Evaluasi Kurikulum Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Kurikulum Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. luas dengan istilah keterampilan umum (generic skills). Organisasi Buruh

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

ABSTRACT

Diah Pitaloka Handriani SMP Negeri 1 Surakarta

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)

PROFIL SOFT SKILL MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TAHUN AKADEMIS 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI BERBASIS PBL (PROJECT BASED LEARNING) DI MA

HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA REGULER PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TAHAP AKADEMIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

NASKAH PUBLIKASI. Di Susun Oleh : Dewi Kusumawardani Nim:

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

SKRIPSI DARMAN NABABAN

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dunia secara. global dan kompetitif memerlukan generasi yang memiliki kemampuan

iii Universitas Kristen Maranatha

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

Mebtan Dwi Permana, Imam Muchtar, Chumi Zahroul Fitriah 1)

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

ABSTRACT. Keywords: perception, auditor work environment, career choice. vii. Universitas Kristen Maranatha

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Kata Kunci: Kesiapan, PPL, Faktor-faktor yang mempengaruhi PPL

KAJIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

Economic Education Analysis Journal

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA SEMESTER ENAM ANGKATAN

PENILAIAN TUTOR TERHADAP PENGUASAAN PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

SKRIPSI. Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik. Diajukan Oleh : DAHLIA HUTAHAEAN

policy? pedoman? metoda? model belajar? ?...?...?

SPESIFIKASI JURUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SP.UJM-JM-FE-UB.01

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011

ANALISA PERBEDAAN MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BAGI MAHASISWA DAN DOSEN UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN ENTREPRENEURSHIP

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH MATA PELAJARAN PDTO

Pengantar TRACER STUDY dan Problematikanya

PERANAN PRESTASI MATA KULIAH BAHAN BANGUNAN DAN KESIAPAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu berubahnya sistem pembelajaran dari teacher centered menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

(Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fenni Agustina

MENYUSUN KURIKULUM: MENJAWAB TANTANGAN KERJA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

EFEKTIVITAS RESPONSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN

ANALISIS KOMPARASI KINERJA MAHASISWA AKUNTANSI DAN MAHASISWA NON AKUNTANSI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BOGOR (KASUS PADA STIE KESATUAN BOGOR)

Tengku Idris * Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Riau *Corresponding author, HP: ,

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Pendahuluan. Asyiyah et al., Penerapan Pembelajaran Berbasis Multikultural dengan Model Kooperatif Time Token...

NASKAH JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

HUBUNGAN NILAI TES MASUK MAHASISWA BERDASARKAN UJIAN DAN RAPOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI PRODI D3 KEBIDANAN UNIVERSITAS TULUNGAGUNG

Kurikulum Berbasis TIK

Evaluasi Asal Jurusan SMA Terhadap Kemampuan Pemahaman Materi Perancangan Basis Data

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

DARI PETA KURIKULUM Sampai Ke BUKU BLOK : PANDUAN STEP By STEP. (tim kurikulum UGM)

Kebijakan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan

ORGANISASI PEMBELAJARAN. Hendrawan Soetanto. Bagian Ketiga

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Universitas Brawijaya, 2008 All Rights Reserved

TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2013

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

EVALUASI DAN DESAIN HIPOTETIK PROGRAM PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) SISWA SMK NEGERI 2 PADANG PANJANG

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

Transkripsi:

Volume 11, Issue 1, March 2017, pp. 9 ~ 15 9 Evaluasi Kurikulum Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Nurul Qomariyah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Indonesia Corresponding author, e-mail: nurul.qomariyah@ikm.uad.ac.id Received: 21/10/2016; published: 27/02/2017 Abstract Background: Solving a complex public health problem in the 21 st century requires public health professionals who excel in the field of public health sciences (hard skills) and have skills which are general in nature (soft skills). The purpose of this study was to evaluate the achievement of hard skills and soft skills in the curriculum of Public Health Study Program of UAD (PHSP UAD). Method: A descriptive study with cross sectional design was conducted on final year students of PHSP UAD from regular and non-regular program. Achievement of hard skills was evaluated through a grade point average (GPA) from all final year students who actively involved in teaching and learning activities and those who have completed their studies. The level of importance and achievement of soft skills was evaluated by the General Skills survey from Tuning with convenience sampling. Results: The overall average of GPA (n=325) was 3.22. Achievement of soft skills (n=147) showed that the achievement of skills associated with knowledge in the field of public health were good. The achievement of capacity for applying knowledge in practice and some other skills which are needed in the working world in the 21 st century were still low. Conclusion: Hard skills achievement of final year students of PHSP UAD showed satisfactory results. Satisfactory achievement of soft skills was still limited only to skills which are related to knowledge in the field of public health. Meanwhile, soft skills achievement which are needed in the working world in the 21 st century were still low. Keywords: curriculum; evaluation; hard skills; public health; soft skills Copyright 2017 Universitas Ahmad Dahlan. All rights reserved. 1. Pendahuluan Dunia kerja dan dunia pendidikan di abad ke-21 mengalami perubahan yang sangat pesat. Perubahan tampak dengan adanya globalisasi, kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, semakin beragamnya tempat bekerja, semakin berkembangnya pihak swasta, berkurangnya peran pemerintah untuk menjamin pekerjaan bagi warga negaranya dan semakin meningkatnya jumlah peserta didik, baik di tingkat pendidikan primer, sekunder, dan tersier. (1);(2) Pendidikan tinggi harus membekali lulusannya dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan tersebut agar lulusannya dapat bersaing di dunia kerja. Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada tahun 2014 menunjukkan bahwa 22% kaum muda Indonesia usia 15-24 tahun tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia juga menunjukkan bahwa pengangguran penduduk usia muda yang berasal dari jenjang pendidikan universitas pada Februari 2016 sebesar 6,4%. Angka ini terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. (3);(4) Banyak penelitian menunjukkan bahwa pengguna lulusan membutuhkan pekerja yang tidak hanya memiliki keunggulan kognitif sesuai bidang ilmu (hard skills) namun juga memiliki keterampilan yang sifatnya umum (soft skills). (5);(6);(7) Bidang kesehatan masyarakat secara khusus melalui asosisasi pendidikan kesehatan masyarakat (Association School of Public Health-ASPH) menyatakan bahwa di abad ke-21, dibutuhkan tenaga kerja yang tidak

10 hanya menguasai bidang ilmu kesehatan masyarakat, namun juga mampu bekerja sama dan berkomunikasi dengan tenaga profesional dari disiplin ilmu yang berbeda, antar lembaga melintasi batas organisasi, mampu menggunakan teknologi informasi, memahami keragaman dan budaya, memiliki jiwa kepemimpinan, profesionalisme, mampu merencanakan program, dan berpikir sistem. (2) Beberapa upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan. Sejak tahun 1996, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah menginisiasi konsep pendidikan umum yang berdasarkan pada empat pilar pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to live together dan learning to be. Konsep ini adalah kurikulum interdisipliner yang luas yang fokus pada kreativitas, berpikir kritis, kesadaran berbudaya, menyelesaikan masalah, dan keterampilan komunikasi. (1) Sejalan dengan UNESCO, ILO juga menyarankan agar institusi pendidikan dapat memberikan penekanan yang lebih besar pada learning by doing, bekerja di dalam kelompok, berpikir kreatif; menggunakan kurikulum yang terintegrasi untuk mengembangkan hard skills dan soft skills secara bersamaan dari pada secara terpisah. (4) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (PS IKM UAD) berdiri tahun 2003 dan merupakan salah satu dari 172 pendidikan tinggi Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Visi dari PS IKM UAD adalah unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan masyarakat, profesional, berdedikasi dengan dilandasi nilai keislaman. Program pendidikan yang ada adalah regular (menerima lulusan SMA dan yang sederajat) dan non-reguler (program khusus-menerima lulusan diploma dari berbagai disiplin ilmu). Kurikulum yang digunakan pada saat penelitian ini berlangsung telah digunakan sejak tahun 2012. Isi dari kurikulum tersebut adalah: kuliah tatap muka (120 sks-83,3%), praktikum dan kegiatan lapangan (@10sks-@6,9%). Sejak tahun 2013, PS IKM UAD terakreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi. (8) Penelitian sebelumnya telah dilakukan tahun 2014 pada lulusan PS IKM UAD yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa lulusan PS IKM UAD memiliki pencapaian yang baik dalam hal pengetahuan dan aplikasi keterampilan di bidang ilmu kesehatan masyarakat, namun pencapaian beberapa keterampilan yang justru dibutuhkan di abad ke-21 hasilnya belum memuaskan. (9) Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana kurikulum PS IKM UAD mampu mengembangkan hard skills dan soft skills pada mahasiswa tingkat akhir. 2. Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pencapaian hard skills dilihat melalui indeks prestasi kumulatif (IPK) dari bagian akademik PS IKM UAD Pencapaian soft skills dilihat melalui survei dengan kuesioner keterampilan umum dari Tuning. Subjek penelitian adalah mahasiswa PS IKM UAD tingkat akhir dari program reguler dan non-reguler. IPK yang digunakan adalah IPK dari seluruh mahasiswa PS IKM UAD tingkat akhir yang berstatus aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar dan yang telah menyelesaikan studi. Survei soft skills dilakukan dengan cara convenience sampling. Kuesioner keterampilan umum dari Tuning telah digunakan secara luas di Eropa pada penelitian Tuning tahun 2006 dan pada banyak studi Tuning berikutnya. Kuesioner berisi 30 item keterampilan. kuesioner mengukur tiga variabel, yaitu: tingkat kepentingan, tingkat pencapaian dan rangking. Penilaian tingkat kepentingan dilakukan dengan memilih skor 1-4 pada skala Likert pada 30 ada keterampilan yang ada, yaitu: 1=tidak penting; 2=kurang penting; 3=cukup penting; 4=penting. Tingkat pencapaian diukur dengan cara yang sama, yaitu: 1=tidak ada; 2=kurang; 3=sedang; 4=baik. Ruang kosong disediakan untuk responden yang ingin menambah keterampilan lain yang dianggap penting namun belum termasuk dalam 30 keterampilan yang ada. Rangking disusun berdasarkan lima keterampilan sesuai urutan tingkat kepentingan. Untuk masing-masing responden, peringkat pertama dinilai lima poin, peringkat kedua dinilai empat poin, dan seterusnya, hingga akhirnya yang kelima dinilai satu. Nilai 0 digunakan untuk kompetensi yang tidak dipilih. Keterampilan lebih lanjut disusun sesuai urutan dari jumlah poin tertinggi sampai yang terendah. (10) Kuesioner telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan telah Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Volume 11, Issue 1, March 2017: 9 15

11 digunakan untuk merumuskan soft skills yang dibutuhkan oleh lulusan PS IKM UAD pada tahun 2014. (9) Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan kemudian diikuti dengan analisis tingkat kepentingan dan tingkat pencapaian keterampilan dengan Important Performance Analysis (IPA) seperti yang terlihat pada Gambar 1. IPA dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: rata-rata (mean) dari setiap item di 30 keterampilan pada kuesioner divisualisasikan dalam diagram IPA. Sumbu X dalam diagram adalah tingkat pencapaian, sedangkan sumbu Y adalah tingkat kepentingan. Median tingkat pencapaian digunakan sebagai titik sentral pada sumbu X dan median tingkat kepentingan digunakan sebagai titik sentral pada Y. (10) Gambar 1. Diagram IPA-Martila & James (1997) Interpretasi hasil melalui diagram IPA a. Konsentrasi: kompetensi yang dianggap sangat penting, namun tingkat pencapaiannya rendah b. Prioritas rendah: kompetensi yang dianggap tidak penting, dan tingkat pencapaiannya rendah c. Usaha yang berlebihan: kompetensi yang dianggap tidak penting, namun tingkat pencapaiannya tinggi d. Pemeliharaan: kompetensi yang dianggap sangat penting, dan tingkat pencapaiannya tinggi 3. Hasil dan pembahasan 3.1 Hasil Mahasiswa tingkat akhir yang dilibatkan pada penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan 2012 dari program reguler dan dari program non-reguler angkatan 2013 dan 2014. Dua angkatan dari program non-reguler digunakan sebagai responden penelitian, mengingat masih banyaknya angkatan 2013 dari program non-reguler yang belum menyelesaikan studi dan belum adanya mahasiswa angkatan 2014 yang sudah menyelesaikan studi di PS IKM UAD. 3.1.1 Pencapaian Hard skills menunjukkan rata-rata IPK mahasiswa PS IKM UAD tingkat akhir secara keseluruhan hasil yang memuaskan ( X =3,22). Pembagian IPK sesuai standar kelulusan di UAD (IPK 2.75) secara keseluruhan juga menunjukkan hasil yang memuaskan (90,15% mahasiswa memiliki IPK). Mahasiswa dari program non-reguler menunjukkan pencapaian yang lebih baik dibandingkan mahasiswa reguler (Tabel 1 dan 2). Tabel 1. Rata-rata (mean) IPK Mahasiswa PS IKM UAD Tingkat Akhir Program Kelas (Tahun masuk) Jumlah siswa * IPK ( X ) SD Reguler 2012 226 3,15 0,50 Non-reguler 2013 52 3,31 0,21 2014 47 3,46 0,20 Regular & non-regular 325 3,22 0,45

12 Tabel 2. Pembagian IPK Mahasiswa PS IKM UAD Tingkat Akhir Berdasarkan Standar Kelulusan UAD Program Kelas (Tahun masuk) IPK Jumlah siswa* % Reguler 2012 195 86,28 <2,75 31 13,72 Non-reguler 2013 52 100,00 <2,75 0 0 2014 46 97,87 <2,75 1 2,13 Regular & non-reguler 293 90,15 <2,75 32 9,85 3.1.2 Pencapaian Soft Skills Total responden pada survei dengan kuesioner keterampilan umum dari Tuning adalah 147. Sepertiga responden sudah menyelesaikan studinya. Hanya 53,7% responden merasa puas dengan pendidikan yang didapat di PS IKM UAD, dan 71,4% responden optimis untuk mendapatkan pekerjaan dengan gelar kesarjanaan dari PS IKM UAD (Tabel 3). Tabel 3. Karakteristik Responden Variabel n % Jenis Kelamin Laki-laki 36 24,5 Perempuan 111 73,5 Umur <30 tahun 145 98,6 >30 tahun 2 1,4 Program pendidikan Regular 131 89,1 Tahun masuk Kelulusan Status pekerjaan Pendidikan yang didapatkan di PS IKM UAD Potensi mendapatkan pekerjaan dengan gelar kesarjanaan dari PS IKM UAD Non-regular 2012 2013 2014 Lulus Belum lulus Bekerja di tempat yang sesuai dengan bidang KesMas Bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan bidang KesMas Studi lanjut Mencari pekerjaan untuk pertama kalinya Tidak bekerja, namun sebelumnya pernah bekerja Tidak bekerja dan sedang tidak sedang mencari pekerjaan Sangat banyak Banyak Beberapa Sedikit Cukup Baik Sangat baik 16 131 8 8 45 102 15 4 1 7 12 108 10 69 61 7 42 87 18 10,9 89,1 5,4 5,4 30,6 69,4 10,2 2,7 0,7 4,8 8,2 73,5 6,8 46,9 41,5 4,8 28,6 59,2 12,2 Gambar 2 dan Tabel 4 menunjukkan hasil analisa IPA. Tiga keterampilan (no 4, 8, 30) berada pada tingkat pencapaian tertinggi, sedangkan keterampilan yang bersifat internasional (no 7, 23, 24) berada pada tingkat pencapaian paling rendah. Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Volume 11, Issue 1, March 2017: 9 15

13 Konsentrasi 1. Inisiatif dan memiliki semangat kewirausahaan (27) 2. Peduli terhadap kualitas (29) Prioritas rendah 1. Kemampuan untuk melakukan analisis dan sintesis (1) 2. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan ke dalam dunia kerja (2) 3. Manajemen waktu dan perencanaan (3) 4. Pengetahuan tentang bahasa asing (7) 5. Keterampilan manajemen informasi (11) 6. Kritis dan mampu mengkritisi diri sendiri (12) 7. Kemampuan untuk membuat ide-ide baru (kreativitas) (14) 8. Kemampuan untuk bekerja lintas ilmu (20) 9. Kemampuan untuk bekerja di dunia internasional (23) 10. Pemahaman budaya dan kebiasaan di negara lain (24) 11. Kemampuan untuk bekerja secara mandiri (25) 12. Perencanaan proyek dan manajemen (26) Gambar 2. Important Performance Analysis Tabel 4. Daftar Keterampilan dalam IPA Pemeliharaan 1. Pengetahuan umum tingkat dasar dalam bidang kesehatan masyarakat (4) 2. Pengetahuan dasar profesi dalam praktik (5) 3. Komunikasi lisan dan tertulis dengan bahasa Indonesia (6) 4. Keterampilan komputer tingkat dasar (8) 5. Keterampilan untuk meneliti (9) 6. Kemampuan untuk belajar (10) 7. Mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru (13) 8. Menyelesaikan masalah (problem solving) (15) 9. Membuat keputusan (16) 10. Kerja kelompok (17) 11. Keterampilan interpersonal (18) 12. Kepemimpinan (19) 13. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang di luar bidang ilmu kesehatan masyarakat (di lapangan) (21) 14. Kemampuan untuk sukses (30) Usaha yang berlebihan 1. Penghargaan terhadap keragaman dan aneka budaya (22) 2. Komitmen etik (28) Tabel 5 menunjukkan lima keterampilan yang dianggap paling penting oleh mahasiswa PS IKM UAD tingkat akhir.

14 Tabel 5. Ranking Lima Besar Tingkat Kepentingan Tertinggi Menurut PS IKM UAD Tingkat Akhir Rangking Keterampilan 1 Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan ke dalam dunia kerja 2 Pengetahuan umum tingkat dasar dalam bidang kesehatan masyarakat 3 Kepemimpinan 4 Pengetahuan tentang bahasa asing 3.2 Pembahasan Secara keseluruhan, pencapaian indeks prestasi mahasiswa PS IKM UAD tingkat akhir menunjukkan hasil yang memuaskan. Hasil ini sejalan dengan penilaian yang tinggi terhadap pencapaian soft skills yang berhubungan dengan pengetahuan di bidang ilmu kesehatan masyarakat. Penelitian sebelumnya tahun 2014 pada lulusan PS IKM UAD yang tersebar di seluruh Indonesia juga menunjukkan hasil yang serupa. (9) Beberapa faktor teridentifikasi berkontribusi terhadap tingginya pencapaian hard skills dan beberapa soft skills yang berhubungan dengan pengetahuan di bidang ilmu kesehatan masyarakat. Analisis konten kurikulum yang digunakan memberikan gambaran: besarnya porsi aspek pengetahuan (83,3%) dan mata kuliah yang berkaitan dengan penelitian (9%); praktikum komputer, komunikasi kesehatan, praktek belajar lapangan (PBL) 1 dan 2, kuliah kerja nyata (KKN), aktivitas ekstrakurikuler, program pengembangan soft skills di tingkat universitas, asal mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia, kehidupan yang mandiri di Yogyakarta, dan topik kuliah dan praktik agama Islam dan kehidupan yang islami di lingkungan UAD. (9) Di samping pencapaian yang sudah baik pada penguasaan ilmu di bidang kesehatan masyarakat, sangat disayangkan karena beberapa keterampilan lainnya terutama keterampilan yang sangat dibutuhkan sebagai tenaga kesehatan masyarakat di abad ke-21 masih menunjukkan pencapaian yang rendah. Lima keterampilan dengan nilai terendah yaitu tiga keterampilan yang sifatnya internasional, perencanaan proyek dan manajemen, serta kemampuan untuk membuat ide-ide baru (kreativitas). Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian sebelumnya tahun 2014. (9) Perbedaan penilaian pencapaian hanya terjadi pada dua keterampilan yaitu peduli terhadap kualitas dan kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan ke dalam dunia kerja (lulusan PS IKM UAD menilai pencapaian kedua keterampilan ini lebih tinggi dibanding mahasiswa tingkat akhir). Hal ini dikarenakan mahasiswa tingkat akhir belum memiliki banyak kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan ke dalam dunia kerja dan kurangnya tuntutan dan umpan balik bagi mahasiswa untuk bisa mengerjakan tugas dengan standar kualitas dan ketepatan yang tinggi. IPA dan rangking lima besar keterampilan yang dianggap paling penting menunjukkan bahwa ada tiga keterampilan, yaitu: kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan ke dalam dunia kerja, pengetahuan tentang bahasa asing, dan manajemen waktu dan perencanaan sebagai tiga keterampilan yang dianggap paling penting oleh mahasiswa PS IKM UAD tingkat akhir dengan pencapaiannya yang masih rendah. Pencapaian yang rendah pada beberapa keterampilan seperti yang tergambar pada IPA menunjukkan bahwa kurikulum yang digunakan di PS IKM UAD selama ini hanya bertujuan untuk menguasai isi ilmu pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat (content based) seperti yang biasanya ditekankan dalam kurikulum konvensional. (11) Masalah kesehatan masyarakat yang kompleks tidak dapat diselesaikan hanya dengan pengetahuan yang baik di bidang kesehatan masyarakat, kemampuan menggunakan teknologi informasi, dan kepemimpinan saja, namun juga dibutuhkan kemampuan lain sebagai penunjang implementasi pengetahuan dalam praktek. Kemampuan lain yang dibutuhkan diantaranya: mampu bekerja sama dan berkomunikasi dengan tenaga profesional dari disiplin ilmu yang berbeda, antar lembaga melintasi batas organisasi, memahami keragaman dan budaya (nasional dan internasional), profesionalisme, mampu merencanakan program, dan berpikir sistem. (12) Tahun 2008, Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) menyatakan bahwa kurikulum konvensional sudah tidak sesuai lagi digunakan di era globalisasi dan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini dikarenakan kurikulum dengan muatan teori Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Volume 11, Issue 1, March 2017: 9 15

15 yang terlalu besar akan berakibat negatif pada perkembangan soft skills yang justru dibutuhkan di masa ini. (11);(13) Konsep pendidikan umum yang diinisiasi oleh UNESCO sejak tahun 1996 dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengembangkan hard skills dan soft skills yang dibutuhkan di abad ke-21. Konsep tersebut adalah kurikulum interdisipliner yang fokus pada kreativitas, berpikir kritis, kesadaran berbudaya, menyelesaikan masalah, dan keterampilan berkomunikasi. Kurikulum ini menawarkan lebih banyak program untuk melatih keterampilan profesional dengan menggunakan masalah nyata yang ada di lapangan, kerja sama yang lebih luas dengan departemen terkait untuk melatih kolaborasi inter profesional, dan mengurangi jumlah muatan ilmu dasar dalam kurikulum. 4. Simpulan Pencapaian hard skills mahasiswa PS IKM UAD sudah menunjukkan hasil yang memuaskan. Pencapaian soft skills yang memuaskan masih hanya terbatas pada keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan di bidang ilmu kesehatan masyarakat. Pencapaian soft skills yang justru sangat dibutuhkan di abad ke-21 hasilnya belum memuaskan. Revisi kurikulum diperlukan untuk mengintegrasikan program pengembangan hard skills dan soft skills yang diperlukan di dunia kerja di abad ke-21. Daftar Pustaka 1. Analisis Paradigma Pendidikan Indonesia Tuntutan Abad 21. 2016. 2. Shafie LA, Nayan S. Employability Awareness among Malaysian Undergraduates. Int J Bus Manag. 2010;5(8):119 23. 3. Youth employment in Asia-Pacific. 2013. 4. Brewer L. Enhancing youth employability: What? Why? and How? Guide to core work skills. 2013 May 14 5. Ambepitiya KR. Employability of Graduates of Public and Private Management Education Institutes: A Case Study of Two Institutes in Sri Langka. OUSL J. 2016;11:113 33. 6. Saunders V, Zuzel K. Evaluating Employability Skills: Employer and Student Perceptions. Biosci Educ. 2010 Jun;15. 7. Wilkinson A, Pettifor A, Rosenberg M, Halpern C, Thirumurthy H, Collinson MA, et al. The employment environment for youth in rural South Africa: A mixed-methods study. Dev South Afr. 2017;34(1):17 32. 8. Pedoman Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat. UAD Yogyakarta; 2014. 9. Qomariyah N, Savitri T, Hadianto T, Claramita M. Formulating Employability Skills for Graduates of Public Health Study Program. Int J Eval Res Educ IJERE. 2016 Mar 1;5(1):22 31. 10. Gonzales J, Wageaar R. Tuning Educational Structures in Europe. Universities contribution to the Bologna Process; 2006. 11. Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah alternatif penyusunan kurikulum). Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi; 2008. 12. Mikanovic VB, Czabanowska K, Flahault A, Otok R, Shortell S, Wisbaum W, et al. Addressing Needs in the Public Health Workforce in Europe. World Health Organization; 2014. 13. Oria B. Enhancing higher education students employability: A Spanish case study. Int J Technol Manag Sustain Dev. 2012 Sep;11(3):217 30.