II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Klasifikasi Kerbau Kerbau berasal dari india, namun telah tersebar di banyak negara termasuk Indonesia. Terdapat beberapa tipe kerbau yakni kerbau perah, kerbau pedaging, dan kerbau pekerja. Bangsa - bangsa kerbau di India diantaranya Kerbau Nih, Kerbau Murrah, Kerbau Jaffaraba, Kerbau Surti, Kerbau Nagfuri dan Kerbau Mehsana. Sedangkan bangsa kerbau di Indonesia diantaranya yakni Kerbau Murrah, Kerbau Lokal dan Kerbau Lumpur. Kerbau mempunyai beberapa bangsa atau jenis, akibat dari penyebaran dan adaptasinya yang luas ke berbagai daerah di dunia. Menurut Rukmana (2003), ada beberapa jenis kerbau yang ada di India, diantaranya kerbau Murrah, kerbau Surti, kerbau Nilli, kerbau Mehsana dan kerbau Nagfuri. Sedangkan di negara Indonesia ada empat jenis kerbau yang telah dikembangkan yaitu kerbau lumpur, kerbau rawa, kerbau murrah dan kerbau lokal. Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Mammalia : Artiodactyla : Bovidae : Bovinae : Bubalus : B. bubalis
12 2.2. Atribut Ternak Kerbau Atribut didefinisikan sebagai karakteristik atau gambaran yang membedakan merek atau produk yang lain. Definisi lain menyebutkan bahwa atribut adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek atau kategori produk yang melekat pada produk atau menjadi bagian produk itu sendiri (Simamora, 2004). Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tetang produk itu sendiri. Atribut produk adalah unsur unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2007). Sedangkan atribut produk menurut Kotler dan Amstrong (2004) yaitu, Atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian manfaatmanfaat yang akan ditawarkan. Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Wawasan atau pengetahuan konsumen tentang atribut suatu produk akan memudahkan konsumen mengenali dan memilih produk yang dibelinya. Sehingga para pemasar atau penjual memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, dan atribut mana yang dianggap penting oleh konsumen. Atribut yang mungkin dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng yakni Harga Ternak, Bobot Badan Ternak, Jenis Kelamin, Tinggi pundak, Panjang Badan, Umur Ternak, Asal Ternak, Warna Kulit, Bentuk Tanduk, Kesehatan Ternak, Lokasi pembelian, Ketersediaan lahan
13 parkir, Kemudahan transportasi pengangkutan ternak, dan Kemudahan pembayaran. a. Harga Harga merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Swastha & Irawan, 2005). Menurut Tjiptono (2005), Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepimilikan atau pengguna suatu barang dan jasa. Harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan yang diterima. Selain itu harga diartikan sebagai nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikan barang atas jasa. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga yang tepat. b. Bobot Badan Ternak Bobot badan merupakan bobot yang didapatkan selama ternak dipelihara dan dalam keadaan hidup, sedangkan bobot potong merupakan bobot yang ditimbang sesaat sebelum dipotong (Natasasmita, 1969). Bobot badan kerbau merupakan salah satu indikator produktivitas ternak yang dapat diduga berdasarkan ukuran linier tubuh kerbau yang meliputi lingkar dada, panjang badan, tinggi pundak dan lebar pinggul. Pengukuran bobot badan ternak yang dilakukan dengan baik adalah sangat membantu peternak dalam menghitung kebutuhan pakan, monitor pertumbuhan, menentukan usia ternak, pemasaran dan menetapkan nilai atau harga jual ternak secara benar (Payne,1990). Bobot badan ternak persisnya dapat diketahui langsung dengan cara menimbangnya menggunakan timbangan.
14 c. Jenis Kelamin Pada umumnya ternak memiliki dua macam jenis kelamin, jantan dan betina dengan perbedaan alat reproduksi yang nyata. Jenis kelamin besar pengaruhnya terhadap pola pertumbuhan dan perkembangan potongan karkas. Perbedaan pertumbuhan dan jenis kelamin yang berbeda tersebut ada hubungannya dengan kecepatan sekresi hormon pertumbuhan dan respon dari bagian tubuh terhadap hormon tersebut. Hormon androgen ternyata dapat memacu bagian leher dan kepala hewan jantan, sehingga proporsi bagian tersebut lebih besar dibandingkan dengan hewan betina (Kay, 1975). d. Tinggi Pundak Tinggi Pundak merupakan ukuran tubuh yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan, apabila tinggi pundak bertambah maka badan daerah dada akan semakin dalam yang pada gilirannya akan terjadi pembentukan otot-otot pada dalam dada, sehingga badan akan bertambah berat, semakin besar hewan tersebut menandakan bahwa makin berat pula bobot badannya (Manggung, 1979). Tinggi pundak merupakan perpaduan antara ukuran tulang kaki dan dalam dada yang dapat diukur mulai dari jarak tertinggi pundak hingga permukaan tanah (Santoso, 1995). Ukuran tinggi pundak dapat dijadikan sebagai informasi mengenai pertumbuhan ternak dan dapat digunakan untuk memperkirakan bobot badan (Ensminger, 1987). e. Panjang Badan Panjang badan juga merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan. Bertambahnya panjang badan diduga menyebabkan otot-
15 otot yang menimbuni tulang kearah panjang yang semakin meluas pada gilirannya akan menambah bobot badan (Manggung, 1979). f. Umur Ternak Umur ternak dalam pemeliharaan mempunyai peran yang penting, karena melalui umur, peternak dapat mengetahui kapan ternak dapat dikawinkan maupun digemukkan. Umur berpengaruh terhadap pertumbuhan badan sapi yang berpengaruh juga terhadap bobot badan. Pertumbuhan dari tubuh hewan mempunyai arti penting dalam suatu proses produksi, karena produksi yang tinggi dapat dicapai dengan adanya pertumbuhan yang cepat dari hewan tersebut. Pertumbuhan merupakan suatu proses yang terjadi pada setiap mahluk hidup dan dapat pula dimanifestasikan sebagai suatu pertumbuhan dari pada bobot organ ataupun jaringan tubuh yang lain, antara lain tulang, daging, urat dan lemak dalam tubuh (Soeparno, 2005). g. Asal Ternak Asal ternak merupakan ternak yang didatangkan dari daerah asal ternak tersebut di pelihara atau dibudidayakan. h. Warna Kulit Warna Kulit Kerbau adalah warna kulit yang terlihat pada kerbau seperti warna hitam, coklat dan keabu-abuan (Cockrill, 1974). Warna kulit dilihat dari sebaran warna pola pada ternak kerbau dan diklasifikasikan kedalam warna kulit abu-abu, warna kulit hitam, dan warna kulit hitam keabu-abuan.
16 i. Bentuk Tanduk Bentuk tanduk dilihat dari depan dan diklasifikasikan ke dalam dua bentuk, bentuk nyangkung dan bentuk baplang. Hasinah dan Handiwirawan (2006) menyatakan, kerbau rawa atau kerbau lumpur memiliki tanduk melengkung keatas, lurus kesamping dan melengkung kebawah. j. Kesehatan Ternak Suatu hewan ternak dapat dikatakan sehat apabila semua organ dan system organ serta status faali tubuhnya berjalan normal sesuai keadaan tertentu. Ternak yang sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping, belakang dan depan ternak tersebut. Status faali ternak dapaat diamati dengan cara pengamatan pada organ-organ dalam seperti detak jantung dan pernafasan ketika ternak dalam keadaan tenang atau istirahat serta dalam kurun waktu tertentu (Wahyu, 2005). k. Lokasi Menurut Swastha (2002), Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda. Pemilihan lokasi merupakan faktor bersaing dalam usaha menarik pelanggan. Kotler (1994) mengartikan lokasi sebagai segala hal yang menunjukan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen sasaran. Sedangkan menurut Effendy (1996) berpendapat bahwa yang perlu mendapat perhatian dalam hal lokasi ini
17 meliputi banyak hal (saluran distribusi, persediaan dan transportasi) termasuk didalamnya tempat perusahaan beroperasi, berproduksi maupun cara penyampaian barang dari produsen kepada konsumen. l. Ketersediaan Lahan Parkir Lahan parkir merupakan suatu fasilitas yang disediakan Pasar Hewan. Ketersediaan lahan parkir sangat penting keberadaannya dan memadai sehingga dapat menampung mobil atau motor konsumen yang akan membeli. Adanya lahan parkir yang luas, merupakan pendukung yang membuat konsumen percaya bahwa kendaraan yang dimilikinya aman dan tidak terjadi sesuatu terhadap kendaraan tersebut. Minimnya lahan parkir juga dapat mengakibatkan terganggunya masyarakat lingkungan disekitar pasar hewan serta menganggu akses jalan keluar masuk kendaraan lainnya. m. Kemudahan Transportasi Pengangkutan Ternak Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Keberadaan sarana transportasi dimaksudkan agar kegiatan pengirimiman barang bisa dilakukan secara lancar juga bisa lebih efisien. Berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan maka pengangkutan ternak dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan truk baik ukuran besar, sedang maupun ukuran kecil serta kendaraan seperti mobil bak (pick up). Penggunaan transportasi pengangkutan ternak umumnya ada dua cara yaitu, menggunakan kendaraan milik sendiri atau sewa.
18 n. Kemudahan pembayaran Kemudahan pembayaran di pasar hewan pada umumnya sangat mudah karena menggunakan sistem pembayaran secara langsung atau tunai (Cash), hal ini dipilih karna lebih efektif dan aman. 2.3. Konsumen Menurut Kotler (2005), konsumen merupakan individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang dan jasa untuk kebutuhan pribadi atau kelompoknya. Konsumen adalah pemakai, penikmat, dan pemanfaat barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat. Menurut Solomon (2006), bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses individu ataupun kelompok dalam memilih, membeli, menggunakan, dan pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Konsumen adalah seseorang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sedangkan Schiffman dan Kanuk (2008), mengklasifikasikan konsumen menjadi dua macam yaitu konsumen individual dan konsumen organisasi. Konsumen dibagi menjadi dua kategori, yaitu konsumen individual dan konsumen organisasional. Konsumen individual adalah seseorang yang membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, untuk penggunaan dalam rumah tangga, anggota keluarga dan teman. Sedangkan konsumen organisasional merupakan sebuah perusahaan, agen pemerintah atau institusi profit maupun nonprofit lainnya yang membeli barang, jasa dan peralatan lain yang diperlukan yang digunakan agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
19 2.3.1. Preferensi Konsumen Preferensi berasal dan bahasa inggris "Preference" yang berarti sesuatu yang lebih diminati, suatu pilihan utama, merupakan kebutuhan prioritas. Preferensi merupakan suatu hal yang harus didahulukan, dan diutamakan dari pada yang lain, prioritas, pilihan, kecenderungan dan lebih disukai (Departemen Pendidikan Nasional, 2001). Preferensi konsumen adalah kecenderungan seseorang dalam memilih penggunaan barang tertentu untuk dapat dirasakan dan dinikmati sehingga dapat mencapai kepuasan dari pemakaian produk, pada akhirnya konsumen loyal terhadap merk tertentu daripada produk yang sejenis. Preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu barang daripada barang lainnya. Menurut Kotler (2008), preferensi konsumen terbentuk melalui variablevariabel kebiasaan, kecenderungan, dan kesesuaian terhadap berbagai variasi produk atau pemasok yang tersedia. Preferensi konsumen dapat dijelaskan sebagai suatu sikap konsumen terhadap satu pilihan merek produk maupun pemasok yang terbentuk melalui proses evaluasi. Sudibyo (2002), menyatakan bahwa pengukuran terhadap preferensi konsumen sangat penting karena : 1. Sebagai dasar untuk menarik minat pembeli konsumen pada suatu produk. 2. Sebagai acuan bagi perusahaan untuk menerapkan program-program pembangunan loyalitas konsumen. 3. Untuk menjaga interaksi yang terus berkelanjutan antara konsumen dan pelaku usaha. 2.3.2. Sikap Konsumen Sikap (attitude) adalah suatu keadaan pada diri seseorang untuk berperilaku suka atau tidak suka ketika dihadapkan kepada satu situasi
20 (Nitisusastro, 2012). Sangadji dan Sopiah (2013), mengungkapkan bahwa sikap adalah tanggapan perasaan konsumen yang bisa berupa perasaan suka atau tidak suka terhadap objek tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan perusahaan untuk memahami konsumen. Perusahaan sangat berkepentingan pada sikap konsumen terhadap produknya, karena sikap yang positif akan menghasilkan pembelian, bukan saja dari konsumen yang bersangkutan tetapi rekomendasi kepada teman-teman maupun keluarganya juga akan membuahkan pembelian yang menguntungkan perusahaan. Sebaliknya, sikap negatif terhadap produk akan menghasilkan penolakan, dan sikap yang demikian ini akan diteruskan untuk mempengaruhi orang lain. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Susanta (2008), Sikap adalah kecenderungan yang diperljari dalam berperilaku dengan cara menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Karakteristik sikap terdiri dari: 1. Obyek Sikap, kata obyek dalam definisi mengenai sikap yang berorientasi pada konsumen harus ditafsirkan secara luas meliputi konsep yang berhubungan dengan konsumsi atau pemasaran khusus, seperti produk, merk, jasa, kepemilikan, penggunaan produk, sebab-sebab atau isu, orang, iklan, situs internet, harga, medium, atau pedagang ritel. 2. Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari, hal ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan dari orang lain, iklan media masa, dan bentuk pemasaran langsung (seperti katalog ritel).
21 3. Sikap mempunyai konsistensi, hal ini berarti sikap relatif konsisten dengan perilaku yang dicerminkannya. 4. Sikap terjadi dalam situasi tertentu, maksud situasi disini adalah berbagai peristiwa atau keadaan yang pada tahap dan waktu tertentu, mempengaruhi hubungan antara sikap dan perilaku konsumen. Situasi tertentu dapat menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang kelihatannya tidak konsisten dengan sikap mereka.