BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. Jumlah penderita HIV/AIDS menurut WHO 2014 di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

ABSTRAK. Kata kunci : CD4, HIV, obat antiretroviral Kepustakaan : 15 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Sel Cluster of differentiation 4 (CD4) adalah semacam sel darah putih

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. pada sejarah, United National HIV/AIDS (UNAIDS) & Word Health. diperkirakan sebanyak 1.6 juta orang diseluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu kedokteran telah dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. (3) Penggunaan antiretroviral (ARV) pada pasien dengan hasil tes HIV positif merupakan upaya untuk memperpanjang umur harapan hidup orang dengan HIV/AIDS. (4) Penggunaan ARV dapat meningkatkan kadar CD4 yang mana kadar CD4 yang tinggi dapat mencegah kerusakan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Pemeriksaan CD4 ini berguna untuk memulai, mengontrol dan mengubah regimen ARV yang diberikan. (5) Penggunaan obat ARV diperlukan tingkat kepatuhan tinggi untuk mendapatkan keberhasilan terapi dan mencegah resistensi yang terjadi. Adanya ketidakpatuhan terhadap terapi ARV dapat memberikan efek resistensi obat sehingga obat tidak dapat berfungsi atau gagal. (6) 1

Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, dengan jumlah orang yang dilaporkan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya. (7) Dari data WHO hingga tahun 2015 terdapat 36.7 juta kasus penduduk dunia yang hidup dengan HIV, 2.1 juta kasus dengan penduduk yang baru tertular HIV, dan 1.1 juta kasus pasien yang meninggal dunia akibat HIV (UNAIDS, 2016). (8) Menurut data Kementerian Kesehatan RI, jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 hingga 2016 sebanyak 232.323, dengan jumlah infeksi HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (45.355), diikuti Jawa Timur (31.429), Papua (24.725), Jawa Barat (23.145), dan Jawa Tengah (16.687). Pada tahun 2015, didapatkan jumlah kasus HIV sebanyak 30.935 kasus. Pada tahun 2016 didapatkan jumlah kasus HIV sebanyak 41.250 kasus. (9)(10) Pada penderita HIV yang memiliki CD4 <200 sel/mm 3, risiko dan keparahan infeksi oportunistik meningkat, sehingga infeksi oportunistik merupakan penyebab tersering meningkatnya mortalitas dan morbiditas pada pasien-pasien HIV. (11) Sistem pertahanan rusak secara perlahan-lahan, dari tidak ada gejala sampai terjadi gejala ringan (diare, pembesaran kelenjar getah bening, penurunan berat badan, sariawan), sampai terjadi gejala berat (AIDS). Selain itu, pengobatan yang tidak teratur akan memicu timbulnya resistensi 2

virus HIV terhadap antiretroviral yang digunakan. Apabila mereka menularkan virus tersebut kepada orang lain, maka virus yang mereka tularkan adalah virus yang telah resisten. (12) Hasil-hasil penelitian dalam bidang infeksi HIV memberi harapan dalam bidang pencegahan dan terapi. Berbagai upaya pencegahan yang sudah dikenal seperti perilaku sehat, penggunaan kondom, serta pencegahan pemakaian jarum suntik bersama tetap merupakan upaya yang penting, namun pemberian obat anti retroviral (ARV) ternyata mampu menurunkan risiko penularan secara nyata. (1) Pemberian terapi ARV akan meningkatkan jumlah CD4. Pemeriksaan CD4 melengkapi pemeriksaan klinis untuk menentukan pasien yang memerlukan pengobatan profilaksis IO dan terapi ARV. Rata rata penurunan CD4 adalah sekitar 70-100 sel/mm3/tahun, dengan peningkatan setelah pemberian ARV antara 50 100 sel/mm3/tahun. (13) Hal ini akan berlanjut bertahun-tahun dengan terapi yang efektif. Sementara, berdasarkan penelitian Nanang (2011) dengan judul Analisis respon terapi antiretroviral pada pasien HIV/AIDS menjelaskan bahwa terdapat 4 dari 61 pasien mengalami penurunan CD4 setelah 6 bulan pemberian ARV. (14) Data jumlah CD4 saat mulai terapi ARV dan perkembangan CD4 yang dievaluasi tiap 6 bulan sangat diperlukan untuk menentukan adanya 3

gagal terapi secara imunologis. Pada sebagian kecil pasien dengan stadium lanjut dan jumlah CD4 yang rendah pada saat mulai terapi ARV, kadang jumlah CD4 tidak meningkat atau sedikit turun meski terjadi perbaikan klinis sehingga diperlukan pemantauan kadar CD4. (13) Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap peningkatan kadar CD4 terhadap pemberian ARV selama 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan jumlah CD4 sebelum dan setelah 6 bulan terapi. 1.2 Identifikasi Masalah Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2016, hampir setiap tahunnya Provinsi Papua mengalami peningkatan kasus HIV. Jumlah kumulatif infeksi HIV hingga tahun 2016 di Provinsi Papua sebanyak 24.725 kasus, dimana tahun 2009 (1.736 kasus), tahun 2010 (2.499 kasus), tahun 2011 (2.850 kasus), tahun 2012 (3.028 kasus), tahun 2013 (3.974 kasus), tahun 2014 (3.278 kasus), tahun 2015 (3.494 kasus) dan tahun 2016 terdapat 3.866 kasus. Peneliti berencana melakukan penelitian di Kab. Nabire Provinsi Papua dikarenakan menurut Dinas Kesehatan kab. Nabire, kasus 4

HIV/AIDS di kabupaten Nabire hingga tahun 2016 masih menduduki peringkat pertama dan tertinggi di Provinsi Papua. Terdapat beberapa layanan kesehatan di Kab. Nabire yang memiliki fasilitas pemeriksaan HIV, antara lain di RSU Nabire, Puskesmas Bumiwonorejo, Poliklinik Santo Rafael, dll. Peneliti berencana untuk melakukan penelitian di Puskesmas Bumiwonorejo karena tersedianya sarana pemeriksaan CD4 serta merupakan pelayanan kesehatan tingkat primer/pertama di masyarakat sehingga meminimalkan adanya pasien - pasien yang dirujuk dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Berdasarkan Laporan Kementerian Kesehatan Triwulan IV tahun 2016, dari 1.632 orang yang melakukan tes HIV di Puskesmas Bumiwonorejo didapatkan 127 orang dengan hasil yang positif. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan jumlah CD4 sebelum dan sesudah pengobatan ARV selama 6 bulan? 5

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mempelajari perbandingan jumlah CD4 sebelum dan sesudah ARV. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mempelajari gambaran karakteristik demografi dan klinis pasien HIV. 2. Mempelajari jumlah CD4 sebelum dan sesudah ARV minimal 6 bulan. 3. Membandingkan jumlah CD4 sebelum dan sesudah ARV minimal 6 bulan. 4. Membandingkan efektivitas kombinasi ARV lini pertama pada pasien HIV. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti 1. Dapat mempelajari karakteristik demografi dan klinis pasien HIV. 2. Dapat mempelajari hubungan antara pemberian ARV terhadap peningkatan jumlah CD4. 6

3. Sebagai pengalaman dan proses belajar dalam menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 1.5.2 Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan 1. Menambah pengetahuan tentang peningkatan CD4 setelah pemberian ARV selama 6 bulan. 2. Mengutamakan edukasi mengenai pemberian ARV kepada pasien HIV. 3. Mendeteksi dini terjadinya resistensi ARV. 1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat Dapat menambah pengetahuan mengenai HIV dan memotivasi pasien agar lebih teratur untuk meminum obat. 7