh Personal Background, Political Background, Pemahaman Regulasi Terhadap Peran Anggota DPRD Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada DPRD Kabupaten Boyolali). Accounting Analysis Journal. Semarang: Universitas Negeri Semarang 14

Keputusan Mentri Dalam Negri No. 29 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran (APBD). Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit Andi Offest. Pramita, Yulinda Devi dan Andriyani, Lilik. 2010. Determinasi Hubungan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Dewan Pada Keuangan Daerah (APBD) (Studi Empiris Pada DPRD Se-Karesidenan Kedu). Simposium Nasional Akuntansi VIII. Purwoketo. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta : PT. Buku Seru. Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022). Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Sopanah dan Wahyudi, Isa. 2007. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, Dan Transparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Jurnal Akuntansi. Sopanah dan Mardiasmo. 2003. Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Sunarno dan Siswanto. 2006. Hukum Pemerintahan Daerah. Jakarta: sinar grafika. Sukabumi. (2013, 30 September). Meski Baru Diperbaiki Oleh Kontraktor Jalanan di Sukabumi Rusak Lagi. Galmedia.com [Online], halaman 1. Tersedia: http:///www.klil-galamedia.com. [30 September 2013]. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan antar Pusat dan Daerah Werimon, Simson, Ghozali, Imam dan Nazir, Mohamad. 2007. Pengaruh Partisipasi Masyarakat dantransparansi Kebijakan Publik Terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Winarna, Jaka dan Murni,Sri. 2007. Pengaruh Personal Background, Political Background, dan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Terhadap Peranan DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Witono, Banu. 2003. Pengaruh Personal Background dan Political Culture Terhadap Peranan DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada 15