PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU

dokumen-dokumen yang mirip
G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TPS PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI

ARTIKEL OLEH DIRMALA NIM JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

LISMAWATI MOHAMAD Meyko Panigoro Agil Bachsoan. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

*

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR ANTARA SFE DAN MODEL KONVENSIONAL PADA KUBUS DAN BALOK SMP N 39 PURWOREJO

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

LUKAS SUSANTO 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI NGAWI.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restalina Nainggolan, 2013

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang dialami langsung oleh siswa. Nana Sudjana. (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE YANG BERBEDA 1. Oleh

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Abstrak. Kata kunci: model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, fungsi, prestasi belajar matematika

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

Abstrak. Kata kunci: Pembelajaran Think Pair Share, konvensional, prestasi belajar PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Perbedaan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Tipe NHT dan Tipe TPS Pada Materi Pecahan

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda,

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Bioedusiana Volume 01, Nomor 01, September 2016 ISSN

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECK DAN THINK PAIR SHARE MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Indra Puji Astuti 1 1 Dosen Prodi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI NGAWI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMPULKAN HASIL PENGAMATAN GERAK BENDA PADA SISWA KELAS III SDN MRICAN 1 KOTA KEDIRI SKRIPSI

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengumpulan data diperoleh X 1 = 36 untuk kelas eksperimen

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta

OLEH RIZKI AMALLIA A1C110035

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

Transkripsi:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI ANTARA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE KELAS XI DI SMA N 2 OKU Budi Utomo budiutomo@mail.ugm.ac.id Pendidikan Geografi FKIP Universitas PGRI Palembang ABSTRAK Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe dengan langkah yang berbeda-beda, antara lain model jigsaw dan model think pair share. Model jigsaw dan model think pair share diharapkan mampu miningkatkan daya pikir dan kreativitas peserta didik. Masalah dalam penelitian ini adalah adakah perbedaan hasil belajar Geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share kelas XI di SMA N 2 OKU. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share kelas XI di SMA N 2 OKU. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar Geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share kelas XI di SMA N 2 OKU. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI semester I SMA N 2 OKU yang terdiri dari 3 kelas. Sampel yang digunakan Purposive Sample yaitu kelas XI.IPS 1 sebagai kelompok eksperimen satu dan kelas XI.IPS 2 sebagai kelompok eksperimen dua. Variabel penelitian model Jigsaw dan model Think Pair Share sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Metode penelitian eksperimen, teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t dengan taraf signifikan (α=0,05).berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas XI.IPS 1 didapat nilai rata-rata hasil belajar 84 sedangkan pada kelas XI.IPS 2 didapat nilai rata-rata hasil belajar 71. Untuk pengujian hipotesis didapat t hitung = 5,28 sedangkan t tabel = 1,996. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar Geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share kelas XI di SMA N 2 OKU. Kata kunci: Hasil belajar, Model Jigsaw, Model Think Pair Share I. PENDAHULUAN Banyak model pembelajaran yang dapat dipakai oleh seorang guru dalam penyampaian materi pelajaran geografi, diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran koopertif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling 1

berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda di antaranya yaitu STAD (Student Teams Achievement Division), Jigsaw, TPS (Think Pair Share), NHT (Numbered Head Together), TGT (Teams Games Tournament), GI (Group Investigation), CTL (Contextual Teaching and Leanrning), dan lain sebagainya. Dari berbagai model kooperatif yang ada, model jigsaw dan model think pair share merupakan dua model pemeblajaran yang sedikit berbeda, namun diharapkan mampu miningkatkan daya pikir dan kreativitas siswa. Model jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan didalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota (Suyatno, 2009: 53). Sedangkan model think pair share adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain) (Suyatno, 2009: 54). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di SMA N 2 OKU, guru belum pernah menerapkan model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran think pair share, umumnya guru masih menggunakan model ekspository learning. Model ekspository learning adalah suatu model pengajaran dimana guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap. Model ekspository learning diantaranya adalah ceramah dan demonstrasi. Cara mengajar yang telah lama dilakukan oleh guru adalah cara mengajar dengan ceramah, cara ini kadang dirasakan membosankan jika guru tidak dapat menarik minat belajar siswa. Akibatnya siswa menjadi pasif dalam pembelajaran geografi yang menyebabkan hasil belajar siswa kurang memuaskan. 2

Penyebab dari kesulitan belajar siswa bisa berasal dari faktor guru dan juga faktor siswa itu sendiri. Faktor yang muncul dari siswa kemungkinan berasal dari rasa bosan siswa pada pelajaran geografi. Sedangkan dari faktor guru adalah ketidaktepatan penggunaan pendekatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Guru di sekolah ini mengajar masih menggunakan cara lama/metode konvensional. Siswa hanya menerima materi sebatas yang disampaikan guru sehingga siswa cenderung pasif dan keaktifan siswa kurang diperhatikan. Alasan peneliti memilih untuk membedakan hasil belajar dari penerapan dua model tersebut karena kedua model tersebut sama-sama sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran yang disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memberikan sikap kepemimipinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Geografi Antara Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Jigsaw Dengan Model Think Pair Share Kelas XI di SMA N 2 OKU. II. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang pada bagian pendahulan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana hasil belajar geografi siswa yang diajarkan dengan menggunakan model jigsaw? 2. Bagaimana hasil belajar geografi siswa yang diajarkan dengan menggunakan model think pair share? 3. Adakah perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share kelas XI IPS di SMA N 2 OKU? 3

III. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini secara umum untuk mendapatkan data, fakta, dan informasi tentang model-model pembelajaran. Tujuan secara khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share di SMA N 2 OKU. IV. TINJAUAN PUSTAKA Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson, dan juga merupakan model pengajaran yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam model pembelajaran ini guru membantu siswa mengaktifkan pengalaman belajar agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna (Lie, 2002:68). Pada model jigsaw ini siswa bekerja dengan seksama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak keempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, model jigsaw ini membagi bahan bacaan menjadi beberapa bagian disesuaikan dengan jumlah siswa dan masingmasing siswa mendapat dan membaca satu bagian. Model jigsaw termasuk model pembelajaran dengan sintak seperti ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterpgen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok. Tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, bahan belajar tiap kelompok adalah sama. Buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi. Kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompom ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Adapun langkah-langkah pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut : 1.) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang). 2.) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa subbab. 4

3.) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. 4.) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya. 5.) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya. Think pair share atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut Arends dalam Trianto (2009: 81), menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variansi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Adapun langkah-langkah Pembelajaran TPS (Think Pair Share) 1.) Berpikir (Thinking) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. 2.) Berpasangan (Pairing) Selenjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. 3.) Berbagi (Share) Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan 5

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. Ukuran keberhasilan belajar dalam pengertian yang operasional adalah penguasaan suatu bahan ajar yang dinyatakan (TPK) tujuan pembelajaran khusus dan memilik kontribusi bagi tujuan diatasnya (Fathurrohman, 2009: 113). Sudjana (2006:22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Dimyati (2006: 3). Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Pada pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. V. HIPOTESIS PENELITIAN Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share di SMA N 2 OKU. Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (Ho). Adapun Ha dan Ho dalam penelitian ini adalah : Ha : Ada perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share di SMA N 2 OKU. Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share di SMA N 2 OKU. Hipotesis terdiri dari hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol (Ho). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan jika t hitung t tabel maka Ho diterima. VI. METODE PENELITIAN Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 2 OKU yang berjumlah 117 dari 3 kelas yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 6

Tabel 1. Populasi Penelitian Kelas Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah XI. IPS 1 30 7 37 XI. IPS 2 28 9 37 XI. IPS 3 29 11 40 Jumlah 87 27 114 Sumber : Tata Usaha SMA N 2 OKU Dalam penelitian ini teknik yang digunkan penulis dalam pengambilan sampel adalah purposive sample. Purposive sample adalah menentukan sampel dengan pertimbangan dan tujuan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA N 2 OKU. Alasan peneliti memilih kelas tersebut dikarenakan kedua kelas tersebut kurang aktif dalam mengikuti pelajaran geografi dibandingkan dengan kelas lainnya. Jadi sampel penelitian ini adalah bejumlah 76 orang siswa dari 2 kelas, jumlah sampel terperinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Sampel Penelitian No Kelas Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan 1 XI IPS 1 30 7 37 Jigsaw 2 XI IPS 2 28 11 37 TPS Jumlah 74 Sumber : Tata Usaha SMA N 2 OKU Metode penelitian berupa metode true eksperimen factorial. Metode true eksperimen factorial adalah metode yang mengadakan percobaan melalui dua kelas, dimana kedua kelas yang menjadi sampel merupakan sama-sama kelas eksperimen untuk mencatat hipotesis. Dalam penggunaan metode ini yang peneliti lakukan adalah percobaan dengan dilakukannya model jigsaw dan percobaan dengan dilakukannya model think pair share untuk mengetahui perbandingan hasil belajar geografi antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran jigsaw dan think pair share. Teknik atau metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah : a. Pengukuran (Tes) 7

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 2007 : 193). Cara ini peneliti gunakan untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Geografii kelas XI IPS. Tes yang dimaksud adalah berupa soal dalam bentuk pilihan ganda. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2007:274). Teknik dokumentasi sebagai teknik untuk mempelajari data dari induk data dan kumpulan daftar nilai serta mengumpulkan nilai dari hasil tes yang dilakukan setelah itu dokumentasi berupa foto foto pada saat melakukan penelitian. c. Observasi Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. (Alma, 2004:76) Teknik análisis data dalam penelitian ini menggunakan uji (t). Bila data yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka statistik t digunakan adalah: t = Untuk mencari S digunakan rumus di bawah ini: S = (n 1)S + (n 1)S n + n 2 Keterangan: S 1 2 S 2 2 n 1 n 2 X 1 X 2 = varians siswa kelompok eksperimen model jigsaw = varians siswa kelompok eksperimen model think pair share = sampel kelompok eksperimen model jigsaw = sampel kelompok eksperimen model think pair share = nilai rata-rata siswa kelompok eksperimen model jigsaw = nilai rata-rata siswa kelompok eksperimen model think pair share 8

Dengan demikian, kriteria pengujian terima Ha jika t hitung > t table (1α) dan tolak Ho jika t hitung < t table (1α), dimana t l-α adalah t yang didapat dari table distribusi t dengan dk = n 1 + n 2 2 dan peluang (t-α). VII. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian mengenai perbandingan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share, peneliti menggunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XI. IPS 1 dan XI. IPS 2 yang berjumlah 74 peserta didik. Dalam penelitian ini diadakan 3 kali pertemuan dan satu jam pada pertemuan terakhir dilakukan tes tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal yang berupa turunan dari kisi-kisi soal. Menggunakan model jigsaw peserta didik lebih mudah memahami dan menguasai karena siswa lebih berani untuk berkomunikasi dengan guru langsung sehingga hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil (Rusman, 2010:219). Menurut Anita Lie bahwa model ini dapat membantu siswa memahami konsep-konsep atau istilah-istilah yang sulit. Sama halnya dengan penerapan model think pair share. Pada model think pair share atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa menurut Arends dalam Trianto (2009: 81). Siswa menjadi lebih aktif, berani mengemukakan pendapat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa mampu menerapkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat penjelasan materi, siswa mencermati pokok-pokok bahasan yang akan diterapkan pada kedua model pembelajaran. Melalui langkah-langkah yang akan dilakukan pada model jigsaw dan model think pair share siswa dengan antusias siswa. Pada model jigsaw siswa dibuat berkelompok dengan memperhatikan keheterogenan, yang masing-masing mendapat tugas untuk membahas subbab yang telah dibagikan guru. Siswa diajak untuk bekerja sama dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tersebut dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. 9

Pada model think pair share, siswa diajak untuk bermain dengan teknik acak kata. Siswa bertugas untuk menyusun kata-kata yang merupakan istilah dari soal. Model pembelajaran scramble sangat membantu peserta didik dalam mendeskripsikan sebuah benda melalui teknik acak kata. Dalam model pembelajaran scramble, guru menyiapkan beberapa soal dan jawaban yang telah diacak hurufnya dan siswa bertugas untuk menyusun huruf-huruf tersebut yang merupakan jawaban dari soal-soal yang tersedia. Namun dalam penerapan model pembelajaran scramble ini, terdapat satu kelemahan, yaitu siswa menjadi kurang berpikir kritis dan terpaku terhadap jawaban yang diberikan secara acak. Adapun langkah-langkah proses analisis data yang peneliti lakukan adalah; mengumpulkan data tes hasil belajar peserta didik, didapat rata-rata nilai hasil belajar setelah diterapkan dengan model jigsaw di kelas XI. IPS 1 adalah 84 sedangkan hasil belajar diterapkan dengan model think pair share di kelas XI. IPS 2 adalah 71. Setelah mendapat data hasil belajar peserta didik, maka peneliti melakukan analisis data tes tersebut. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Uji-t dan uji normalitas data serta uji homogenitas data, uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu penyebaran data. Sedangkan uji homogenitas data dilakukan untuk membuktikan persamaan varians kelompok yang membentuk sampel. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh untuk kelas eksperimen, uji normalitas data dengan diterapkan model jigsaw di kelas XI. IPS 1 didapat X 2 Hitung = 3,0409 dan X 2 Tabel = 7,815 sedangkan untuk uji normalitas data dengan diterapkan model think pair share di kelas XI. IPS 2 didapat X 2 Hitung = 2,32 dan X 2 Tabel = 7,815. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tes dengan diterapkan model jigsaw dan model think pair share berdistribusi normal. Kemudian untuk uji homogenitas data diperoleh X 2 Hitung = 0,828 dan X 2 Tabel = 3,841 dan diketahui syarat homogen X 2 Hitung <X 2 Tabel, maka diperoleh 0,828 <3,841. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang sama. Jadi dengan demikian, hasil tes dengan diterapkan model jigsaw dan model think pair share berdistribusi normal dan homogen. 10

Selanjutnya setelah pengujian normalitas data dan homogenitas data dilakukan, data tersebut dinyatakan berdistribusi normal dan varians dalam penelitian bersifat homogen, maka tahap berikutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan rumus Uji-t untuk mengetahui ada perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share di SMA N 2 OKU dengan kriteria pengujian hipotesis terima Ha jika T Hitung >T tabel dan tolak Ha jika T hitung T Tabel. Berdasarkan analisis data mengenai hasil belajar peserta didik melalui teknik Uji-t, maka diperoleh nilai T Hitung = 5,28 sedangkan T Tabel = 1,996. dari hasil perhitungan didapat bahwa T Hitung > T tabel atau 5,28 > 1,996 maka terima Ha yang berarti signifikan. Dengan demikian, penerapan model jigsaw cukup efektif pada mata pelajaran geografi dengan bukti hasil belajar peserta didik lebih tinggi dibanding diterapkan model think pair share. Jadi dapat disimpulkan, bahwa hipotesis yang menyatakan ada perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang diajar menggunakan model jigsaw dengan model think pair share dapat diterima. VIII. SIMPULAN Setelah menganalisa data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Model jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan didalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota. Berdasarkan hasil tes didapat nilai rata-rata siswa kelas XI. IPS 1 setelah menggunakan model Jigsaw adalah 84. 2. Model think pair share adalah model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain). Berdasarkan hasil tes yang didapat nilai rata-rata siswa kelas XI. IPS 2 setelah menggunakan model Think Pair Share adalah 71. 11

3. Dari analisis data nilai menunjukan bahwa data tes setelah diterapkan model Jigsaw dan diterapkan model Think Pair Share berdistribusi normal dan homogen serta melalui perhitungan Uji-t dapat dibuktikan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima dengan melihat th itung lebih besar dari t tabel atau H a diterima karena t hitung > t tabel yaitu 5,28 > 1,996 yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara model Jigsaw dan model Think Pair Share. Dengan kata lain model Jigsaw dan model Think Pair Share memiliki perbedaan hasil belajar geografi siswa di SMA N 2 OKU. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh & Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Refika Aditama. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta. : PT. Gramedia WidiaSarana Indonesia. Marno, 2008. Strategi dan Metode Pembelajaran. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media. Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2009. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2009. Penelitian dan Hasil Proses Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Usman, Husaini, dkk. 2006. Pengantar Statistika. Yogyakarta : Bumi Aksara. 12