BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kendala-kendala yang di hadapi Notaris dalam Pendaftaran Jaminan Fidusia secara Online Notaris menghadapi kendala teknis maupun non teknis dalam proses pendaftaran Jaminan Fidusia secara online. Kendala teknis terdiri dari: a. Tanggungjawab koreksi data yang ada pada saat pendaftaran Jaminan Fidusia tak lagi berada di pundak Kantor Pendaftaran Fidusia, akan tetapi sepenuhnya diserahkan kepada notaris. b. Lambatnya akses ke website Ditjen AHU Online dipengaruhi oleh koneksi internet yang tidak selalu stabil pada saat pendaftaran dan sibuknya server yang disebabkan oleh banyaknya akses yang dilakukan dalam waktu bersamaan. c. Server pada website AHU dalam keadaan offline karena sedang dilakukannya pemeliharaan server atau maintenance secara berkala pada website AHU. d. Bank persepsi terkadang juga dalam keadaan offline ketika akan dilakukan pembayaran. e. Ketika sudah dilakukan pembayaran kepada Bank Persepsi untuk pendaftaran fidusia, kolom pada daftar transaksi tetap menunjukkan warna merah muda seolah status belum dilakukannya pembayaran 117
sehingga belum bisa dilakukan cetak sertifikat Jaminan Fidusia karena sistem belum mengkonfirmasi pembayaran. f. Halaman website AHU Online terjadi auto-refresh atau pembaharuan halaman website secara otomatis apabila proses pengisian data memakan waktu terlalu lama sehingga menyebabkan data yang telah di input namun belum sempat dilakukan penyimpanan menjadi hilang dan harus dilakukan pengisian ulang. Selain kendala teknis terdapat kendala non teknis yang juga dihadapi oleh notaris. Mekanisme yang umum diberlakukan oleh finance sebagai kreditur berupa ketidakhadiran para pihak dalam proses pembebanan Jaminan Fidusia dan tidak dilakukannya penandatangan sertifikat Jaminan Fidusia dihadapan notaris. Notaris tidak dapat memberikan konsultasi tentang perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihak tersebut disertai dengan akibat-akibat hukum yang ditimbulkan dengan adanya perbuatan hukum tersebut. Demikian pula dengan proses pendaftaran yang tidak dihadiri oleh para pihak, sehingga koreksi murni ada ditangan notaris. Akan hal ini, semakin besar potensi kesalahan ketidaksesuaian antara data yang ada pada Sertifikat Jaminan Fidusia, Akta Jaminan Fidusia, dan perjanjian pokoknya. Selain itu, adanya lembaga pembiayaan yang menawarkan kerjasama notaris untuk membuat akta-akta transaksi pembiayaannya termasuk Akta Jaminan Fidusia akan tetapi dikenakan nominal yang 118
rendah untuk tiap akta. Persoalan mengenai fee dalam pembuatan Akta Jaminan Fidusia ini dipandang sebagai kendala yang bersifat non teknis sebab berkaitan dengan adanya persaingan tidak sehat dikalangan notaris 2. Pertanggungjawaban Notaris ketika terjadi ketidaksesuaian antara data dalam Sertifikat Jaminan Fidusia dengan data dalam Akta Jaminan Fidusia pada Pendaftaran Jaminan Fidusia secara Online Bentuk pertanggungjawaban Notaris ketika terjadi ketidaksesuaian antara data dalam Sertifikat Jaminan Fidusia dengan data dalam Akta Jaminan Fidusia diinstruksikan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia adalah perbaikan sertifikat Jaminan Fidusia dan perubahan sertifikat Jaminan Fidusia. Perbaikan Sertifikat Jaminan Fidusia wajib dilakukan apabila kesalahan input data ada pada substansi: a. identitas pihak Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia; b. tanggal, nomor akta Jaminan Fidusia, nama, dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta Jaminan Fidusia; c. data perjanjian pokok yang dijamin fidusia; d. uraian mengenai benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia; e. nilai benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia. 119
Perubahan Sertifikat Jaminan Fidusia harus dilakukan jika terjadi kesalahan dalam proses pendaftaran terkait Nilai Penjaminan. Notaris dapat dimintai pertanggungjawaban secara perdata apabila karena kesalahannya dalam memasukkan substansi-substansi yang tertuang pada akta pada saat melakukan pendaftaran fidusia sehingga terjadi ketidaksesuaian antara data dalam Sertifikat Jaminan Fidusia dengan data dalam Akta Jaminan Fidusia. Atas hal tersebut, pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan gugatan berupa tuntutan ganti rugi kepada notaris yang bersangkutan disertai dengan kewajiban penggugat untuk membuktikan apa saja yang dilanggar oleh notaris. Notaris dapat digugat atas dasar Perbuatan Melanggar Hukum (PMH) dalam pembuatan Akta Jaminan Fidusia maupun pada proses pendaftaran Jaminan Fidusia. B. Saran 1. Direktorat Jenderal AHU diharapkan melakukan perbaikan sistem untuk meningkatkan pelayanan hukum di bidang Jaminan Fidusia, sehingga kendala-kendala non teknis pada saat pendaftaran fidusia yang dilakukan oleh Pemberi Fidusia melalui notaris dapat tertampung dengan baik. 2. Dibuatnya suatu regulasi yang mengatur tentang kewajiban finance terkait kehadiran pihaknya sebagai kreditur dan juga kepada debitur untuk hadir pada saat pembuatan Akta Jaminan Fidusia dan juga 120
penandatanganan Akta Jaminan Fidusia yang tidak dilakukan dihadapan notaris. 3. Selain pada saat pembuatan akta, sebaiknya para pihak baik debitur maupun kreditur juga hadir pada saat proses pendaftaran fidusia sehingga selain notaris yang melakukan koreksi terkait kesesuaian data pendaftaran dan data yang ada pada Akta Jaminan Fidusia, para pihak juga melakukan koreksi agar turut memastikan terdapat kesesuaian data yang ada pada Akta Jaminan Fidusia dengan Sertifikat Jaminan Fidusia. 4. Pada form isian Nilai Penjaminan di halaman pendaftaran fidusia, sebaiknya selain nominal angka, juga turut disertakan kolom nilai penjaminan dalam bentuk huruf, sebagaimana yang ada pada formulir pendaftaran sistem manual agar meminimalisasi potensi kesalahan input data. 5. Perlu dilakukan penyempurnaan regulasi tentang ketentuan batas waktu pendaftaran Jaminan Fidusia, bukan hanya batas waktu maksimal pendaftaran sejak Akta Jaminan Fidusia ditandangani, namun juga batas waktu maksimal pendaftaran sejak dibuatnya perjanjian hutang piutang sebagai perjanjian pokok. 121