Indah Oktaviani, M. Si KONSEP DASAR PEREKONOMIAN GLOBAL TPB SEM. II 2017/2018
Kebutuhan 1. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang, yang apabila tidak terpenuhi maka dapat menganggu kelangsungan hidup orang tersebut (gelisah, tidak tenang) 2. Keinginan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang dan ketika tidak terpenuhi tidak mempengaruhi kehidupan orang tersebut. Merupakan tambahan dari kebutuhan
Kebutuhan Hidup 1. Kebutuhan Fisik / Jasmaniyah i. Pangan ii. Sandang iv. Kesehatan iii. Pangan
Kebutuhan Hidup 2. Kebutuhan Jatidiri / Ruhiyah i. Status / Kehormatan ii. Kemapanan iii. Keamanan
Kebutuhan Hidup pemuasan berbagai kebutuhan didorong oleh dua kekuatan yakni: motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation)
Kebutuhan Hidup
1. Kebutuhan dan Ketersediaan a) Kebutuhan fisik memerlukan dukungan dan jaminan ketersediaan b) Dukungan dan ketersediaan berkembang sesuai peran dan kemampuan sumber daya alam (resources) c) Keterbatasan SDA membentuk inisiatif, kreativitas, dan inovasi d) SDA, kreativitas dan inovasi membangun keanekaragaman (Diversitas)
Perkembangan Pasar Pasar sebagai mekanisme pemenuhan kebutuhan : 1. Pribadi / individu 2. Keluarga 3. Masyarakat dalam wilayah kecil ke besar Terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas kebutuhan Sifat pertukaran kebutuhan : i. Barter / pertukaran kebutuhan ii. Uang Kartal iii. Nilai nominal iv. Sistem Moneter Internasional Terjadi perubahan sistem perbankan
Dinamika Ekonomi dan Politik di Sumatera Gambaran ekonomi pra-kolonial di Indonesia Kondisi ekonomi erakolonial di Indonesia Kondisi ekonomi pasca-kolonial di Indonesia
Sejarah Perekonomian Indonesia Sejarah perekonomian Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sektor pertanian (perkebunan, peternakan, perikanan darat) dan kelautan Sejarah perkembangan pertanian khususnya perkebunan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan kolonialisme, kapitalisme dan modernisasi.
Masa Pra-kolonial/ Pra-industri: Sistem kebun pada masyarakat tradisional
Masa Pra-kolonial/ Pra-industri: Sistem kebun pada masyarakat tradisonal Masyarakat telah mengenal system kebun sebagai sistem perekonomian tradisional. Usaha kebun dijadikan pelengkap dalam kegiatan pertanian pokok. Ciri umum pertanian masyarakat agraris pra-colonial/pra-industry adalah subsisten/self-sufficiency (penyediaan bahan pangan yang cukup untuk pemenuhan kebutuhan mereka sendiri).
Masa Pra-kolonial/ Pra-industri: Sistem kebun pada masyarakat tradisonal Terdapat empat macam system pertanian yang telah lama dikenal: a. Sistem perladangan (shifting cultivation) b. Sistem persawahan (wet rice cultivation system) c. Sistem kebun (garden system) d. Sistem tegalan (dry field) Sejumlah daerah di luar Jawa pada masa sebelum abad ke-19 telah mengembangkan kebun tanaman perdagangan, misalnya kopi, lada, kapur barus, dan rempah-rempah Kebun kopi dan karet telah meluas ke perladangan kuna di daerah Minangkabau sejak akhir abad ke- 19.
Masa Pra-kolonial/ Pra-industri: Sistem kebun pada masyarakat tradisonal Proses komersialisasi di daerah pantai pada abad ke- 16 telah mendorong lahirnya kerajaan-kerajaan Islam dan pertumbuhan kota-kota emporium di sepanjang pantai Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. Kedudukan Jawa sebagai daerah persawahan ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan agraris seperti Mataram Lama, Jenggala, Kediri, Singasari, Majapahit, Demak, Pajang, dan Mataram Islam. Di luar Jawa seperti Maluku lebih mengandalkan surplus tanaman kebun, yaitu rempah-rempah. Ada juga yang memiliki sumber pendapatan lain sebagai bandar emporiumnya seperti Makassar, Banjarmasin, Aceh, dan Palembang.
Komoditas Utama Masa Prakolonial Komoditas Obat-obatan: Kamper, benzoin (kemenyan toba (Styrax sumatrana)), cengkeh, tanduk badak Produk eksotik: kayu aromatik (gaharu), rotan, bulu kingfisher, mutiara, sarang burung, tripang (teripang, beche de mer) Item Perdagangan lainnya: timah (digunakan sebagai foil di India)
Masa Awal Kolonial Bangsa Eropa datang untuk mendapatkan hasil-hasil pertanian dan perkebunan. Kedatangan Portugis pada abad ke-16 menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap komoditi rempah-rempah. Kedatangan bangsa Belanda, mengakibatkan semakin kerasnya persaingan dan meningkatnya harga rempah-rempah. Belanda menggunakan VOC (Vereenigde Ostindische Compagnie/Dutch East India Company) untuk menguasai perdagangan di Nusantara. VOC didirikan oleh negara-negara kota, yaitu negara federasi yang ada di Belanda. VOC berusaha menguasai daerah penghasil komoditi dagang seperti Jawa penghasil beras, Sumatera penghasil lada dan Maluku penghasil rempah-rempah
Dutch East India Company Routes in the 17th and 18th Centuries
Masa Kolonial VOC (1600-1800) Kegiatan perdagangan VOC selalu berorientasi pada pasaran dunia sehingga kebijakan yang diambil di Nusantara sering berubah sesuai dengan kondisi pasar. VOC melakukan eksploitasi agraria dengan memperkenalkan sistem penyerahan wajib dan kontingensi. VOC berusaha melakukan pengembangan komoditi perdagangan baru seperti tebu, kopi, dan indigo. Penanaman kopi di Priangan dimulai tahun 1707. Sistem penanaman kopi di Priangan disebut Priangan Stelsel.. Daerah penanaman kopi kemudian diperluas di Sumatera dan Ambon.
Daendels (1808-1811) Herman Daendels ditunjuk sebagai Gov-Gen dari Indonesia oleh Napoleon Tujuan: memperbaiki pertahanan terhadap Inggris dan memperbaiki administrasi. memusatkan administrasi, mengurangi korupsi, mendirikan pengadilan adat. Wajib meningkatkan produksi kopi dan menghasilkan monopoli beras untuk menggalang dana.
Pengaruh Kekuasaan- Sistem Kerja Paksa (Rodi) Menarik orang-orang Indonesia untuk dijadikan tentara. Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya. Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon. Membangun bentengbenteng. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan, yang panjangnya + 1.000 km.
Masa Kolonial (1800-1830) & Masa Tanam Paksa (1830-1870) VOC Bangkrut (1830). Di Eropa terjadi perluasan paham dan cita-cita liberal, sebagai akibat dari revolusi Perancis. Sistem pajak tanah dikenalkan oleh Raffles yang merupakan realisasi dari gagasan kaum liberal. Kegagalan sistem sewa tanah pada masa pemerintahan sebelumnya, menyebabkan van den Bosch pada tahun 1830 diangkat menjadi gubernur Jendral di Hindia Belanda dengan gagasannya mengenai Cultuur Stelsel (Tanam Paksa).
Thomas Stamford Raffles Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19 Oktober 1811. Kebijaksanaan Raffles selama memerintah di Indonesia: 1. Di bidang ekonomi 2. Di bidang pemerintahan pengadilan dan sosial 3. Di bidang ilmu pengetahuan
Masa Kolonial (Pelaksanaan UU Agraria 1870-1914) Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan ekonomi Belanda menginjak proses industrialisasi. Prinsip ekonomi bercorak liberal Politik etis yang terkenal dengan triadenya, imigrasi, edukasi, dan irigasi, mulai dijalankan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1901 sebagai politik kehormatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan peningkatan pembangunan infrastruktur. Industrialisasi pertanian menuntut pembangunan infrastruktur yang lebih memadai: jalan raya, kereta api, irigasi, pelabuhan, telekomunikasi.
Komoditas Utama Masa Kolonial