ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BIDANG STUDI INDUSTRI PERKAPALAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

ANALISIS PENGARUH VARIASI UMUR BAMBU SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA PEMBUATAN KAPAL KAYU. Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc.

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN LAMINASI BAMBU ORI DENGAN VARIASI UMUR UNTUK PEMBUATAN KAPAL KAYU Oleh : NUR FATKHUR ROHMAN

Rancang Bangun Peralatan untuk MeMbuat GadinG kapal BerBahan Laminasi BamBu

Analisis Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Bambu Ori Dengan Variasi Umur Untuk Pembuatan Kapal Kayu

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System

Analisis Teknis dan Ekonomis Pemilihan Bilah Laminasi Bambu Berdasarkan Lokasi Potong Sebagai Alternatif Pengganti Kayu Dalam Pembuatan Lambung Kapal

Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu dengan Metode Wooden Ship Planking System

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

Analisis Teknis Pengaruh Suhu Ruang Mesin Kapal Kayu Terhadap Bambu Laminasi Dengan Variasi Lama Pemanasan

ANALISISTEKNISDAN EKONOMIS PEMBUATAN BAMBU LAMINASI IKAN TRADISIONAL

Analisis Teknis dan Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Menggunakan Laminasi Hybrid Antara Bambu Ori dengan Kayu Sonokembang dengan Variasi Arah Serat

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

Analisis Kekuatan Kapal Bambu Laminasi dan Pengaruhnya Terhadap Ukuran Konstruksi dan Biaya Produksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu

5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

GABRIEL FAKRIMAR

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY

BAB IV HASIL DAN ANALISA

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

STUDI KELAYAKAN UKURAN KONSTRUKSI KAPAL KAYU NELAYAN DI PELABUHAN NELAYAN (PN) GRESIK MENGGUNAKAN ATURAN BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (BKI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertulang, mulai dari jembatan, gedung - gedung perkantoran, hotel,

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena

Oleh : Fadhila Sahari Dosen Pembimbing : Budianto, ST. MT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Beton dan bahan dasar butiran halus (cementitious) telah digunakan sejak

METODE PENGUJIAN KUAT LENTUR NORMAL DENGAN DUA TITIK PEMBEBANAN BAB I DESKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

Studi Inovasi Peralatan Steam Wood untuk Membuat Gading Kapal Berbahan Laminasi Bambu

Analisis Teknis dan Ekonomis Penggunaan Komposit Serabut Kelapa dan Serbuk Pohon Kelapa sebagai Isolasi Kotak Pendingin Ikan pada Kapal Ikan

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

Gambar 5.1. Proses perancangan

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISA TEKNIS PENENTUAN SPESIFIKASI KANTUNG UDARA (AIRBAG) SEBAGAI SARANA UNTUK PELUNCURAN TONGKANG

PENGARUH SUSUNAN BAMBU TERHADAP KEKUATAN KOMPOSIT BETON

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kekuatan Bending Material Komposit Laminasi Kayu Kamper dengan Bambu Betung untuk Kontruksi Kapal Kayu

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU YANG TERKANG PADA JALUR TEKANNYA

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

PENGGUNAAN SEKAM PADI DENGAN ANYAMAN BAMBU SEBAGAI PAPAN SEMEN DEKORATIF

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

Kayu mempunyai kuat tarik dan tekan relatif tinggi dan berat yang relatif

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

Transkripsi:

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN Disusun oleh : Yohanes Edo Wicaksono (4108.100.048) Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, M.Sc Sri Rejeki Wahyu Pribadi, S.T, M.T. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

LATAR BELAKANG Kayu merupakan bahan utama pembuatan kapal perikanan di Indonesia. Produksi kayu semakin menurun. Kayu semakin langkah hdan mahal. Diperlukan material alternatif pengganti kayu. Di indonesia terdapat 153 jenis bambu dan beberapa jenis bisa dimanfaatkan sebagai material alternatif.

PERUMUSAN MASALAH Jenis bambumanakahb yang paling bagus untuk menggantikan kayu jati sebagai material pembuatan kapal ikan? Apakah struktur bambu laminasi ini dapat memenuhi beban yang diterima pada bagian lambung kapal ikan 30 GT? Berapa dimensi konstruksi lambung kapal berbahan bambu laminasi untuk kapal ikan 30 GT? Bagaimana analisa ekonomis produksi kapal ikan menggunakan bambu laminasi pada bagian lambung kapal ikan 30 GT?

BATASAN MASALAH Material yang digunakan untuk membuat spesimen adalah bambu betung, bambu ori dan bambu jawa. Bahan perekat yang digunakan adalah lem jenis epoxy marine use. Obyek yang diteliti adalah kapal ikan 30 GT. Analisa teknis dilakukan berdasarkan pengujian kuat tarik dan kuat tekan bambu laminasi. Standar pengujian yang digunakan adalah pengujian tekan dan tarik berdasarkan standar SNI 03-3973-1995 dan SNI 03-3399-1994. Analisa ekonomis hanya dilakukan perhitungan biaya Analisa ekonomis, hanya dilakukan perhitungan biaya produksi laminasi bambu tanpa menghitung overhead cost.

TUJUAN Menentukan jenis bambu yang paling baik untuk dijadikan material alternatif pengganti kayu sebagai bahan pembuatan kapal. Mendapatkan nilai kuat tarik dan tekan dari bambu laminasi untuk setiap beban pada lambug kapal ikan 30 GT. Menentukan dimensi konstruksi lambung kapal berbahan bambu laminasi untuk kapal ikan 30 GT. Mendapatkan total biaya produksi kapal ikan menggunakan bambu laminasi pada bagian lambung kapal ikan 30 GT.

MANFAAT Memberikan acuan dalam pemilihan jenis bambu yang ideal sebagai bahan material laminasi untuk pembuatan kapal ikan. Memberikan gambaran dan masukan dalam pembuatan kapala ikan berbahan bambu laminasi. i

HIPOTESA Bambu betung merupakan jenis bambu yang paling bagus untuk dijadikan material alternatif pembuatan kapal ikan.

FLOW CHART PENGERJAAN

FLOW CHART PENGERJAAN

PERSIAPAN BAHAN

PROSES PEMBUATAN MATERIAL 1 2 3 4 5 6 7

PENENTUAN SUSUNAN LAYER LAMINASI Variasi 1 (100 % Betung) Variasi 2 (100% Ori) Variasi 3 (100% Jawa)

PENENTUAN SUSUNAN LAYER LAMINASI Variasi i 4 (40 % Ori, 40 % Jawa, 20 % Betung) Variasi 5 (40%Betung,40%Ori,20%Jawa) Variasi 6 (40 % Jawa, 40 % Betung, 20 % Ori)

STANDAR SPESIMEN UJI Spesimen Uji Tarik Standar SNI 03 3399 1994 Dimensi 25 x 25 x 460 mm Spesimen Uji Tekan Standar SK SNI M 27 1991 03 Dimensi 50x50x200 mm

SPESIMEN PENGUJIAN TARIK DAN TEKAN 18 spesimen uji tarik 18 spesimen uji tekan

GRAFIK HASIL PENGUJIAN TARIK Contoh grafik hasil uji tarik dengan beban maksimum : E1 = 15,5 KN, E2 = 12,8 KN, E3 = 15,6 KN

GRAFIK PENGUJIAN TEKAN Contoh grafik hasil uji tekan dengan beban maksimum : A1 = 136 KN, A2 = 157 KN, A3 = 157 KN

ANALISA TEKNIS HASIL PENGUJIAN TARIK DAN TEKAN Data Hasil Pengujian Tarik Jenis Bambu P Maks (KN) A σ maks (N/mm 2 ) σ Rata-Rata σ Rata-Rata 1 2 3 mm 2 1 2 3 N/mm 2 Kg/cm 2 Variasi 1 13000 13300 13100 175 74.29 76 74.86 75.05 765.01 Variasi 2 15500 12800 15600 175 88.57 73.14 89.14 83.62 852.39 Variasi 3 10700 11800 9600 175 61.14 67.43 54.86 61.14 623.27 Variasi 4 14000 13800 13900 175 80.00 78.86 79.43 79.43 809.67 Variasi 5 16300 14300 17600 175 93.14 81.71 100.57 91.81 935.88 Variasi 6 11000 11200 10750 175 62.86 64.00 61.43 62.76 639.77 Data Hasil Pengujian Tekan Jenis Bambu P Maks (N) A σ maks (N/mm 2 ) σ Rata-Rata σ Rata-Rata 1 2 3 mm 2 1 2 3 N/mm 2 Kg/cm 2 Variasi 1 148000 143000 142000 2500 59.2 57.2 56.8 57.77 588.5252 Variasi 2 136000 157000 157000 2500 54.4 62.8 62.8 60.0 611.62 Variasi 3 109500 118000 117000 2500 43.8 47.2 46.8 45.9 468.23 Variasi 4 129000 130000 132000 2500 51.6 52 52.8 52.1 531.43 Variasi 5 128000 132000 130000 2500 51.2 52.8 52 52.0 530.0707 Variasi 6 123000 121000 119000 2500 49.2 48.4 47.6 48.4 493.37

ANALISA TEKNIS HASIL PENGUJIAN TARIK DAN TEKAN

ANALISA TEKNIS HASIL PENGUJIAN TARIK DAN TEKAN

PERBANDINGAN BAMBU LAMINASI DENGAN KAYU JATI Setelah didapat nilai i tegangan g material alternatif tif maka selanjutnya hasil terebut dibandingkan dengan kekuatan dari material pembanding yaitu kayu jati dengan ketentuan : σ tarik bambu laminasi > σ tarik kayu jati = material laminasi diterima Hasil : σ tarik bambu laminasi 1,2,3,4,5,6 > σ tarik kayu jati (69.92 N/mm 2 ) σ tekan bambu laminasi 1 dan 2 > σ tekan kayu jati (53.95 N/mm 2 )

PENGKELASAN BAMBU LAMINASI Kelas Kuat Kayu Berdasarkan Kuat Lentur dan Tekan Kelas Kuat Berat Jenis Kering Udara Kukuh Lentur Mutlak Kukuh Tekanan Mutak Kg / cm 2 I > 09 0,9 > 1100 > 650 II 0,6 0,9 725-1100 425 650 III 0,4 0,6 500 725 300 425 IV 0,3 0,4 360-500 215 300 V <03 0,3 < 360 < 215 Bambu Laminas i Kelat Kuat Bambu Laminasi Kukuh Lentur Mutlak Kukuh Tekanan Mutlak Kelas Kuat Kg / cm 2 Uji Tarik Uji Tekan Variasi 1 765.01 588.52 Kelas II Kelas II Variasi 2 852.39 611.62 Kelas II Kelas II Variasi 3 623.27 468.23 Kelas III Kelas II Variasi 4 809.67 531.43 Kelas II Kelas II Variasi 5 935.88 530.07 Kelas II Kelas II Variasi 6 639.77 493.37 Kelas III Kelas II

PERHITUNGAN DIMENSI LAMBUNG KAPAL Variasi 1 Perhitungan Lambung Kapal 30GT No Panjang (m) Tebal (m) Luas (m 2 ) Luas (mm 2 ) 1 3.99 0.04 0.1596 159600 Kuat Tarik Kayu Jati Fc= 69.62N/mm62N/mm 2 A= 159600mm 2 Beban maximum Longitudinal Deck N/mm 2 mm 2 Pmax= 11111352.00N Kuat Tarik Laminasi Bambu Betung Variasi 1 Fc= 75.05N/mm 2 A= 148057.36mm 2 Ukuran Lambung Kapal Variasi 1 No Luas (m 2 ) Panjang (m) Tebal (m) 1 0.148057355 399 3.99 0.037037 Prosentase Pengurangan Ketebalan Lambung kapal Tebal Lambung Awal = 0.04 Tebal Lambung Akhir = 0.04 7.23%

PERHITUNGAN DIMENSI LAMBUNG KAPAL Ukuran Tebal Lambung Kapal Berdasarkan Nilai Kuat Tarik No Bahan Panjang (m) Tebal (m) Luas (m 2 ) Prosentase 1 Jati 3.99 0.04 0.159-2 Variasi 1 399 3.99 0.037037 0.148 7.23% 3 Variasi 2 3.99 0.033 0.133 16.38% 4 Variasi 4 3.99 0.035 0.139 12.35% 5 Variasi 5 399 3.99 0.030030 0.121 23.84% Ukuran Tebal Lambung Kapal Berdasarkan Nilai Kuat Tekan No Bahan Panjang (m) Tebal (m) Luas (m 2 ) Prosentase 1 Jati 3.99 0.04 0.199-2 Variasi 1 399 3.99 0.037037 0.186 6.55% 3 Variasi 2 3.99 0.036 0.179 10.08% 4 Variasi 4 3.99 0.047 0.206 3.48% 5 Variasi 5 399 3.99 0.042042 0.207 3.75%

ANALISA EKONOMIS BAMBU LAMINASI Harga Bambu Betung Per Kubik Harga bambu 1 pohon (12 m) Rp 40.000,00 Harga bambu 1 meter Rp 3.333,33 Harga bambu 1 bilah Rp 416,67 Volume bilah bambu 1 m 3 0.0001500015 m 3 Jumlah bilah 1m 3 6666,66 bilah Harga bambu per m3 Rp 2.777.500,00 Harga bambu per layer Rp 13.887,5 Harga Bambu Jawa Per Kubik Harga bambu 1 pohon (12 m) Rp 20.000,00 Harga bambu 1 meter Rp 1.666,66 Harga bambu 1 bilah Rp 416,66 Volume bilah bambu 1 m 3 0.00015 m 3 Jumlah bilah 1m 3 6666,66 bilah Harga bambu per m3 Rp 2.777.500,00 Harga bambu per layer Rp 13.887,5 Harga Bambu Ori Per Kubik Harga bambu 1 pohon (12 m) Rp 35.000,00 Harga bambu 1 meter Rp 2.916,66 Harga bambu 1 bilah Rp 364,58 Volume bilah bambu 1 m 3 0.00015 m 3 Jumlah hbilah h1m 6666,66 bilah Harga bambu per m3 Rp 2.430.313,00 Harga bambu per layer Rp 12.151,6

ANALISA EKONOMIS BAMBU LAMINASI Jenis Bambu Perbandingan Lapisan Lapisan Layer 1 m 3 Betung Ori Jawa Betung Ori Jawa Bambu O-J-B-J-O 1 2 2 40 80 80 Bambu B-O-J-O-B 2 2 1 80 80 40 Bambu J-B-O-B-J 2 1 2 80 40 80 Jenis Bambu Harga per Layer Betung Ori Jawa Total Bambu O-J-B-J-O Rp 555.500,00 Rp 972.125,00 Rp 1.111.000,00 Rp 2.638.625,00 Bambu B-O-J-O-B Rp 1.111.000,00 Rp 972.125,00 Rp 555.500,00 Rp 2.638.625,00 Bambu J-B-O-B-J Rp 1.111.000,00 Rp 486.062,5 Rp 1.111.000,00 Rp 2.708.062,5

Perhitungan Harga Lem Harga 1 kg epoxy Rp 125.000,00 Luas permukaan epoxy 58.064 cm 2 Luas permukaan laminasi Permukaan atas 100 x 100 10.000 cm 2 Permukaan sisi 0.5 x 100 50 cm 2 Perhitungan Waktu Pengerjaan Jumlah batang yang dibutuhkan 50 x 34 1700 cm 2 Luas permukaan atas dan bawah 11.700 cm 2 Luasan total bambu laminasi 200 x 11700 2.340.000 cm 2 Kebutuhan epoxy 1 m 3 bambu 40,3 cm 3 2.340.000/58.064 Total biaya 40,3 x Rp 125.00,00 Rp 5.037.544,778 (6666/8)/6 138,9 batang 138,9 batang dibelah menjadi 666,6 lonjor 666,6 x 0.5 menit 333,3 menit 666,6 lonjor dipecah menjadi 6666 bilah 666,6 x 1 menit 666,6 menit 6666 bilah diratakan dengan mesin multistripsaw 6666 x 0.5 menit 3333 menit 6666 bilah diplanar dengan mesin planar 6666 x 0.5 menit 3333 menit Waktu pengeleman dan pengepresan 240 menit Total waktu 7905,9 menit 131,8 jam Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja per hari Rp 75.000,00 Jam kerja efektif 8 jam Biaya jam orang Rp 75.000,00/8 jam Rp 9.375,00 Biaya tenaga kerja per hari 131,8 jam x Rp 9.375,00 Rp 1.235296,88

Biaya Total Laminasi 1 m 3 Laminasi Variasi 1 Rp 2.777.500,00 + Rp 5.037.544,778 Rp 7.815.044,77 Variasi 2 Rp 2.430.313,00 + Rp 5.037.544,778 Rp 7.467.857,27 Variasi 3 Rp 2.777.500,00 + Rp 5.037.544,778 Rp 7.815.044,77 Variasi 4 Rp 2.638.625,00 + Rp 5.037.544,778 Rp 7.676.169,77 Variasi 5 Rp 2.638.625,00 + Rp 5.037.544,778 Rp 7.676.169,77 Variasi 6 Rp 2.708.062,4 + Rp 5.037.544,778 Rp 7.745.607,27 No Item Luas (m 2 ) Jumlah Volume Tebal (m) Item (m 3 ) IDR Harga Material Lambun 1 g 123.263 1 0.04 4.93052 24,000,000 118332480

PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI No Material Item Luas (m 2 ) Volume (m 3 ) IDR Harga Material Biaya Tenaga Kerja Per m 3 Biaya Tenaga Kerja Total Biaya Produksi 1 Variasi 1 Lambung 123.26 4.930 Rp 7.815.045 Rp 38.532.234,58 Rp 1.235.296 Rp 60.90.655 Rp 44.622.890 2 Variasi 2 Lambung 123.26 4.930 Ro 7.467.857 Rp 36.820.419,67 Rp 1.235.296 Rp 60.90.655 Rp 42.911.075 3 Variasi 3 Lambung 123.26 4.930 Rp 7.815.045 Rp 38.532.234,58 Rp 1.235.296 Rp 60.90.655 Rp 44.622.890 4 Variasi 4 Lambung 123.26 4.930 Rp 7.676.170 Rp 37.847.508,61 Rp 1.235.296 Rp 60.90.655 Rp 43.938.164 5 Variasi 5 Lambung 123.26 4.930 Rp 7.676.170 Rp 37.847.508,61 Rp 1.235.296 Rp 60.90.655 Rp 43.938.164 6 Variasi 6 Lambung 123.26 4.930 Rp 7.745.607 Rp 38.189.971,6 Rp 1.235.296 Rp 60.90.655 Rp 44.280.527

KESIMPULAN Secara teknis, ditinjau dari hasil pengujian kuat tarik dan kuat tekan bambu laminasi variasi 1 (bambu B-B-B-B-B) dan variasi 2 (bambu O- O-O-O-O) dapat melebihi nilai kuat tarik dan tekan dari kayu jati. Untuk variasi 1 memiliki nilai kuat tarik 75.05 N/mm 2 dan kuat tekan 57.73 N/mm 2, variasi 2 memiliki nilai kuat tarik 83.62 N/mm 2 dan kuat tekan 62.8 N/mm 2. Dari sisi regangan akibat pembebanan, material bambu laminasi betung memiliki nilai regangan yang lebih besar dari material bambu laminasi ori, bambu jawa dan bambu campuran. Nilai regangan bambu betung 62.5 dan 3.33 mm. Hal ini menunjukan bambu betung memiliki nilai elastisitas yang baik ketika diberi tegangan tarik maupun tekan dan sangat cocok bila dijadikan material alternatif untuk pembangunan kapal ikan.

KESIMPULAN Nilai tebal kulit lambung kapal berbahan bambu laminasi yang didapat dari analisa perhitungan kuat tarik, variasi 1 memiliki tebal kulit 0.046 m dengan nilai prosentase pengurangan ketebalan kulit sebesar 7.23 % dan variasi 2 memiliki tebal 0.042dengan nilai prosentase pengurangan ketebalan kulit sebesar 16.38 %. Dari analisa pengujian kuat tekan, variasi 1 memiliki tebal kulit 0.047 m dengan nilai prosentase pengurangan ketebalan kulit sebesar 6.55 % dan variasi 2 memiliki tebal 0.045 dengan nilai prosentase pengurangan ketebalan kulit sebesar 10.0808 %. Secara ekonomis, total biaya produksi pembuatan lambung kapal ikan 30 GT berbahan bambu laminasi jauh lebih murah dibandingkan dengan kayu jati, bambu laminasi variasi 1 memiliki biaya produksi sebesar Rp 44.622.890,52, variasi 2 memiliki biaya produksi sebesar Rp 42.911.075,61, variasi 3 memiliki biaya produksi sebesar Rp 44.622.890.53, variasi 4 memiliki biaya produksi Rp 43.938.164,56, variasi 5 memiliki biaya produksi sebesar Rp 43.938.164,56, dan variasi 6 memiliki biaya produksi sebesar Rp 44.280.527,54.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Bambu memiliki kuat tarik yang lebih baik daripada baja tulangan beton. Pada gambar di bawah ditunjukkan bahwa kekuatan tarik bambu ori hampir mencapai 5000 kg/cm 2 atau dua kali lipat dibandingkan dengan kekuatan tarik baja tulangan beton yang hanya 2400 kg/cm 2. Sedangkan jenis bambu lainnya yaitu bambu betung mempunyai kekuatan tarik antara 3000 3500 kg/cm 2,dimana kekuatan tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan kekuatan beton tulangan baja. (Sumber Morisco)

Batang komposit (sandwich) kayu dengan teknik laminasi

Strength (kekuatan) merupakan kemampuan dari suatu material untuk menahan beban tanpa mengalami kepatahan Toughness merupakan sifat benda yang tidak akan patah atau retak ketika mengalami hentakan secara tiba tiba. Ketahanan (toughness) dari sebuah material berada di bawah kurva tegangan dan regangan. Perbedaan antara Ketahanan dan Kekuatan Material yang kuat belum tentu tahan untuk direntangkan. Sedangkan substansi dari perengangan adalah kekutan, tetapi tidak mengalami deformasi yang besar.

KONDISI SAGGING Kondisi i dimana kapal ditumpu pada kd kedua ujung Kapal menerima gaya tekan pada geladak utama (main deck) Gaya tarik bekerja pada bagian lunas (keel)

KONDISI HOGGING Kondisi i dimana kapal ditumpu pada bagian tengah kapal Gaya tarik terjadi di geladak utama (main deck) Gaya tekan luna (keel)

PEMAKAIN KAYU UNTUK KONSTRUKSI KAPAL Kelas Kuat Pemakaian I II Semua Bagian Kapal Lunas, gading, linggi, kulit, balok geladak, papan geladak, galar III Konstruksi diatas garis air, dinding rumah geladak, papan geladak, konstruksi bagian dalam, tiang layar IV V Konstruksi diatas garis air, papan-papan Konstruksi diatas garis air