BAB I PENDAHULUAN. kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Tesis ini membahas tentang pelanggaran maksim-maksim prinsip

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN TERMINAL SEKITAR WILAYAH BOJONEGORO DENGAN PRINSIP KESANTUNAN LEECH

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pikiran maupun suatu informasi. Bahasa sebagai media penyampai

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB V PENUTUP. Penelitian ini mendeskripsikan keberadaan unsur-unsur penghinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

III. METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan dipaparkan rancangan penelitian, sumber data

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (Kajian Pragmatik)

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

MAKIAN DALAM KOMENTAR VIDEO KLIP SMASH DI YOUTUBE (KAJIAN PRAGMATIK)

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi

BAB I PENDAHULUAN. terdengar tuturan-tuturan yang diucapkan ketika penutur dan lawan tutur

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang terbaik untuk meneliti suatu hal ialah metode yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi.

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Ketika manusia berbicara,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi dengan yang lain, manusia memiliki emosi yang dapat diekspresikan melalui banyak hal. Salah satu contoh emosi tersebut ialah perasaan kebencian. Benci (a) ialah sangat tidak suka dan kebencian (n) ialah sifat-sifat benci (Sugiono, 2014:168). Kebencian dapat diekspresikan melalui ungkapan, baik secara lisan maupun tulisan. Ungkapan dapat diartikan sebagai kelompok kata yang menyatakan makna khusus, makna unsur-unsurnya seringkali kabur (Sugiono, 2014:1529). Makna khusus tersebut tentu dipengaruhi oleh situasi ketika ungkapan tersebut dikemukakan. Ungkapan kebencian merupakan suatu ungkapan untuk mengungkapkan perasaan benci. Ungkapan kebencian tersebut berada dalam lingkup pragmatik, yaitu ilmu yang meneliti makna dengan konteksnya. Ungkapan kebencian sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya ialah ungkapan kebencian yang muncul sebagai tanggapan terhadap suatu informasi berita yang dimuat di media Line. Line merupakan suatu aplikasi komunikasi berbasis internet yang dapat diakses melalui telepon genggam, tablet, dan komputer. Salah satu fitur pengembangan aplikasi ini ialah Line Today. Fitur tersebut memuat berita-berita aktual dan memungkinkan pengguna aplikasi Line untuk memberikan timbal balik melalui kolom komentar di bawah berita yang diterbitkan. Kolom komentar Line dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu populer, 1

2 kontroversial, dan terbaru. Struktur komentar dengan prioritas komentar tersebut merupakan salah satu keunikan komentar berita Line. Komentar-komentar tajam, pedas, kurang sopan, arogan, dan seringkali kasar banyak bermunculan. Komentar tersebut tidak disampaikan secara langsung atau bertatap muka dan informasi pemilik akun Line tidak selengkap informasi yang ada pada media sosial lainnya, sehingga penulis komentar tidak ragu dalam meluapkan emosinya dengan bebas. Ungkapan kebencian yang ada dalam komentar-komentar pada berita Line dapat dikategorikan berdasarkan jenis-jenis tindak tuturnya. Pengategorian ini penting dilakukan mengingat rangkaian kata-kata kebencian yang berada dalam ranah pragmatik tersebut tidak selalu bermakna seperti yang tertuliskan. Kata-kata yang dipandang negatif dapat bermakna positif dan kata-kata yang dipandang positif dapat bermakna negatif. Kata-kata yang terlihat indah dapat bermakna kebencian dengan adanya konteks tertentu. Hal yang menjadi pusat perhatian pragmatik ialah maksud penutur di balik tuturan yang diungkapkan karena maksud tuturan tidak selamanya dinyatakan secara eksplisit, seringkali maksud tersebut hanya diimplikasikan saja (Wijana, 1996:68). Penyampaian tanggapan yang merupakan ungkapan kebencian tersebut disampaikan tentu dengan maksud tertentu. Ekspresi kebencian dalam penulisan komentar dapat dituliskan oleh pengguna akun Line dengan menghina, mengancam, melarang, dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini membahas bentuk kebahasaan, jenis-jenis tindak tutur, dan fungsi ekspresi tuturan ungkapan kebencian yang muncul pada komentar berita Line.

3 1.2 Ruang Lingkup Penelitian mengenai ungkapan kebencian ini berada pada ruang lingkup pragmatik. Pragmatik merupakan subdisiplin ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, penggunaan satuan bahasa dalam komunikasi (Wijana, 2009:4). Pragmatik ialah kajian mengenai kondisi-kondisi umum bagi penggunaan bahasa secara komunikatif (Leech, 1993:15). Penelitian dalam lingkup pragmatik ini merupakan penelitian mengenai ungkapan kebencian dengan teori tindak tutur, prinsip kerjasama, prinsip kesopanan, dan maksim-maksimnya. Data dalam penelitian ini diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan dianalisis untuk menemukan bentuk kebahasaannya, jenis tindak tuturnya, dan maksud ungkapan kebencian pada penulisan komentar berita Line. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, beberapa hal yang menjadi rumusan masalah penelitian ini ialah sebagai berikut. a. Apa bentuk kebahasaan yang ditemukan dalam penulisan komentar berita Line? b. Apa sajakah jenis tindak tutur yang muncul pada ungkapan kebencian dalam penulisan komentar berita Line? c. Bagaimanakah ungkapan kebencian diekspresikan dalam penulisan komentar berita Line?

4 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai berikut, a. mendeskripsikan bentuk kebahasaan dalam penulisan komentar berita Line, b. mengklasifikasikan jenis tindak tutur yang terdapat pada ungkapan kebencian dalam penulisan komentar berita Line, dan c. menjelaskan cara ungkapan kebencian diekspresikan dalam penulisan komentar berita Line. 1.5 Landasan Teori Benci ialah sangat tidak suka dan kebencian ialah sifat-sifat benci (Sugiono, 2014:168). Dari pengertian tersebut kata benci berada pada tingkat tertinggi dari tingkatan perasaan tidak suka, melebihi perasaan agak tidak suka dan tidak suka. Perasaan sangat tidak suka terebut dapat diekspresikan secara fisik dan nonfisik. Dalam kaitannya dengan bahasa, perasaan benci tersebut dapat diekspresikan dengan lisan maupun tulisan. Perkara-perkara yang diekspresikan tersebut dapat disebut sebagai ungkapan. Ungkapan merupakan kelompok kata yang menyatakan makna khusus, makna unsur-unsurnya seringkali kabur (Sugiono, 2014:1529). Ungkapan kebencian merupakan ungkapan ketidaksetujuan. Secara garis besar, ungkapan kebencian merupakan media untuk mewadahi perasaan kebencian. Ungkapan kebencian merupakan bagian dari tindak tutur yang dikaji oleh ilmu pragmatik, salah satunya kajian makna. Pragmatik mengkaji makna secara

5 eksternal yaitu makna yang terikat dengan konteks. Konteks merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan ambiguitas bahasa, seperti dalam pernyataan Mey (2004:39), Context is a dynamic, not a static concept: it is to be understood as the continually changing surroundings, in the widest sense, that enable the participants in the communication process to interact, and in which the linguistic expressions of their interaction become intelligible. Pemahaman konteks sangat diperlukan dalam analisis pragmatik. Leech (1993: 20) mengartikan konteks sebagai suatu pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan petutur dan yang membantu petutur menafsirkan makna tuturan. Bertolak dari pemahaman konteks inilah satuan-satuan bahasa dalam suatu tuturan dapat dijelaskan. Konteks ialah segala aspek yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Konteks dapat mengacu pada tuturan sebelum dan tuturan sesudah, mengacu kepada keadaan sekitar yang berkaitan dengan kebiasaan partisipan, adat istiadat, dan budaya masyarakat. Konteks pun dapat mengacu pada kondisi fisik, mental, serta pengetahuan yang ada di benak penutur maupun petutur. Unsur waktu dan tempat juga terkait erat dengan hal-hal tersebut. Menurut Leech (1993:19) pragmatik adalah studi makna dalam kaitannya dengan situasi ujaran. Situasi ujaran meliputi unsur-unsur: (1) penutur (n) dan petutur (t); (2) konteks; (3) tujuan; (4) tindak tutur atau tindak verbal; (5) tuturan (T) sebagai produk tindak verbal; (6) waktu; dan (7) tempat. Tindak tutur (speech act) merupakan komponen utama analisis pragmatik. Berikut adalah pengelompokan tindak tutur dalam Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis (2009) karya Wijana.

6 Tindak tutur diklasifikasikan menjadi dua bagian pengelompokan. Pertama ialah pengelompokan berdasarkan modus dan fungsinya. Pengklasifikasian yang dihasilkan ialah tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung terjadi apabila fungsinya sesuai dengan modusnya sedangkan tindak tutur tidak langsung apabila fungsi tuturan tidak sesuai dengan modus kalimat. Berikutnya ialah pengelompokan tindak tutur literal dan tidak literal. Tindak tutur literal ialah tindak tutur yang maksudnya sama dengan kata-kata penyusunnya, sedangkan tindak tutut tidak literal ialah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan kata-kata penyusunnya. Kedua pengelompokan tersebut dapat dikombinasikan sehingga hadir tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Dalam kajian pragmatik dikenal prinsip kerja sama dengan tujuan memperlancar proses komunikasi antara pembicara dan lawan bicara. Grice membagi prinsip kerja sama menjadi empat maksim (Wijana, 2009:42). Maksim pertama adalah maksim kuantitas, maksim ini menghendaki peserta pertuturan untuk memberikan kontribusi secukupnya. Maksim kualitas ialah maksim yang menghendaki peserta tutur memberikan kontribusi mengenai kebenaran, didasarkan pada bukti-bukti yang memadai. Maksim relevansi mengharuskan peserta percakapan memberi kontribusi yang relevan terhadap masalah pembicaraan. Maksim terakhir ialah maksim pelaksanaan yang mengharuskan peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, runtut, dan tidak berlebih-lebihan. Dengan

7 keempat maksim tersebut prinsip kerja sama dengan tujuan berbahasa sebagai bagian dari tindakan sosial dapat tercapai. Prinsip lain pada ilmu pragmatik ialah prinsip kesopanan. Prinsip kesopanan ini terdiri atas beberapa maksim, yakni maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Prinsip ini berhubungan dengan dua peserta percakapan, diri sendiri (penutur) dan orang lain (lawan tutur atau orang ketiga). Maksim kebijaksanaan dan maksim kemurahan merupakan maksim yang berpusat pada orang lain dan maksim penerimaan serta maksim kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Keempat maksim tersebut berhubungan dengan keuntungan atau kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Dua maksim lainnya, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian berkaitan dengan penilaian baik atau buruk penutur terhadap diri sendiri atau orang lain. 1.6 Tinjauan Pustaka Lestari (2016) membahas ungkapan kebencian pada tesisnya yang berjudul Ungkapan Kebencian yang Muncul pada Fenomena Islamphobia di United Kingdom. Penelitian ini banyak menampilkan contoh-contoh ungkapan kebencian yang diambil dari media koran elektronik yang memuat berita islamphobia di United Kingdom. Data dianalisis dengan tinjauan ilmu pragmatik dengan teori ketidaksantunan Jonathan Culpaper dan teori tindak tutur Austin. Penelitian tersebut

8 membahas strategi ketidaksantunan dalam ungkapan kebencian dan jenis tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam ungkapan kebencian terkait objek penelitian. Kajian mengenai emosi yang tersirat dalam ungkapan sudah banyak dilakukan. Anggraeni (2014) dalam tesisnya yang berjudul Ungkapan Kemarahan Orang Amerika menganalisis bentuk-bentuk ungkapan kemarahan dan variasi ekspresi dalam ungkapan orang Amerika. Penelitian sosiopragmatik tersebut merupakan penelitian studi kasus dengan mengambil kasus dari dua film yang berjudul A Raisin in The Sun dan The Help. Menurut hasil penelitian Anggraeni, bentuk ungkapan kemarahan dalam berkomunikasi diwujudkan dengan empat modus kalimat, kalimat imperatif, ekslamatif, deklaratif, dan interogatif. Dalam ranah sosiolinguistiknya, ungkapan kemarahan diruntut berdasarkan faktor sosial yang mempengaruhinya. Penelitian mengenai ungkapan kemarahan juga diteliti oleh Harawati (2013) dengan judul Ungkapan Kemarahan Laki-Laki dan Perempuan dalam Bahasa Indonesia Kajian: Sosiopragmatik. Dalam penelitian skripsinya tersebut, Harawati mengklasifikasikan bentuk tuturan dan referen ungkapan kemarahan penutur laki-laki dan penutur perempuan, serta alasan munculnya tuturan tersebut. Penelitian tersebut juga membahas analisis mengenai peristiwa tutur kemarahan laki-laki dan perempuan. Tulisan Wijana (2008) dalam artikel berjudul "Kata-Kata Kasar dalam Bahasa Jawa mendeskripsikan seluk beluk pemakaian kata-kata kasar dalam bahasa Jawa dalam hubungannya dengan perihal apa saja yang memiliki dan aktivitas-aktivitas apa yang dapat dikenai kata kasar. Deskripsi tersebut mengungkapkan berbagai macam tindakan yang tidak diinginkan atau tidak dihormati di dalam kehidupan orang Jawa

9 sebagai salah satu aspek budaya yang harus diketahui oleh semua orang jika ingin berinteraksi secara harmonis dengan masyarakat Jawa. Setiawan (2011) dalam skripsinya berjudul Realisasi Ketidaksantunan Berbahasa di Lingkungan Terminal Kartasura membahas mengenai kata-kata kasar (sarkasme) yang ada di lingkungan terminal bus Kartasura. Sumber data penelitiannya ialah tuturan para calo, pedagang asongan, sopir, dan kondektur yang mengandung ketidaksantunan. Data tersebut digunakan untuk menemukan realisasi ketidaksantunan di lingkungan terminal, wujud bahasa tak santun tersebut, dan penyimpangan prinsip kesopanan Leech. Hasil penelitian ini menunjukkan pelanggaran yang paling dominan terjadi pada prinsip kesopanan ialah pelanggaran yang ada dalam maksim kebijaksanaan. Penelitian-penelitian mengenai ungkapan emosi sebelumnya juga berada dalam ranah pragmatik atau sosiopragmatik. Meskipun berada dalam ranah yang sama, permasalahan serta teori sebagai pengaplikasian penyelesaian masalah yang digunakan berbeda-beda. Objek kajian yang diteliti pada analisis ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu komentar berita pada media komunikasi Line dengan karakteristik pengguna yang berbeda dengan penelitian-penelitian yang pernah diteliti sebelumnya.

10 1.7 Manfaat Penelitian Penelitian mengenai ungkapan kebencian ini membawa manfaat teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, diharapkan penelitian ini dapat memberi pemahaman ungkapan kebencian dari pengaplikasian ilmu pragmatik berupa teori prinsip kerjasama, teori prinsip kesopanan, dan teori tindak tutur. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran ungkapan kebencian dan klasifikasinya sehingga penggunaannya dapat digunakan dengan tepat sesuai dengan situasinya. 1.8 Metode Penelitian Penanganan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian analisis data (Sudaryanto, 1993:5). Tahap penyediaan data merupakan tahap pengumpulan data. Data yang diambil merupakan komentar dari berita Line yang diambil dari tanggal 1 Juli 2017 hingga 12 Juli 2017. Pertimbangan waktu tersebut cukup memadai untuk mendapatkan data sebagai bahan penelitian. Data berupa komentar tersebut merupakan sumber tertulis yaitu tulisan tanggapan pemilik akun Line terhadap berita yang diterbitkan oleh media Line. Data komentar Line diambil dari lima berita, yakni: (1) Mengerikan, Anak 15 Tahun Menjadi Korban Motor Hadiah; (2) PNS Bolos Usai Libur Lebaran, Ini Sanksinya; (3) Muzdalifah Mantap Gugat Cerai Suami Barunya; (4) Kapolresta Bekasi Kota Sebut Laporan Terhadap Kaesang Tetap Diproses; dan (5) Istri Jenderal Polisi: Saya Sangat Menyesal dan Minta Maaf. Pemilihan kelima

11 berita tersebut didasarkan oleh banyaknya respon (komentar) dari pembaca berita Line. Teknik penyediaan data yang digunakan ialah metode simak dan catat. Metode simak dan catat dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa yang dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan pada kartu data sehingga menjadi sebuah transkrip data (Sudaryanto, 1993:133). Tahap berikutnya ialah tahap analisis data. Data yang telah diklasifikasikan selanjutnya dianalisis menggunakan metode padan. Menurut Sudaryanto (1993: 13), metode padan ialah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang diteliti. Metode padan yang digunakan ialah metode padan pragmatis. Metode ini digunakan untuk melakukan identifikasi satuan kebahasaan menurut konteksnya. Metode yang digunakan lainnya ialah metode komparatif. Sudaryanto (1993: 63) menyatakan bahwa metode komparatif adalah metode yang cara kerjanya membandingkan data satu dengan data lainnya sehingga diketahui ada tidaknya hubungan persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena penggunaan bahasa yang ada, yang diatur oleh asas-asas tertentu. Dengan metode ini data dapat dianalisis berdasarkan kelompok-kelompoknya. Analisis data perlu pula untuk dilakukan pengecekan melalui metode introspeksi. Metode introspeksi ini memanfaatkan intuisi kebahasaan yang meneliti bahasa yang dikuasainya (bahasa ibunya) untuk menyediakan data yang diperlukan bagi analisis sesuai dengan tujuan penelitiannya.

12 Tahap yang terakhir ialah tahap penyajian hasil analisis data. Menurut Kesuma (2007: 71) terdapat dua cara penyajian hasil analisis data, yaitu secara formal dan informal. Penyajian data secara formal dilakukan dengan menggunakan tabel. Penyajian data secara informal dilakukan dengan menggunakan penjelasan berupa kata-kata, dalam bentuk deskripsi. 1.9 Sistematika Penelitian ini disajikan dengan format sebagai berikut. Bab I merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, tinjauan pustaka, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penyajian penelitian. Bab II memaparkan identifikasi struktur komentar dan bentuk kebahasaan penulisan komentar berita Line. Bab III berisi pengklasifikasian jenis tindak tutur ungkapan kebencian komentar berita Line. Bab IV memaparkan penjelasan mengenai ekspresi ungkapan kebencian yang diutarakan. Bab V merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran. Penomoran data ditulis dengan dua angka yang diapit dalam dua tanda kurung, dan dipisahkan dengan tanda pemisah. Angka pertama menunjukkan nomor berita, angka kedua menunjukkan nomor urut komentar Line. Misalnya (1-1) menunjukkan berita nomor satu, Mengerikan, Anak 15 Tahun Menjadi Korban Motor Hadiah, dan angka selanjutnya menunjukkan nomor data komentar pada berita tersebut. Data

13 berupa komentar terhadap berita Line tidak seluruhnya benar dalam hal penulisannya. Data dapat mengandung kesalahan penulisan baik disengaja ataupun tidak disengaja. Komentar yang disajikan dikelompokkan atas lima bagian, berdasarkan objek atau penerima komentar. Penerima satu merupakan komentar yang diberikan kepada objek yang diberitakan. Penerima kedua merupakan komentar yang diberikan kepada orang ataupun benda yang berkaitan dengan objek yang diberitakan dan muncul dalam topik yang diberitakan. Penerima ketiga merupakan komentar untuk orang ataupun benda yang berkaitan dengan objek yang diberitakan namun tidak berhubungan secara langsung dengan berita yang muncul. Penerima keempat merupakan komentar yang ditujukan untuk penulis komentar lain.