LAPORAN PENELITIAN PENDUKUNG UNGGULAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah: Sistem Informasi Geografi. Oleh: Purwanto, S.Pd., M.Si

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEORI DASAR INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT TM7+ METODE INTERPRETASI VISUAL ( DIGITIZE SCREEN) Oleh Dwi Nowo Martono

REMOTE SENSING AND GIS DATA FOR URBAN PLANNING

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH. Diampu Oleh: Purwanto, S.Pd., M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

SATUN ACARA PERKULIAHAN(SAP)

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN GEOGRAFI FIS

INTERPRETASI CITRA SATELIT LANDSAT

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Pasal 12 Undang-undang Kehutanan disebutkan bahwa. penyusunan rencana kehutanan. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

Evaluasi Indeks Urban Pada Citra Landsat Multitemporal Dalam Ekstraksi Kepadatan Bangunan

SENSOR DAN PLATFORM. Kuliah ketiga ICD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prediksi Spasial Perkembangan Lahan Terbangun Melalui Pemanfaatan Citra Landsat Multitemporal di Kota Bogor

penginderaan jauh remote sensing penginderaan jauh penginderaan jauh (passive remote sensing) (active remote sensing).

Evaluasi Cakupan Sinyal BTS Secara Spasial Di Sebagian Kabupaten Buleleng Provinsi Bali

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Adat Kasepuhan

SIDANG TUGAS AKHIR RG

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KLASIFIKASI CITRA LANDSAT UNTUK IDENTIFIKASI KONDISI GEOLOGI: STUDI KASUS DAERAH PARANGTRITIS JOGJAKARTA

PERANAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DALAM MEMPERCEPAT PEROLEHAN DATA GEOGRAFIS UNTUK KEPERLUAN PEMBANGUNAN NASIONAL ABSTRAK

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

EKSTRAKSI GARIS PANTAI MENGGUNAKAN HYPSOGRAPHY TOOLS

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bencana Alam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perubahan penutupan lahan merupakan keadaan suatu lahan yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kekeringan

Image Fusion: Trik Mengatasi Keterbatasan Citra

ISTILAH DI NEGARA LAIN

Peranan Aplikasi GIS Dalam Perencanaan Pengembangan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara deskriptif. Selain itu, beberapa website

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN KEKOTAAN. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Surveying and Mapping Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. pada radius 4 kilometer dari bibir kawah. (

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Estimasi Volume Sampah Domestik dan Rekomendasi Rute Pengangkutan Sampah Berdasarkan Analisis Spasial di Kota Surakarta

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

PENGGUNAAN HIGH TEMPORAL AND SPASIAL IMAGERY DALAM UPAYA PENCARIAN PESAWAT YANG HILANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Lahan dan Penggunaan Lahan 2.2 Perubahan Penggunaan Lahan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Gambar 1. Satelit Landsat

RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) Penginderaan Jauh Non-Fotografi Fakultas Geografi UGM

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Apr, 2013) ISSN:

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH (REMOTE SENSING) Oleh : Lili Somantri

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

Perubahan Nilai Konsentrasi TSM dan Klorofil-a serta Kaitan terhadap Perubahan Land Cover di Kawasan Pesisir Tegal antara Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 2. Peta Batas DAS Cimadur

PERANAN CITRA SATELIT ALOS UNTUK BERBAGAI APLIKASI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA DI INDONESIA

PERUBAHAN DELTA DI MUARA SUNGAI PORONG, SIDOARJO PASCA PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAN LAHAN DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN MENGGUNAKAN DATA LANDSAT 7 ETM+

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PEMETAAN BENCANA ALAM MENGGUNAKAN GOOGLE MAPS

Analisa Pantauan dan Klasifikasi Citra Digital Remote Sensing dengan Data Satelit Landsat TM Melalui Teknik Supervised Classification

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

1. BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERPRETASI CITRA IKONOS KAWASAN PESISIR PANTAI SELATAN MATA KULIAH PENGINDERAAN JAUH OLEH : BHIAN RANGGA J.R NIM : K

Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra Khursanul Munibah Asisten : Ninda Fitri Yulianti

Wisnu Widyatmadja Taufik Hery Purwanto

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

PERTEMUAN KE 4 STRUKTUR GEOGRAFI. Afrinia Lisditya P. S.Si.,M.Sc.

MENU STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI SOAL REFERENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEMAJUAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH SERTA APLIKASINYA DIBIDANG BENCANA ALAM. Oleh: Lili Somantri*)

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi (Kurkura, 2011)

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Pend idikan IPS LAPORAN PENELITIAN PENDUKUNG UNGGULAN ANALISIS PEMANFAATAN DATA REMOTE SENSING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH GEOGRAFI FISIK PROGRAM STUD! PENDIDIKAN IPS TIM PENGUSUL Ketua: 1. Purwanto, S.Pd, M.Si (NIDN: 0001077808) Anggota: 2. Dr. I Nyoman Raja, M.S. (NIDN: 0001016116) 1./ LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M) UNIVERSITAS NEGERI MA_ LANG November 2013

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN PENDUKUNG UNGGULAN Halaman Pengesahan Penelitian Kode/Nama Rumpun Ilmu Ketua Peneliti: a. Nama Lengkap b. NIDN c. Jabatan Fungsional d. Program Studi e. Nomor HP f. Surel (e-mail) Anggota Peneliti (1) a. Nama Lengkap b. NIDN c. Perguruan Tinggi Lama Penelitian Penelitian Tahun Ke Biaya Penelitian Keseluruhan Di usulkan ke dikti Dana Internal PT Dana institusi lain Inkind disebutkan : Analisis Pemanfaatan Data Remote Sensing Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Kuliah Geografi Fisik Prodi IPS : Pendidikan IPS : Purwanto, S.Pd, M.Si. :0001077808 : Asisten Ahli : Pendidikan IPS :081216099950 : purwanto_geo@yahoo.com : Dr. I Nyoman Ruja, M.S. :0001016116 : Universitas Negeri Malang : 1 Tahun : Rp. 5.000.000 : Rp. 5.000.000 : Rp. 0 : Rp. 0 s Ilmu Sosial Malang, 25 November 2013 Ke ua Peneliti nyo o, M.Pd 22719880210 Pu an o, S.Pd, M.S. NI 197807012008121003 nyetujui 2M UM usantara, M.Si 1130 S 1001

ABSTRAK Media pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Media akan memiliki nilai tinggi jika digunakan untuk memberikan informasi objek/fenomena yang sulit untuk dibawa dikelas ataupun untuk menggambarkan suatu proses yang sulit untuk didiskripsikan. Geografi fisik merupakan salah satu matakuliah yang diajarkan di Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Matakuliah ini menyajikan informasi permukaabumi secara umum yang meliputi unsur Geologi, Geomorfologi, Hidrologi, Atmosfer, dan kaitan fenomena fisik dan sosial. Kompleksnya objek kajian ini maka diperlukan media pembelajaran. Salah satu data yang dapat dikembangkan sebagai media adalah data remote sensing. Namun data ini perlu dikaji lebih jauh terkait dengan kelebihan dan kekurangan jika digunakan sebagai media pembelajaran pada matakuliah geografi fisik di Prodi IPS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kemampuan data remote sensing digunakan sebagai media pembelajaran pada matakuliah geografi fisik prodi IPS. Metode penelitian ini adalah metode eksplorasi yaitu melakukan kajian data remote sensing sebagai bahan pengembangan media. Data remote sensing yang digunakan dalam penelitian ini citra satelit Landsat ETM+/8, itra Quickbird, dan itra SRTM. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik pengolahan citra digital (PD) dengan menggunakan software ENVI 4.5, ArcGIS, dan Global Mapper. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat penginderaan jauh dapat dapat digunakan sebagai media pembelajaran geografi fisik. Setiap data remote sensing memiliki karakteristik bentuk visualisasi media yang dihasilkan, hal ini disebabkan bahwa data remote sensing memiliki resolusi spasial yang berbeda, resolusi temporal yang berbeda, resolusi spectral yang berbeda, dan cakupan wilayah yang berbeda. Perbedaan tersebut jika di integrasikan akan menghasilkan sebuah media pembelajaran dalam bentuk 2D dan 3D dalam bentuk peta citra. Keyword: Media Pembelajaran, Remote Sensing

DAFTAR IS! Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Ringkasan ii i i i iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2. Ruang Lingkup Penelitian 2 D. Definisi Operasional 3 E. Keterbatasan Penelitian 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remote Sensing (Penginderaan Jauh) 4 B. itra Landsat ETM+ 4. itra Quickbird 6 D. itra SRTM 9 E. Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis 11 F. Media Pembelajaran 15 G. Pengembangan Media Pembelajaran 17 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian 19 B. Manfaat Penelitian 19 BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 20 B. Subjek dan Objek Penelitian 20. Alat dan Bahan 20 D. Teknik Pengumpulan Data 21 E. Langkah Penelitian 21 F. Analisis Data 21 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 23 1. Paparan data 22 2. Hasil Analisis 24 B. Pembahasan 25 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 36 B. Saran 36 DAFTAR PUSTAKA 37 LAMPIRAN 38

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Pembagian Data Kumpulan itra SRTM dari GLF (2004) 11 Gambar 2.2 Posisi media dalam sistem pembelajaranl6 16 Gambar 2.3 Fungsi Media dalam pembelajaranl6 16 Gambar 5.1 akupan liputan citra landsat ETM+ yang luas 180x180 km 26 Gambar 5.2 Kelebihan citra Landsat ETM+ dalam menyajikan informasi objek dipermukaan bumi 26 Gambar 5.3 Media pembelajaran yang menunjukkan proses perekaman yang berbeda dan menghasilkan informasi yang berbeda antara citra Landsat ETM+ tahun 2001 dan citra Lansat 8 tahun 2013. 28 Gambar 5.4 Data citra satelit Quickbird yang menyajikan informasi bentuklahan daerah karst dan marin 30 Gambar 5.5 Perubahan lingkungan fisik akibat tenaga endogen bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo 31 Gambar 5.6 Kenampakan geomorfologi bentuklahan vulkanik dengan menggunakan citra Quickbird. 32 Gambar 5.7 ontoh pola aliran yang tampak dari citra Quickbird 33 Gambar 5.8 itra SRTM pada kenampakan 2D 34 Gambar 5.9 itra SRTM pada kenampakan 3D 34 Gambar 5.10 Integrasi itra SRTM dengan itra Landsat yang menghasilkan kenampakan 3D dengan warna ash 35

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Karakteristik Landsat-7 ETM+ 5 Tabel 2.2 Karakterisitk Saluran Landsat ETM+ dan Kegunaan Utamanya 6 Tabel 2.3 Karakteristik itra Satelit Quickbird 7 Tabel 2.4 Karakteristik itra SRTM 10 Tabel 5.1 Kelebihan dan kelemahan data remote sensing sebagai media pembelajaran Geografi Fisik. 23 Tabel 5.2 Karateristik data remote sensing untuk media pada matakuliah geografi fisik 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting di dalam pembelajaran. Brown (1973), mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat Bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Namun demikian media sebagai salah satu alat komunikasi sering tidak berfungsi dengan baik. Tidak maksimalnya sebuah media tidak lepas dari faktor hambatan yang mempengaruhinya. Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, verbalisme, artinya mahasiswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), mahasiswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh mahasiswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya. Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian mahasiswa, mahasiswa melamun, cara mengajar membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru. Keempat, tidak tedadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep. 1

Matakuliah geografi fisik merupakan matakuliah yang ditempuh mahasiswa prodi IPS. Kajian matakuliah ini lebih menekankan pada aspek fisik yang meliputi kajian Geologi, Geomorfologi, Hidrologi, Atmosfer, tanah, dan kaitan fenomena fisik dengan sosial. Semua aspek fisik tersebut selalu dikaitkan dengan aktivitas masyarakat. Untuk memahamkan aspek fisik secara baik maka diperlukan sebuah media pembelajaran. Salah satu media yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran tersebut adalah data remote sensing. Data ini memiliki kelebihan informasi spasial kenampakan permukaan bumi sesuai dengan bentuk aslinya, sehingga memudahkan untuk melakukan kajian terhadap fenomena yang terjadi. Selain itu data remote sensing memiliki cakupan wilayah yang luas data temporal yang tinggi. Kelebihan berikutnya adalah memungkinan untuk dibuat model media permukaan bumi dalam bentuk 213 dan 3D. Kelebihan tersebut perlu pengkajian secara khusus agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam pengembangan media, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan judul analisis pemanfaatan data remote sensing sebagai media pembelajaran pada mats kuliah geografi fisik program studi pendidikan IPS. B. Rumusan Masalah Beradasarkan uraian permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah kemampuan data remote sensing dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada matakuliah Geografi Fisik Program Studi Pendidikan IPS. Secara spesifik data remote sensing dikaji dari materi geografi fisik, keunggulan dan kelemahan serta pemanfaatan dalam medianya.. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen Laboratorium mengkaji data Remote Sensing untuk digunakan sebagai media pembelajaran Geografi Fisik pada Prodi IPS. Data penginderaan jauh yang digunakan sebagai bahan kajian adalah 1). itra Landsat ETM+/8, 2). itra Quickbird, dan itra Radar yaitu 2

BAB II DASAR TEORI A. Remote Sensing (Penginderaan Jauh) Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan menganalisis data yang direkam oleh sensor tanpa berhubungan dengan objek, daerah atau gejala yang dikaji (Lillesand et al., 2004). Pemanfaatan penginderaan jauh telah meliputi berbagai bidang kajian yaitu untuk pemetaan, pertanian, kehutanan, pengelolaan sumberdaya alam, perencanaan kota dan regional serta bidang-bidang ilmu-ilmu kebumian (Lillesand dan Kiefer, 1997). Perkembangan teknologi Penginderaan Jauh dewasa ini cukup pesat dengan dibuktikannya citra penginderaan jauh dengan resolusi spasial yang tinggi. Perkembangan pemanfaatan yang pesat tidak lepas dan keunggulan yang dimiliki citra penginderaan jauh. Menurut Sutanto (1986) ada beberapa alasan yang mendasari pemanfaatan citra penginderaan jauh diantaranya 1. itra menggambarkan obyek daerah dan gejala dari permukaan bumi dengan wujud dan letak obyek yang mirip dengan wujud dan letak di permukaan bumi relatif lengkap, meliputi; daerah leas dan permanen. 2. Jenis citra tertentu dapat menimbulkan gambar tiga dimensi apabila pengamatannya dilakukan secara stereoskopis. 3. Karakteristik obyek yang tak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalan obyek. 4. itra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijangkau secara terestrial. 5. itra merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana. 6. itra sexing dibuat dengan periode Wang yang pendek. B. itra Landsat ETM+ Landsat merupakan satelit sumberdaya bumi tak berawak yang membawa sensor non fotografik. Satelit landsat terbaru yang diluncurkan pada 15 April 1999 adalah landsat 7 yang membawa sensor Enhanced Thematic Mapper Plus 4

(ETM+). Landsat 7 termasuk satelit sinkron matahari, hampir polar, yang mengorbit hampir melewati kutup, memotong arah rotasi bumi yang dapat meliputi hampir seluruh permukaan bumi. Ketinggian orbit landsat 7 adalah 705 km dari permukaan bumi dengan sudut inldinasi 98,2 terhadap ekuator. Dalam setiap orbit diperlukan waktu 99 menit atau dalam satu hari Landsat ETM+ akan mengorbit bumi sebanyak 14,5 kali dengan resolusi temporal 16 hari. itra yang dihasilkan memiliki luas liputan 185 km x 185 km. Secara singkat, karakteristik Landsat ETM+ dapat ditampilkan dalam bentuk Tabel 2.1 d berikut ini. Tabel 2.1 Karakteristik Landsat-7 ETM+ &stem Landsat 7 Orbit 705 km, 98.2, sinkron matahari, melintas jam 10.00 AM, 16 hari sekali Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper) Lebar liputan 185 km (FOV=15 ) Pandangan Kesamping Tidak dapat Resolusi temporal 16 hari Saluran panjang gelombang (Bandl) 0.45-0.52 ttm, (Band 2) 0,52-0,60 tun, (Band 3) 0.63- yang digunakan (p.m) 0.69 urn, (Band 4) 0.76-0.90 tun, (Band 5) 1.55-1.75 urn, (Band 6) 10.4-12.50 tun, (Band 7) 2.08-234 tun, (PAN) 0,5-0,9 pm Resolusi spasial Perolehan data.-, _, _ I' _ A _ Th. (PAN) 15 m, (band1-5,7) 30 m, dan (Band 6) 60 m EarthexIorer.usgv.gov a a a a tense Sensor Enhanced Thematic Mapper yang dibawa satelit Landsat akan diorbitkan mengelilingi bumi memotong rotasinya, yaitu dengan orbit hampir polar yang melewati 9 dari daerah kutup. Sensor ini menghasilkan citra hasil perekaman dengan 8 band yang mempunyai julat panjang gelombang yang berbeda-beda. Hal ini merupakan pengembangan dari generasi Landsat sebelumnya, yaitu sensor Thematic Mapper pada Landsat 5. itra ETM+ yang dihasilkan mempunyai resolusi spasial sebesar 30 m pada band 1 sampai 5 band 5 dan band 7, 60 m pada band 6 dan 15 m pada band 8 yaitu saluran pankromatik. 5

BAB IQ TUJUAN DAN MANFAAT PENELTITAN B. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan yaitu: Mengkaji sejauh mana kemampuan data penginderaan jauh dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada matakuliah Geografi Fisik Program Studi Pendidikan IPS.. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah produk yang berupa peta itra Satelit, buku yang dapat membantu mempermudah dalam proses pembelajaran IPS khususnya matakuliah Geografi Fisik. D. Produk Penelitian Produk dari hasil penelitian ini adalah sebuah media pembelajaran yang berbentuk peta citra Satelit. Produk media ini diambil sesuai dengan tema kajian yaitu Geologi, Geomorfologi, Hidrologi, Atmosfer, dan kaftan fenomena fisik dan sosial. 19

BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk mengkaji kemampuan data penginderaan jauh digunakan sebagai media pembelajaran matakuliah geografi fisik pada Prodi IPS. Subjek dan objek dalam penelitian adalah data Remote Sensing yang meliputi citra Quickbird, Landsat ETM+/8, dan citra SRTM (Suttle Radar Thematic Mapper). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang didasarkan atas dokumen-dokumen Remote Sensing dan dari internet (google earth). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deslcriptif untuk mendiskripsikan hasil analisis dari data Remote Sensing. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dan objek dalam penelitian ini data remote sensing yang terdiri dari citra Quickbird, Landsat ETM+/8, dan citra SRTM (Suttle Radar Thematic Mapper).. Mat dan Bahan Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Bahan 1. itra SRTM resolusi 90 m 2. itra Quickbird Resolusi spasial 0,6 meter 3. itra Landsat ETM+/8 resolusi 30m b. Mat 1. Laptop AMID turion dan printer 2. Software SIG ArcGIS 10 untuk pengolahan data 3. Software Global Mapper v.13 untuk analisis citra SRTM 4. Software ENVI v.4.5 untuk analisis citra dan visualisasi 20

D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Dipilihnya teknik ini tidak lepas dari sifat data Remote Sensing yang merupakan arsip/dokumen dari sebuah instansi maupun lembaga. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dari beberapa situs yang menyajikan data remote sensing secara gratis yaitu http://www.googleearth.com untuk data citra satelit Quickbird, http://www.earthexsploler.corn, untuk data citra Landsat ETM+/8 dan http://www.glf.com, untuk citra SRTM. E. Langkah Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, secara garis besar dilakukan dengan tiga tahapan yaitu: 1) awal, 2) Pelaksanaan, 3) akhir. 1. Tahap Awal a. Mengkaji materi geograf fisik yang dapat diekstrak dari data peginderaan jauh. b. Perumusan kelebihan dan kelemahan jenis citra yang digunakan 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan ini meliputi beberapa kegiatan yaitu: a. Analisis Geometrik data Remote Sensing yaitu citra SRTM, Quickbird, Landsat ETM+ dengan peta dasar RBI b. Interpretasi materi objek dari masing-masing citra satelit c. Analisis Fenomena dan gejala geosfer dari data Remote Sensing d. Visualisasi dan disain Peta itra 3. Tahap Alchir a. etak Produk b. Penyusunan Laporan F. Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif Data remote sensing yang berupa citra satelit landsat ETM+/8, citra Quickbird, dan citra SRTM di eksplorasi sesuai dengan karaktersitiknya. Eksplorasi tersebut menghasilkan bentuk-bentuk media yang dapat dikembangkan dari data remote 21

BAB V BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Paparan Data Hasil analisis pemanfaatan data remote sensing untuk media pembelajaran mata kuliah geografi fisik dapat disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 5.1 Karateristik data remote sensing untuk media pada matakuliah geografi fisik NO itra Satelit Materi Geofisik Karateristik Objek Keterangan 1. Landsat ETM+/8 Geologi -I-H Mudah digunakan, namun perlu keahlian khusus Geomorfologi I -I I i Sangat Mudah untuk digunakan untuk mengenali bentuklahan Meteorologi dan Klimatologi + Mudah digunakan untuk menenali awan, namun dalam skala yang sempit Hidrologi I I I Mudah dilakukan pada objek yang mempunyai pola memanjang 2. Quickbird Geologi + Dta detil susah untuk melakukan generalisasi fisik secara umum Geomorfologi 1111 Sangat mudah untuk mengenal bentuklahan tingkat detil Meteorologi dan - Tidak bisa digunakan Klimatologi Hidrologi Ilil Mudah dilakukan karena menyajikan data yang detil 3. SRTM Geologi ;III Sangat mudah untuk mengenali daerah patahan, lipatan dll. Geomorfologi Sangat mudah untuk mengenali proses geomorfologi dan bentuklahan Meteorologi dan - Tida bisa digunakan Klimatologi Hidrologi + Bisa sebatas morfologi fisik Keterangan: : Tidak bisa digunakan : Bisa tapi sangat rendah akurasianya Bisa akurasi sedang - Bisa Akurasi Tinggi : Bisa akurasi sangat tinggi 23

2. Hasil Analisis Data Dad hasil analisis data Remote Sensing yang dilakukan dengan menggunakan software ENVI, ArcGIS, dan Global Mapper dapat dihasilkan bentuk pemanfaatan data remote sensing dalam berbagai bentuk media. Media yang dihasilkan sangat bervariasi baik dari model 2D hingga 3D. Konteks media yang dapat dieksplorasi/diekstrak dari data remote sensing dalam penelitian ini dikaitan dengan materi yang ada pada matakuliah geografi fisik. Adapun hasil analisis dari data remote sensing dapat dipaparkan sebagai berikut. Dari hasil analisis data remote sensing tersebut jika digunakan sebagai media pembelajaran matakuliah geografi fisik, memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan citra Landsat disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 5.2 Kelebihan dan kelemahan data remote sensing sebagai media pembelajaran Geografi Fisik. No Data Remote Sensing Kelebihan Kelemahan 1. itra Landsat ETM+/8, 1. Memiliki cakupan wilayah yang luas, sehingga memungkinkan untuk melihat fenomena fisik pada daerah yang berbeda. 2. Resolusi spasial sedang yaitu 30 in memungkinkan akan dapat menggambarkan objek dipermukaan bumi yang menggambarkan pola mengelompok maupun memanjang, dan tersebar. 3. Resolusi spectral yang banyak dapat untuk menampilkan fenomena fisik dalam berbagai komposit warna. 4. Resolusi temporal yang 16 hari memungkinkan dapat memperoleh objek informasi objek yang sama pada waktu 16 hari. 5. Tampilan path citra yang menyerupai wujud aslinya yaitu permukaan bumi. 6. itra landsat yang dapat didownload secara gratis saat ini. 2_ itra Quiekbird 1. Resolusi spasial yang tinggi yaitu 0,6 m dapat menyadap informasi objek yang detil. 2. Resolusi temporal yang tinggi 1. Diperlukan keahlian khusus untuk dapat memproses data remote sensing citra landsat, sehingga dihasilkan media yang sesuai tujuan. 2. Harga yang relatif mahal untuk memperolehnya. 1. Diperukan teknik khusus untuk mengolah data tersebut sebelum di 24

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Data remote sensing dalam hal ini citra Landsat ETM+/8, citra Quickbird, dan itra SRTM dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada matakuliah geografi fisik prodi IPS. 2. Karakteristik pemanfaatan media sangat tergantung dari kelebihan masingmasing data remote sensing. 3. Pemanfaatan media dari data remote sensing adalah model permukaan bumi dalam bentuk peta citra satelit 2D maupun 3D. B. Saran 1. Bagi tenaga pendidik baik di tingkat perguruan tinggi, sekolah SMA/MA, SMP/Mts dapat memanfaatkan data penginderaan jauh sebagai media dalam pembelajaran khususnya materi yang terkait dengan ruang permukaan bumi. 2. Agar pemanfaatan data remote sensing sebagai media pembelajaran dapat berfungsi maksimal maka di sarankan tenaga pendidik memiliki ketrampilan dalam mengolah data remote sensing tersebut. 36

DAFTAR PUSTAKA Arronoff. S., 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. anada: WDL Publications, Ottawa. Burrough, P.A., 1988. Principles og Geographic Information System for Land Resources Assessment. New York: Reprinted (Wintoorection) Oxford University Press. riticos,. 1996. Media selection. Plomp, T., & Ely, D. P. (Eds.): International Encyclopedia of Educational Technology, 2na edition. New York: Elsevier Science, Inc. Demers, 1997. Fundamentals og Geographic Information System. New York: John Wiley & Sons, Inc. Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional media and technology for learning 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media pembelajaran: Bahan sajian program pendidikan akta mengajar. HP. UM. Kraak, Jan Menno dan Ormeling, Ferjan. 2007. Kartografi Visualisasi Data Geospasial. Yogyakarta: UGM Press Lillesand, T.M., Kiefer, R.W., and hipman, J.W., 2004. Remote Sensing and Image Interpretation. Fifth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Sutanto, 1987. Penginderaan Jauh Dasar; Jilid I. Yogyakarta: UGM Press. Malczweski, J., 1999. GIS and Multicriteria Decition Analysis. anada: John Wiley & Sons. Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan konseptual Media pembelajaran. Bali: Universitas Pendidikan Ganesa 37

. Nomor: 713 /U N32.14 /LT/ 2014 ra on -o on ro :- r.) z Lc) ro 4-+ (r) la) ct ra L (U U) ra ra 0.. -o on ro as U J L. (LS on.0 E (cs co menyampaikan penghargaan kepada: : Dr. I Nyoman Ruja, MS : 196112311988121002 : Dosen FIS Universitas Negeri Malang l -rcl IP: NI : r0 O _J 4-+ (U >, (a -I-, 4- LA U L ra co L. E LE,- ro 0 >, v, Lfs 0- - -c.._.... ril ft) -- -0 o Li L < 4- IZU ft) D On -on:s n a o j U co on `,1-3- c a 7-' a) ra 4-, >, ra co o --. 4..4 on EV 73 on oz3 ro < On (0 117-1 On -0 al L 0.) - ft (1:5 On 0 al 4-J on = a_ E 2 2 _. =." al o ("O L o (t ap Z = rt) ) to - a 'a) _ct E a- E (1) _1.) al. :75 ill _... if;._. M (1) a) ) = c',1 cu a_ FE on = ro 4-) ro 73 (1:5 L on 7w. ;4W <,., A* 4:4' z 0 O z (0 44 -.JAB WV to (7:73, ra (z) 0 c-n.i n:$ c' 0 // 4-) = r, L) Z ON,/ s_ (U o.0 NI 0