BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Penelitian ini berjenis penelitian dan pengembangan atau R & D dengan pendekatan diskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, model pengembangan menggunakan model procedural, dimana model ini bersifat deskriptif, untuk menggariskan langkah-langkah yang dilakukan untuk menghasilkan produk. Desain Research and Development (R and D) yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain yang dikembangkan oleh Borg and Gall (2003) seperti dikutip oleh Sugiyono (2016, p: 37). Desain ini memiliki 10 langkah umum yaitu Penelitian dan pengumpulan informasi, Perencanaan, Desain produk awal, Validasi desain (uji pakar), Revisi Produk, Uji Coba Terbatas, Revisi Produk, Uji coba lapangan operasional, Revisi produk akhir, mengimplementasikan serta menyebarluaskan produk. Dari kesepuluh langkah tersebut, penelitian pengembangan ini hanya akan dilakukan sampai tahap yang ke tujuh, dikarenakan setelah uji coba terbatas, modul IHT tersebut sudah dapat digunakan di sekolah sebagai media IHT maupun media belajar mandiri. 35
berikut: Desain penelitian dapat digambarkan sebagai Penelitian dan Pengumpula n Informasi Perencanaan Desain Produk Awal Uji Coba Terbatas Revisi Produk Validasi Design (uji pakar) Revisi Produk 1.2 Prosedur pengembangan Dalam penelitian pengembangan ini, langkahlangkah yang ditempuh berdasarkan desain pengembangan dari Borg and Gall (2003) dalam Sugiyono (2016, p: 37) adalah sebagai berikut: 1.2.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi Pada tahap ini akan digunakan peneliti untuk menganalisis kebutuhan, studi literatur, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi permasalahan, sehingga perlu adanya pengembangan suatu produk. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, 36
wawancara, angket, studi dokumentasi, serta mengaji penelitian yang relevan. 1.2.2 Perencanaan Pada tahap ini, peneliti mulai merancang produk yang akan dibuat untuk memecahkan masalah yang telah ditemukan pada tahap pertama. Hal-hal yang direncanakan meliputi penetapan produk yang akan dihasilkan. 1.2.3 Desain produk Awal Dalam tahap ini, peneliti mulai merancang modul IHT. Pada saat merancang modul, peneliti akan melalui tahap analisa kebutuhan modul, barulah peneliti mulai merancang modul. 1.2.4 Validasi Desain (uji pakar) Desain produk awal yang sudah disusun, kemudian akan dilakukan uji pakar yang ahli dalam bidangnya. Dalam tahap ini, akan ada 3 orang pakar yang akan menguji draft tersebut, antara lain pakar pelatihan, pakar modul, dan pakar ICT. 1.2.5 Revisi Produk Draft pertama yang sudah dilakukan uji pakar, selanjutnya akan dilakukan revisi untuk dapat diuji cobakan pada lapangan yang terbatas. 37
1.2.6 Uji Coba Terbatas Modul yang sudah selesai direvisi, selanjutnya akan siap untuk di uji cobakan di kalangan guru SD Negeri Kroyo 1 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. 1.2.7 Revisi Produk Modul yang telah diuji coba pada lapangan terbatas, selanjutnya dilakukan revisi berdasarkan saran-saran dari uji coba, sehingga modul ini siap digunakan pada uji coba lapangan operasional. 1.3 Uji coba produk 1.3.1 Desain uji coba Seperti yang telah disebutkan pada BAB I dan II mengenai spesifikasi produk, penelitian ini menghasilkan modul IHT yang dapat digunakan sebagai media dalam pelatihan untuk meningkatkan kompetensi ICT, dimana desain pertama yang akan disusun dapat dilihat pada lampiran 3.1. 1.3.2 Subyek uji coba Desain produk dalam penelitian pengembangan ini akan diujicobakan di kalangan guru-guru SD Negeri Kroyo 1 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen dengan sasaran subyek 12 guru dan 1 kepala sekolah. Subyek ini 38
dipilih karena penulis ingin menguji produk langsung kepada subyek yang membutuhkan modul sebagai media pelatihan. Selain itu, karena pertimbangan waktu serta banyaknya kegiatan yang dimiliki oleh Sekolah Dasar lain, maka uji coba dibatasi dalam lingkungan terbatas hanya di SD Negeri Kroyo 1 saja. 1.3.3 Jenis data Setelah produk diujicobakan di kalangan guru-guru SD Negeri Kroyo 1 Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen, penulis dapat menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, serta daya tarik modul yang dapat membedakan modul yang dikembangkan dengan modul lain yang serupa. 1.3.4 Instrumen pengumpulan data Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data yang digunakan penulis adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan angket. Setelah data terkumpul, dilakukan tiangulasi data yang meliputi triangulasi sumber dan teknik. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh dapat diketahui kebenarannya. 1. Wawancara Cakupan wawancara dalam penelitian ini difokuskan pada kepala sekolah dan guru SD Negeri 39
Kroyo 1 Karangmalang. Peneliti akan mencari informasi dari subyek mengenai sistem pengajaran yang dilakukan guru, penggunaan ICT dalam proses belajar mengajar, serta reimplementasi kurikulum 2013 di lingkungan pendidikan kabupaten Sragen. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, untuk mengurangi situasi formal yang akan terkesan kaku, sehingga peneliti akan lebih mudah mencari informasi lebih banyak. Wawancara dengan guru dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi seperti yang terdapat dalam lampiran 3.2. Kepada kepala sekolah, peneliti akan mencari informasi mengenai reimplementasi kurikulum 2013 di lingkungan pendidikan kabupaten Sragen, khususnya di SD Negeri Kroyo 1 Karangmalang. Selanjutnya peneliti akan mencari informasi dari guru-guru tentang sistem pembelajaran dan pengajaran yang diterapkan di SD Negeri Kroyo 1 Karangmalang. Kisi-kisi yang digunakan untuk wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat dalam lampiran 3.3 2. Observasi Observasi dilakukan untuk mencatat pengamatan peneliti terhadap proses belajar mengajar di SD Negeri Kroyo 1 Karangmalang. Peneliti akan menggunakan teknik observasi 40
partisipasi pasif, dimana peneliti datang di kelas, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan mengajar. Observasi didalam kelas akan dilakukan dengan mengacu pada kisi-kisi yang terdapat pada lampiran 3.4. 3. Angket Setelah melakukan observasi dan wawancara, penulis akan menyebarkan angket kepada kepala sekolah dan guru. Angket ini akan menggunakan angket terbuka, dimana angket berisi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Jawaban dari angket ini yang akan dianalisis sebagai data. Kisikisi angket yang disebar dapat dilihat pada lampiran 3.5 4. Studi Dokumentasi Setelah wawancara dan observasi dilakukan, penulis akan melengkapi data yang dibutuhkan dengan melakukan studi dokumentasi. Jenis dokumen yang dibutuhkan adalah profil sekolah, yang meliputi sejarah singkat SD Negeri Kroyo 1 Karangmalang, alamat sekolah, visi dan misi sekolah, data jumlah siswa dan guru maupun karyawan tahun ajaran 2016/2017; dokumen berbentuk gambar, misalnya foto, gambar grafik, dan lain-lain. Studi dokumentasi ini merupakan 41
pelengkap dalam pengambilan data, selain wawancara, observasi, dan angket. 5. Triangulasi Data Data yang telah diperoleh dari guru akan dikonfirmasi kepada kepala sekolah, begitu juga sebaliknya. Hal ini dilakukan agar data yang diberikan dapat diketahui kebenarannya, sehingga dapat dicari solusi yang tepat. Triangulasi teknik juga dilakukan agar data dapat diolah dengan baik, sehingga diperoleh solusi yang tepat dalam permasalahan yang ada. 1.3.5 Teknik analisis data Dalam pengambilan data, penulis menggunakan instrument seperti angket, melakukan wawancara, studi dokumentasi, dan observasi yang ditujukan kepada seluruh subyek. Dari semua data yang sudah terkumpul, data kemudian dianalisis dengan menggunakan diagram Tulang Ikan (Fish bone). Dari analisis data, dapat diketahui permasalahan apa saja yang terjadi di lapangan, mana saja yang benar-benar dibutuhkan oleh subyek, dan juga hal-hal apa saja yang dapat dijangkau oleh peneliti, sehingga semua permasalahan yang ada di lapangan dapat dipecahkan dengan cara yang tepat. 42