BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Harga komoditi untuk mineral-mineral saat ini telah mendekati rekor harga tertingginya, seperti Logam-logam industri (bijih besi, tembaga, alumunium, timbal, nikel dan seng), logam berharga (emas dan perak), dan mineral-mineral energi (batubara dan uranium). Karenanya eksploitasi bahan galian sangat berkembang khususnya pada penambangan bijih besi. Akan tetapi, akumulasi bahan galian berupa bijih besi di alam sangatlah bervariasi. Untuk melokalisirnya perlu dilakukan eksplorasi bahan galian pada daerah-daerah yang memiliki potensi bahan galian tersebut. Secara umum eksplorasi bahan galian terbagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu eksplorasi geologi dan eksplorasi geofisika. Eksplorasi geologi dilakukan untuk mengetahui sebaran-sebaran bijih besi berdasarkan gejala-gejala geologi yang ditemukan di lapangan, yang kemudian di-rekonstruksi untuk menduga keadaan bawah permukaan. Sedangkan eksplorasi geofisika akan memberi gambaran mengenai kondisi bawah permukaan dari sifat-sifat fisis yang ditangkap oleh instrumen tertentu dengan lebih cepat dan ekonomis. Salah satu metoda geofisika yang sensitif dalam mendeteksi variasi harga kerentanan magnetik di bawah permukaan bumi adalah metoda magnetik. Variasi yang terukur (anomali) kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi sifat kemagnetan batuan (suseptibilitas).
Dalam pengolahan data magnetik, filter reduksi ke kutub (Reduction to The Pole =RTP) kerap dipergunakan untuk membantu proses interpretasi. Filter RTP pada dasarnya mencoba untuk mengasumsikan anomali magnetik di suatu lokasi seolah-olah berada di posisi kutub utara magnetik bumi. Filter RTP diperlukan karena sifat dipolar anomali magnetik menyulitkan interpretasi data lapangan yang umumnya masih berpola asimetrik. Akan tetapi, terdapat masalah ketidak-stabilan fungsi filter transformasi ke kutub ini yang diakibatkan oleh inklinasi mendekati nol untuk daerah dengan lintang magnetik rendah. Oleh Karenanya diperlukan transformasi lain yang bisa digunakan pada daerah dengan iklinasi rendah seperti ini. Keating dkk (2004) menyontohkan penggunaan sebuah filter yang tidak terpengaruh oleh arah magnetisasi dan medan geomagnetik lokal pada data magnetik yang dapat dilakukan dengan baik pada daerah dengan inklinasi rendah. Transformasi ini dikenal sebagai sinyal analitik yang akan coba diterapkan pada penelitian ini. I.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan mineral yang mengandung Fe (Magnetite, Hematite dan lainnya) di bawah permukaan yang dilakukan dengan beberapa langkah dibawah ini : 1. Melakukan akuisisi data dengan metoda magnetik, 2. Pengolahan data magnetik lapangan untuk menghasilkan peta anomali magnetik lokasi daerah penelitian, 3. Analisis data magnetik menggunakan transformasi sinyal analitik, pemodelan ke depan dan inversi 3D. 4. Interpretasi hasil analisis dengan pedoman data geologi daerah penelitian serta estimasi volume sumberdaya mineralisasi bijih besi
I.3. Batasan Penelitian Batasan penelitian yang dilakukan dalam penggunaan metoda geomagnet dalam upaya mendeteksi mineralisasi bijih besi ini di antaranya adalah : 1. Pengambilan data kerentanan magnetik di lapangan dengan menggunakan alat magnetometer merk Geometrics tipe G-856 dan Scintrex Magnetometer ENVIMAG. 2. Studi literatur dari peta geologi lembar Tapaktuan untuk mengetahui kondisi geologi regional maupun lokal pada daerah penelitian. 3. Pengolahan data magnetik dengan menerapkan transformasi sinyal analitik, melakukan pemodelan ke depan serta inversi 3D. 4. Estimasi volume mineralisasi bijih besi dengan metoda perhitungan yang cocok untuk bentuk cebakannya. I.4. Tempat Penelitian Tempat dilakukannya penelitian adalah di daerah Alue Sungai Pinang yang termasuk dalam wilayah kota Blang Pidie, Aceh Barat Daya. 1.5 Metoda Penelitian Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran harga kerentanan magnetik langsung di lapangan dengan menggunakan alat magnetometer Geometrics G-856 dan Scintrex Magnetometer ENVIMAG. Data yang didapat kemudian diolah sehingga didapatkan peta anomali magnetik dan dibuat penampang untuk memperkirakan kondisi bawah permukaan.
Teknik analisis data mengacu pada hasil pengolahan data, kemudian disesuaikan dengan data yang diperoleh dari hasil studi literatur mengenai kondisi geologi daerah penelitian dan merekonstruksi kondisi bawah permukaan yang mirip dengan kondisi sebenarnya di lapangan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab tujuannya agar dapat memudahkan dalam memahami permasalahan yang dikaji dalam laporan ini. Adapun bab-nya adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian dan tempat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAERAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dikemukakan tentang kondisi dan lingkungan yang bertalian dengan penelitian ini, seperti lokasi, kesampaian daerah, dan geologi daerah penelitian. BAB lll EKSPLORASI GEOFISIKA Pada bab ini dipaparkan teori dasar mengenai metoda geomagnet dan pengolahan data anomali magnet. BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan data, bagaimana cara melakukan akuisisi data di lapangan serta bagaimana data yang terkumpul diolah dengan teknik-teknik pengolahan data tertentu untuk mendapatkan hasil yang dapat digunakan dalam analisis.
BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI Bab ini membahas atau menganalisis hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari keseluruhan masalah yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan saran untuk mengoptimalkan hasil penelitian di masa yang akan datang.