Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

dokumen-dokumen yang mirip
Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI HARGA PERKIRAAN SENDIRI : SEMENISASI JALAN DESA KAHALA ILIR KEC. KENOHAN KABUPATEN U R A I A N. ( 10 % x A ) - ( C )

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN RAB PRODUKTIVITAS DASAR-DASAR PERHITUNGAN

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

Berita Acara Penjelasan (aanwijzing) Dokumen Lelang Nomor : 800/05/KP/ULP.PJ.III/IX/2015 Tanggal : 2 Oktober 2015

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

ANALISA PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN CAST IN SITU DENGAN PRACETAK TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK DIAN REGENCY APARTEMEN

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN / PENULANGAN BETON

Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan Sloof dari Beton Bertulang ukuran 30*40

BAB III METODE PERENCANAAN. Proyek adalah Proyek Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Hotel Dhyanapura

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut:

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

Penuntun Kerja Praktik Program Studi D3 Teknik Sipil

Revisi SNI Daftar isi

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : SDP.BOR.239.LPSE/ULP_POKJA I/LMD/IV/2017 Tanggal : 17 April 2017

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN SEKRETARIAT DPRD Jl. Bhayangkara No. 3 Telp. (0292) PURWODADI

O H T UUJK, ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

RSNI Rancangan Standar Nasional Indonesia

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan bangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN DENGAN METODE SNI

DCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PERSIAPAN PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANAGAN PEKERJAAN GEDUNG

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop


BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

STANDAR LATIHAN KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

REKAPITULASI : PERENC. REHAB/PEMELIHARAAN JALAN POROS UPT TANJUNG AGUNG

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI 6.1 WAKTU PENGERJAAN

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka akan memuat teori dan hasil penelitian penelitian

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

BAB VIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA. Daftar Kuantitas dan Harga - 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikat Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor DAFTAR PUSTAKA

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6

STUDI HARGA SATUAN UPAH UNTUK PROYEK BANGUNAN TINGGI Michael Purnomo 1, Elvin Laynardo 2, Indriani Santoso 3, Budiman Proboyo 4

Transkripsi:

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak Lingkungan 2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja Pembuatan Pembesian / Penulangan Beton 1 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja 2 Menguasai rencana pembuatan pembesian / penulangan beton sesuai spesifikasi pembesian / penulangan beton, gambar kerja, Instruksi Kerja (IK) dan Schedule Kerja Proyek 3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan 4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan Persiapan Pembesian / Penulangan Beton B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan Pembesian / Penulangan Beton C. Pemeriksaan, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan pekerjaan pembesian / Penulangan Beton 5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen Untuk Mandor 5 Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 6 Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan pemasangan pembesian / penulangan beton 7 Menguasai dan melaksanakan kontrak / perjanjian kerja 1.2

Pelatihan Mandor Pembesian/ Penulangan Beton Nomor Modul RCF 03 Judul Modul JADWAL KERJA HARIAN DAN MINGGUAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUS. PKPK) Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp. 021. 7656632 Jakarta Selatan 1.3

NOMOR/ JUDUL MODUL : KERJA HARIAN DAN MINGGUAN RCF 03/ JADWAL TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU) Setelah modul ini dipelajari peserta mampu : Merencanakan pelaksanaan pekerjaan dengan membuat jadwal kerja harian dan mingguan 1.4

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK) Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu : 1. Membuat jadwal kerja harian dan mingguan 2. Membuat jadwal kebutuhan tenaga kerja 3. Membuat jadwal kebutuhan alat 4. Membuat jadwal kebutuhan bahan 1.5

PENDAHULUAN Jadwal adalah daftar atau tabel tentang waktu dan kegiatan, kejadian atau acara terkait. Mandor harus melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan waktu, mutu dan biaya yang telah ditentukan, agar terlaksana dengan baik, penting sekali adanya jadwal kerja. Dari jadwal kerja dapat diketahui apa saja yang harus dilakukan atau berlangsung, serta kapan dan berapa lama waktunya. 2.1

Jadwal kerja harus dibuat secara tertulis agar : Semua kegiatan, urutan dan waktunya jelas. Orang lain dapat melihat dan menggunakannya Orang lain dapat ikut memperbaiki bila ternyata Ada kekeliruan atau ketidak sesuaian 2.2

Jadwal kerja penting bagi mandor, karena merupakan : Pegangan kerja agar pelaksanaan pekerjaan dapat lancar, tertib dan tepat waktu. Dasar memperkirakan dan menghitung kebutuhan tenaga, upah dan sumber daya lainnya (alat, bahan, uang). Alat untuk pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kerja. Dasar untuk menyusun jadwal kebutuhan tenaga, alat dan bahan. 2.3

ANALISIS SUMBER DAYA Pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus didukung oleh jadwal sumber daya proyek. Tanpa adanya jadwal sumber daya, schedule pekerjaan menjadi kurang realistic dan bisa mengakibatkan ketidakefisienan 3.1

Untuk menjamin realistiknya jadwal pelaksanaan pekerjaan, diperlukan analisa sumber daya dan jadwal sumber daya proyek meliputi : - Sumber daya tenaga kerja - Sumber daya alat - Sumber daya bahan / material - Sumber daya uang (dibahas dimanajemen untuk mandor) Analisa sumber daya proyek meliputi 2 hal pokok : - Produktifitas untuk sumber daya tenaga kerja dan alat - Waste untuk sumber daya bahan / material 3.2

Data produktifitas dan waste perlu diketahui untuk : a) Mengetahui tingkat kemampuan mandor dalam efisiensi b) Untuk dasar peningkatan efisiensi seorang mandor Butir a) terkait penyusunan penawaran harga borongan agar menghasilkan harga penawaran yang realistik Butir b) berupa program menerus untuk meningkatkan efisiensi 3.3

PRODUKTIVITAS = Out put : Kuantitas atau volume Input OUTPUT : Tenaga kerja atau alat (alat termasuk operator) PER SATUAN INPUT WAKTU Faktor yang mempengaruhi produktifitas : Kondisi pekerjaan dan lingkungan Ketrampilan tenaga kerja / kapasitas alat Motivasi tenaga kerja / operator Cara kerja (metoda) Manajemen (SDM dan alat) 3.4

Waste : kelebihan kuantitas material yang digunakan / didatangkan yang tidak menambah nilai pekerjaan. Agar tercapai efisiensi, harus diusahakan waste serendah mungkin. Kemampuan mandor pembesian menekan waste tercermin dari kemampuannya mengatur / menghitung dan menempatkan besi beton sisa untuk dimanfaatkan. Jenis waste ada dua yaitu waste individu yang menyangkut satu jenis material dan waste campuran yaitu menyangkut material campuran 3.5

Penyebab waste material : Masa tunggu / idle, material di datangkan jauh sebelum waktu yang diperlukan Akibat transportasi khusus material lepas (bulk) seperti pasir, koral dll. Stok bahan berlebihan Kerusakan / cacat, baik material maupun produk jadi termasuk material yang ditolak (reject) Kehilangan, termasuk penyusutan 3.6

Usaha memperkecil waste oleh mandor pembesian / penulangan beton : Mandor membuat daftar pembengkokkan besi. Apabila dilaksanakan maka akan terjadi besi beton sisa. Mandor harus mampu menghitung dan mengatur penempatan besi beton sisa. Kemampuan mandor memperkecil waste dalam arti beton sisa yang betul-betul tidak bisa dipakai menjadi minimal akan mempertinggi kredibilitasnya. 3.7

MEMBUAT JADWAL KERJA HARIAN Sebelum membuat jadwal kerja, harus dipahami dulu : Jenis dan volume pekerjaan Waktu yang ditentukan Syarat pekerjaan, lokasi kerja, dan mutu hasil Untuk memahami hal-hal tersebut, perlu dipelajari : Gambar kerja Jadwal kerja kontraktor Petunjuk teknis dan spesifikasi Metode Kerja 4.1

Ada 7 langkah dalam membuat jadwal kerja harian, yaitu : Pahami pekerjaan (jenis, volume dan mutu) Uraikan pekerjaan ke dalam kegiatan kegiatan Cek dan pastikan bahwa semua kegiatan kegiatan sudah masuk. Susun urutan kegiatan Perkirakan dan hitung waktu untuk tiap kegiatan Sesuaikan dengan batas waktu yang ditentukan Gambarkan jadwal kerja pada kertas 4.2

Memperkirakan atau menghitung waktu untuk tiap kegiatan dilakukan berdasar volume pekerjaan dan produktifitas kerja, artinya satu orang dalam satu hari dapat menyelesaikan berapa banyak? Menggambarkan jadwal kerja dimulai dengan membuat formulir jadwal, yang berisi kolom kegiatan dan kolom waktu, lalu menuliskan kegiatan - kegiatan sesuai urutannya menggambarkan waktu dibelakang tiap kegiatan 4.3

Jadwal kerja harian Pekerjaan Tanah dan Pondasi 4.4

Contoh Jadwal Kerja 4.5

4.6

MEMBUAT JADWAL KEBUTUHAN TENAGA Inti analisis kebutuhan dan jadwal sumber daya tenaga kerja adalah perihal produktifitas Tenaga kerja perlu mendapat sertifikat ketrampilan sehingga mudah memperkirakan produktifitas mereka. Tenaga kerja yang belum bersertifikat dapat diketahui Produktifitasnya dengan melalui tes, misalnya mengerjakan mock up. Tenaga kerja diukur dari hasil kerja mereka yang memenuhi persyaratan yang ada. Untuk memperkirakan produktifitas tenaga kerja, indikasi lain yaitu gabungan pengakuan yang bersangkutan tentang hasil kerja yang diselesaikan per satuan waktu dan harga satuan pekerjaan yang mereka tawarkan serta upah harian tenaga kerja. 5.1

Didalam pengadaan tenaga kerja, persyaratan yang harus dipenuhi : - Kualitas pekerjaan (mutu) - Produktifitas (waktu) - Harga satuan sesuai anggaran (biaya) Upaya mengurangi turunnya produktifitas : - Ketrampilan tenaga kerja - Motivasi - Metode kerja - Manajemen 5.2

Dalam menentukan jumlah tenaga kerja perlu juga diperhatikan : Daya tampung ruang tempat kerja Bidang keterampilan tukang dan pekerja Langkah-langkah membuat jadwal kebutuhan tenaga kerja : Tentukan kebutuhan tukang Tentukan kebutuhan pekerja pembantu Tentukan jumlah hari tiap jenis tukang dan pekerja berdasarkan kemampuan produksi harian masingmasing Gambarkan ke dalam jadwal kebutuhan tenaga kerja. 5.3

Menggambarkan dalam jadwal : Buat formulir berisi kolom kegiatan dan kolom waktu (hari) Tuliskan kegiatan kegiatan sesuai urutannya pada kolom kegiatan Gambarkan waktu dengan garis, pada kolom waktu Tulis singkatan huruf nama jenis tenaga dan jumlahnya diatas garis waktu. Buat keterangan tentang singkatan tersebut. 5.4

Jadwal Kebutuhan Tenaga Kerja 5.5

5.6

MEMBUAT JADWAL KEBUTUHAN ALAT Penggunaan sumber daya alat harus memperhitungkan produktifitas alat yang bersangkutan. Kapasitas alat pabrik adalah kapasitas maksimal di dalam praktek biasanya kapasitas riil diberikan angka factor misal 75 %. Dari kapasitas riil tersebut baru diperhitungkan produktifitasnya. Misal Dump truck kapasitas angkat 8 ton, kapasitas riil 75 % x 8 ton = 6 ton atau 4 m3. Dump truck tersebut dapat mengangkut material 6 rit / jam berarti produktifitas DT = 4 m3 x 6 = 24 m3/ jam. 6.1

Produktifitas ada 2 macam, produktifitas individu alat dan produktifitas kelompok alat. Strategi menyusun komposisi kelompok alat, didasarkan alat yang paling mahal. Untuk menghindari idle cost yang tinggi, diupayakan agar alat yang paling mahal tidak idle. 6.2

Produktifitas alat dipengaruhi oleh : - Kondisi pekerjaan dan medan kerja - Kondisi alat - Ukuran alat - Ketrampilan dan motivasi operator - Cara kerja (method) - Manajemen alat - Jumlah dan komposisi alat 6.3

Membuat jadwal kebutuhan alat : Tentukan / hitung kapasitas riil alat, baru dihitung produktifitasnya. Untuk kelompok alat, sewa alat yang paling mahal jangan sampai idle Dilihat uraian pekerjaan, kemudian volume beserta lokasinya Dilihat waktu pelaksanaannya. Dari kesemuanya dapat dihitung jumlah dan komposisi alat. 6.4

Sebagai contoh, komposisi peralatan mekanis yang digunakan seorang mandor pembesian / penulangan beton, terdiri dari : Bar Bender Bar Cutter Peralatan Pembantu : Kakak tua Meteran Kepeer Gunting Kawat Cetok (untuk membuat beton deking) 6.5

6.6

MEMBUAT JADWAL KEBUTUHAN BAHAN Peranan sumber daya bahan / material sangat dominan karena itu perhitungan volume bahan yang diperlukan harus dihitung dengan cermat. Dalam proses membuat jadwal kebutuhan dan pengadaan bahan sangat penting untuk menetapkan waste material yang akan terjadi. Pada pelaksanaan pekerjaan yang efisien, tingkat wastenya kecil. Oleh karena itu penting sekali diketahui tingkat waste yang ada agar dapat dibuat program peningkatan efisiensi. 7.1

Waste material dapat terjadi karena : - Penyusutan - Quantity yang ditolak - Quantity yang rusak - Quantity yang hilang - Quantity akibat kelebihan penggunaan 7.2

Upaya mengurangi waste antara lain : - Untuk material lepas seperti batu pecah, koral, pasir dibuat ukuran yang jelas seperti bak material - Mengurangi perpindahan material - Pembelian besi beton, tidak beli lonjoran, tetapi beli dalam ukuran potongan 7.3

Mandor perlu menulis / mendokumentasikan faktor waste material berdasarkan pengalaman. Pengendalian waste material besi beton dilaksanakan oleh mandor dengan pemanfaatan besi beton sisa lewat pembuatan daftar pemotongan besi beton Jadwal kebutuhan bahan berisi jenis dan volume material, lokasi pekerjaan dan hari serta tanggal pemakaian bahan dilapangan. 7.4

7.5

SEKIAN & TERIMA KASIH