KONSEP DASAR PEREKONOMIAN GLOBAL

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Perkebunan Masa Hindia-Belanda

PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

BAB 5: SEJARAH POLITIK KOLONIAL

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

KEUNGGULAN LOKASI TERHADAP KOLONIALISME DI INDONESIA

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana

MASA PEMERINTAHAN HERMAN WILLIAN DAENDELS DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

SISTEM SEWA TANAH DALAM UPAYA PENGHAPUSAN FEODALISME DI JAWA ABAD XIX ( Fragmen Sosio-kultural pada Masyarakat Jawa ) Rosalina Ginting & Agus Sutono*

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

Sejarah Penjajahan Indonesia

Fairchild, He nry Pra tt, et. al., (19 77), Dic tio nar y of Soc iol ogy An d Rel ate d Sci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

FOTO KEGIATAN SIKLUS I

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. tanda bukti kepemilikan. Tanah adat tersebut hanya ditandai dengan ciri-ciri fisik

2. Sistem kerja wajib ( kerja rodi ) oleh Herman Willem Daendels

POLITIK KOLONIAL KONSERVATIF, ) ENCEP SUPRIATNA

Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI

I. PENDAHULUAN. berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki

SEJARAH KOTA BANDUNG. AGUS MULYANA Universitas Pendidikan Indonesia

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karesidenan Semarang di sebelah Barat berbatasan dengan Karesidenan

SISTEM TANAM PAKSA. Oleh: Taat Wulandari

Paket J KURIKULUM 2006

KATA PENGANTAR. Trenggalek, 16 Maret Tim Penyusun

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kabupaten Labuhanbatu Utara pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

BAB VI KESIMPULAN. Jalan Raya Pantura Jawa Tengah merupakan bagian dari sub sistem. Jalan Raya Pantai Utara Jawa yang menjadi tempat lintasan

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA. Muhlisin, S.E., M.Si.

Pembukaan. Semoga berkenan, terima kasih.

Oleh Taufik Hidayat, S.Pd

AVATARA, e-journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 3, Oktober 2016 PERGESERAN PELABUHAN GRESIK DARI BANDAR DAGANG KE PELABUHAN LOKAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, sehingga menimbulkan iklim wilayah yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3.

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

Revolusi Industri: Latar Belakang, Proses Revolusi, & Dampaknya

No Perbedaan Hak Milik Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan Hak Pakai atas Tanah Negara. perusahaan, pertanian, diperpanjang untuk. peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menyebabkan bangsa Eropa tertarik untuk

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

Konsep Hukum Agraria dan Hukum Tanah. Welhelmina Selfina Beli

INDONESIA KRISIS IDENTITAS, BENARKAH? Montanus Barep Hiovenaguna

TANAM PAKSA SEBAGAI TINDAKAN EKSPLOITASI. Oleh : Mifta Hermawati S1 Pendidikan Sejarah/Universitas Negeri Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan Umum. Tujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

DAMPAK KEBIJAKAN KOLONIAL DI JAWA

Perkembangan Bangsa Barat.

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

Bab V. Kesimpulan. dalam mengelola industri gula di Mangkunegaran khususnya, dan di Jawa

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI


I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

Paket I KURIKULUM 2006

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

Ditulis oleh AdminMaI.Com Sabtu, 26 November :43 - Pemutakhiran Terakhir Selasa, 13 Desember :01

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

Melacak Perburuan Mutiara dari Timur

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan kumpulan dari usaha yang bergerak di bidang

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat

BAB II GAMBARAN UMUM PT. POS INDONESIA. 2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia

Wilayah Kekuasaan Kekaisaran Turki Ottoman abad M

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. da kerajaan Mataram, walaupun hanya sebatas diantara kalangan pemerintahan

A. Pengantar Sewa tanah diperkenalkan di Jawa semasa pemerintahan peralihan Inggris ( ) oleh Gubernur Jenderal Stamford Raffles, sewa tanah

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

Benteng Fort Rotterdam

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi:

Indah Oktaviani, M. Si KONSEP DASAR PEREKONOMIAN GLOBAL TPB SEM. II 2017/2018

Kebutuhan 1. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang, yang apabila tidak terpenuhi maka dapat menganggu kelangsungan hidup orang tersebut (gelisah, tidak tenang) 2. Keinginan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang dan ketika tidak terpenuhi tidak mempengaruhi kehidupan orang tersebut. Merupakan tambahan dari kebutuhan

Kebutuhan Hidup 1. Kebutuhan Fisik / Jasmaniyah i. Pangan ii. Sandang iv. Kesehatan iii. Pangan

Kebutuhan Hidup 2. Kebutuhan Jatidiri / Ruhiyah i. Status / Kehormatan ii. Kemapanan iii. Keamanan

Kebutuhan Hidup pemuasan berbagai kebutuhan didorong oleh dua kekuatan yakni: motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation)

Kebutuhan Hidup

1. Kebutuhan dan Ketersediaan a) Kebutuhan fisik memerlukan dukungan dan jaminan ketersediaan b) Dukungan dan ketersediaan berkembang sesuai peran dan kemampuan sumber daya alam (resources) c) Keterbatasan SDA membentuk inisiatif, kreativitas, dan inovasi d) SDA, kreativitas dan inovasi membangun keanekaragaman (Diversitas)

Perkembangan Pasar Pasar sebagai mekanisme pemenuhan kebutuhan : 1. Pribadi / individu 2. Keluarga 3. Masyarakat dalam wilayah kecil ke besar Terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas kebutuhan Sifat pertukaran kebutuhan : i. Barter / pertukaran kebutuhan ii. Uang Kartal iii. Nilai nominal iv. Sistem Moneter Internasional Terjadi perubahan sistem perbankan

Dinamika Ekonomi dan Politik di Sumatera Gambaran ekonomi pra-kolonial di Indonesia Kondisi ekonomi erakolonial di Indonesia Kondisi ekonomi pasca-kolonial di Indonesia

Sejarah Perekonomian Indonesia Sejarah perekonomian Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sektor pertanian (perkebunan, peternakan, perikanan darat) dan kelautan Sejarah perkembangan pertanian khususnya perkebunan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan kolonialisme, kapitalisme dan modernisasi.

Masa Pra-kolonial/ Pra-industri: Sistem kebun pada masyarakat tradisional

Masa Pra-kolonial/ Pra-industri: Sistem kebun pada masyarakat tradisonal Masyarakat telah mengenal system kebun sebagai sistem perekonomian tradisional. Usaha kebun dijadikan pelengkap dalam kegiatan pertanian pokok. Ciri umum pertanian masyarakat agraris pra-colonial/pra-industry adalah subsisten/self-sufficiency (penyediaan bahan pangan yang cukup untuk pemenuhan kebutuhan mereka sendiri).

Masa Pra-kolonial/ Pra-industri: Sistem kebun pada masyarakat tradisonal Terdapat empat macam system pertanian yang telah lama dikenal: a. Sistem perladangan (shifting cultivation) b. Sistem persawahan (wet rice cultivation system) c. Sistem kebun (garden system) d. Sistem tegalan (dry field) Sejumlah daerah di luar Jawa pada masa sebelum abad ke-19 telah mengembangkan kebun tanaman perdagangan, misalnya kopi, lada, kapur barus, dan rempah-rempah Kebun kopi dan karet telah meluas ke perladangan kuna di daerah Minangkabau sejak akhir abad ke- 19.

Masa Pra-kolonial/ Pra-industri: Sistem kebun pada masyarakat tradisonal Proses komersialisasi di daerah pantai pada abad ke- 16 telah mendorong lahirnya kerajaan-kerajaan Islam dan pertumbuhan kota-kota emporium di sepanjang pantai Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku. Kedudukan Jawa sebagai daerah persawahan ditandai dengan berdirinya kerajaan-kerajaan agraris seperti Mataram Lama, Jenggala, Kediri, Singasari, Majapahit, Demak, Pajang, dan Mataram Islam. Di luar Jawa seperti Maluku lebih mengandalkan surplus tanaman kebun, yaitu rempah-rempah. Ada juga yang memiliki sumber pendapatan lain sebagai bandar emporiumnya seperti Makassar, Banjarmasin, Aceh, dan Palembang.

Komoditas Utama Masa Prakolonial Komoditas Obat-obatan: Kamper, benzoin (kemenyan toba (Styrax sumatrana)), cengkeh, tanduk badak Produk eksotik: kayu aromatik (gaharu), rotan, bulu kingfisher, mutiara, sarang burung, tripang (teripang, beche de mer) Item Perdagangan lainnya: timah (digunakan sebagai foil di India)

Masa Awal Kolonial Bangsa Eropa datang untuk mendapatkan hasil-hasil pertanian dan perkebunan. Kedatangan Portugis pada abad ke-16 menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap komoditi rempah-rempah. Kedatangan bangsa Belanda, mengakibatkan semakin kerasnya persaingan dan meningkatnya harga rempah-rempah. Belanda menggunakan VOC (Vereenigde Ostindische Compagnie/Dutch East India Company) untuk menguasai perdagangan di Nusantara. VOC didirikan oleh negara-negara kota, yaitu negara federasi yang ada di Belanda. VOC berusaha menguasai daerah penghasil komoditi dagang seperti Jawa penghasil beras, Sumatera penghasil lada dan Maluku penghasil rempah-rempah

Dutch East India Company Routes in the 17th and 18th Centuries

Masa Kolonial VOC (1600-1800) Kegiatan perdagangan VOC selalu berorientasi pada pasaran dunia sehingga kebijakan yang diambil di Nusantara sering berubah sesuai dengan kondisi pasar. VOC melakukan eksploitasi agraria dengan memperkenalkan sistem penyerahan wajib dan kontingensi. VOC berusaha melakukan pengembangan komoditi perdagangan baru seperti tebu, kopi, dan indigo. Penanaman kopi di Priangan dimulai tahun 1707. Sistem penanaman kopi di Priangan disebut Priangan Stelsel.. Daerah penanaman kopi kemudian diperluas di Sumatera dan Ambon.

Daendels (1808-1811) Herman Daendels ditunjuk sebagai Gov-Gen dari Indonesia oleh Napoleon Tujuan: memperbaiki pertahanan terhadap Inggris dan memperbaiki administrasi. memusatkan administrasi, mengurangi korupsi, mendirikan pengadilan adat. Wajib meningkatkan produksi kopi dan menghasilkan monopoli beras untuk menggalang dana.

Pengaruh Kekuasaan- Sistem Kerja Paksa (Rodi) Menarik orang-orang Indonesia untuk dijadikan tentara. Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya. Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon. Membangun bentengbenteng. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan, yang panjangnya + 1.000 km.

Masa Kolonial (1800-1830) & Masa Tanam Paksa (1830-1870) VOC Bangkrut (1830). Di Eropa terjadi perluasan paham dan cita-cita liberal, sebagai akibat dari revolusi Perancis. Sistem pajak tanah dikenalkan oleh Raffles yang merupakan realisasi dari gagasan kaum liberal. Kegagalan sistem sewa tanah pada masa pemerintahan sebelumnya, menyebabkan van den Bosch pada tahun 1830 diangkat menjadi gubernur Jendral di Hindia Belanda dengan gagasannya mengenai Cultuur Stelsel (Tanam Paksa).

Thomas Stamford Raffles Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19 Oktober 1811. Kebijaksanaan Raffles selama memerintah di Indonesia: 1. Di bidang ekonomi 2. Di bidang pemerintahan pengadilan dan sosial 3. Di bidang ilmu pengetahuan

Masa Kolonial (Pelaksanaan UU Agraria 1870-1914) Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan ekonomi Belanda menginjak proses industrialisasi. Prinsip ekonomi bercorak liberal Politik etis yang terkenal dengan triadenya, imigrasi, edukasi, dan irigasi, mulai dijalankan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1901 sebagai politik kehormatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan peningkatan pembangunan infrastruktur. Industrialisasi pertanian menuntut pembangunan infrastruktur yang lebih memadai: jalan raya, kereta api, irigasi, pelabuhan, telekomunikasi.

Komoditas Utama Masa Kolonial