i RANCANGAN DIREKTORI CAGAR BUDAYA DI KOTA PADANG TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Diploma (A.Md) dalam bidang Ilmu Perpustakaan Oleh RARA ASTA BRETTA 1401040170 PROGRAM DIPLOMA TIGA ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) IMAM BONJOL PADANG 2017 i
i i
ii ii
iii iii
iv iv
v ABSTRAK RARA ASTA BRETTA (1401040170) Rancangan Direktori Cagar Budayadi Kota Padang, Tugas Akhir, Program Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan (IP), Fakultas Adab dan Humaniora,UIN Imam Bonjol Padang, 2017. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan dan perhatian masyarakat terhadap pelestarian benda cagar budaya di kota Padang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan keberadaan dari cagar budaya yang ada kepada masyarakat sehingga memancing rasa peduli serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap latar belakang sejarah bangunan cagar budaya tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah analisis kebutuhan, rancangan model (produk), pembuatan atau pengembangan model, evaluasi atau pengujian model (produk). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah pedoman wawancara dan angket. Berdasarkan pembahasan dan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa direktori ini dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mencari keberadaan bangunan cagar budaya di kota Padang. Dengan membaca buku direktori ini diharapkan masyarakat yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan dapat lebih peduli serta melestarikan heritage (warisan budaya) yang kita punya. Kata Kunci : Direktori, Cagar Budaya, Kota Padang v
vi KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan judul Rancangan Direktori Cagar Budaya di Kota Padang. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orangtua yaitu Ayahanda Febrian dan Ibunda Murni, beliaulah yang selalu mendidik dan memberikan motivasi sehingga Tugas Akhir ini bisa diselesaikan. 2. Bapak Arwendria, S.IP., M.Si. selaku Pembimbing I dan Bapak Herman, M.Si. selaku Pembimbing II. 3. Bapak Drs. Erida, M. Pd. sebagai validator ahli, Bapak Dr. Sheiful Yazan, M.Si. sebagai validator bahasa dan Bapak Dr. Pramono sebagai validator isi. 4. Bapak Dr. Sofyan Hadi, SS, M.Ag, MA.Hum. selaku Pembimbing Akademik (PA) selama tiga tahun ini. vi
vii 5. Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang yang telah bersedia membantu dalam pengambilan data di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang. 6. Bapak Dr. H. Yufni Faisol, M.Ag. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. 7. Bapak Fauzi, M.A., M.Si. Ketua Program Studi Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. 8. Ibu Yulfira Riza, S.S., M.Hum. Sekretaris Program Studi Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. 9. Bapak/Ibu staf pengajar Program Studi Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Semoga bimbingan, arahan dan bantuan yang Bapak, Ibu dan teman-teman berikan menjadi amal ibadah dan memperoleh balasan dari Allah SWT, Aamiin. Kritikdan saran diharapkan demi membangun kesempurnaan Tugas Akhir ini.semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca. Padang, 25 Juli 2017 Rara Asta Bretta 1401040170 vii
viii DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... i HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... ii HALAMAN PENGESAHAN TIM VALIDATOR... iii PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Pengembangan... 4 D. Manfaat Pengembangan... 4 E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan... 4 F. Pentingnya Pengembangan... 5 G. Defenisi Istilah... 5 H. Metode Pengembangan... 6 I. Sistematika Penulisan... 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Koleksi Rujukan 1. Pengertian Koleksi Rujukan.. 12 viii
ix 2. Manfaat Koleksi Rujukan.. 13 3. Jenis-jenis Bahan Rujukan... 14 B. Direktori 1. Pengertian Direktori... 18 2. Tujuan Direktori... 19 3. Jenis-jenis Direktori... 20 C. Cagar Budaya 1. Pengertian Cagar Budaya... 21 2. Jenis-Jenis Cagar Budaya... 22 3. Tujuan Pelestarian Cagar Budaya... 23 4. Manfaat Pelestarian Cagar Budaya... 24 BAB III HASIL PENGEMBANGAN A. Analisis Kebutuhan... 25 B. Rancangan Model (Produk)... 29 C. Pembuatan atau Pengembangan Model (Produk)... 33 D. Evaluasi atau Pengujian Model (Produk)... 40 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 47 B. Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA... 48 LAMPIRAN ix
x DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Jumlah Cagar Budaya 26 2. Hasil Validasi oleh Validator Ahli 32 3. Hasil Validasi oleh Validator Bahasa 34 4. Hasil Validasi oleh Validator Isi 35 5. Hasil Ujicoba Kelompok Kecil 41 6. Hasil Ujicoba Kelompok Besar 44 x
xi DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Prosedur Penelitian 7 2. Rancangan Model (Produk) 29 3. Cover Direktori (sebelum direvisi) 31 4. Cover Direktori (setelah direvisi) 31 5. Hasil Validasi oleh Validator Ahli 32 6. Penggunaan EyD (sebelum dan sesudah divalidasi) 33 7. Hasil Validasi oleh Validator Bahasa 34 8. Isi Produk (sebelum dan sesudah divalidasi) 35 9. Hasil Validasi oleh Validator Isi 35 10. Hasil Penilaian Angket Uji Coba oleh Mahasiswa SKI 41 11. Hasil Penilaian Angket Uji Coba oleh Peneliti 43 xi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Padang memiliki warisan cagar budaya yang menarik untuk dijelajahi, yang jejaknya masih terlihat hingga saat ini. Banyak peningggalan bersejarah yang kini masih ada seperti bangunan tua, rumah ibadah, sekolah, gudang hingga kawasan perbukitan dan lain sebagainya. Peninggalan bersejarah ini menjadi saksi bisu dalam perkembangan kota Padang pada zaman dahulu, terutama di kawasan Padang lama yang pernah menjadi ikon kota atau simbol kemegahan kota Padang pada masa lampau. Cagar budaya merupakan sesuatu yang perlu dilestarikan keberadaannya, seperti yang tercantum pada Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat (1). Adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Fenomena yang terjadi di tengah masyarakat adalah banyaknya masyarakat lokal termasuk saya sendiri yang tidak tahu apa yang dimaksud dengan cagar budaya, dimana saja lokasinya, apa saja bentuknya yang ternyata bangunan tersebut mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi. Bangunan cagar budaya di kota Padang ini belum dioptimalkan keberadaannya oleh Pemerintah Kota Padang, dengan begitu membuat minimnya pengetahuan dan perhatian masyarakat terhadap benda cagar budaya yang ada di kota Padang. 1
2 Apabila keberadaannya dioptimalkan, sedikitnya bisa memancing rasa peduli serta menumbuhkan rasa ingin tahu masyarakat terhadap bangunan cagar budaya yang tersebar di kota Padang. Cagar Budaya di Kota Padang yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang yaitu 58 buah cagar budaya berdasarkan hasil verifikasi Surat Keputusan Walikota Padang Nomor 03 Tahun 1998 tanggal 26 Januari 1998, dimana sebelum gempa 2009 melanda kota Padang terdapat 76 cagar budaya. Bangunan cagar budaya tersebut tersebar di empat kecamatan yang meliputi Kecamatan Padang Barat 31 buah, Kecamatan Padang Timur 11 buah, Kecamatan Padang Selatan 15 buah dan Kecamatan Lubuk Begalung 1 (satu) buah. Bila suatu saat dilakukan pendataan kembali, kemungkinan akan lebih banyak lagi yang masuk kategori cagar budaya sesuai dengan ketentuan undang-undang yakni Undang- Undang No.11 Tahun 2010 tentang cagar budaya, sebagai wujud pelestarian bangunan pusaka. Hingga saat sekarang ini, informasi mengenai cagar budaya di kota Padang belum dijadikan kebentuk tercetak, maka perlu dirancang dan dibuat sebuah direktori atau buku petunjuk. Direktori adalah buku petunjuk untuk menemukan nama orang, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya. Direktori ini merupakan sumber informasi yang dapat memberikan keterangan-keterangan tentang orang ataupun organisasi yang dilengkapi dengan deskripsi yang menyertainya seperti alamat, fungsi afiliasi, fasilitas dan sebagainya (Sinaga, 2005: 53). 2
3 Tujuan dibuatnya direktori cagar budaya di kota Padang adalah untuk bisa menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat, memudahkan khalayak ramai dalam menelusuri informasi mengenai cagar budaya kota Padang, agar warisan budaya ini dapat dipelajari serta diketahui masyarakat luas khususnya generasi muda. Manfaat direktori ini adalah dapat menceritakan kejadian di masa lalu dan mengajarkan penemuan di masa lalu. Manfaat lain dari keterbukaan informasi masyarakat tentang cagar budaya juga bisa berimbas pada masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan cagar budaya diantaranya: a) dapat menciptakan lapangan pekerjaan seperti dari segi pengelola, tour guide, pemasukan tiket masuk dan lahan parkir, b) munculnya sarana pendukung, seperti berkembangnya penginapan, restoran ataupun perdagangan serta munculnya industri kerajinan. Peluang seperti ini dapat dihasilkan karena adanya cagar budaya tersebut, tanpa disadari dapat menjadi magnet bagi para wisatawan baik lokal, nasional bahkan mancanegara untuk datang. Maka dari itu sangat penting bagi pemerintah dalam melindungi semua situs, kawasan dan bangunan cagar budaya tersebut. Memang sulit melindungi dan melestarikan khazanah bangsa jika tangan yang melindunginya hanya pemerintah daerah saja, tetapi dengan adanya turun tangan dari masyarakat, maka kesulitan tersebut bisa terminimalisir. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana bentuk Rancangan Direktori Cagar Budaya di Kota Padang? 3
4 C. Tujuan Pengembangan Sesuai dengan rumusan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merancang buku direktori cagar budaya di kota Padang. Hal ini dilatar belakangi oleh banyak masyarakat lokal sendiri yang belum banyak tahu bahwa di Padang terdapat bangunan cagar budaya yang mempunyai nilai historis yang sangat tinggi, serta buku direktori ini tentunya berguna untuk memudahkan dalam menelusuri informasi mengenai keberadaan cagar budaya di kota Padang dan sebagai upaya pengenalan dan pelestarian warisan budaya bangsa yang sudah teruji efektif, valid dan praktis. D. Manfaat Pengembangan a) Pembuatan direktori cagar budaya di kota Padang, untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) dalam bidang Ilmu Perpustakaan pada Program Studi Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. b) Dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk menambah dan memperkaya wawasan serta sebagai salah satu sumbangan yang cukup penting terhadap ilmu dan pengetahuan yang selama ini telah diperoleh dibangku kuliah. c) Setiap orang dapat mengetahui informasi tentang nama dan jumlah cagar budaya yang ada di kota Padang beserta sejarahnya. E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang akan dihasilkan adalah direktori yang berbentuk sebuah buku dan tebalnya akan disesuaikan dengan banyaknya informasi yang dibutuhkan, lalu disusun secara alfabetis per-kecamatan di kota Padang, sehingga memudahkan dalam pencarian informasi mengenai cagar budaya yang ada di kota Padang. Informasi 4
5 yang akan dimuat dalam direktori cagar budaya ini adalah gambar/foto cagar budaya, nama objek, alamat, tahun berdiri, nomor inventaris, kode QR (Quick Response, yang berguna dalam menemukan lokasi) dan disertai dengan sejarah bangunan cagar budaya. Spesifikasi produk yang diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam pencarian informasi tentang cagar budaya yang ada di kota Padang. F. Pentingnya Pengembangan Direktori dapat memudahkan seseorang dalam mencari informasi tentang suatu objek baik berupa alamat, nomor telepon dan informasi lainnya. Minimnya sumber informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai keberadaan cagar budaya membuat para pengguna menjadi sulit menemukannya. Direktori ini akan memberikan informasi dan pengetahuan kepada pengguna tentang cagar budaya yang ada di kota Padang sehingga mempermudah pengguna dalam pencarian informasi baik bagi para pelajar, mahasiswa dan para peneliti yang akan mencari informasi mengenai cagar budaya apa saja yang ada di kota Padang. G. Defenisi Istilah Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami Tugas Akhir ini, maka perlu diberikan penjelasan lebih rinci mengenai judul Tugas Akhir yang dibuat yaitu Rancangan Direktori Cagar Budaya di Kota Padang. Rancangan Sesuatu yang sudah dirancang, hasil merancang, rencana, program, desain. (KBBI, 2005). Direktori Direktori adalah buku petunjuk untuk menemukan nama orang, alamat, nomor telepon, dan lain sebagainya. Direktori ini merupakan sumber informasi yang dapat memberikan 5
6 keterangan-keterangan tentang orang ataupun organisasi yang dilengkapi dengan deskripsi yang menyertainya seperti alamat, fungsi afiliasi, fasilitas dan sebagainya (Sinaga, 2005: 53). Cagar Budaya Daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan peri kehidupannya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan (KBBI, 2005). Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan (UU No.11 tahun 2010). Kota Padang Padang adalah Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat. Kota Padang memilki 11 Kecamatan yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Padang Selatan, Pauh, Kuranji, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Bungus Teluk Kabung, Koto Tangah dan Kecamatan Nanggalo (Kota Padang dalam Angka 2016, diakses 29 Juli 2017). H. Metode Pengembangan Menurut Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir Program Diploma Tiga (D3) Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, metode pengembangan terdiri dari: 6
7 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Development research) dan penelitian lapangan (Field Research) yang menghasilkan sebuah produk yaitu Direktori Cagar Budaya di Kota Padang. 2. Prosedur Penelitian/Pengembangan Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan Observasi/ Angket/Wawancara/ Dokumen Merancang Produk Kolaborasi dengan Ahli Angket/Wawancara Membuat Produk Kolaborasi dengan Ahli Angket/Wawancara Uji coba Pemakaian Terbatas Pada Pengguna Produk Angket/Wawancara Gambar 1. Prosedur Pengembangan (Sumber : Buku Pedoman Tugas Akhir) a) Analisis Kebutuhan Produk ini berupa direktori yang akan digunakan oleh semua golongan masyarakat. Data diperoleh langsung dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang. Data yang diambil merupakan data yang mencakup semua cagar budaya, kemudian data tersebut dicek ke lapangan, apakah data tersebut ada atau tidak, lalu diolah dan dianalisis sesuai dengan model produk yang akan dibuat. Produk ini sangat dibutuhkan dalam mempermudah pencarian informasi mengenai cagar budaya serta sebagai upaya pengenalan dan pelestarian cagar budaya. Selanjutnya produk ini 7
8 dapat ditempatkan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang atau juga bisa diletakkan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat agar masyarakat dapat menggunakannya dan juga bisa diletakkan di bagian koleksi referensi Perpustakaan UIN Imam Bonjol Padang. b) Rancangan Model (Produk) Strategi yang akan digunakan dalam merancang produk direktori cagar budaya di kota Padang yaitu. a) mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan pokok masalah, khususnya data tentang pembuatan direktori cagar budaya di kota Padang; b) setelah data terkumpul, dilakukan pembuatan direktori sehingga dapat digunakan oleh pemustaka atau pengguna informasi dengan mudah. Adapun kualifikasi ahli/validator yang dibutuhkan dalam rancangan model (produk) ini yaitu Bapak Drs. Erida, M.Pd merupakan validator yang ahli dibidang perpustakaan sekaligus dosen Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. c) Pembuatan atau Pengembangan Model (Produk) Produk yang telah dihasilkan akan tersusun dalam format direktori yang berisi data berupa gambar/foto cagar budaya, nama objek, alamat, tahun berdiri, nomor inventaris, peta lokasi serta sejarah mengenai cagar budaya tersebut. Produk ini akan divalidasi oleh validator bahasa yaitu Bapak Dr. Sheiful Yazan, M.Si selaku Dosen Fakultas Dakwah. Setelah validasi bahasa, lalu lanjut dengan ahli isi produk yang akan dimbing langsung oleh Dr. Pramono, agar isi produk direktori ini benar-benar dinyatakan valid. 8
9 d) Evaluasi atau Pengujian Model (Produk) Dalam pembuatan produk ini perlu dilakukan pengujian untuk menetapkan tingkat keefektifan berguna atau tidaknya suatu produk serta keefesiensian dan ketertarikan pengguna akan produk yang dihasilkan. Untuk itu, perlu dilakukan uji coba dengan penyebaran wawancara kepada pengguna nantinya. 1) Desain Uji Coba Uji coba produk pengembangan ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu uji perseorangan yang diujikan kepada ahli dibidang cagar budaya, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan, kemudian dilakukan evaluasi terhadap produk direktori tersebut, sehingga data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk direktori ini dapat diperoleh secara lengkap. 2) Subjek Uji Coba Subjek uji coba atau sampel untuk diuji coba, dilihat dari jumlah dan cara memilih sampel perlu dipaparkan secara jelas. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sampel. a) penentuan sampel yang digunakan sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup dan tahapan penelitian pengembangan; b) sampel hendaknya representative, terkait dengan jenis produk yang akan dikembangkan, terdiri atas tenaga ahli dalam bidang studi, ahli perancangan produk dan sasaran pemakai produk; c) jumlah sampel uji coba tergantung tahapan uji coba tahap awal. 3) Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Data Primer; Data primer adalah informasi/data yang diambil dari sumber asli. Dalam penelitian ini, data diperoleh langsung dari Dinas Kebudayaan dan 9
10 Pariwisata Kota Padang lalu dicek ke lapangan dengan melakukan observasi secara langsung ke lokasi cagar budaya dan wawancara dengan petugas yang bekerja disana (di lokasi cagar budaya) atau dengan warga setempat. b. Data Sekunder; Data sekunder yaitu data yang penulis dapatkan dari buku, internet, E-jurnal dan sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas. 4) Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan ini adalah: a) observasi; dalam teknik ini observasi dilakukan langsung ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang; b) wawancara; wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab; c) angket; dengan cara mengajukan pertanyaan analisis yang tertulis untuk dijawab responden. 5) Teknis Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik analisis data kualitatif (kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka). Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data berupa hasil wawancara. I. Sistematika Penulisan BAB I Pada bagian pendahuluan berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan, masalah,tujuan pengembangan, manfaat pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya pengembangan,defenisi istilah, metode penelitian. 10
11 BAB II Landasan teori berisikan tentang koleksi rujukan, tentang direktori dan penjelasan tentang cagar budaya. BAB III BAB IV Pembahasan yang berisikan tentang hasil penelitian. Penutupan berisi kesimpulan penelitian dan saran-saran. 11
12 DAFTAR PUSTAKA Abdul, R. Saleh, & Janti G. Sujana. (2009). Pengantar Kepustakaan. Jakarta: Sagung Seto. Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo. Dian, S. (2011). Mengelola Perpustakaan Sekolah. Bandung: Bejana. Dosen D3 Ilmu Perpustakaan. (2016). Pedoman Penulisan Tugas Akhir. IAIN Press. Hafiah. (2009). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Padang: PUSTAKAINFO. Hafiah. (2011). Pengantar Layanan Perpustakaan. Padang: Pustakinfo. KBBI. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kota Padang dalam Angka 2016, diakses tanggal 29 Juli 2017. Lasa, HS. (2007). Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book. Linda C. Smith, & Richard E. Bopp. (2000). Reference and Information Services An Introduction. United States Of Amerika: Libraries Unlimited. Martoatmodjo, K. (2007). Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas Terbuka. Mustafa, B. (1994). Bahan Rujukan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka. Yusuf, P. M. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana. Linda, R. (2014). Layanan Perpustakaan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Puwono. (2009). Pemaknaan Buku Bagi Masyarakat Pembelajaran. Jakarta: Sagung Seto. Saleh, A. R. (2009). Pengantar Kepustakaan. Jakarta: Sagung Seto. Soejono, T. (1997). Reference Work & Biblography. Jakarta: Bumi Aksara. 12
13 Sulistyo, B. (1992). Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sulistyo, B. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Syahyuman. (2012). Manajemen Koleksi Perpustakaan. Padang: Sukabina Press. Tambusai. (2007). Koleksi Rujukan di Perpustakaan. Medan: Universitas Sumatra Utara. UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. 13