8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

dokumen-dokumen yang mirip
PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

ANALISIS MODAL PINJAMAN DALAM MENINGKATKAN LABA PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PALOPO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

Analisis Ratio Return on Equity I Gusti Ayu Oka Netrawati 57

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini berdampak pada semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

Bab II. Tinjauan Pustaka

ANALISIS KINERJA BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK SUL-SELBAR CABANG PALOPO

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL. Oleh: LILIK RAHAYU Dibimbing Oleh : 1. Dr. M. Muchson, S.E., M.M 2. Hestin Sri Widiawati, S.Pd., M.Si.

Analisis Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Kredit Swasti Sari Kupang Nusa Tenggara Timur

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR PUSAT CREDIT UNION KELING KUMANG BERDASARKAN RASIO SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tepatnya di Jalan Sultan Agung No.21 Pasuruan, Telp. (0343) , FAX

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), dan koperasi. Agar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PERUM DAMRI SETASIUN SAMARINDA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun )

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DARI TAHUN PADA KOPERASI KARTIKA D-10/GABUNGAN AJEN KOREM 074/WARASTRATAMA SURAKARTA

PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM RIAS P1 MARDIHARJO KABUPATEN MUSI RAWAS. Herman Paleni (Dosen Tetap STIE Musi Rawas) ABSTRAK

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan usahanya. Persaingan yang ketat di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

ANALISIS DEBT TO EQUITY RATIO DALAM HUBUNGANNYA DENGAN RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari laporan keuangan yang dapat diperoleh dari manajer perusahaan

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Nasional di bidang ekonomi

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP EARNING PER SHARE PADA PT BUMI SERPONG DAMAI, Tbk DAN ENTITAS ANAK

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. X DENGAN MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPGTEL) PALAPA DI MATARAM Oleh: Ira Dianti Dosen Tetap pada Prodi Manajemen FE-UNTB Abstrak : Tujuan Penelitian ini menganalisis pengaruh Financial Leverage terhadap rentabilitas modal sendiri (RMS). Objek penelitian dilakukan di Koperasi pegawai telkom (Kopegtel) Palapa di mataram. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Asosiatif dan metode yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Financial Leverage yaitu Debt to Assets Ratio (DTAR) dan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial leverage dengan menggunakan Debt to asset ratio berpengaruh positif terhadap Rentabilitas modal sendiri. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kecenderungan positif DTAR terhadap Rentabilitas Modal Sendiri. Jadi, financial leverage dengan analisis Debt to Assets Ratio dapat meningkatkan rentabilitas modal sendiri pada KOPEGTEL PALAPA di Mataram. Kata kunci: Financial Leverage, Rentabilitas Modal Sendiri. PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012 pada Pasal 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang sosial, ekonomi, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Mengingat koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia harus diperluas peranannya di berbagai sektor, serta terus dibina dan diarahkan agar koperasi dapat lebih berkembang dan menjadi suatu badan usaha yang mandiri. Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berwatak sosial harus makin dikembangkan menuju terciptanya demokrasi ekonomi. Peranan koperasi yang telah berhasil dikembangkan perlu didorong dan ditingkatkan agar semakin berperan dalam pembangunan sektor ekonomi. Prospek koperasi pada masa datang dapat dilihat dari banyaknya jumlah koperasi, jumlah anggotanya, jumlah manajer, jumlah modal, volume usaha dan besarnya SHU yang telah dihimpun koperasi. Modal menjadi unsur yang sangat penting bagi perusahaan atau koperasi. Karena tanpa adanya modal yang memadai baik itu modal sendiri maupun modal asing, maka koperasi tidak akan mampu melangsungkan usahanya. Karena keterbatasan modal sendiri yang dimiliki koperasi, sementara kegiatan koperasi semakin berkembang dan memerlukan modal dalam jumlah yang cukup besar, maka digunakanlah modal pinjaman (leverage). Oleh karena itu penggunaan dana harus dilakukan secara tepat dan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal. Efisiensi penggunaan dana ini akan langsung menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut. Ditinjau dari sumber modal yang digunakan dalam koperasi, modal itu bersumber dari modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri dapat berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan SHU. Sedangkan modal asing diperoleh dari pihak luar koperasi berupa simpanan sukarela, dana-dana pembagian SHU, titipan pihak III, kewajiban pajak, kewajian kepada anggota, biaya yang masih harus dibayarkan (BYMHD), kewajiban penyisihan beban RAT, simpanan karyawan dan BANK. Bagi koperasi pada umumnya, modal asing dapat mempengaruhi dan menjadi masalah terhadap rentabilitas modal sendiri. Dikarenakan masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan alasan bahwa koperasi telah bekerja dan berjalan dengan tepat dan efisiensi. Efisiensi ini baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Ada berbagai macam teknik untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan, salah satunya adalah teknik analisis Financial Leverage. Analisis Financial Leverage adalah suatu analisis yang dipergunakan sebagai penggunaan Volume 4, No.1, Maret 2018 http://www.untb.ac.id/maret-2018/

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 9 aktiva atau dana di mana untuk penggunaan tersebut koperasi harus menutup biaya tetap dengan harapan untuk memperbesar pendapatan atau laba koperasi. Adapun alasan peneliti memilih analisis ini karena, analisis ini dapat memberikan jawaban atas berbagai pernyataan yang timbul seperti yang telah dijelaskan di atas terhadap rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di suatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Menurut Riyanto (1997:44) Financial Leverage hanya dibenarkan apabila penggunaannya mempunyai efek keuangan yang menguntungkan terhadap modal sendiri. Financial Leverage hanya akan memberikan efek yang menguntungkan terhadap modal sendiri apabila Rate of Return-nya lebih besar daripada biaya modal atau bunganya. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa Financial Leverage itu hanya dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan Financial Leverage lebih besar daripada rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal sendiri. Begitu juga sebaliknya, Financial Leverage akan memberikan efek yang merugikan terhadap modal sendiri apabila Rate of Return dari Financial Leverage tersebut lebih kecil daripada bunganya. Menurut Kasmir (2010:122) terdapat beragam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur Financial Leverage, diantaranya adalah rasio solvabilitas ( leverage). Rasio leverage, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artiya,berapa besar beban utang yang di tanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). KOPEGTEL PALAPA didirikan atas dasar, menurut Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012 didefinisikan sebagai badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang sosial, ekonomi, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Dalam perkembangan kehidupan KOPEGTEL PALAPA memiliki visi yaitu menjadikan koperasi yang leading dikawasan NTB, dalam penyediaan kebutuhan anggota dan masyarakat sekitarnya. Sedangkan misinya yaitu menyediakan barang dan jasa yang berkualitas untuk kepuasaan anggota dan masyarakat sekitar, yang berorientasi pada profit dengan modal semangat dan budaya kerja. Menjadikan KOPEGTEL PALAPA sebagai koperasi yang sehat dan maju serta menumbuhkan peran aktif dan rasa memiliki seluruh anggota dengan prinsip milik bersama dan dikelola dari dan untuk anggota. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh KOPEGTEL PALAPA Mataram dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 akan disajikan pada Tabel berikut: Sumber: Laporan Keuangan KOPEGTEL PALAPA Mataram, data primer diolah. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penggunaan hutang berpengaruh dalam perolehan laba pada KOPEGTEL PALAPA Mataram yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat SHU. Karena penggunaan hutang tersebut diikuti dengan pembayaran beban bunga yang dikeluarkan dari penggunaan hutang tersebut, serta untuk mendorong KOPEGTEL PALAPA Mataram dalam meningkatkan perolehan laba yang nantinya akan menutup beban bunga yang dibayarkan, sehingga tingkat pengembangan SHU dapat meningkat. Hal ini tentunya akan memperbesar pengembalian atas pemilik modal (rentabilitas modal sendiri). Sebaliknya jika perolehan laba dari penggunaan hutang tersebut lebih kecil atau tidak dapat menutup beban bunga, maka tingkat pengembangan SHU mengalami penurunan. Maka dapat mengurangi pengembalian atas pemilik modal atau menurunkan rentabilitas modal sendiri. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan. Jadi penelitian asosiatif merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan antara variabel ada tiga bentuk yaitu simetris, kausal dan interaktif (Sugiyono, 2006:11). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Nazir (2003:57) yang dimaksud dengan studi kasus adalah penelitian tentang suatu obyek penelitian yang berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi kasus karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana http://www.untb.ac.id/maret-2018/ Volume 4, No. 1, Maret 2018

10 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 pengaruh financial leverage terhadap rentabilitas modal sendiri. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu; (1) Wawancara (interview) yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan perusahaan atau pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk memberikan informasi guna mendapatkan keterangan atau gambaran dari obyek penelitian tersebut. dan (2) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data berupa dokumen-dokumen atau catatancatatan baik yang berupa data kualitatif maupun kuantitatif, misalnya tentang data laporan keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer Yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh secara langsung dari dalam perusahaan yang menjadi objek penelitian, bersumber dari pimpinan atau para karyawan yang diberikan wewenang untuk memberikan data dan informasi yang dibutuhkan, yaitu mengenai data neraca dan laporan laba/rugi pada KOPEGTEL PALAPA di Mataram. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan yaitu dari beberapa buku literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Data yang terkumpul dibuat/disusun dalam bentuk tabel (tabulasi). Jenis analisis data terdiri dari; analisis table dan analisis rasio untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka alat analisis dan tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Rasio Financial Leverage (Kasmir, 2010:122) yaitu menghitung variabel Debt to Assets Ratio (DTAR) dan Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) pada KOPEGTEL PALAPA Mataram. Untuk menghitung variabel tersebut digunakan alat analisis rasio sebagai berikut: Kriteria rasio financial leverage yaitu semakin tinggi rasio financial leverage menunjukkan risiko keuangan yang dihadapi perusahaan semakin tinggi, oleh karena itu semakin kecil persentase rasio financial leverage maka akan semakin baik bagi perusahaan (Warsono, 2003:36). 2. Menghitung Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2010:136): Kriteria rentabilitas modal sendiri yaitu besarnya hasil perhitungan pengembalian atas modal sendiri menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi pemiliknya atas modal yang ditanamkan. Sehingga semakin besar persentase rentabilitas modal sendiri akan lebih baik (Warsono, 2003:38). HASIL DAN PEMBAHASAN a. Deskripsi Data Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang diajukan mengenai pengaruh financial leverage terhadap rentabilitas modal sendiri, maka data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari dalam perusahaan yang menjadi objek penelitian, bersumber dari pimpinan atau para karyawan yang diberikan wewenang untuk memberikan data dan informasi yang dibutuhkan, yaitu mengenai data neraca dan laporan laba/rugi pada KOPEGTEL PALAPA Mataram. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan yaitu dari beberapa buku literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini KOPEGTEL PALAPA Mataram, memiliki beberapa aset yang merupakan sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari yaitu asset yang dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit diantaranya adalah : 1. Aset/aktiva lancar Pengertian Aset lancar dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun.contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka.pada suatu neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar.perbandingan antara aset lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar.nilai ini sering digunakan sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2. Investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang merupakan aktiva tidak lancaryang didalamnya termasuk hal penting dalam menjalankan operasional perusahaan diantaranya: penyertaan koperasi,simpanan pada PKPN, penyertaan lainnya dan penyertaan koperasi jasa audit. 3. Aset tetap. Pengertian Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi Volume 4, No.1, Maret 2018 http://www.untb.ac.id/maret-2018/

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 11 kas. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah investasi tanah dan gedung, inventaris kantor, kendaraan bermotor, dan akumulasi penyusutan aktiva tetap. b. Analisis rasio 1. Financial Leverage Salah satu pertimbangan perusahaan dalam meningkatkan modal perusahaan yaitu melalui penggunaan sumber dana dari luar seperti hutang atau modal asing untuk membiayai kegiatan perusahaan. Hal ini sangat tergantung dari kemampulabaan dibandingkan dengan tingkat bunga penggunaan dana yang dibiayai dari hutang tersebut. Salah satu masalah yang mendasar adalah mengenai apakah koperasi harus menggunakan hutang atau modal sendiri untuk membiayai kegiatan usahanya. Hal ini sangat tergantung pada tingkat kemampuan koperasi di dalam menghasilkan laba tersebut. Semakin tinggi kemampuan koperasi dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan tingkat bunga, maka akan makin menguntungkan penggunaan modal hutang. Financial leverage adalah rasio yang menunjukkan perbandingan penggunaan modal hutang dengan modal sendiri perusahaan di mana menunjukkan besarnya persentase penggunaan modal hutang dalam pembiayaan usaha koperasi. Financial leverage yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Assets Ratio (DTAR). Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil persentasenya maka semakin besar risiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. 2. Rentabilitas Modal Sendiri Kepentingan utama dari pemilik modal perusahaan adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan oleh manajemen atas dana yang ditanamkan. Rasio yang umum digunakan untuk mengukur tingkat hasil dari investasi pemilik modal adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara laba bersih dan modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut atau rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas modal sendiri adalah rasio yang bermanfaat untuk mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh pemilik atas modal yang diinvestasikan. Sekalipun semakin tinggi rentabilitas modal sendiri perusahaan, namun tidak dapat dikatakan bahwa perusahaan yang menghasilkan rentabilitas ekonomis yang lebih tinggi juga menghasilkan rentabilitas modal sendiri yang lebih tinggi pula. Semakin tinggi nilai rentabilitas modal sendiri, semakin besar perolehan perusahaan atas modal yang diinvestasikan. Berikut ini adalah Rumus Rentailitas Modal Sendiri (RMS) : Laxba bersih (net income) merupakan penghasilan bersih yang diperoleh oleh perusahaan baik dari usaha pokok (Net Operating Income) ataupun diluar usaha pokok perusahaan (Non Operating Income) selama satu periode setelah dikurangi pajak penghasilan. Dalam hal ini yang dimaksud laba bersih pada KOPEGTEL PALAPA Mataram dalam adalah Sisa Hasil Usaha (SHU). c. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan analisis ratio Debt to Assets Ratio (DTAR) maka diperoleh hasil bahwa pada tahun 2007 sampai dengan 2011, financial leverage dapat meningkatkan Rentabilitas Modal Sendiri dengan rata-rata sebesar 64,45%, dimana rasio tertinggi pada tahun 2007 sebesar 74,90% dan rasio terendah pada tahun 2011 sebesar 53,94%. Terdapat pula pertumbuhan rata-rata Debt to Assets Ratio sebesar -5,24%, yang artiya bahwa resiko keuangan yang dihadapi KOPEGTEL PALAPA di Mataram dari Debt to Assets Ratio mengalami penurunan sebesar 5,24% setiap tahunnya. Sedangkan untuk rentabilitas modal sendiri pada KOPEGTEL PALAPA dengan jumlah ratarata sebesar 14,07%, yang artinya kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dengan modal sendiri lebih kecil dibandingkan dengan kemampuan hutang menghasilkan laba yang besar. Untuk pertumbuhan rata-rata retabilitas modal sendiri setiap tahunnya sebesar 0,23%, yang artinya bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba lebih kecil dibandingkan dengan kemampuan hutang menghasilkan laba yang besar. Menurut penjelasan diatas Financial leverage dengan menggunakan analisis debt to assets ratio diperbolehkan jika tambahan modal tersebut dapat meningkatkan rentabilitas modal sendiri pada KOPEGTEL PALAPA di Mataram. dikarenakan penggunaan keseluruhan hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva dengan resiko keuangan yang baik, yang artinya berdampak positif bagi KOPEGTEL PALAPA di Mataram, dimana jika http://www.untb.ac.id/maret-2018/ Volume 4, No. 1, Maret 2018

12 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 dibandingkan dengan modal sendiri akan secara langsung mempengaruhi jumlah laba bersih atau SHU yang dihasilkan. Dan hal tersebut yang akan mempengaruhi seberapa jauh rentabilitas modal sendiri yang akan dicapai KOPEGTEL PALAPA di Mataram. Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 Debt to Assets Ratio (DTAR) mengalami penurunan sedangkan Rentabilitas Modal Sendiri mengalami peningkatan, jadi penurunan modal asing dapat meningkatkan rentabilitas modal sendiri apabila modal sendiri mampu meningkatkan rentabilitas modal sendiri dengan tingkat pengembalian hutang yang tinggi, sehingga dapat menutupi beban tetap/ hutang perusahaan. Dan untuk tahun 2008 sampai dengan dengan tahun 2009 Debt to Assets Ratio (DTAR) mengalami penurunan sedangkan Rentabilitas Modal Sendiri mengalami peningkatan, jadi semakin tinggi rentabilitas modal sendiri maka semakin rendah modal asing (financial leverage) yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam membiayai aktiva. Sedangkan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 berdasarkan analisis data dimana, perhitungan Debt to Assets Ratio (DTAR) mengalami penurunan dan Rentabilitas Modal Sendiri mengalami penurunan, yang artinya bahwa semakin tinggi rentabilitas modal sendiri maka modal asing (financial leverage) yang digunakan perusahaan dalam membiayai aktiva menjadi menurun. Dan apabila financial leverage mengalami penurunan dan rentabilitas modal sendiri mengalami penurunan, itu artinya bahwa financial leverage yang digunakan perusahaan dalam membiayai aktiva sangat rendah sehingga berdampak terhadap menurunnya rentabilitas modal sendiri, sehingga tingkat pengembalian hutang/beban tetap perusahaan sangat rendah dan ini sangat berdampak kurang baik bagi kelangsungan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa financial leverage sangat diperlukan oleh setiap perusahaan apabila ingin meningkatkan rentabilitas modal sendiri, sehingga kondisi perusahaan dapat berjalan dengan baik. Financial leverage (Debt to Assets Ratio) berpengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri karena penggunaan keseluruhan hutang yang dibandingkan dengan modal sendiri akan secara langsung mempengaruhi jumlah sisa hasil usaha (SHU) yang dihasilkan oleh perusahaan. SHU tersebut akan menentukan seberapa jauh rentabilitas modal sendiri yang dicapai perusahaan, di mana rentabilitas modal sendiri merupakan perbandingan antara sisa hasil usaha dengan modal sendiri. PENUTUP Menurut hasil penelitian diketahui bahwa: 1. Bahwa financial leverage dengan analisis Debt to Assets Ratio dapat meningkatkan rentabilitas modal sendiri pada KOPEGTEL PALAPA di Mataram, dengan ketetapan bahwa hutang tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang dapat menutupi beban tetap atau kewajiban perusahaan dalam membayar hutang, sehingga berpengaruh positif pada perusahaan. 2. Hasil analisis menunjukkan tingkat hutang dalam membiayai aktiva mampu menghasilkan laba yang dapat menutupi beban tetap/hutang perusahaan. 3. Pada KOPEGTEL PALAPA keseluruhan utang yang dibandingkan dengan modal sendiri secara langsung mempengaruhi laba bersih yang dihasilkan, dimana hal ini menentukan seberapa jauh rentabilitas modal sendiri yang akan dicapai. DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene.F. 2001. Manajemen Keuangan. Erlangga, Jakarta. Hayati, Laela. 2005. Analisis Pengaruh Financial Leverage Dan Rentabilitas Ekonomi Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Perusahaan Manufaktur Di Bej. Skripsi (tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, Mataram. Hedrojogi. 2000. Koperasi (Azas -Azas, Teori dan Praktek). PT. Raja Grafindo Pesada, Jakarta. Helfert, Erich A. 1996. Analisis laporan keuangan. Edisi ketujuh. Cetekan Pertama. BPFE, Yogyakarta. Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Kasmir. 2010. Pengatar Manejemen Keuangan. Edisi Pertama. Prenada Media Group, Jakarta. Kusman, L. Kahar. 2005. Analisa Pengaruh Leverage Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Sendiri Pada PD. BPR LKP Se-Pulau Lombok. Skripsi (tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, Mataram. Nazir, Muhammad. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Volume 4, No.1, Maret 2018 http://www.untb.ac.id/maret-2018/

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 13 Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi IV. BPEFE-UGM, Yogyakarta. Rusjdi, Muhammad. 2004. Pajak Petambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. PT. Indeks, Jakarta. Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Suandy, Early. 2002. Perpajakan. Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. 2006. Metode Peenelitian Bisnis. AlfaBeta. Bandung. Syamsudin, Lukman. 1992. Manajemen Keunagan Perusahaan. Rajawali Pers. Jakarta. http://www.untb.ac.id/maret-2018/ Volume 4, No. 1, Maret 2018