BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada tikus Diabetes Melitus yang diinduksi streptozotocin-nicotinamide.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Norvegicus) berkelamin jantan galur Sprague-Dawley berjumlah 30 ekor. Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density

BAB V HASIL PENELITIAN. Pembuatan ekstrak etanol Morinda citrifolia L dengan cara mengekstrak

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.3 Hal , September-Desember 2014, ISSN

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA),

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh dr.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

PENGARUH PERASAN KENTANG (Solanum tuberosum. L ) SEBAGAI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

Yanti, HTMJ Volume 15 no 1; 2017

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus novergicus) berkelamin jantan galur Sprague dawley

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Pengukuran berat badan objek penelitian dilakukan pada tanggal 27 September 2016 untuk menentukan dosis ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis) yang akan diberikan pada setiap objek penelitian. Pengukuran berat badan dilakukan kembali pada tanggal 12 Oktober 2016 untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan pada setiap objek penelitian. Hasil pengukuran berat badan rata-rata tikus putih (Rattus novergicus) pre dan post perlakuan bisa dilihat pada tabel 4. Rata-rata berat badan tikus putih dianalisis menggunakan analisa deskriptif. Tabel 4. Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Kelompok Rerata Berat Badan (gram) ± Kenaikan Berat SD badan (gram) Pretest Post Test P1 187,40 ± 5,4 204,20 ± 5,8 16,8 P2 186,2 ± 8,4 183,0 ± 8,1-3,2 P3 187,8 ± 5,8 193,0 ± 5,2 5,2 P4 180,6 ± 6,0 190,0 ± 5,1 9,4 P5 179,6 ±6,8 193,80 ± 6,3 14,2 Data dilaporkan dalm bentuk rerata ± SD (standar deviasi) 29

30 Tabel 4 menyatakan bahwa kenaikan rerata berat badan tikus tertinggi dari semua kelompok ada pada kelompok P1 (tidak diberi perlakuan sama sekali) yaitu sebesar 16,8 gram. Kelompok P2 (hanya diberi induksi asap rokok) didapatkan rerata berat badan yang mengalami penurunan sebesar 3,2 gram. Kelompok perlakuan P3, P4 dan P5 didapatkan hasil bahwa kelompok 3 (diberi induksi asap rokok dan ekstrak kulit jeruk manis 112,5 mg) mengalami peningkatan rerata berat badan tertinggi dari semua kelompok perlakuan yaitu sebesar 14,2 gram. Perbandingan rerata berat badan tikus putih (Rattus novergicus) lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 210 205 200 195 190 185 180 175 170 165 Rerata Berat Badan Pre Test dan Post Test 204.2 193 193.8 190 187.4 187.8 186.2 183 180.6 179.6 P1 P2 P3 P4 P5 Pre Test Post Test Gambar 5. Grafik Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

31 2. Perbedaan Rerata Trigliserida Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post test yang diinduksi Asap Rokok dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Sebelum dan sesudah perlakuan kadar trigliserida tikus putih (Rattus novergicus) diperiksa dengan menggunakan monoreagent KIT Glycerol Phospate Oxidase (GPO). Data yang didapatkan ditetapkan sebagai data pretest dan post test. Distribusi data diuji persebarannya dengan menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah data > 50. Hasil Analisa data berdistribusi normal sehingga untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan Trigliserida pada kelompok data pretest dan post test digunakan uji analisis statistik Paired T Test. Hasil uji analisis data trigliserida pretest dan post test dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rerata Trigliserida Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus sinensis) Kelompok Kadar Trigliserida (IU/l) ± SD Nilai P (Paired T-Test) Pretest Post test P1 75,28 ± 5,07 78,48 ± 6,39 0,029 P2 72,14 ± 3,06 129,39 ± 1,96 0,00 P3 79,82 ± 3,83 117,87 ± 2,30 0,00 P4 75,63 ± 3,06 102,57 ± 3,28 0,00 P5 72,49 ± 2,96 94,84 ± 1,80 0,00 Data dilaporkan dalam bentuk rerata ± SD (standar deviasi). Sebaran data diuji dengan Shapiro-Wilk p > 0,05 data terdistribusi normal. Uji Paired T-test p <0,05 berbeda bermakna.

32 Tabel 5 menunjukkan perbedaan bermakna kadar Trigliserida pada tikus putih (Rattus novergicus) pretest dan post test perlakuan (p<0,05) pada kelompok P1, P2, P3, P4, dan P5. Kenaikan rata-rata tertinggi kadar trigliserida semua kelompok yaitu pada kelompok P2 (diberi induksi rokok tanpa diberi ekstrak kulit jeruk manis). Kenaikan rata-rata tertinggi pada kelompok perlakuan yaitu pada kelompok P3 (diberi induksi asap rokok dan ekstrak kulit jeruk manis 37,5 mg). Perbedaan kadar trigliserida pretest dan post test perlakuan bisa dilihat lebih jelas pada grafik dibawah ini. 140 120 100 80 60 40 20 0 Perbandingan Pre dan Post Perlakuan Kadar Trigliserida 75.28 78.48 72.14 129.39 117.87 102.57 79.82 75.63 72.49 P1 P2 P3 P4 P5 94.84 Pre Test Post Gambar 6. Grafik Perbandingan Kadar Trigliserida Pre dan Post Perlakuan. 3. Perbedaan Rerata Kolesterol Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Sebelum dan sesudah perlakuan kadar kolesterol tikus putih (Rattus novergicus) diperiksa dengan menggunakan monoreagent KIT CHOD-

33 PAP. Data yang didapatkan ditetapkan sebagai data pretest dan post test. Distribusi data diuji persebarannya dengan menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah data < 50. Hasil Analisa data berdistribusi tidak normal sehingga untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan kolesterol pada kelompok data pretest dan post test digunakan uji analisis statistik Wilcoxon test. Hasil uji analisis data kolesterol pretest dan post test dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 6. Rerata Kolesterol Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Kadar Kolesterol (IU/l) ± SD Nilai P Kelompok (Wilcoxon Pretest Post test Test) P1 90,59 ± 2,20 94,06 ± 2,17 0,043 P2 91,14 ± 2,67 213,18 ± 3.15 0,043 P3 96,16 ± 3,30 156,63 ± 3,78 0,043 P4 92,82 ± 3,32 125,27 ± 3,51 0,043 P5 93,24 ± 3,39 103,29 ± 1,86 0,043 Data dilaporkan dalam bentuk rerata ± SD (standar deviasi). Sebaran data diuji dengan Shapiro-Wilk p < 0,05 data tidak terdistribusi normal. Uji Wilcoxon setelah transformasi data tidak berhasil p < 0,05 berbeda bermakna. Tabel 6 menunjukkan perbedaan bermakna kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus novergicus) sebelum dan sesudah perlakuan (p<0,05). Kenaikan terjadi pada semua kelompok dengan kenaikan rata-rata tertinggi yaitu pada kelompok P2 (diberi induksi asap rokok tanpa pemberian ekstrak kulit jeruk manis). Kenaikan rata-rata tertinggi pada kelompok

34 perlakuan yaitu pada kelompok P3 (diberi induksi asap rokok dan ekstrak kulit jeruk manis 37,5 mg). Perbedaan kadar trigliserida sebelum dan sesudah perlakuan bisa dilihat lebih jelas pada grafik dibawah ini. Perbandingan Kadar Kolesterol Pre dan Post Test Perlakuan 250 200 150 100 213.18 156.63 125.27 90.5994.06 91.14 96.16 92.82 93.24 103.29 50 0 P1 P2 P3 P4 P5 Pretest Post Test Gambar 7. Grafik Perbandingan kadar Kolesterol Pretest dan Post Test 4. Selisih Peningkatan Kadar Trigliserida Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Data pretest dan post test rerata kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus novergicus) yang didapat, kemudian dihitung besar selisih untuk masing-masing kelompok dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil perhitungan selisih kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus novergicus) pretest dan post test adalah sebagai berikut.

35 Tabel 7. Selisih Peningkatan Kadar Trigliserida Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Kelompok Rerata Peningkatan Nilai p (One Way Trigliserida±SD (mg/dl) Anova) P1 3,20 ± 2,15 0,000 P2 57,25 ± 4,24 0,000 P3 38,05 ± 47,37 0,000 P4 26,94 ± 4,81 0,000 P5 22,36 ± 2,84 0,000 Tabel 7. Menunjukkan selisih peningkatan kadar trigliserida pre dan post test. Kelompok yang mengalami peningkatan kadar trigliserida tertinggi yaitu kelompok P2 yang hanya diberi induksi asap rokok tanpa diberi ekstrak kulit jeruk manis. Kelompok P3 (diberi induksi asap rokok dan ekstrak kulit jeruk manis dengan dosis 37,5 mg/kgbb) mengalami peningkatan rata-rata kadar trigliserida tertinggi dari semua kelompok perlakuan dengan nilai 38,05 sedangkan kelompok P5 (diberi induksi asap rokok dan ekstrak kulit jeruk manis dengan dosis 112,5 mg/kgbb) mengalami peningkatan rata-rata kadar trigliserida terendah dari semua kelompok perlakuan dengan nilai 22,36. Perbedaan yang bermakna terdapat pada semua kelompok percobaan pada penelitian yang ditunjukkan nilai p=0,0001 (p<0,05).

36 5. Selisih Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus novergicus) Pretest dan Post test Pemberian Induksi Asap Rokok dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Data pretest dan post test rerata kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus novergicus) yang didapat, kemudian dihitung besar selisih untuk masing-masing kelompok dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil perhitungan selisih kadar trigliserida darah tikus putih (Rattus novergicus) pretest dan post test adalah sebagai berikut. Tabel 8. Selisih Peningkatan Kadar Koleseterol Tikus Putih (Rattus novergicus) Sesudah Perlakuan dan Sebelum Perlakuan Kelompok Rerata Peningkatan Nilai p (Kurskal- Kolesterol ±SD (mg/dl) Wallis Test) P1 3,47 ± 0,94 0,000 P2 122,03 ± 5,46 0,000 P3 60,46 ± 5,05 0,000 P4 32,45 ± 5,50 0,000 P5 10, 05 ± 1,87 0,000 Tabel 8. Menunjukkan selisih peningkatan kadar kolesterol sebelum dan sesudah perlakuan. Kelompok yang mengalami peningkatan tertinggi yaitu kelompok P2 yang hanya diberi induksi asap rokok tanpa diberi ekstrak kulit jeruk manis. Kelompok P3 (diberi induksi asap rokok dan ekstrak kulit jeruk manis dengan dosis 37,5 mg) mengalami kenaikan ratarata kadar trigliserida tertinggi dari semua kelompok perlakuan dengan nilai 38,05 sedangkan kelompok P5 (diberi induksi asap rokok dan ekstrak kulit jeruk manis dengan dosis 112,5 mg) mengalami kenaikan rata-rata kadar kolesterol terendah dari semua kelompok perlakuan dengan nilai

37 22,36. Perbedaan yang bermakna terdapat pada semua kelompok percobaan pada penelitian yang ditunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05). 6. Hasil Perbandingan antar Kelompok Pada Kadar Trigliserida Tabel 9 menunjukkan perbandingan antar kelompok dengan menggunakan uji one way ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan Post Hoc Test yaitu analisis data parametrik untuk membandingkan dua kelompok yang tidak saling berhubungan karena data berdistribusi normal. Tabel 9. Perbandingan Trigliserida Antar Kelompok Kelompok Trigliserida Nilai p (Post Hoc test) Negatif Positif 0,000 Dosis I 0,000 Dosis II 0,000 Dosis III 0,000 Positif Dosis I 0,000 Dosis II 0,000 Dosis III 0,000 Dosis I Dosis II 0,000 Dosis III 0,000 Dosis II Dosis III 0,079 One Way Anova test: p<0,05 berbeda bermakna Tabel 9 menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada setiap kelompok p=0,000 (p<0,05) 7. Hasil Perbandingan antar Kelompok pada Kadar Kolesterol Tabel 10 menunjukkan perbandingan antar kelompok dengan menggunnakan uji Mann Whitney yaitu analisia data parametrik untuk membandingkan dua kelompok yang tidak saling berhubungan karena data menunjukkan distribusi tidak normal.

38 Tabel 10. Perbandingan Kolesterol Antar Kelompok Kelompok (Kolesterol) Nilai p (Mann Whitney Test) Negatif Positif 0,009 Dosis I 0,009 Dosis II 0,009 Dosis III 0,009 Positif Dosis I 0,009 Dosis II 0,009 Dosis III 0,009 Dosis I Dosis II 0,009 Dosis III 0,009 Dosis II Dosis III 0,009 Mann Whitney Test: p<0,05 berbeda bermakna Tabel 10 menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada setiap kelompok p=0,009 (p<0,05) B. Pembahasan Tabel 5 dan 6 menunjukkan bahwa trigliserida dan kolesterol pre dan post perlakuan induksi asap rokok dan ekstrak kulit jeruk manis menunjukkan perbedaan bermakna pada semua kelompok dengan nilai p pada kelompok kadar trigliserida p=0,00 (p<0,05) sedangkan pada kadar kolesterol didapatkan nilai p=0,043 (p<0,05). Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Omotoso et al pada tahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida pada tikus Wistar yang diinduksi dengan asap kapas dan dengan asap rokok, dan pada tikus yang diinduksi asap rokok (kelompok C) terjadi peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang diinduksi asap kapas (kelompok B). Hasil penelitian tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

39 Penelitian Singh, 2016 yang berjudul Effect of Cigarrete Smoking on Serum Lipid Profile in Male Population of Udaipur juga menunjukkan hasil bahwa kenaikan kolesterol dan trigliserida didapatkan pada perokok. Penelitian yang telah dilakukan kali ini didapatkan bahwa dosis yang paling efektif bekerja menghambat peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida yaitu pada kelompok P5 yang diberi ekstrak kulit jeruk manis (Citrus sinensis) dengan dosis 112,5 mg/kgbb. Hasil tersebut bisa dilihat pada tabel 7 dan 8 yang menunjukkan bahwa perbandingan hasil rerata trigliserida dan kolesterol terbaik pada kelompok P5 dengan penurunan kadar trigliserida sebesar 22,36 mg/dl dan penurunan kadar kolesterol sebesar 10,5 mg/dl bila dibandingkan dengan kelompok dosis lainnya (P3 dan P4). Penelitian Pantsulaia et al tahun 2014 digunakan dua dosis ekstrak kulit jeruk yaitu 75 mg/kg dan 150 mg/kg dan didapatkan hasil bahwa dosis ekstrak kulit jeruk yang mempunyai efek protektif terhadap hepar adalah pada dosis 75 mg/kg. Dijelaskan bahwa pada dosis ekstrak kulit jeruk 150 mg/kg menyebabkan efek toksik. Kadar kolesterol dan trigliserida dapat meningkat jika ada kerusakan fungsi hati (Botham, 2010). Kerusakan hepar dapat menyebabkan gangguan lipolisis sehingga meningkatkan jumlah asam lemak bebas dalam darah (Sianturi et al., 2013). Tabel 9 dan 10 menunjukkan bahwa rerata kadar trigliserida dan kolesterol pada pemberian ekstrak kulit jeruk manis kelompok P3, P4 dan P5 mengalami penurunan secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok P2 dengan p=0,000 (p<0,005). Penurunan kadar trigliserida dan kolesterol ini

40 menunjukkan bahwa ekstrak kulit jeruk manis mengandung antioksidan yang dapat menurunkan atau mencegah oksidasi dan dapat menetralkan radikal bebas yang terdapat pada jaringan tubuh (Albishia et al., 2013). Menurut penelitian yang dilakukan Ezekwesili et al., 2015 kandungan flavonoid dalam kulit jeruk manis dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida. Flavonoid yang terkandung dalam kulit jeruk adalah hesperidin, narirutin, naringin dan eriocitrin (Hegazy, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh J Phram (2012) yang berjudul Antihyperlipidemic Effect of Citrus sinensis, Citrus paradise and their Combination menyatakan bahwa adanya penurunan signifikan pada kadar LDL, total kolesterol dan trigliserida dalam plasma pada seluruh kelompok hewan yang menerima Citrus sinensis dan Citrus paradise serta kombinasinya, hal ini terjadi dikarenakan tingginya kandungan flavonoid pada buah tersebut. Hasil penelitian bisa dilihat pada tabel dibawah ini Mekanisme penurunan kolesterol dan trigliserida oleh flavonoid melalui beberapa faktor yaitu penghambatan absorpsi kolesterol dan peningkatan eksresi empedu (Agustina, 2013). Flavonoid bertindak sebagai kofaktor enzim kolesterol esterase dan penghambat absorpsi kolesterol melalui penghambatan pembentukan misel sehingga kolesterol mengendap dan penyerapannya dapat ditekan (Olivera, 2007). Flavonoid juga dapat mnegaktifkan sistem multi enzim, seperti sitokrom P-450 dan b5 yang mempengaruhi metabolisme lipid dan asam empedu (Russel, 2009).

41 Flavonoid juga berperan dalam menekan konsentrasi trigliserida dengan mengaktifasi sintesis camp. AMP mengaktifkan protein kinase, enzim tersebut meningkatkan hidrolisa trigliserida sehingga menurunkan kadar trigliserida dalam darah dan hati (Afrose, 2010). Bioflavanoid naringin yang terkandung dalam kulit jeruk dan anggur menurunkan kolesterol dengan cara membentuk asam mevalonate cincin terbuka sehingga menghambat aktivitas HMG CoA reduktase yang berperan dalam sintesis kolesterol (Phram, 2012). Flavonoid dapat menghambat Fatty Acid Synthase (FAS) yakni enzim penting dalam metabolisme lemak. Adanya hambatan pada FAS secara langsung menurunkan pembentukan asam lemak (Tian et al., 2011). Dengan demikian penurunan asam lemak dapat menyebabkan penurunan dalam pembentukan kolesterol dan trigliserida.