BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Sistem Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa bagian secara terpisah, kemudian dilakukan dalam sistem yang telah terintegrasi. Setelah melakukan perencanaan dan perancangan, selanjutnya perlu dilakukan pengujian dan pengukuran terhadap peralatan. Dalam pengujian dan analisa sistem, terlebih dahulu harus menjalankan rangkaian secara benar dalam pemasangan dan integrasi hardware maupun software. Tujuan pengujian berguna untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi, langkah ini untuk mengetahui kondisi peralatan yang direncanakan sudah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang dikehendaki atau tidak. Pengujian meliputi : 1. Pengujian rangkaian power supply. 2. Pengujian rangkaian jumper. 3. Pengujian layar LCD. 4. Pengujian Sensor Asap Sharp GP2Y1010AU0F. 5. Pengujian sistem keseluruhan. 41
4.2 Pengujian Power Supply Pengujian pada power supply dilakukan pada rangkaian penyearah gelombang dan regulator LM7805, pengujian di titik beratkan pada pengujian tegangan output pada rangkaian untuk memastikan tegangan output tidak mengalami over voltage atau down voltage. Sehingga dapat menghindari resiko kerusakan pada rangkaian, LCD dan sensor. Tabel 4.1 Pengujian Rangkaian Regulator LM7805 Pengujian power supply dilakukan karena sangat penting bisa mempengaruhi system kerja sebuah rangkaian, oleh karena itu pengujian harus sesempurna mungkin untuk menghindari rangkaian mengalami over voltage dan down voltage. Gambar 4.1 Rangkaian Power Supply Selain pengujian tegangan, Pengujian polaraitas masing-masing output juga penting karena kita menggunakan rangakaian listrik DC yang apabila terjadi kesalahan polaritas dapat berakibat fatal dan merusak rangkaian tersebut oleh karena itu perlunya suatu keseragaman untuk menandakan pin + (positive) dan pin (negative). 42
4.3 Pengujian layar LCD Pengujian pada layar LCD dilakukan dengan menampilkan karakter pada layar LCD dan menampilkan nilai berupa nilai analog to digital converter, nilai tegangan dan nilai Dust Density. Gambar 4.2 Layar LCD dapat memampilkan nilai analog to digital converter, nilai tegangan dan nilai Dust Density. 4.4 Pengujian Sensor Asap Sharp GP2Y1010AU0F Pengujian sensor asap sharp GPY1010AU0F yakni mengamati keluaran yang dihasilkan sensor tersebut. Perlu mengaktifkan LED internal dan menunggu 280 mikrodetik sebelum mengukur sinyal output dan durasi pulsa eksitasi seluruh harus 320 mikrodetik. Oleh karena itu berhenti sejenak selama 40 mikrodetik sebelum mematikan LED lagi. Berikut potongan program untuk mendapatkan nilai keluaran dari sensor asap: 43
void setup() // inisialisasi port { Serial.begin(9600); // komunikasi antara komputer dan arduino pinmode(2,output); } void loop() // menjalankan program { digitalwrite(2,low);// menyalakan LED pada sensor delaymicroseconds(280);// memberi jeda 280 mikrodetik int vomeasured = analogread(a0);// data output didapatkan delaymicroseconds(40); // memberi jeda 40 mikrodetik digitalwrite(ledpower,high); // mematikan LED pada sensor delaymicroseconds(9680); // memberi jeda 9680 mikrodetik // mapping 0-5V ke 0-1023 integer values // convert ke voltage int calcvoltage = vomeasured * (5.0 / 1024.0); // linear eqaution taken from http://www.howmuchsnow.com/arduino/airquality/ // Chris Nafis (c) 2012 int dustdensity = 0.17 * calcvoltage - 0.1; Serial.print("Raw Signal Value (0-1023): "); Serial.print(voMeasured); Serial.print(" - Voltage: "); Serial.print(calcVoltage); Serial.print(" - Dust Density: "); Serial.println(dustDensity); // unit: mg/m3 delay(1000); } Nilai pegujian sensor asap dapat dilihat pada serial monitor dengan menekan tombol Ctrl + Shift + M. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini: 44
Gambar 4.3 Serial monitor memampilkan nilai analog to digital converter, nilai tegangan dan nilai Dust Density. 4.5 Pengujian sistem keseluruhan Pada pengujian keseluruhan, sensor akan mengukur partikel asap pada beberapa kondisi lingkungan. Hal ini untuk membandingkan kondisi yang satu dengan kondisi yang lainnya. Pada pengujian kali ini terdapat kondisi lingkungan yakni pada ruangan tidak ber AC tanpa asap rokok, ruangan terdapat banyak asap rokok, pada ruangan ber AC tanpa asap rokok, pada ruangan tidak ber AC penuh asap rokok, dan pada knalpot kendaraan bermotor. Gambar 4.4 Pengujian pada ruangan kamar tidak terdapat asap 45
Pada gambar 4.4 adalah hasil pengujian pada ruangan kamar tidak terdapat asap, pada kondisi tersebut diperoleh range dust density antara 0,01 mg/m3 sampai 0,12 mg/m3. Gambar 4.5 Pengujian pada ruangan yang dipenuhi asap Pada gambar 4.5 adalah pengujian pada ruangan yang dipenuhi asap, diperoleh range dust density antara 0,49 mg/m3 sampai 0,50 mg/m3. Gambar 4.6 Pengujian pada lubang knalpot kendaraan bermotor Selanjutnya pengujian pada lubang knalpot kendaraan bermotor, diperoleh range dust density antara 0,47 mg/m3 sampai 0,49 mg/m3. Berdasarkan hasil pengujian pada ruangan kamar tidak terdapat asap diperoleh data tegangan, keluaran ADC dan dust density seperti pada table 4.2. Perhitungan rata-rata dust density adalah sebagai berikut: 46
Rata-rata Dust Density = =,,,,,, = 0,05 Lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.2 berikut : Tabel 4.2 Tabel pengujian pada ruangan kamar tidak terdapat asap Pengujian A/D Volt Dust Density 1 129 0,63 0,01 2 140 0,68 0,02 3 171 0,83 0,04 4 177 0,86 0,05 5 225 1,10 0,09 6 262 1,28 0,12 Rata-Rata 0,05 Sedangkan hasil pengujian ruangan terdapat banyak asap rokok diperoleh seperti pada table 4.3. Perhitungan rata-rata dust density adalah sebagai berikut: Rata-rata dust density. =,, = 0,49 Tabel 4.3 Tabel pengujian pada ruangan terdapat banyak asap rokok Pengujian A/D Volt Dust Density 1 714 3,4 0,49 2 718 3,51 0,50 Rata-Rata 0,49 Dengan hasil pengujian dust density nya 0,49 mg/m3 sampai 0,50 mg/m3 kita dapat rata-rata 0,49 mg/m3. Dan hasil Pengujian pada lubang knalpot kendaraan bermotor diperoleh seperti pada table 47
4.4. Perhitungan rata-rata dust density adalah sebagai berikut: Rata-rata dust density. =,,,,,, = 0,06 Tabel 4.4 Tabel pengujian pada lubang knalpot kendaraan bermotor Pengujian A/D Volt Dust Density 1 206 1,01 0,07 2 185 0,90 0,05 3 188 0,92 0,06 4 271 1,32 0,12 5 214 1,04 0,08 6 154 0,75 0,03 Rata-Rata 0,06 Dengan pengujian diatas dust density 0,03 mg/m3 sampai 0,12 mg/m3 bisa didaapatkan nilai rata-rata yaitu 0,06 mg/m3. Sedangkan hasil pengujian ruangan yang ber AC diperoleh seperti pada table 4.5. Perhitungan rata-rata dust density adalah sebagai berikut: Rata-rata dust density. =,, = 0,49 48
Tabel 4.4 Tabel pengujian pada ruangan yang ber AC Pengujian A/D Volt Dust Density 1 176 0,86 0,05 2 131 0,64 0,01 3 136 0,68 0,02 4 157 0,77 0,03 5 168 0,82 0,04 6 205 0,99 0,07 Rata-Rata 0,03 Dengan pengujian diatas dust density 0,01 mg/m3 sampai 0,07 mg/m3 bisa didaapatkan nilai rata-rata yaitu 0,03 mg/m3. 49