BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang yang dijalani pengarang. Faktor sosio-budaya, ideologi dan pembaca

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan sastra sebagai produk sosial tertentu, kedua teori dalam kaitannya dengan. sastra sebagai hakikat imajinasi dan kreativitas.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

NILAM SARI NURJANAH A

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak akan terlepas dari imajinasi pengarang. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Clarry Sadadalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. dituliskan, seperti menceritakan cerita yang bersifat imajinasi, dongeng, dan cerita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 1. Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

I. PENDAHULUAN. sebagai medianya. Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Refleksi Kehidupan Masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina belum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif. Sebagai sebuah media ekspresi sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra memiliki beberapa ciri antara lain sebagai bahasa emotif dan bersifat konotatif sebagai kebalikan bahasa nonsastra, khususnya bahasa ilmiah yang rasional dan denotatif (Al-Ma ruf, 2009:3). Tidak sembarang orang yang dapat menciptakan sebuah karya sastra melainkan seseorang yang memiliki keistimewaan dalam kesusastraan untuk mengekspresikan kehidupan manusia dan alam semesta ke dalam sebuah karya sastra. Hal ini sependapat dengan pendapat Goldman yang menyatakan bahwa sastra yang besar merupakan suatu tindakan historis (historical action), karena mengekspresikan suatu imaji yang global mengenai manusia dan alam semesta (Goldman dalam Al-Ma ruf, 2010:35). Manusia pada dasarnya memiliki hubungan yang timbal balik terhadap karya sastra. Keberadaan karya sastra tidak terlepas dari pengarang dan pengarang menciptakan sebuah karya sastra itu artinya menciptakan sebuah model kehidupan. Perjalanan kehidupan manusia tidaklah semudah yang diharapkan, ada kalanya manusia menghadapi lika-liku kehidupan dan persoalan atau permasalahan yang sulit. Karya sastra biasanya 1

2 mendeskripsikan tentang kehidupan sehari-hari seorang tokoh yang mengalami berbagai masalah yang dimunculkan melalui peristiwa-peristiwa di dalam karya itu. Karya sastra merupakan hasil karya yang menggambarkan suatu masalah kehidupan seseorang. Dalam mendeskripsikan kehidupan tersebut, pengarang juga mengungkapkan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya maupun agama. Karya sastra tentang keagamaan sangatlah menarik untuk dijadikan sebuah objek penelitian karena ada kaitannya dengan manusia, agama, maupun sang pencipta. Dalam karya sastra seperti itu, tergambarkan adanya reaksi aktif pengarang dalam menghayati makna kehadiran keagamaan yang dipeluknya secara teguh (Santosa dkk, 2004:1). Semua karya sastra memiliki manfaat bagi manusia yang diperoleh melalui dua aspek, yaitu estetika dan etika, yang secara keseluruhan ditujukan kepada kepuasan rohani. Kualitas estetika membangkitkan kegairahan hidup, rasa cinta, setia, dan cemburu, termasuk semangat intelektualitas dan perjuangan. Kualitas etis, yaitu masalah-masalah moral. Konservasi sosial tidak semata-mata diperoleh melalui agama, kekuatan hukum dan adat istiadat, norma dan aturan, tetapi juga melalui sistem simbol bahasa (Ratna, 2005:576). Masalah keagamaan yang terdapat dalam karya sastra berkaitan dengan aspek religius. Kuntjaraningrat (1993:144) menyatakan bahwa kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama dalam argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan religius tempat mencari makna hidup.

3 Kehidupan manusia mencakup hubungan masyarakat dengan perseorangan, antara manusia dengan Tuhan, dan antara peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Gambaran-gambaran kehidupan dalam kehidupan yang diceritakan oleh pengarang merupakan hasil kebudayaan. Jadi, religius merupakan suatu kepercayaan yang dimiliki setiap umat manusia yang berkaitan dengan keyakinan terhadap Tuhan. Religius akan tampak jelas dalam karya sastra ini pada sikap-sikap tokoh yang memanjatkan doa dan menikmati keindahan alam semesta dengan bersyukur kepada sang pencipta. Karya sastra selain digunakan sebagai bahan hiburan juga dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Penelitian ini menggunakan novel sebagai sumber data primernya. Yudiono (2007:16) menjelaskan bahwa setiap karya sastra diciptakan oleh pengarang, dipublikasikan oleh penerbit, dinikmati banyak pembaca, dikritik, diteliti, dicetak ulang, dan sebagainya. Novel dinikmati banyak pembaca, bahkan novel yang menarik bagi khalayak ramai hingga habis terjual kemudian dicetak ulang. Novel merupakan bagian dari bentuk karya sastra. Novel adalah prosa rekaan yang panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar belakang secara terstruktur. Menurut Nurgiyantoro (2009:11) novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Penggambaran pada novel dapat tercipta dengan adanya tokoh-tokoh yang berkarakter berjalan pada alur yang runtut dan sesuai, kemudian berakhir

4 setelah adanya suatu klimaks. Novel dapat diteliti dengan menggunakan beberapa tinjauan (pendekatan). Untuk mengkaji masalah sosial yang terdapat di dalam novel, salah satunya dapat menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Endraswara (2003:77) mengatakan bahwa sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif. Penelitian tentang sosiologi sastra banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat karya sastra sebagai cermin kehidupan masyarakat. Arenanya, asumsi dasar penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengkaji novel yang berjudul 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan sebuah novel perjalanan spiritual agama Islam di Eropa. Banyak tokoh-tokoh Indonesia yang menyanjung novel 99 Cahaya di Langit Eropa ini salah satunya adalah Anies Baswedan seorang Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar (dalam Hanum:2013) menyatakan bahwa lewat kisah-kisah sederhana dan menarik, Hanum membukakan mata tentang pernak-pernik kehidupan Islam di Eropa dan mengajak untuk flash back melihat masa lalu. Hanum mampu merangkai kepingan mosaik tentang kebesaran Islam di Eropa beberapa abad lalu. Lebih jauh lagi, melihat nilai-nilai Islam dalam kehidupan Eropa. Islam dan Eropa sering ditempatkan dalam stigma berhadapan, sudah saatnya ditempatkan dalam kerangka stigma saling menguatkan. Novel 99 Cahaya di Langit Eropa mempunyai sisi kelebihan dari novel yang lainnya, yaitu pertama merupakan novel pembangun iman yang mengajak

5 kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang mencerminkan Islam. Perilaku Islam yang dimaksud adalah nilai-nilai religius yang tercermin melalui penampilan tokoh utama dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara bertutur kata, belajar, bersosialisasi, selalu mensyukuri atas apa yang diperoleh entah itu baik maupun buruk, dan sebagainya. Novel ini juga memberikan sebuah pesan terhadap setiap manusia untuk kembali kepada ilmu pengetahuan, menghargai perbedaan, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, atau harus ikhlas dan harus mementingkan agama serta mendorong untuk mempelajari sejarah agar lebih bijak lagi. Kelebihan yang kedua adalah novel ini merupakan kisah nyata dari sang pengarang. Penuturan dalam novel ini benar-benar menghanyutkan pembaca akan merasakan seolah-olah ikut langsung dalam cerita dan sekaligus belajar sejarah Islam di Eropa. Cara penyampaiannya jelas membuat para pembaca cepat memahami alur cerita sehingga penulis tertarik untuk mengkaji masalahmasalah yang terdapat dalam novel tersebut, salah satunya adalah aspek religius yang terdapat dalam novel. Permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam novel ini adalah aspek religius yang terdapat di dalamnya. Aspek religius dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa menampilkan realitas dari segi religius mengenai peristiwa yang menyangkut hubungan antara sesama manusia maupun manusia dengan Tuhan. Peristiwa yang komplek terjadi dalam novel ini mengenai keagamaan, tingkah laku, hak dan kewajiban manusia sebagai hamba Tuhan dan manusia dalam kehidupan masyarakat. Untuk dapat mengetahui aspek religius dalam

6 penelitian ini digunakan tinjauan sosiologi sastra. Menurut Ratna (2003: 27), sosiologi sastra mencoba untuk menjelaskan bahwa eksistensi karya sastra bukan semata-mata gejala individual, melainkan juga gejala sosial. Analisis sosiologis memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi-fungsi sastra, karya sastra sebagai produk masyarakat tertentu harus memberikan masukan, manfaat terhadap struktur sosial yang menghasilkannya. Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra sebagai penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa mengajak pembaca untuk memahami sebuah perjalanan di suatu negara tempat Islam menjadi minoritas. Pengalaman yang menambah ajaran spiritual untuk lebih mengenal Islam dengan cara yang berbeda. Selain mengandung pesan-pesan religius yang disajikan pengarang, novel ini juga mengusung fakta sejarah yang sebenarnya. Perjalanan ini adalah sebuah pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan Islam di benua Eropa, seperti Vienna, Paris, Madrid, Cordoba, Granada, dan Istanbul masuk dalam perjalanan novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra banyak mendapatkan tanggapan positif dari tokoh-tokoh Indonesia, media masa, termasuk dari mantan presiden Republik Indonesia (Bacharuddin Jusuf Habibie) dan ayahanda dari pengarang novel ini (M. Amien Rais) serta sudah diproduksi sebagai film layar lebar. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra dengan judul Aspek Religius dalam Novel 99 Cahaya di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga

7 Almahendra dengan Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. Alasan-alasan dipilihnya judul di atas, yaitu sebagai berikut. 1. Aspek religius termasuk dalam lingkungan karya sastra (novel) yang sangat menarik untuk diteliti sebab memaparkan tentang perilaku religius sehingga pesan yang disampaikan oleh pengarang dapat dipergunakan oleh pembaca untuk menambah pengetahuan tentang pemahaman aspek religius. 2. Sepanjang pengetahuan penulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa belum pernah diteliti dengan pendekatan sosiologi sastra. 3. Novel ini mengungkap masalah pencarian cahaya Ilahi atas dasar perasaan cinta antara sesama manusia, dan perasaan cinta manusia kepada Tuhan. B. Pembatasan Masalah Untuk mencegah kekaburan masalah dan untuk mengarahkan penelitian ini agar lebih intensif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sangat diperlukan pembatasan masalah. Moeleong (2007:63) mengungkapkan bahwa pembatasan masalah memberi bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk menentukan data yang perlu dikumpulkan dan data yang tidak relevan. Agar penelitian terfokus pada permasalahan, perlu adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Analisis latar sosio-historis pengarang novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. 2. Analisis unsur-unsur yang terdapat dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

8 3. Analisis aspek religius yang terkandung dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dengan tinjauan sosiologi sastra. 4. Implementasi aspek religius dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dengan tinjauan sosiologi sastra sebagai bahan ajar sastra di SMA. C. Rumusan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah, maka diperlukan suatu perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana latar sosio-historis pengarang novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra? 2. Bagaimana struktur yang membangun novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra? 3. Bagaimana aspek religius yang terkandung dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dengan tinjauan sosiologi sastra? 4. Bagaimana implementasi aspek religius dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dengan tinjauan sosiologi sastra sebagai bahan ajar sastra di SMA? D. Tujuan Penelitian Penelitian terhadap novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra memiliki tujuan sebagai berikut.

9 1. Mendeskripsikan latar sosio-historis pengarang novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. 2. Mendeskripsikan struktur yang membangun novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. 3. Mendeskripsikan aspek religius yang terkandung dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dengan tinjauan sosiologi sastra. 4. Mengimplementasikan aspek religius dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dengan tinjauan sosiologi sastra sebagai bahan ajar sastra di SMA. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis, sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti. Adapun manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai studi analisis terhadap sastra di Indonesia, terutama dalam bidang penelitian novel Indonesia yang memanfaatkan tinjauan sosiologi sastra. b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam mengaplikasikan teori sastra dan aspek sosiologi sastra dalam mengungkap novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.

10 2. Manfaat Praktis a) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa untuk memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif di masa yang akan datang demi kemajuan diri mahasiswa dan jurusan. b) Penelitian novel 99 Cahaya di Langit Eropa ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian lain yang ada sebelumnya, khususnya dengan menganalisis aspek religius. F. Sistematika Laporan Penelitian Sistematika dalam penulisan sangat penting karena dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai langkah-langkah penelitian dan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Berikut sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Bab I pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II merupakan landasan teori, yang terdiri dari kajian teori, penelitian relevan atau tinjauan pustaka, dan kerangka berpikir. Bab III merupakan metode penelitian, yang terdiri dari jenis strategi dan strategi penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik validasi data, dan teknik analisis data. Bab IV merupakan hasil dan analisis yang berisi meliputi latar sosio-historis pengarang, analisis struktur novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang meliputi tema, alur, penokohan, latar dan hasil pembahasan

11 yang merupakan bab inti penelitian yang akan membahas aspek religius dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra: Tinjauan sosiologi sastra dan implementasinya sebagai bahan ajar di SMA. Bab V merupakan bab terakhir yang memuat simpulan dan saran, dan bagian terakhir terdapat daftar pustaka dan lampiran.